ae
}
5
Buletin Penalaran Mahasiswa UGM
Volume 2 No. 2, Agustus 1996
Halaman * 49-54
PEMANFAATAN BERAS "KUPON" SEBAGAI BAHAN DASAR
PEMBUATAN BERAS INSTAN DENGAN PENINGKATAN
SIFAT ORGANOLEPTISNYA
Sosiawan, Maherawati, Lina Iswari, Sutarman dan Yunita Candra Sari *)
ABSTRAK
‘Beras adalah makansn pokok dari sebagian besar penduduk dunia, demikian pule di Indonesia. Beras
lebih banyak dikonsumsi dalam ventuk biji utuh daripada bentuk lain. Di Indonesia, terutama di Jawa,
dikenal adanya istilah beras "kupon" yang merupakan beras yang ditesima pegawai negeri sipil dan
ABRI pada setiapbulan. Umumnya beras "kupon” telah mengalami penurunan mutu, yaitu warna kusam,
bau apek, dan nasi yang dihasilkan bersifat "pero", Beras ini kurang disenangi untuk dikonsumsi. Untuk
dapat mengkonsumsi beras menjadi nasi diperlukan waktu penyiapan dan pemasakan yang cukup lama,
kurang lebih 40 menit. Waktu penyiapan yang cukup ama ini dinilai kurang praktis apabila nasi
diperlokan pada waktu-waktu mendadak. Pengolahan beras menjadi beras instan merupakan stl satu
alternatif pemanfaatan beras “kupon” menjadi suatu produk yang meningkat sifat organoleptisnya dan
dapat mememubi kebutuhan nasi sebagai makanan pokok dengan waktu penyiapan lebih cepat. Tahap-
tahap pembuatan beras instan pada penelitian ini adalsh beras direndam dalam larutan Na2HPOS 0,2 %
dan H3PO4 3 % selama 12 jam, pemasakin selama 10 menit pada suitu 800C, pencucian dengan air
rmengalir, pengukusan selama 20 menit, pengeringan dengan Fluid Bed Dryer pada suhu 1400C selama
15 menit Beras instan yang diperolch dapat dirchidrasi dengan pemasakan selama 5 menit dengan nasi
Yang mempunyai kenampakan, Kekerasan, dan aroma yang berbeda nyata dengan nasi dari beras
“kupon”, Namun rasa tidak berbeda nyata antara nasi dati beras instandengan nasi dari beras "kupon"
*) Mahasiswa FTP-UGM Pemenang | Lomba Karya Inovaiif Produkif 19941995 Bidang Pertanian
Dosen Pembimbing : Dr. fr-Se’ Rahardjo, MSc
PENDAHULUAN
Pads umumnya pénerimaan konsumen terha-
dap beras sebagai bahan pangan pokok, ditentukan oleh
sifat -organoleptis nasinya: Menurtit Sapuan dalam
Mears (1982) faktor penting yang’ menentukan selera
korisimen sehubungan dengan kualitas tanak atau sifat
or-ganoleptisnya adalah sifat nasi yang dissbut “palen’,
yang erat hubungannya dengan sifat lengket nasi. Sifat
organoleptis yang lain yaitu kenampakan, kekerasan,
dan flavor
Pada masyarakat fiidonesia, terutama di: Jawa,
terdapat istilah’ beras "kupon”, yaitu “beras ‘yang
diterima. oleh pegawai negeri setiap bulan. Beras,
“kupon’ umusmnya mempuinyai sifat-sifat Kurang baik
seperti warna kusam, bau apek dan “nasi yang
dihasilkan bersifat pero, sehingga tidak disukai
dikonsumsi, Ketidaksukaan konsumen mengkonsumsi
eras "kupon" ini menyebabkan bertambah lamanya
waktu penyimpanan beras, yang akofi “semakin
menurunkan “kualitas beras, terutama pada kondisi
peityimpahan yang kurang baik. Selama_penyimpanan
terjadi peribahan sifat fisikokimiawi beras terutama
sifat tanak dan sifat nasi yang diperoleh, Sift tanak
‘meliputi pengembangan beras setelah menjadi nasi,
kemampuan menyerap air, serta kelarutan padatan
dalam air pervasak selama penanakan (Tuliano, 1985),
‘Timbilnyd bau apek “off odor" akibat penyimpanan
disebabkan | terberl‘tuknya senyawa-senyawa mudah
menguap, “yang berasal dari degradasi asam-asam
Jemak tidak jenulh, Perubahan bau tersebut lebih mudah
diketahui bila beras ditanak menjadi nasi
Oleh Karena ite perlu adanya_pemikiran
inéngenai’ pemanfastan beras "kupon” sehingga di-
dapat produk yang mémpunyai nilai tambah dari segi
konsumsi maupun ekinominya, yaita dengan
pembuatan beras instan, Menurut Rizal Syarief dkk
(1987), beras’instan ‘adalah beras yang secara cepat
dapat diubah ‘menjadi nasi, Waktu pemasakan yang
diharapkan adalah sekitar 5-10 menit, atau karang dant
5 menit Dengan sifat-sifat tersebut, diharapkan beras
instan merupakan salah satu cara pengolahan ‘beras,
ang, dapat mengantisipasi kebutuhan pangan di masa
yang akari datang,
49,Batenin Penalaran Mahasiswa UGM, Vol. 2 (2), 1996.
‘Tujuan penelitian ini adalah untuk meman-
faatkan beras "Kupon” menjadi suatu produk yang
dapat meningkatkan nilai konswmsi maupun nilai
ekonominya, yaitu dengan dibuat menjadi beras instan.
METODE PENELITIAN
1. Baan
Bahan utama yang digunakan pada penelitian
ini adalah beras (Oryza sativa L.) "kupon". Bahan lain
yang digunakan adalah farutan NagHPOs 0,2%, HsPO,
3%, NaOH LN, dan aquades,
2. Cara Penelitien
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu
penelitian pendahuluan dan pembuatan beras instan
dari beras "kupon" beserta analisantya
Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk
mendapatkan prosedur pengerjaan nasi instan yang
terbaik. Berdasarkan proses pengotahan nasi instan
tersebut, dilakukan pengamatan terhadap pengaruh
waktu perendaman, pencucian dan pengukusan, suhu
dan lama pengeringan terhadap sifat kenampakan dan
waktu tanaknya
3. Analisa-analisa
a. Kadar Air (KETT {nfrared Moisture Determination
Balance)
b. Sifat Kamba Beras
berat beras (gram)
Sifat Kamba
volume (10 ml)
c. Kekerasan Beras
4 Pengujian Organoleptis
Pengujian organoleptis nasi dari beras biasa
dan nasi dari beras instan meliputi uji kenampakan
(wama, bentuk, ukuran), aroma, rasa dan kekerasannya.
Pengu-jian dilakukan terhadap Nasi dari beras "kupon”
sebagai pembanding (R), Nasi instan dengan reltidrasi
5 menit, Nasi instan dengan rehidrasi 7 menit, Nasi
dari betas Cianjur. Pengujianorganoleptis_ ini
berdasarkan tingkat kesukaan (preference fests) dengan
metode ui pembandingan ganda (multiple comparison
rests). Dalam pengujian ini, panelis diminta untuk
membandingkan tiga buah sampel berkode terhadap
pembanding nasi dari beras "kupon". Penelitian ini
menggunakan metode rancangan acak sempurna.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada,
masing-masing samme! dilakukan ji beda nyata
terkecil (Least Significant Difference).
HASIL DAN PEMBAHASAN:
1, Proses Pengolahan Beras Instan
Dari hasil pengamatan pengaruh tahap pengu-
kusan dan pencucian sebelum pengeringan, nampak
50
bahwa beras yang tidak dikukus sifat penyerapan air
dan waktu tanak eras instannya lebih lambat
dibanding dengan yang dikukus. Sedangkan beras
instan yang tidak melalui tahap pencucian sebelum
pengeringan mempunyai kenampakan Kurang baik
arena butir berasnya nampak saling — melekat
Pengeringan pada —_penelitian _pendahuluan
menggunakan pengeringan subu 110°C, 120°C, 130°C
dan 140°C guna mencapai kadar air 8-10% dengan
Fluid Bed Dryer dan kecepatan blower yang sama,
yaitu 3,Smidr Temyata pada subu yang rendah
diperoteh hasit yang kurang memuaskan baik ditinjau
dari Kenampakan maupun sifat penyerapan tethadap
air. Dengan demikian ditetapkan dalam pe-nelitian int
‘menggunakan pengeringan dengan suhu 140°C
Proses pengolahan beras menjadi_beras instan
pada dasamyaadalah proses pemasakan beras menjadi
nasi dan pengeringan’ dengan cepat sehingga
‘membentuk beras kering yang keropos. Adapun proses
pengolahan beras "kupon” menjadi beras instan adalah
sebagai berikut
a Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air _mengalir
(awa : dipususi) yang bertujuan untuk mengurangil
menghilangkan kotoran yang melekat pada butir
beras. Pada beras "kupon” sering terdapat kotoran
berupa butiran-butiran kerikil kecil, da sisa-sisa
sekam sehingga perlu dihilangkan
b. Perendaman
Beras yang telah dicuci, direndam dalam cam-
puran.2 larutan Na;HPO, 0,2% dan HsPO, 3%,
dengan perbandingan 1 (berat) : 2 (volume) selama
12 jam. Menurut Rizal Syarief (1987) perendaman
dimaksudkan wntek menaikkan, kadar air beras
dangkan larutan perendam berfungsi untuk menu-
tunkan pH hingga mencapai 4,5-5,0 sehingga dapat
meningkatkan posositas dari beras tersebut. Kemu-
dian Jarutan dinetralkan dengan NaOH IN dan beras.
dieuci dengan air mengalir.
. Pemasakan
Pemasakan dilakukan dengan perbandingan
beras : air sama dengan 1 (berat) : 2 (volume) pada
suhu 80°C selama 10 menit teshitung dari mutai
dari ait mendidih. Kemudian nasi setengah masak
yang diperoleh dicuci dengan air. mengalir sampai
bersih dan beras saling terpisah,
4. Pengukusan
Pengukusan dilakukan dengan menggunakan wap air
panas selama 10 menit yang berguna untuk me-
nyempusnaken getatinisasi pati beras.
, Pengeringan
Pengeringan dimaksudkan untuk menghasilkan
beras instan yang kering, porous dan stabil dalam
penyimpanan, yaitu sampai kadar air 7-10%, Proses