PJBL Asma 1
PJBL Asma 1
ASMA
Oleh :
0910720009
2011
ASMA
I. Definisi Asma
Asma adalah keadaan pernapasan yang diandai oleh gejala dispnea, batuk-batuk
dan mengi (wheezing) pada waktu ekspirasi sebagai akibat dari bronkospasme
(Brooker, 2001).
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif yang ditandai oleh spasme akut
otot polos bronkiolus yang dapat menyebabkan penurunan ventilasi alveolus
(Corwin, 2000).
Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang
berarti “sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas,
batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas (Sundaru, 2008).
Asthma berasal dari bahasa Yunani yang berarti terengah-engah dan berarti
serangan nafas pendek. Asthma adalah penyakit jalan nafas yang terjadi karena
spasme bronchus, disebabkan oleh berbagai penyebab. (Sylvia.A.Price,1995).
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang berhubungan
dengan peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi
berulang, sesak napas dan batuk terutama pada malam hari atau dini hari.
Asma merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitifitas cabang
tracheobronkial terhadap berbagai jenis rangsangan dan keadaan.
Pada tahunh 2001, insiden asma 3,8 %. Berdasarkan data Badan Kesehatan
Dunia (WHO), sebanyak 300 juta orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225
ribu orang meninggal karena penyakit asma pada tahun 2005 lalu. Hasil penelitian
International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang sama
menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari
sebesar 4,2% menjadi 5,4 %.
V. Patofisiologi Asma
Secara umum, patofisiologi asma nampaknya melibatkan suatu
hiperresponsensitivitas reaksi peradangan. Pada respon alergi di saluran napas,
antibody IgE berikatan dengan allergen dan menyebabkan degranulasi sel mast.
Akibatnya haistamin akan dilepaskan. Histamine tersebut menyebabkan konstriksi
otot polos bronkiolus. Karena histamine juga merangsang pembentukan mucus dan
meningkatkan permeabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan
pembengkakan ruang intestisium paru.
Dimanapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil akhirnya
adalah bronkospasme, pembentukan mucus, edema, dan obstruksi aliran udara.
Olahraga juga dapat berlaku sebagai iritan, karena terjadi aliran udara keluar masuk
paru dalam jumlah yang besar dan cepat. Udara ini belum mendapat pelembapan
(humidifikasi), penghangatan, atau pembersihan dari partikel-partikel debu secara
adekuat sehingga dapat mencetuskan serangan asma.
3. Asthma Campuran.
Merupakan bentuk yang paling sering menyerang pasien . Asthma jenis ini
terdiri dari komponen-komponen kedua macam asthma diatas. Kebanyakan
pasien dengan asthma intrinsic akan berlanjut menjadi bentuk campuran.
Penatalaksanaan medis
Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat
yang menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri atas
golongan bronkodilator dan golongan kortikosteroid sistemik. Bronkodilator artinya
obat yang dapat melebarkan saluran napas dengan jalan melemaskan otot-otot
saluran napas yang sedang mengkerut, sedangkan kortikosteroid adalah obat
antialergi dan anti peradangan yang diberikan dengan tujuan sistemik yaitu
disalurkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
ANAK
Anak yang lebih tua atau anak remaja dapat mengenali memiliki asma
seringkali menggunakan peak flow meter -sebuah alat kecil yang merekam
seberapa cepat seseorang bisa meniup udara-untuk mengukur tingkat gangguan
saluran udara. Alat ini bisa digunakan sebagai penilaian objektif pada kondisi si
anak.
Pengobatan pada sebuah serangan berat terdiri dari membuka saluran udara
(bronchodilation) dan menghentikan peradangan. Berbagai macam obat-obatan
inhalasi membuka saluran udara (bronchodilator). Contoh khusus adalah albuterol
dan ipratropium. Anak yang lebih tua dan anak remaja biasanya bisa
menggunakan obat-obatan ini menggunakan alat inhalasi dengan dosis meteran.
Anak yang lebih tua dari 8 tahun atau seringkali menemukan kemudahan untuk
menggunakan inhalasi dengan pengatur jarak atau ruangan penyangga dipasang.
Bayi dan anak yang sangat kecil kadangkala bisa menggunakan alat inhalasi dan
pengatur jarak jika masker ukuran bayi dipasang.
Anak yang menderita asma ringan, dengan serangan yang jarang biasanya
menggunakan obat-obatan hanya pada waktu serangan. Anak yang sering atau
dengan serangan hebat juga perlu menggunakan obat-obatan bahkan ketika
mereka tidak mengalami serangan.
– Salbutamol
Obat ini tersedia di Puskesmas berupa tablet kemasan 2 mg dan 4 mg.
Bersama Terbutalin (tidak tersedia di Puskesmas) Salbutamol merupakan
bronkodilator yang sangat poten bekerja cepat dengan efek samping minimal.
Dosis : 3-4 X 0,05-0,1 mg/kg BB
– Teofilin
Obat ini tidak tersedia di Puskesmas.
Dosis : 16-20 mg/kg BB/hari oral atau IV.
– Aminofilin
Obat ini tersedia di Puskesmas berupa tablet 200 mg dan injeksi 240 mg/ampul.
Dosis intravena : 5-6 mg/kg BB diberikan pelan-pelan. Dapat diulang 6-8 jam
kemudian , bila tidak ada perbaikan.
Dosis : 3-4 X 3-5 mg/kg BB
c. Kortikosteroid
Obat ini tersedia di Puskesmas tetapi sebaiknya hanya dipakai dalam keadaan :
– Pengobatan dengan bronkodilator baik pada asma akut maupun kronis tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
– Keadaan asma yang membahayakan jiwa penderita (contoh : status asmatikus)
Dalam pemakaian jangka pendek (2-5 hari) kortikosteroid dapat diberikan dalam
dosis besar baik oral maupun parenteral, tanpa perlu tapering off.
Obat pilihan :
– Hidrocortison
Dosis : 4 X 4-5 mg/kg BB
– Dexamethason
Dosis :
d. Ekspektoran
e. Antibiotik
Hanya diberikan jika serangan asma dicetuskan atau disertai oleh rangsangan infeksi
saluran pernafasan, yang ditandai dengan suhu yang meninggi.
Antibiotika yang efektif untuk saluran pernafasan dan ada di Puskesmas adalah :
IX. Askep Asma
PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Suku/Bangsa :
Status Pernikahan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Nomor Register :
Tanggal MRS :
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa Medis : Asma
PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Hubungan dengan Keluarga :
Pekerjaan :
Alamat :
KELUHAN UTAMA
Bayi dan Anak : Batuk-batuk dan sesak napas
Dewasa dan Lansia : Batuk-batuk dan sesak napas disertai keringat dingin pada malam
hari.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Bayi dan Anak : klien batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas pada jam 19.00
WIB. Timbul sesak napas saat klien menangis karena rewel mengantuk, dan menjadi
lebih parah apabila nangisnya tidak berhenti-henti. Sudah diberi obat selama 3 hari tapi
tidak ada perubahan. Oleh karena itu ibu klien membawanya ke IRD RS Aman Sentosa.
Dewasa dan Lansia : klien mengeluh sesak pada dada dan keringat dingin pada malam
hari. Jika melakukan aktifitas yang berat-berat maka rasa sakit dan sesak pada dada
semakin parah dan disertai batuk-batuk hingga tidak kuat berjalan. Biasanya klien
menggunakan inhalator untuk mengatasinya.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Bayi dan Anak : Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari debu rumah,
misalnya tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang terdapat di rumah,
bahan iritan: minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap rokok dari orang
dewasa.Perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara dapat dihubungkan
dengan percepatan terjadinya serangan asma.
Riwayat Tumbuh Kembang :
a. Tahap pertumbuhan
Pada anak umur 5 tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram, mengikuti patokan
umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun :
14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra
sekolah rata – rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan
tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur
( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4
tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 – 7,5
cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.
b. Tahap perkembangan
Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak punya insiatif
mencari pengalaman baru dan jika anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa
bersalah dan menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang
menantang ketrampilan motorik dan bahasanya.
Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik ( 3-5
tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus
komplek ( laki-laki lebih dekat dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih
dekat ke ayahnya ).
Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional yaitu fase
preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini
kanan-kiri belum sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu belum benar dan
magical thinking.
Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation –Separation “. Dimana
sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah
bisa mentoleransi perpisahan dari orang tua walaupun dengan sedikit atau tidak protes.
Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada akhir
umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa menamai
objek yang familiar seperti binatang, bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat
menerima atau memberikan perintah sederhana.
Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang mempunyai
permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik
halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga.
b. Pola Eliminasi
1. Sebelum sakit
BAB
Frekwensi :
Waktu :
Konsistensi :
Warna :
BAB terakhir :
Penggunaan pencahar :
BAK Sistem perkemihan Produksi urin dapat menurun jika intake minum yang
kurang akibat sesak nafas
Frekwensi :
Warna :
Bau :
2. Saat sakit
BAB
Frekwensi :
Waktu :
Konsistensi :
Warna :
BAB terakhir :
Penggunaan pencahar :
Riwayat perdarahan :
( ) diare ( ) konstipasi ( ) inkontinensia
BAK Sistem perkemihan Produksi urin dapat menurun jika intake minum
yang kurang akibat sesak nafas
Frekwensi :
Warna :
Bau :
Jumlah :
Nyeri / rasa terbakar? :
Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih?
Penggunaan deuritika?
Penggunaan alat bantu (kateter)?
( ) inkontine
( ) hematuri
( ) retensi
( ) anuria
( ) oliguri
( ) nokturia
( ) lain-lain : ......................................................................
Upaya mengatasi masalah?
1. Sebelum sakit
Kegiatan dalam pekerjaan?
Olahraga: Jenis? Frekwensi?
Kegiatan di waktu luang?
2. Saat sakit
Kegiatan perawatan
- Mandi
( ) mandiri
( ) dibantu sebagian
( ) perlu bantuan orang lain
( ) perlu bantuan orang lain dan alat
( ) tergantung / tidak mampu
- Berpakaian
( ) mandiri
( ) dibantu sebagian
( ) perlu bantuan orang lain
( ) perlu bantuan orang lain dan alat
( ) tergantung / tidak mampu
- Eliminasi
( ) mandiri
( ) dibantu sebagian
( ) perlu bantuan orang lain
( ) perlu bantuan orang lain dan alat
( ) tergantung / tidak mampu
- Makan & Minum
( ) mandiri
( ) dibantu sebagian
( ) perlu bantuan orang lain
( ) perlu bantuan orang lain dan alat
( ) tergantung / tidak mampu
- Mobilisasi
( ) mandiri
( ) dibantu sebagian
( ) perlu bantuan orang lain
( ) perlu bantuan orang lain dan alat
( ) tergantung / tidak mampu
- Ambulasi
( ) mandiri
( ) dibantu sebagian
( ) perlu bantuan orang lain
( ) perlu bantuan orang lain dan alat
( ) tergantung / tidak mampu
Alat bantu :
( ) kruk
( ) kursi roda
( ) tongkat
( ) lain-lain : ......................................................................
2. Saat sakit
Waktu tidur (jam) :
Waktu bangun :
Masalah tidur :
Hal-hal yang mempermudah bangun :
Masalah tidur :
( ) sering bangun
( ) insomnia
2. Saat sakit
Mandi : x/hari
Keramas : x/minggu
Ganti pakaian : x/hari
Sikat gigi : x/hari
Memotong kuku : x/minggu
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda Vital
Tensi : ……mmHg
RR : ……x/mnt
Nadi : ……x/mnt
Suhu : …..oC
BB : ….. kg
TB : ….. cm
PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
Bayi dan Anak :
Pemeriksaan Fisik / Pengkajian Persistem
a. Sistem Pernapasan / Respirasi Sesak, batuk kering (tidak produktif), tachypnea,
orthopnea, barrel chest, penggunaan otot aksesori pernapasan, Peningkatan PCO2 dan
penurunan O2,sianosis, perkusi hipersonor, pada auskultasi terdengar wheezing, ronchi
basah sedang, ronchi kering musikal.
b. Sistem Cardiovaskuler Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan.
c. Sistem Persyarafan / neurologi Pada serangan yang berat dapat terjadi gangguan
kesadaran : gelisah, rewel, cengeng → apatis → sopor → coma.
d. Sistem perkemihan Produksi urin dapat menurun jika intake minum yang kurang
akibat sesak nafas
e. .Sistem Pencernaan / Gastrointestinal Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak
toleransi terhadap makan dan minum, mukosa mulut kering.
f. Sistem integumen Berkeringat akibat usaha pernapasan klien terhadap sesak nafas.
Dewasa dan Lansia :
Inspeksi Dada :
1) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum
2) Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal
3) Keabnormalan struktur Thorax
4) Contour dada simetris
5) Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna merata
6) RR dan ritme selama satu menit.
Palpasi :
1) Temperatur kulit
2) Premitus : fibrasi dada
3) Pengembangan dada
4) Krepitasi
5) Massa
6) Edema
Auskultasi
1) Vesikuler
2) Broncho vesikuler
3) Hyper ventilasi
4) Rochi
5) Wheezing
6) Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG