Anda di halaman 1dari 2

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera untuk kita semua, sebelumnya kami mengucapkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang
Maha Esa , karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan tugas ini dapat kami selesaikan.
Tugas ini di susun untuk memenuhi nilai tugas program Semester-2 fakultas Hukum Universitas
Internasional Batam.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sebagai
masukan di waktu yang akan datang.
Selesainya tugas ini tidaklah terlepas dari adanya bimbingan, bantuan dan petunjuk serta saran dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Demikian hal ini disampaikan secara tertulis, atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Batam, 07-07- 2008
Kelompok I
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……..……………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi Hukum Adat…....………………………………………. 3
BAB II MANFAAT HUKUM ADAT
2.1 Hukum adat dan Budaya Hukum Indonesia.……………………..4
2.2 Masyarakat Hukum Adat Indonesia……………………………...4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hubungan hukum adat Indonesia dengan Pasal 28 (1)……..…….5
BAB IV KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Definisi Hukum Adat
Definisi dari Hukum Adat menurut Prof. H. Hilman Hadikusuma adalah aturan kebiasaan manusia dalam
hidup bermasyarakat. Kehidupan manusia berawal dari berkeluarga dan mereka telah mengatur dirinya
dan anggotanya menurut kebiasaan, dan kebiasaan itu akan dibawa dalam bermasyarakat dan negara.
Kepribadian bangsa kita dapat dilihat dari keanekaragaman suku bangsa di negara ini yang ada pada
Lambang negara kita Garuda Pancasila dengan slogannya “Bhineka Tunggal Ika” (Berbeda – Beda
tetapi tetap satu jua).
Dengan mempelajari hukum adat di Indonesia maka kita akan mendapatkan wawasan berbagai
macam budaya hukum Indonesia, dan sekaligus kita dapat ketahui hukum adat yang mana ternyata tidak
sesuai lagi dengan perkembangan zaman, dan hukum adat yang mana dapat di konkordasikan dan
diperlakukan sebagai hukum nasional.
Berkat hasil penelitian Prof. Mr. C. Vollenhoven di Indonesia yang membuktikan bahwa bangsa Indonesia
mempunyai hukum pribadi asli, dan dengan demikian bangsa Indonesia semenjak tanggal 17 Agustus 1945
melalui undang – undang dasarnya dapat mewujudkan tata hukum Indonesia.
Sifat dari hukum adat memiliki unsur elasitas, flesible, dan Inovasi, ini dikarenakan hukum adat bukan
merupakan tipe hukum yang dikodifikasi (dibukukan). Istilah Hukum adat Indonesia pertama kali disebutkan
dalam buku Journal Of The Indian Archipelago karangan James Richardson Tahun 1850.
3
BAB II
Manfaat Hukum Adat
2.1 Hukum Adat dan Hukum Indonesia
Masyarakat Indonesia memiliki kedinamikaan suku adat, yang pada prinsipnya hanya ada satu tujuan yakni
membangun dan mempertahankan negara Republik Indonesia. Kedinamikaan suku merupakan kepribadian
bangsa Indonesia, kepribadian ini adalah hukum adat yang ditransformkan menjadi hukum nasioanal dan
dicantumkan dalam UUD 1945.
Mempelajari hukum adat maka kita akan mudah memahami hukum Indonesia, karena hukum adat dibentuk
menurut kebiasaan masyarakat Indonesia yang memiliki sanksi dan diselaraskan dengan hukum nasional.
Hukum di Indonesia salah satunya bersumber dari costum, dimana sumber tersebut mengikuti
perkembangan zaman dan harus disesuaikan dengan azas – azas hukum yang berlaku dan tidak boleh
bertentangan dengan ideologi bangsa. Suatu peraturan yang telah diundangkan harus disepakati dan
dipatuhi bersama dengan tidak ada pengecualian.
2.2 Masyarakat Hukum Adat Indonesia
Di Indonesia terdiri dari berbagai macam hukum adat yang diantaranya:
1. Masyarakat Hukum Territorial
2. Masyarakat Hukum Genealogis
3. Masyarakat Hukum Territorial – Genealogis
4. Masyarakat Hukum Adat – Keagamaan
5. Masyarakat Adat di Perantauan
6. Masyarakat Adat lainnya.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hubungan hukum adat Indonesia dengan Pasal 28 (1)
Hubungan hukum adat Indonesia dengan pasal 28 (1) adalah bahwa hakim memenuhi kekosongan hukum,
apabila hakim menambah peraturan - perundangan, maka hal ini berarti bahwa hakim memenuhi ruangan
kosong dalam sistem hukum formal dari tata hukum yang berlaku.
Menurut Prof. Mr. Paul Scholten mengatakan, bahwa hukum itu merupakan suatu sistem yang terbuka
(Open System Van het Recht). Pendapat itu lahir dari kenyataan, bahwa dengan pesatnya kemajuan dan
perkembangan masyarakat, menyebabkan hukum menjadi dinamis, terus menerus mengikuti proses
perkembangan masyarakat.
Berhubung dengan itulah telah menimbulkan konsekwensi, bahwa hakim dapat dan bahkan harus
memenuhi kekosongan yang ada dalam sistem hukum, asalkan penambahan itu tidaklah membawa
perubahan prinsipiil pada sistem hukum yang berlaku.
Hukum di Indonesia berasal dari Hukum Eropa Kontinental, kebiasaan (Adat) dan hukum Islam, dan melalui
interprestasi hakim dapat menyelaraskan keputusan yang mungkin sulit diambil dalam pengadilan.

5
BAB IV
KESIMPULAN
Sejak awal manusia diciptakan telah dikarunia akal, pikiran dan prilaku yang ketiga hal ini mendorong
timbulnya “kebiasaan pribadi “, dan apabila kebiasaan ini ditiru oleh orang lain, maka ia akan menjadi
kebiasaan orang itu dan seterusnya sampai kebiaasaan itu menjadi adat, jadi adat adalah kebiasaan
masyarakat yang harus dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan.
Suatu hal yang rasional apabila interaksi sosial mengambil peran yang penting dalam kelompok masyarak

Lebih lanjut tentang: Hukum Adat

Anda mungkin juga menyukai