Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Studi mengenai magnetisasi telah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu. Orang yang pertama kali
melakukan penelitian magnetisasi bumi secara ilmiah adalah Sir William Gilbert(1540 – 1603). Gilbert
adalah orang yang pertama kali melihat bahwa medan magnet bumi ekivalen dengan arah utara – selatan
sumbu rotasi bumi. Penemuan Gilbert kemudian diperdalam oleh Van Wrede (1843) untuk melokalisir
endapan bijih besi dengan mengukur variasi magnet di permukaan bumi. Hasil penelitiannya kemudian
dibukukan oleh Thalen (1879) dengan judul :” The Examination Of Iron Ore Deposite By Magnetic
Measurement” yang kemudian menjadi pionir bagi pengukuran magnetisasi bumi (Geomagnet)

Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi
permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan
magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi
yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi.
Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan
magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin
teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
Susceptibilitas magnet batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada
umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral
magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya. Metoda ini sangat cocok untuk
pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan tidak mengabaikan faktor kontrol adanya
kenampakan geologi di permukaan dan kegiatan gunungapi.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta
bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.

1.2 Tujuan
 Mengetahui sifat kemagnetan yang berlaku pada mineral
 Mengetahui aplikasi sifat kemagnetan mineral terhadap pemetaan geologi bawah
permukaan.
BAB II
DASAR TEORI

A. Gaya magnetik
Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak rmaka gaya magnetik yang
dihasilkan muatannya masing-masing m 1 dan m2 adalah

B. SUSCEPTIBILITAS : k
Susceptibilitas merupakan derajat termagnetisasinya suatu benda karena pengaruh medan
magnetik. k dalam satuan SI dan emu dinyatakan sebagai : k = 4n k' . Dengan : k' adalah
susceptibilitas magnetik dalam satuan emu dan k adalah susceptibilitas magnetik dalam satuan
SI. Nilai susceptibilitas ini sangat berperan penting dalam ekplorasi anomaly, karena sifatnya
yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.

C. KUAT MEDAN MAGNET : H


Kuat medan Magnetik pada suatu titik dengan jarak r dari muatannya dapat dinyatakan
sebagai

D. INTENSITAS MAGNETIT
Suatu benda magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet ada benda dengan kuat
medan H, maka akan terjadi polarisasi magnetik tersebut yang besarnya diberikan oleh :

M biasa disebut juga sebagai Intensitas Magnetisasi dan k adalaha kerentanan magnetik yang
merefleksikan sifat kemagnetan suatu benda atau batuan.
E. INDUKSI MAGNETIK

Adanya medan magnetik regional yang berasai dari bumi dapatmenyebabkan terjadinya
induksi magnetik pada batuan yangmempunyai susceptibilitas baik. Total medan magnetik
yang dihasilkan pada batuan ini dinyatakan sebagai induksi magnetik.
Medan magnetik yang terukur oleh magnetometer adalahmedan magnet induksi termasuk
efek magnetisasi yang diberikan oleh persamaan :

dimana :
µ = permeabilitas magnetik ruang hampa
µ = (1 + k) = permeabilitas magnetik relatif.

Persamaan diatas juga dapat dituliskan dalam bentuk :

Persamaan ini menunjukkan bahwa jika medan magnetik remanen dan luar bumi diabaikan
,medan magnet total yang terukur oleh magnetometer dipermukaan bumi adalah penjumlahan
dari medan bumi utama Hdan variasinya (M). Dengan M merupakan anomali magnet dalam
eksplorasi magnetik.

F. SIFAT MAGNETIK BATUAN DAN MINERAL


Setiap jenis batuan dan mineral yang terdapat di bumi, yang mempunyai suatu medan
magnet, akan mempunyai sifat dan karakteristik tersebut, yang spesifik. Dan dengan
mempelajari karakter spesifik tersebut maka kita akan lebih mudah dalam mencari dan
menemukan bahan batuan tersebut.
Berikut ini pengelompokan batuan atau mineral berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukan
oleh kerentanan magnetiknya:

 Diamagnetik Mempunyai kerentanan (K) negatif dan sangat kecil artinya ialah
memiliki sitat magnetik yang lemah Contohnya : graphite, marble, quarts dan salt.
 Paramagnetik : Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dengan nilai yang
sangat kecil. Contohnya : kapur.
 Ferromagnetik : Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar yaitu
sekitar 106 kali dari diamagnetik/ paramagnetik, Sifat kemagnetan substansi ini
dipengaruhi oleh keadaan suhu. yaitu pada suhu diatas suhu Curie, sifat
kemagnetannya hilang
BAB III
PEMBAHASAN

 Pengelompokan Sifat magnetik pada mineral


 Diamagnetik Mempunyai kerentanan (K) negatif dan sangat kecil artinya ialah
memiliki sitat magnetik yang lemah Contohnya : graphite, marble, quarts dan salt.
 Paramagnetik : Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dengan nilai
yang sangat kecil. Contohnya : kapur.
 Ferromagnetik : Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar
yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/ paramagnetik, Sifat kemagnetan substansi
ini dipengaruhi oleh keadaan suhu. yaitu pada suhu diatas suhu Curie, sifat
kemagnetannya hilang
Salah satu aplikasi sifat kemagnetan terhadap penggambaran geologi bawah adalah dengan
menggunakan metode magnet. Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang
digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat
kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini
didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan
adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi
intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan
magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi
yang mungkin teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di darat, laut
maupun udara.
Susceptibilitas magnet batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet,
yang pada umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin
besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga
susceptibilitasnya. Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah
permukaan dengan tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di
permukaan dan kegiatan gunungapi.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan
mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
BAB V
PENUTUP

- Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai