Anda di halaman 1dari 2

seni dan sublimasi freud

Apa itu seni? Jawabannya dipastikan bervariasi, mulai dari yang berbau filosofis,
religius sampai modern. Ada anggapan bahwa definisi seni mengikut dalam konteks
mana ia dibicarakan, terserah siapa saja dia, maka ada baiknya definisi seni
ditanggalkan dulu. Belakangan ini seni digugat, diumpat, dan dituduh mencemari
peradaban masyarakat, dan inilah buah kebingungan kita atas definisi pelik seni.
Jangan heran, jika seni pada dasarnya tidak lagi mengandung unsur representasional
alam di dalamnya, sedangkan moralitas dan kemuliaan dalam kamus seni kontemporer
(modern) telah dibuang ke tempat sampah. Bahkan seni hanyalah bualan kurator,
kolektor seni dan seniman eksentrik.
Percayakah anda, bahwa seksualitas berhasil mencumbui keindahan. Pertemuan
antara keindahan dan seksualitas adalah kontradiktif dan membingungkan. Bagaimana
tidak, jika terbayang penanda seksualitas, maka bayangan alat genetalia akan muncul
dan keindahan tidak mungkin dialamatkan pada bagian tubuh tempat pengeluaran
kotoran yang menjijikkan. Dan di sinilah proses artistik (sublimasi) bekerja untuk
mengalihkan minat pada organ genital ke bentuk-bentuk tubuh. Jadi apa yang dianggap
indah oleh seni adalah bokong montok, buah dada besar, kaki jenjang, badan langsing,
kulit putih dan sebagainya, itu untuk konteks sekarang!

Ceritanya tidak berakhir sampai di sini, muncul tanda “?” baru mengapa tubuh-tubuh di
atas dianggap indah dalam seni, dari mana asal muasalnya, ide siapa. Karena itu
adalah pengalaman khusus, maka teori psikoanalisis berusaha memahaminya melalui
konsep “sublimasi”.

Sublimasi adalah ketidakfokusan mental dan mata tidak benar-benar fokus pada
pemandangan yang kita hadapi. Sublimasi yang sinonim dengan keindahan (artistik)
adalah pembelokan dan penguapan kekuatan motif seksual dari tujuan seksual normal
ke tujuan seksual lain. Menurut Freud karakter individu yang sangat berbakat, terutama
orang-orang yang cenderung artistik, akan menunjukkan perpaduan yang sebanding
antara kemampuan produksi, perversi (tingkah laku dorongan seksual yang tak wajar),
dan neurosis.<!--[if !supportFootnotes]-->[1]<!--[endif]--> Sering dijumpai seniman yang
mengalami kelainan seksual, atau sangat terobsesi pada seks. Ada beberapa contoh
bidang artistik: pertama, dalam fashion, obsesi pada kerampingan dan kekurusan,
kedua, dunia artis yang mengidealkan buah dada yang besar, ketiga, seniman yang
terobsesi pada nudisitas (ketelanjangan).
Peralihan kekuatan motif seksual ke bentuk tubuh dianggap sebagai peralihan insting-
insting seksual. “insting” dipahami sebagai bentuk representasi psikis dari sumber
stimulasi somatis internal yang terus mengalir. Sumber insting adalah suatu proses
perangsangan terhadap organ tertentu, dan tujuan insting adalah pelepasan atau
pemuasan dari stimulus organis ini.<!--[if !supportFootnotes]-->[2]<!--[endif]--> Dalam
bidang artistik mekanisme ini berlangsung melalui proses erotisasi dan seksualisasi
bagian-bagian tubuh tertentu sebagai zona erogen. Inilah bentuk pemujaan terhadap
tubuh dan seksualitas, di mana erotisme melebur ke dalam keindahan dan kecantikan.

Dalam ekonomi libido, unsur pertukaran terutama melibatkan tubuh dan seksualitas,
anda sedang menghadapi “ledakan seksual” yang dasyat. Hampir semua bidang
penanda komunikasi massa terseksualisasikan. Terutama mode, di dalamnya
kecantikan berorientasi seksualitas yang melibatkan erotika, inilah artistik, untuk
kecantikan yang bisa dijual. Apa yang membuat “dunia mode” sekarang berkembang
cukup pesat? Saya kira anda sudah bisa menjawabnya!

Anda mungkin juga menyukai