Ka'bah - FIQIH at Fariz Mts 29
Ka'bah - FIQIH at Fariz Mts 29
Ka'bah (Arab: )الكعبةadalah sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang terletak di
tengah Masjidil Haram di Mekah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi kaum muslim (umat
Islam). Merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau arah patokan untuk hal hal
yang bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia seperti salat. Selain itu, merupakan bangunan
yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.
Sejarahwan, narator dan lainnya memiliki pendapat berbeda tentang siapa yang telah
membangun Ka'bah. Beberapa pendapat itu ada yang mengatakan Malaikat, Adam dan Seth.[1]
Dimensi struktur bangunan ka'bah lebih kurang berukuran 13,10m tinggi dengan sisi 11,03m kali
12,62m. Juga disebut dengan nama Baitallah.
Ka’bah sebagai kiblat dan pusat kegiatan peribadatan umat Islam, tentunya mempunyai nilai
istimewa dihati umat islam untuk selalu diperhatikan dan dipelihara. Karena itu bukanlah hal yang
aneh apabila keberadaannya diusahakan untuk lestari, kecuali lingkungan disekitarnya yang
senantiasa berubah dan berkembang mengikuti arus perkembangan zaman.
Akibat kerusakan Ka’bah ini, Rasulullah SAW sempat mendapatkan julukan Al-Amin,
karena telah berlaku adil untuk mengembalikan batu hajar aswad ketempatnya semula dengan
melibatkan seluruh tokoh-tokoh masyarakat Makkah.
Untuk menentukan arah kiblat dengan cukup presisi dapat dilakukan dengan merujuk pada
kordinat Bujur / Lintang dari lokasi Ka'bah di Mekkah terhadap masing-masing titik lokasi
orientasi dengan menggunakan perangkat GPS. Untuk kebutuhan tersebut dapat digunakan hasil
pengukuran kordinat Ka'bah berikut sebagai referensi penentuan arah kiblat. Lokasi Ka'bah,
Bumi berputar pada sumbu rotasinya dengan periode 24 jam. Bagi pengamat yang berada di
Bumi, efek yang diamati dari gerak rotasi adalah benda-benda langit terlihat seolah-olah berputar
mengelilingi Bumi dengan arah gerak berlawanan dengan arah rotasi Bumi. Bintang-bintang
terlihat bergerak dari timur ke barat. Ini mirip dengan gerak pohon-pohon yang diamati saat
mengendarai mobil, seolah-olah pohon-pohon itu bergerak berlawanan arah dengan gerak mobil.
Efek rotasi ini menyebabkan pengamat mengamati benda-benda langit (termasuk Matahari) terbit
di timur dan terbenam di barat.
Sementara itu, Bumi mengedari Matahari dengan periode 1 tahun. Akibatnya, relatif terhadap
bintang-bintang pada bola langit, Matahari sendiri terlihat berubah posisinya dari hari ke hari,
dan setelah satu tahun, kembali ke posisi semula. Matahari bergerak kurang lebih ke arah timur.
Namun karena bidang edar Bumi (ekliptika) tidak sebidang dengan bidang rotasi Bumi (Ekuator
langit), maka gerak Matahari tadi pun tidak tepat ke arah timur, tetapi membentuk sudut 23,5º,
sesuai dengan besar sudut antara ekliptika dan ekuator langit.