Hingga saat ini masih belum ada obat ataupun vaksin yang dapat
memusnahkan virus HIV. Hanya saja ada beberapa upaya di bidang kesehatan yang
dapat dilakukan untuk memperlambat kerja virus dalam merusak sistem kekebalan
tubuh manusia. Upaya-upaya ini memiliki kemajuan yang baik untuk memperpanjang
umur penderita HIV/AIDS. Tidak sedikit penderita HIV/AIDS merasakan kehidupan
yang lebih bersemangat dan optimis untuk melakukan kegiatan yang positif melawan
penyakit yang dideritanya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
Sering kali HIV/AIDS tertulis dan disebut sebagai satu istilah. Masih banyak
orang yang belum mengerti perbedaan HIV dan AIDS. Pengertian kedua istilah ini
kerap dianggap memiliki arti yang sama. Seseorang yang diketahui positif
mengandung HIV dikatakan sebagai pengidap AIDS. Padahal ia masih terlihat sehat
dan belum menunjukkan gejala AIDS. Tetapi seorang penderita AIDS sudah pasti
memiliki virus HIV dalam tubuhnya.
3
2. AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia
sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV.
Pengertian AIDS tercermin dari kepanjangan Acquired Immune
Deficiency Syndrome, yang berarti Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh
Dapatan.
AIDS adalah sindrom yang fatal karena menimbulkan kerusakan
progresif pada sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita amat rentan
dan mudah terjangkit beberapa penyakit. Antara lain penyakit yang
disebabkan berbagai jenis protozoa, cacing, jamur, bakteri, virus dan
kanker. Karena banyaknya variasi penyakit yang menyerang penderita,
AIDS disebut suatu sindrom.
AIDS jarang sekali terdiri dari satu penyakit saja tetapi terdiri dari
suatu kumpulan atau kombinasi berbagai macam penyakit yang muncul
karena tubuhnya tidak dapat melawan penyakit lagi seperti dulu. Hanya
seorang HIV positif yang didiagnosa dengan satu atau lebih penyakit dapat
dikatakan menderita AIDS.
Jadi dapat dikatakan bahwa AIDS merupakan sebuah penyakit yang muncul
setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh selama beberapa tahun. Anda
tidak dapat “terkena” atau “memberikan” AIDS kepada orang lain, tetapi anda dapat
menularkan virus HIV. Apabila anda dikatakan HIV positif, hal ini berarti anda telah
terinfeksi oleh virus HIV. Tetapi bukan berarti anda sakit AIDS. Banyak obat-obatan
yang tersedia sekarang tidak dapat menyembuhkan HIV tetapi dapat mencegah
berkembangnya AIDS dalam tubuh.
a)
Cairan darah
HIV dapat menular melalui transfusi darah dan transplantasi organ
tubuh. Misalnya produk darah yg sudah tercemar HIV. Atau lewat
4
pemakaian alat cukur yang pernah terkena darah ODHA karena luka
cukur dan dipakai oleh orang yang sehat.
b)
Jarum suntik
Jarum suntik yang dipakai secara bergantian tanpa disetrilkan lebih
dulu, misalnya pada penggunaan narkoba suntik. Pemakaian berulang
kali pada kegiatan lain terdapat juga pada penyuntikan obat, imunisasi,
pemakaian alat tusuk yang menembus kulit seperti alat tindik, tato dan
facial wajah. Penularan melalui jarum suntik menduduki peringat
tertinggi dalam penularan virus HIV, yaitu sekitar 90%.
c)
Cairan sperma dan vagina
Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom, HIV dapat
tertular melalui cairan vagina dan cairan sperma untuk hubungan seks
lewat vagina, untuk hubungan seks lewat anus dapat menular lewat
tercampurnya cairan sperma dan darah.
d)
Air Susu Ibu
Penularan melalui ASI dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang
memiliki virus HIV positif dalam tubuhnya dan melahirkan lewat
vagina lalu menyusui banyinya dengan ASI. Kemungkinan penularan
dari ibu ke bayi (Mother to Child Transmission) ini berkisar hingga
30%. Artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif
kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
Saat terjadi infeksi, virus masuk ke dalam sel darah putih yang
disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang
terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembang biak dan pada akhirnya
menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel
virus yang baru ini kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan
menghancurkannya.
5
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein
yang disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang
memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T
penolong.
6
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B
(limfosit yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan
produksi antibodi yang berlebihan.
Pada awalnya, penderita HIV tidak memiliki gejala dan tanda yang dapat
dilihat secara fisik. Biasanya tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terinfeksi
oleh HIV. Keadaan seperti ini disebut asimptomatik yaitu tanpa gejala. Mereka
diketahui menderita HIV positif hanya melalui pemeriksaan darah di laboratorium.
Setelah kurang lebih 8 sampai 10 tahun dari pemeriksaan darah yang menyatakan
seseorang terkena HIV positif, barulah penyakit AIDS mulai menyerang tubuh.
Gejala minor :
Batuk menetap lebih dari satu bulan
7
Dermatitis generalisata yang gatal
Adanya penyakit herpes zoster dibeberapa tempat dan berulang
Kandidiasis orofaringeal yaitu penyakit jamur pada rongga mulut dan
kerongkongan
Limfadenopati generalisata yaitu pembesaran di semua kelenjar limfe
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
Selain gejala-gejala di atas terdapat gejala lain berupa sarkoma kaposi yaitu
tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat embrional atau meseoderm, pneumonia
dan meningitis kriptokokal.
Saat tubuh telah menderita AIDS inilah mulai muncul gejala dan tandanya.
Tubuh mulai mudah terserang penyakit yang tidak kunjung sembuh dan dengan
mudahnya terserang penyakit-penyakit lainnya. Jadi, dalam tubuh yang menderita
AIDS terdapat berbagai macam penyakit yang terjadi bersamaan dan sulit
disembuhkan karena tidak adanya imunitas tubuh. Pada pengidap HIV, kekebalan
tubuhnya semakin lama semakin menurun dan selanjutnya akan menjadi AIDS.
Terakhir, saat tubuh telah memasuki stadium yang parah dimana sudah
kehilangan kekebalan dan tidak dapat menahan serangan berbagai penyakit, tubuh
akan mengalami penurunan berat badan secara drastis yang mengakibatkan tubuh
menjadi sangat kurus. Tubuh jadi tidak bertenaga sehingga mereka selalu merasa
kelelahan dan tidak bisa melaksanakan aktivitas.
1. PENGOBATAN HIV/AIDS
8
a. Didanosin (ddl)
Dosis: 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB<60 kg).
2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB>60kg).
b. Zidovudin (ZDV)
Dosis: 500-600 mg/hari, pemberian setiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada
saat penderita tidak tidur.
c. Lamivudin (3TC).
d. Stavudin (d4T).
Selain obat diatas, terdapat obat ARV (antiretrovirus). Obat ini masih
tergolong terapi pilihan dikarenakan alasan berikut:
a. Obat ini bisa memperlambat progresivitas penyakit dan dapat
memperpanjang daya tahan tubuh.
b. Obat ini aman, mudah, dan tidak mahal. Angka transmisi dapat
diturunkan sampai mendekati nol melalui identifikasi dini ibu hamil
dengan HIV positif dan pengelolaan klinis yang agresif.
c. Hasil penelitian dalam hal upaya pencegahan dengan imunisasi belum
memuaskan. Penelitian tersebut dilakukan di Uganda dengan
menggunakan vaksin HIV yang disebut ‘ALVAC-HIV’ dan vektor
canarypox recombinant untuk mewakili selubung dan gen inti HIV-1
sebagai upaya untuk merangsang sel pertahanan tubuh.
d. Beberapa ahli mengusulkan penelitian tentang bagaimana agar CD4
tiruan diserang oleh virus , sehingga CD4 alami tetap normal. Bagian
yang diserang virus HIV adalah sel darah putih terutama sel limfosit pada
bagian CD4. CD4 adalah bagian dari limfosit yang menunjukkan
seberapa besar fungsi pertahanan tubuh manusia. Jumlah CD4 yang
rendah menunjukkan pertahanan tubuh yang lemah dan mudah terkena
virus, bakteri, dan jamur.
9
c. Hampir semua manusia membentuk respon imun terhadap HIV.
2. PENCEGAHAN HIV/AIDS
10
Kewaspadaan Universal meliputi:
a. Cara penanganan dan pembuangan barang-barang tajam (yakni barang-
barang yang dapat menimbulkan sayatan atau luka tusukan, termasuk
jarum, jarum hipodermik, pisau bedah dan benda tajam lainnya, pisau,
gergaji, remukan/pecahan kaca, dan paku);
b. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
dilakukannya semua prosedur;
c. Menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan, celemek, jubah,
masker dan kacamata pelindung (google) saat harus bersentuhan
langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya;
d. Melakukan desinfeksi instrument kerja dan peralatan yang
terkontaminasi;
e. Penanganan seprei kotor/bernoda secara tepat.
Program Pemberantasan
A. Arah kebijakan
11
• Pencegahan penularan ibu ke bayi (PMTCT, prevention of mother
to child transmission)
• Tranfusi darah yang aman
• Kewaspadaan universal (UP, universal precaution).
2. Peningkatan jumlah dan mutu.
• Pelayanan pengobatan IMS (infeksi menular seksual)
• Peningkatan jumlah dan fugsi klinik VCT
• Perawatan, dukungan, dan pengobatan (CST, care, support, and
tretment) pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
3. Penguatan KPA (Komisi Penanggulangan Aids) di semua tingkat.
4. Peningkatan peraturan perundang-undangan dan anggaran.
5. Peningkatan KIE (komunikasi,informasi, dan edukasi).
6. Memperkuat monitoring dan evaluasi.
B. Target
Target yang ditetapkan sesuai dengan delapan target kunci menuju 2010
yaitu:
1. 80% populasi yang paling beresiko, terjangkau oleh program
pencegahan yang komprehensif.
2. Perubahan perilaku pada 60% populasi paling beresiko.
3. 80% dari mereka yang memenuhi syarat, menerima pengobatan
dengan ARV.
4. Sumber daya dan dana (domestik dan internasional) memenuhi
estimasi kebutuhan pada tahun 2008.
5. Lingkungan yang memberdayakan:
• Peran civil society
• Menghilangkan stigma dan diskriminasi.
6. Persentase ibu hamil dengan HIV dan yang menerima profilaksis
ARV.
7. Persentase yatim piyatu dan anak yang rawan penularan (OVC)
menerima paket dukungan.
8. Mengurangi infeksi baru (jumlah atau persentase pada tahun) 2010
dibandingkan dengan tahun 2005.
12
C. Kegiatan
13
BAB III
A. KESIMPULAN
HIV ditularkan dari orang yang telah terinfeksi ke orang lain melalui
jarum dan alat suntik, alat tindik, alat tato, hubungan seksual yang beresiko,
transfusi darah, dan dari ibu hamil ke bayimu. HIV tidak dapat menular melalui
sentuhan, pelukan, ciuman, tinggal serumah dengan ODHA, bergandengan
tangan, berbagi makanan, memakai toilet bergantian, berenang bersama, gigitan
nyamuk, dan terpapar batuk atau bersin.
14
dua gejala mayor dan satu gejala minor, dan gejala-gejala ini bukan disebabkan
oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
Gejala minor :
Batuk menetap lebih dari satu bulan
Dermatitis generalisata yang gatal
Adanya penyakit herpes zoster dibeberapa tempat dan berulang
Kandidiasis orofaringeal yaitu penyakit jamur pada rongga mulut dan
kerongkongan
Limfadenopati generalisata yaitu pembesaran di semua kelenjar limfe
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
15
Obat antivirus HIV/AIDS adalah:
c. Didanosin (ddl)
Dosis: 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB<60 kg).
2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB>60kg).
b. Zidovudin (ZDV)
Dosis: 500-600 mg/hari, pemberian setiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada
saat penderita tidak tidur.
c. Lamivudin (3TC)
d. Stavudin (d4T)
B. SARAN
16
Diharapkan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS kedepan dapat
lebih luas dan terarah, sehingga bisa bersikap secara tepat dan bijak menyikapi
penyakit HIV/AIDS ini.
17