Anda di halaman 1dari 3

DINAMIKA REMAJA DLM PERSPEKTIF PSIKOLOGIS

Di Indonesia, beribu-ribu remaja perempuan meninggal dunia setiap tahunnya karena


kehamilan yang tidak dikehendaki dan akibat pengguguran yang dilakukan yang dilakukan
sembunyi – sembunyi. Kehamilan remaja emmpunyai angka kesakitan dan angka kematian
ibu dan bayi 2 – 4 kali lebih tinggi disbanding kehamilan pada usia 20 – 35 tahun.
Berdasarkan survey yang dilakukan di DKI Jakarta tahun 197 diketahui 61 % kehamilan pada
usia 15 – 19 tahun berupa kehamila yang tidak dikehendaki dan 12 % menggugurkan dengan
70 % dilakukan sendiri, 10 % oleh dukun, 7 % naga medis dan yang berhasil hanya 12 %.
Sebagaian lagi dari remaja tidak dapat menikmati usia dewasa karena terinfeksi HIV / AIDS
akibat perilaku seksual, penyalahgunaan napza pada remaja diasumsikan mencapai 3 juta.

Ada baiknnya simak hasil survey berikut ini :


Hasil survey oleh Kru DETEKSI (Jawa Pos) pada bulan Mei 2003. Survey dilakukan di
Jakarta dan Surabaya dengan mengambil sample siswa-siswi SMU dan mahasiswa Perguruan
Tinggi. Jumlah responden 1522 dan hasilnya sbb:
1. Pernah Hubungan Seks di Luar Nikah

Jakarta ( Pernah : 10,9 %, Tidak pernah : 89,1 % )


Surabaya ( Pernah : 79 %, Tidak pernah : 87,6 % )

2. Pernah Hubungan Seks dengan :

Jakarta ( Pacar : 73,4 % , Teman :15,1 % , PSK : 8,5 %, )


Surabaya ( Pacar : 79,0 %, Teman :12,9 % , PSK : 8,1 %, )

3. Pernah Cium Bibir

Jakarta ( Pernah : 46,5 %, Tidak pernah : 53,5 %)


Surabaya ( Pernah : 48,4 % %, Tidak pernah : 51,6 %)

4. Pernah Hubungan Seks mulai umur :

Jakarta ( 17 Tahun : – , 18 Tahun : 27,4 %, 19 Tahun : 13.2 % )


Surabaya ( 17 Tahun :20,3 % , 18 Tahun : 15.3 %, 19 Tahun : 23,7 %)

Karakteristik Umum Perkembangn Remaja

1. Kegelisahan
2. Pertentangan
3. Aktivitas Berkelompok
4. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Menurut Garrison setidaknya ada tujuh kebutuan khas remaja, yaitu :

1. kebutuhan akan kasih sayang


2. kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima kelompok
3. kebutuhan akan berdiri sendiri
4. kebutuhan untuk berprestasi
5. kebutuhan akan pengakuan dari orang lain
6. kebutuhan untuk dihargai dan
7. kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh
Kebutuhan-kebutuhan tersebut menurut Melly Sri Sulastri (1984), adalah seabgai berikut ;
1. Kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individu, meliputi :

a. menerima kasih sayang dari keluarga dan atau orang lain di luar kehidupan keluarga.
b. menerima pemujaan atau sambutan hangat dari teman-temannya
c. menerima penghargaan dan apresiasi dari guru dan pedidik lainnya.

2. Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya, meliputi :

a. menyatakan afeksi kepada kelompok


b. turut serta memikul tanggung jawab kelompok
c. menyatakan kesediaan dan kesetiaan kepada kelompok
d. menghayati keberhasilan dalam kelompok

3. Kebutuhan untuk memahami


4. Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidki seuatu.
Tugas-Tugas Perkembangan Remaja menurut Havighurst

 Dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif


 Dapat memperoleh kebebasan emosional dari orangtua
 Mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
 Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
 Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja


Sesuai dengan kekhasan perkembangan fase remaja maka penyesuaian diri di kalangan
remaja pun memiliki karakteristik yang khas pula. Adapun karakteristik penyesuaian diri
remaja adalah sebagai berikut :

 Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya


 Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan seks
 Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan, konflik dan frustrasi

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan remaja serta dapat memenuhi tugas perkembangan


selama periode masa remaja tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan intelektual semata
atau IQ. Bahkan IQ tidak menjamin suksesnya seseorang dikemudian hari. Ada kecerdasan
lain sebagai parameter sukses tidaknya seseorang yaitu EQ (Emotional Question) dan SQ
(Spritual Quotion).
Menurut Daniel Golemen bahwa IQ yang tinggi tidak akan menjamin kesejahteraan atau
kebahagiaan hidup, karena kecerdasan akademis tidak menawarkan persiapan untuk
menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan kesulitan-kesulitan hidup. Justru
kecerdasan emosionalah yang memiliki kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan
menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemapuan berpikir,
berempati dan berdoa.
Adapun macam-macam kecerdasan emosi :
1. Mengenali emosi diri
2. Mengelola emosi
3. Mengenali emosi orang lain
4. Membina hubungan
Selain Emotional Quotion, Spritual quotion juga perlu dioptimalkan dengan cara :

 Hindari prasangka buruk, upayakan berprasangka baik pada orang lain


 Berprinsiplah selalu kepada Allah yang Maha Suci
 Bebaskan diri dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran, berfikirlah
merdeka
Dengar “suara hati”, peganglah prinsip “karena Allah”.
 Lihatlah semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan suara-suara hati yang
bersumber dari Asmaul Husna
 Periksa fikiran terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu
 Ingatlah bahwa semua ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT.

Menjadi remaja memang sulit, diantara fase-fase perkembangan inilah fase yang paling sulit.
Fase ini akan menjadi mudah bahkan indah dan tak terlupakan jika individu mampu untuk
memahami, mengatasi kesulitan-kesulitan ini menjadi suatu tanntangan dengan cara
mengoptimalkan kemampuan intelektuan yang diselaraskan dengan kecerdasan emosional
dan spiritual. Selamat memasuki gerbang masa yang tak akan terlupakan seumur hidup
kita…..

Anda mungkin juga menyukai