Anda di halaman 1dari 17

BAB I

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini dengan semakin maraknya budaya pergaulan bebas di


kalangan remaja, khususnya di Indonesia, semakin menambah pula potensi untuk
menyebarnya virus HIV/ AIDS. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita HIV positif
semakin meningkat di seluruh dunia. Sebagian besar masyarakat telah mengetahui
bahwa HIV/AIDS merupakan hal yang sangat mengerikan dan dapat merenggut
nyawa penderitanya.

Namun tidak sedikit pula dari masyarakat yang belum mengerti


tentang perbedaan HIVdan AIDS. HIV dan AIDS kerapkali dianggap memiliki
pengertian yang sama. Namun menurut ilmu kesehatan, HIV dan AIDS mempunyai
pengertian yang berbeda.

Hingga saat ini masih belum ada obat ataupun vaksin yang dapat
memusnahkan virus HIV. Hanya saja ada beberapa upaya di bidang kesehatan yang
dapat dilakukan untuk memperlambat kerja virus dalam merusak sistem kekebalan
tubuh manusia. Upaya-upaya ini memiliki kemajuan yang baik untuk memperpanjang
umur penderita HIV/AIDS. Tidak sedikit penderita HIV/AIDS merasakan kehidupan
yang lebih bersemangat dan optimis untuk melakukan kegiatan yang positif melawan
penyakit yang dideritanya.

Seringkali para penderita HIV positif mendapatkan perlakuan


berlebihan berupa dikucilkan oleh masyarakat, karena dianggap dapat menularkan
virus HIV pada masyarakat. Masyarakat sering melihat mereka dengan sebelah mata.
Tidak banyak penderita HIV dianggap sebagai sampah masyarakat. Namun perlakuan
tersebut sangat tidak tepat, karena dengan kita melakukan hidup sehat, bertanggung
jawab dan selalu berpegang teguh pada iman, maka kita akan terhindar dari perilaku-
perilaku yang berpotensi untuk tertular virus HIV. Jadi sebaiknya para penderita HIV
positif tersebut tidak perlu dikucilkan karena cara penularan virus HIV berbeda
dengan virus-virus lainnya yang menyebar secara langsung, seperti influenza
misalnya.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari HIV / AIDS adalah:


1. Apakah perbedaan antara HIV dan AIDS?
2. Bagaimana cara penularan virus HIV dan prosesnya menginfeksi tubuh?
3. Bagaimana gejala seseorang terserang HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS?

C. TUJUAN

Tujuan diambilnya tema HIV / AIDS untuk makalah ini adalah:


1. Mengetahui dan memahami perbedaan HIV dan AIDS
2. Mengetahui dan memahami cara penularan virus HIV dan prosesnya
menginfeksi tubuh
3. Mengetahui dan memahami gejala seseorang terserang HIV/AIDS
4. Mengetahui dan memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
dengan tepat
5. Dapat mengaplikasikan pengetahuan dasar tentang HIV/AIDS ini dalam
kehidupan sehari-hari untuk bertindak secara bijak menyikapi HIV/AIDS

2
BAB II

A. PERBEDAAN ANTARA HIV DAN AIDS

Sering kali HIV/AIDS tertulis dan disebut sebagai satu istilah. Masih banyak
orang yang belum mengerti perbedaan HIV dan AIDS. Pengertian kedua istilah ini
kerap dianggap memiliki arti yang sama. Seseorang yang diketahui positif
mengandung HIV dikatakan sebagai pengidap AIDS. Padahal ia masih terlihat sehat
dan belum menunjukkan gejala AIDS. Tetapi seorang penderita AIDS sudah pasti
memiliki virus HIV dalam tubuhnya.

Pengertian HIV dan AIDS adalah:


1. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency virus,
yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia hingga
akhirnya menimbulkan AIDS. HIV menyerang sel-sel darah putih sistem
kekebalan tubuh. Sel yang bernama limfosit ini bertugas menangkal
infeksi yang menyerang tubuh manusia. Sel ini juga disebut sel T-4, atau
sel T penolong (T Helper).
HIV adalah kelompok retrovirus yang mempunyai kemampuan
mengcopy cetak biru materi-materi Figenetik sel-sel manusia yang
ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4.
Masa inkubasi HIV biasanya antara 8-10 tahun. Selama itu, penderita
tidak memperlihatkan gejala-gejala, meski jumlah virus HIV semakin
banyak dan sel T-4 semakin habis. Semakin kecil jumlah sel T-4, semakin
rusaklah fungsi sistem kekebalan tubuh.Artinya, penyakit-penyakit yang
semula tidak menyebabkan kelainan karena sistem kekebalan tubuh baik,
berkembang menjadi parah. Penyakit-penyakit ini lazim disebut infeksi
oportunistik.
Pada saat kekebalan tubuh seseorang dalam keadaan rusak, pengidap
HIV mulai menampakkan gejala-gejala AIDS. Dan kondisi itu akan terus
memburuk hingga ajal menjemput.

3
2. AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia
sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV.
Pengertian AIDS tercermin dari kepanjangan Acquired Immune
Deficiency Syndrome, yang berarti Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh
Dapatan.
AIDS adalah sindrom yang fatal karena menimbulkan kerusakan
progresif pada sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita amat rentan
dan mudah terjangkit beberapa penyakit. Antara lain penyakit yang
disebabkan berbagai jenis protozoa, cacing, jamur, bakteri, virus dan
kanker. Karena banyaknya variasi penyakit yang menyerang penderita,
AIDS disebut suatu sindrom.
AIDS jarang sekali terdiri dari satu penyakit saja tetapi terdiri dari
suatu kumpulan atau kombinasi berbagai macam penyakit yang muncul
karena tubuhnya tidak dapat melawan penyakit lagi seperti dulu. Hanya
seorang HIV positif yang didiagnosa dengan satu atau lebih penyakit dapat
dikatakan menderita AIDS.

Jadi dapat dikatakan bahwa AIDS merupakan sebuah penyakit yang muncul
setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh selama beberapa tahun. Anda
tidak dapat “terkena” atau “memberikan” AIDS kepada orang lain, tetapi anda dapat
menularkan virus HIV. Apabila anda dikatakan HIV positif, hal ini berarti anda telah
terinfeksi oleh virus HIV. Tetapi bukan berarti anda sakit AIDS. Banyak obat-obatan
yang tersedia sekarang tidak dapat menyembuhkan HIV tetapi dapat mencegah
berkembangnya AIDS dalam tubuh.

B. PENULARAN DAN PROSES HIV MENGINFEKSI TUBUH

1. Cara Penularan HIV

a)
Cairan darah
HIV dapat menular melalui transfusi darah dan transplantasi organ
tubuh. Misalnya produk darah yg sudah tercemar HIV. Atau lewat

4
pemakaian alat cukur yang pernah terkena darah ODHA karena luka
cukur dan dipakai oleh orang yang sehat.

b)
Jarum suntik
Jarum suntik yang dipakai secara bergantian tanpa disetrilkan lebih
dulu, misalnya pada penggunaan narkoba suntik. Pemakaian berulang
kali pada kegiatan lain terdapat juga pada penyuntikan obat, imunisasi,
pemakaian alat tusuk yang menembus kulit seperti alat tindik, tato dan
facial wajah. Penularan melalui jarum suntik menduduki peringat
tertinggi dalam penularan virus HIV, yaitu sekitar 90%.

c)
Cairan sperma dan vagina
Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom, HIV dapat
tertular melalui cairan vagina dan cairan sperma untuk hubungan seks
lewat vagina, untuk hubungan seks lewat anus dapat menular lewat
tercampurnya cairan sperma dan darah.

d)
Air Susu Ibu
Penularan melalui ASI dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang
memiliki virus HIV positif dalam tubuhnya dan melahirkan lewat
vagina lalu menyusui banyinya dengan ASI. Kemungkinan penularan
dari ibu ke bayi (Mother to Child Transmission) ini berkisar hingga
30%. Artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif
kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.

2. Proses HIV menginfeksi tubuh

Saat terjadi infeksi, virus masuk ke dalam sel darah putih yang
disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang
terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembang biak dan pada akhirnya
menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel
virus yang baru ini kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan
menghancurkannya.

5
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein
yang disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang
memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T
penolong.

Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel


lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit
T sitotoksik), yang membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme
asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga
terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi
dan kanker.

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T


penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun:

1) Manusia memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL


darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV,
jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini
penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak
partikel virus yang terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh
berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan
infeksi.

2) Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah


mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita.
Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus
berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+
yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-orang yang
beresiko tinggi menderita AIDS.

3) 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+


biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah,
maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.

6
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B
(limfosit yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan
produksi antibodi yang berlebihan.

Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi


yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam
melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang
bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali
organisme dan sasaran baru yang harus diserang.

C. GEJALA DAN TANDA PENDERITA HIV/AIDS

Pada awalnya, penderita HIV tidak memiliki gejala dan tanda yang dapat
dilihat secara fisik. Biasanya tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terinfeksi
oleh HIV. Keadaan seperti ini disebut asimptomatik yaitu tanpa gejala. Mereka
diketahui menderita HIV positif hanya melalui pemeriksaan darah di laboratorium.
Setelah kurang lebih 8 sampai 10 tahun dari pemeriksaan darah yang menyatakan
seseorang terkena HIV positif, barulah penyakit AIDS mulai menyerang tubuh.

Seseorang dikatakan telah menderita AIDS apabila menunjukkan tes HIV


positif dengan pemeriksaan yang sesuai dan sekurang-kurangnya didapatkan dua
gejala mayor dan satu gejala minor, dan gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh
keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.

Adapun gejala-gejala mayor dan minor sebagai berikut.


Gejala mayor :
 Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
 Diare berkepanjangan yang berlangsung lebih dari satu bulan
 Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan
 Penurunan kesadaran dan gangguan instrument (saraf)
 Demensia (penurunan ingatan/memori) /HIV ensefalopati

Gejala minor :
 Batuk menetap lebih dari satu bulan

7
 Dermatitis generalisata yang gatal
 Adanya penyakit herpes zoster dibeberapa tempat dan berulang
 Kandidiasis orofaringeal yaitu penyakit jamur pada rongga mulut dan
kerongkongan
 Limfadenopati generalisata yaitu pembesaran di semua kelenjar limfe
 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Selain gejala-gejala di atas terdapat gejala lain berupa sarkoma kaposi yaitu
tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat embrional atau meseoderm, pneumonia
dan meningitis kriptokokal.

Saat tubuh telah menderita AIDS inilah mulai muncul gejala dan tandanya.
Tubuh mulai mudah terserang penyakit yang tidak kunjung sembuh dan dengan
mudahnya terserang penyakit-penyakit lainnya. Jadi, dalam tubuh yang menderita
AIDS terdapat berbagai macam penyakit yang terjadi bersamaan dan sulit
disembuhkan karena tidak adanya imunitas tubuh. Pada pengidap HIV, kekebalan
tubuhnya semakin lama semakin menurun dan selanjutnya akan menjadi AIDS.

Terakhir, saat tubuh telah memasuki stadium yang parah dimana sudah
kehilangan kekebalan dan tidak dapat menahan serangan berbagai penyakit, tubuh
akan mengalami penurunan berat badan secara drastis yang mengakibatkan tubuh
menjadi sangat kurus. Tubuh jadi tidak bertenaga sehingga mereka selalu merasa
kelelahan dan tidak bisa melaksanakan aktivitas.

D. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS

1. PENGOBATAN HIV/AIDS

Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi:


a. Pengobatan suportif
b. Penanggulangan penyakit oportunistik
c. Pemberian obat antivirus
d. Penanggulangan dampak psikososial

Obat antivirus HIV/AIDS adalah:

8
a. Didanosin (ddl)
Dosis: 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB<60 kg).
2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB>60kg).
b. Zidovudin (ZDV)
Dosis: 500-600 mg/hari, pemberian setiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada
saat penderita tidak tidur.
c. Lamivudin (3TC).
d. Stavudin (d4T).

Selain obat diatas, terdapat obat ARV (antiretrovirus). Obat ini masih
tergolong terapi pilihan dikarenakan alasan berikut:
a. Obat ini bisa memperlambat progresivitas penyakit dan dapat
memperpanjang daya tahan tubuh.
b. Obat ini aman, mudah, dan tidak mahal. Angka transmisi dapat
diturunkan sampai mendekati nol melalui identifikasi dini ibu hamil
dengan HIV positif dan pengelolaan klinis yang agresif.
c. Hasil penelitian dalam hal upaya pencegahan dengan imunisasi belum
memuaskan. Penelitian tersebut dilakukan di Uganda dengan
menggunakan vaksin HIV yang disebut ‘ALVAC-HIV’ dan vektor
canarypox recombinant untuk mewakili selubung dan gen inti HIV-1
sebagai upaya untuk merangsang sel pertahanan tubuh.
d. Beberapa ahli mengusulkan penelitian tentang bagaimana agar CD4
tiruan diserang oleh virus , sehingga CD4 alami tetap normal. Bagian
yang diserang virus HIV adalah sel darah putih terutama sel limfosit pada
bagian CD4. CD4 adalah bagian dari limfosit yang menunjukkan
seberapa besar fungsi pertahanan tubuh manusia. Jumlah CD4 yang
rendah menunjukkan pertahanan tubuh yang lemah dan mudah terkena
virus, bakteri, dan jamur.

Terdapat alasan ilmiah mengapa vaksinasi HIV perlu dikembangkan, antara


lain :
a. Studi pada primata non manusia menunjukkan adanya perlindungan
terhadap infeksi.
b. Vaksin terhadap retrovirus lainnya berhasil dikembangkan.

9
c. Hampir semua manusia membentuk respon imun terhadap HIV.

2. PENCEGAHAN HIV/AIDS

Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya


dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat,
berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Beberapa tindakan untuk
menghindari dari HIV/AIDS antara lain:
a. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah dan usahakan hanya
berhubungan dengan satu pasangan seksual.
b. Pergunakan selalu kondom, terutama bagi kelompok perilaku resiko
tinggi.
c. Seorang ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV
sebaiknya jangan hamil, karena akan memindahkan virusnya kepada
janin yang dikandungnya. Bila berkeinginan hamil hendaknya selalu
berkonsultasi dengan dokter.
d. Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku resiko tinggi
hendaknya tidak menjadi donor darah.
e. Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti; akupunktur,
jarum tatto, jarum tindik, hendaknya hanya sekali pakai dan harus
terjamin sterilitasnya.
f. Jauhi narkoba, karena sudah terbukti bahwa penyebaran HIV/AIDS di
kalangan penasun (pengguna narkoba suntik) 3-5 kali lebih cepat
dibanding perilaku risiko lainnya. Di Kampung Bali di Jakarta 9 dari
10 penasun positif HIV.

Prosedur petugas kesehatan untuk mencegah penularan dalam setting


perawatan kesehatan

Para pekerja kesehatan hendaknya mengikuti Kewaspadaan Universal


(Universal Precaution). Kewaspadaan Universal adalah panduan mengenai
pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di
bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai
penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.

10
Kewaspadaan Universal meliputi:
a. Cara penanganan dan pembuangan barang-barang tajam (yakni barang-
barang yang dapat menimbulkan sayatan atau luka tusukan, termasuk
jarum, jarum hipodermik, pisau bedah dan benda tajam lainnya, pisau,
gergaji, remukan/pecahan kaca, dan paku);
b. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
dilakukannya semua prosedur;
c. Menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan, celemek, jubah,
masker dan kacamata pelindung (google) saat harus bersentuhan
langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya;
d. Melakukan desinfeksi instrument kerja dan peralatan yang
terkontaminasi;
e. Penanganan seprei kotor/bernoda secara tepat.

Selain itu, semua pekerja kesehatan harapnya berhati-hati dan waspada


untuk mencegah terjadinya luka yang disebabkan oleh jarum, pisau bedah, dan
instrumen atau peralatan yang tajam. Sesuai dengan Kewaspadaan Universal,
darah dan cairan tubuh lain dari semua orang harus dianggap telah terinfeksi
dengan HIV, tanpa memandang apakah status orang tersebut baru diduga atau
sudah diketahui status HIV-nya.

Program Pemberantasan

Komisi penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) tahun 2006


menentukan kebijakan penanggulangan penyakit HIV/AIDS secara nasional.

A. Arah kebijakan

1. Peningkatan upaya pencegahan


• Pengurangan dampak buruk (harm reducion) penasun (pengguna
NAPZA suntik)
• Peningkatan program pemakaian kondom 100% pada setiap
hubungan seksual yang beresiko.

11
• Pencegahan penularan ibu ke bayi (PMTCT, prevention of mother
to child transmission)
• Tranfusi darah yang aman
• Kewaspadaan universal (UP, universal precaution).
2. Peningkatan jumlah dan mutu.
• Pelayanan pengobatan IMS (infeksi menular seksual)
• Peningkatan jumlah dan fugsi klinik VCT
• Perawatan, dukungan, dan pengobatan (CST, care, support, and
tretment) pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
3. Penguatan KPA (Komisi Penanggulangan Aids) di semua tingkat.
4. Peningkatan peraturan perundang-undangan dan anggaran.
5. Peningkatan KIE (komunikasi,informasi, dan edukasi).
6. Memperkuat monitoring dan evaluasi.

B. Target

Target yang ditetapkan sesuai dengan delapan target kunci menuju 2010
yaitu:
1. 80% populasi yang paling beresiko, terjangkau oleh program
pencegahan yang komprehensif.
2. Perubahan perilaku pada 60% populasi paling beresiko.
3. 80% dari mereka yang memenuhi syarat, menerima pengobatan
dengan ARV.
4. Sumber daya dan dana (domestik dan internasional) memenuhi
estimasi kebutuhan pada tahun 2008.
5. Lingkungan yang memberdayakan:
• Peran civil society
• Menghilangkan stigma dan diskriminasi.
6. Persentase ibu hamil dengan HIV dan yang menerima profilaksis
ARV.
7. Persentase yatim piyatu dan anak yang rawan penularan (OVC)
menerima paket dukungan.
8. Mengurangi infeksi baru (jumlah atau persentase pada tahun) 2010
dibandingkan dengan tahun 2005.

12
C. Kegiatan

Kegiatan disesuaikan dengan 8 kegiatan yang tercantum dalam


SPM (standar pelayanan minimal) yang sudah ditetapkan oleh KPAN,
meliputi:
1. Behavioral change communication (BCC) atau komunikasi perubahan
perilaku (KPP)
2. Promosi pemakaian kondom (PPK) 100%
3. Klinik IMS (Infeksi menular seksual)
4. VCT (voluantary counselling and testing)
5. Harm reduction
6. CST (care,suport, and treatment)
7. PMTCT (prevention of mother-to-child transmission)
8. Komunikasi publik.

13
BAB III

A. KESIMPULAN

HIV merupakan virus yang menyebabkan penyakit menurunnya


kekebalan tubuh. AIDS adalah kumpulan dari beberapa gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

HIV ditularkan dari orang yang telah terinfeksi ke orang lain melalui
jarum dan alat suntik, alat tindik, alat tato, hubungan seksual yang beresiko,
transfusi darah, dan dari ibu hamil ke bayimu. HIV tidak dapat menular melalui
sentuhan, pelukan, ciuman, tinggal serumah dengan ODHA, bergandengan
tangan, berbagi makanan, memakai toilet bergantian, berenang bersama, gigitan
nyamuk, dan terpapar batuk atau bersin.

Biasanya tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terinfeksi


oleh HIV. Keadaan seperti ini disebut asimptomatik yaitu tanpa gejala. Mereka
diketahui menderita HIV positif hanya melalui pemeriksaan darah di
laboratorium. Setelah kurang lebih 8 sampai 10 tahun dari pemeriksaan darah
yang menyatakan seseorang terkena HIV positif, barulah penyakit AIDS mulai
menyerang tubuh.

Seseorang dikatakan telah menderita AIDS apabila menunjukkan tes


HIV positif dengan pemeriksaan yang sesuai dan sekurang-kurangnya didapatkan

14
dua gejala mayor dan satu gejala minor, dan gejala-gejala ini bukan disebabkan
oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.

Adapun gejala-gejala mayor dan minor sebagai berikut.


Gejala mayor :
 Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
 Diare berkepanjangan yang berlangsung lebih dari satu bulan
 Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan
 Penurunan kesadaran dan gangguan instrument (saraf)
 Demensia (penurunan ingatan/memori) /HIV ensefalopati

Gejala minor :
 Batuk menetap lebih dari satu bulan
 Dermatitis generalisata yang gatal
 Adanya penyakit herpes zoster dibeberapa tempat dan berulang
 Kandidiasis orofaringeal yaitu penyakit jamur pada rongga mulut dan
kerongkongan
 Limfadenopati generalisata yaitu pembesaran di semua kelenjar limfe
 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Pencegahan HIV dapat dilakukan dengan cara:


a. Tidak melakukan hubungan seksual pra nikah
b. Bersikap setia pada pasangan
c. Gunakan kondom
d. Gunakan jarum, alat tato, alat suntik yang steril
e. Tidak meminjam alat-alat kesehatan dan sikat gigi ODHA
f. Gunakan selalu sarung tangan saat beraktivitas
g. Cuci tangan setelah aktivitas

Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi:


a.Pengobatan suportif
b. Penanggulangan penyakit oportunistik
c.Pemberian obat antivirus
d. Penanggulangan dampak psikososial

15
Obat antivirus HIV/AIDS adalah:
c. Didanosin (ddl)
Dosis: 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB<60 kg).
2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB>60kg).
b. Zidovudin (ZDV)
Dosis: 500-600 mg/hari, pemberian setiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada
saat penderita tidak tidur.
c. Lamivudin (3TC)
d. Stavudin (d4T)

B. SARAN

Untuk menanggulangi HIV/AIDS tidak semudah seperti membalikkan


telapak tangan. Kondisi penyebaran penyakit yang sudah menjadi pandemi di
dunia merupakan hambatan tersendiri.

Untuk menekan laju perkembangannya dapat dimulai dari diri kita


secara individu. Sikap positif, iman yang kuat, perilaku tidak menyimpang, hidup
sehat, dan bergaul secara tepat merupakan kunci utama agar terhindar dari
HIV/AIDS. Peran keluarga dan lingkungan pun sangat mendukung.

Sebagian besar adalah generasi muda yang rusak karena HIV/AIDS.


Untuk itu, mari kita semua saling membantu bergotong royong memberantas
HIV/AIDS bersama-sama tanpa melihat perbedaan umur. Saling berbagi
informasi yang benar merupakan langkah awal yang baik. Karena masa depan
bangsa, berada di tangan para generasi muda.

Berbagai peraturan pemerintah yang berisi mengenai narkoba,


diharapkan dapat ditanggapi agar dipatuhi. Terbukti sebagian besar awal mula
HIV/AIDS berasal dari narkoba suntik. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya
aparat pemerintah menegakkan hukum. Jadi kesalahan bukan berada pada
peraturannya, melainkan kita sebagai pelaku yang menanggapi dan menjalankan
peraturan itu untuk dipatuhi.

16
Diharapkan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS kedepan dapat
lebih luas dan terarah, sehingga bisa bersikap secara tepat dan bijak menyikapi
penyakit HIV/AIDS ini.

17

Anda mungkin juga menyukai