; Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2010 meningkat sebesar 6,1 persen terhadap tahun
2009, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi 13,5 persen dan terendah di Sektor Pertanian 2,9 persen. Sementara pertumbuhan PDB
tanpa migas tahun 2010 mencapai 6,6 persen.
; Besaran PDB Indonesia tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp6.422,9 triliun, sedangkan
atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.310,7 triliun.
; Secara triwulanan, PDB Indonesia Triwulan IV-2010 dibandingkan dengan Triwulan III-2010 (q-to-q)
menurun sebesar 1,4 persen, tapi bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2009 (y-on-y) tumbuh sebesar
6,9 persen.
; Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 14,9
persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,5 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga
4,6 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah 0,3 persen. Sedangkan komponen impor sebagai
faktor pengurang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 17,3 persen.
; Pada tahun 2010, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 56,7 persen,
konsumsi pemerintah 9,1 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 32,2 persen, dan
ekspor 24,6 persen. Sedangkan untuk penyediaan dari impor sebesar 23,0 persen.
; PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp27,0 juta (US$3.004,9),
sementara tahun 2009 sebesar Rp23,9 juta (US$2.349,6).
; 57,8 persen dari PDB Triwulan IV-2010 masih merupakan kontribusi Pulau Jawa, dengan urutan tiga
provinsi terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-
kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor
primernya lebih diperankan oleh luar Jawa.
Produk Domestik Bruto (PDB) 4 948,7 5 603,9 6 422,9 2 082,5 2 177,7 2 310,7 6,1 6,1
PDB Tanpa Migas 4 427,6 5 139,0 5 924,0 1 939,6 2 035,9 2 169,5 6,6 -
Selama tahun 2010, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 13,5 persen, diikuti oleh Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,7 persen, Sektor Konstruksi 7,0 persen, Sektor Jasa-jasa 6,0 persen,
Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,7 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 5,3
persen, Sektor Industri Pengolahan 4,5 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 3,5 persen, dan
Sektor Pertanian 2,9 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2010 mencapai 6,6 persen
yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,1 persen.
Grafik 1
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010
(persen)
16,0
13,5
14,0
12,0
10,0
8,7
8,0 7,0
Dibandingkan dengan tahun 2008 dan 2009, pada tahun 2010 terjadi peningkatan peranan
pada beberapa sektor kecuali: Sektor Industri Pengolahan turun dari 27,8 persen menjadi 24,8 persen
dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan turun dari 7,5 persen menjadi 7,2 persen.
Peranan Sektor Pertanian naik dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen, Sektor Konstruksi naik dari 8,5
persen menjadi 10,3 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi naik dari 6,3 persen menjadi 6,5
persen, dan Sektor Jasa-jasa naik dari 9,7 menjadi 10,2 persen. Selanjutnya jika dilihat secara total,
peranan PDB tanpa migas naik dari 89,5 persen pada tahun 2008 menjadi 91,7 persen pada tahun 2009
dan 92,2 persen pada tahun 2010.
PDB atas dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar Rp6.422,9 triliun, sebagian besar digunakan
untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp3.642,0 triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi
pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp581,9 triliun, pembentukan modal tetap bruto
atau investasi fisik sebesar Rp2.065,2 triliun, perubahan inventori sebesar Rp21,4 triliun, transaksi
ekspor sebesar Rp1.580,8 triliun dan impor sebesar Rp1.475,8 triliun. Dibandingkan dengan tahun
2009, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp5.603,9 triliun menjadi Rp6.422,9 triliun. Hal
tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada tabel
berikut:
1. Konsumsi Rumah Tangga 3 000,0 3 290,8 3 642,0 1 191,2 1 249,0 1 306,8 4,6 2,7
2. Konsumsi Pemerintah 416,9 537,6 581,9 169,3 195,8 196,4 0,3 0,0
4. a. Perubahan Inventori 5,8 -7,3 21,4 2,2 -2,1 7,5 463,1 0,4
6. Dikurangi: Impor 1 422,9 1 197,1 1 475,8 833,3 708,5 830,9 17,3 5,6
Produk Domestik Bruto (PDB) 4 948,7 5 603,9 6 422,9 2 082,5 2 177,7 2 310,7 6,1 6,1
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebesar 6,1 persen. Pertumbuhan ini
didukung oleh semua komponen, yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,6 persen, konsumsi
pemerintah sebesar 0,3 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,5 persen, dan perubahan
inventori sebesar 463,1 persen, sedangkan komponen ekspor tumbuh sebesar 14,9 persen dan impor
tumbuh sebesar 17,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar 6,1 persen sebagian besar bersumber dari komponen
ekspor, yakni 6,4 persen. Kemudian komponen konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan
sebesar 2,7 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,0 persen, dan perubahan inventori
sebesar 0,4 persen.
Tabel 5
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Penggunaan
(persen)
Triwulan III-2010 Triwulan IV-2010 Triwulan IV-2010
Komponen Terhadap Terhadap Terhadap
Triwulan II-2010 Triwulan III-2010 Triwulan IV-2009
(1) (2) (3) (4)
1. Konsumsi Rumah Tangga 2,0 0,3 4,4
2. Konsumsi Pemerintah 12,8 38,2 7,3
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,3 1,3 8,7
4. Perubahan Inventori 52,5 -185,9 -28,7
5. Ekspor 4,3 12,8 16,1
6. Dikurangi: Impor 3,3 9,6 16,9
Produk Domestik Bruto (PDB) 3,4 -1,4 6,9
VI. Profil Spasial Ekonomi Indonesia Menurut Kelompok Provinsi Triwulan IV-2010
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan IV-2010 masih didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
sebesar 57,8 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,2 persen, Pulau Kalimantan 9,1
persen, Pulau Sulawesi 4,7 persen dan sisanya 5,2 persen di provinsi-provinsi lainnya.
Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, tiga provinsi penyumbang terbesar di
Pulau Jawa adalah DKI Jakarta (16,5 persen), Jawa Timur (14,8 persen), dan Jawa Barat (14,3 persen).
Kemudian di Pulau Sumatera urutannya adalah Riau (6,6 persen), Sumatera Utara (5,3 persen), dan
Sumatera Selatan (2,9 persen).
Tabel 8
Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional
(persen)
Triwulan IV
Wilayah/Pulau 2008 2009 2010
2009 2010
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sumatera 22,9 22,6 23,1 22,6 23,2
Jawa 57,9 58,6 58,0 58,7 57,8
Bali dan Nusa Tenggara 2,5 2,7 2,7 2,8 2,7
Kalimantan 10,4 9,2 9,2 9,0 9,1
Sulawesi 4,3 4,6 4,6 4,6 4,7
Maluku dan Papua 2,0 2,3 2,4 2,3 2,5
Indonesia 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0