Anda di halaman 1dari 8

BADAN PUSAT STATISTIK

No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2010 MENCAPAI 6,1 PERSEN

; Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2010 meningkat sebesar 6,1 persen terhadap tahun
2009, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi 13,5 persen dan terendah di Sektor Pertanian 2,9 persen. Sementara pertumbuhan PDB
tanpa migas tahun 2010 mencapai 6,6 persen.
; Besaran PDB Indonesia tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp6.422,9 triliun, sedangkan
atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.310,7 triliun.
; Secara triwulanan, PDB Indonesia Triwulan IV-2010 dibandingkan dengan Triwulan III-2010 (q-to-q)
menurun sebesar 1,4 persen, tapi bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2009 (y-on-y) tumbuh sebesar
6,9 persen.
; Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 14,9
persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,5 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga
4,6 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah 0,3 persen. Sedangkan komponen impor sebagai
faktor pengurang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 17,3 persen.
; Pada tahun 2010, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 56,7 persen,
konsumsi pemerintah 9,1 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 32,2 persen, dan
ekspor 24,6 persen. Sedangkan untuk penyediaan dari impor sebesar 23,0 persen.
; PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp27,0 juta (US$3.004,9),
sementara tahun 2009 sebesar Rp23,9 juta (US$2.349,6).
; 57,8 persen dari PDB Triwulan IV-2010 masih merupakan kontribusi Pulau Jawa, dengan urutan tiga
provinsi terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-
kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor
primernya lebih diperankan oleh luar Jawa.

I. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010


Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen
dibanding tahun 2009. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2010
mencapai Rp2.310,7 triliun, sedangkan pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp2.177,7
triliun dan Rp2.082,5 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2010 naik sebesar
Rp819,0 triliun, yaitu dari Rp5.603,9 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp6.422,9 triliun pada
tahun 2010.

Berita Resmi Statistik No.12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011 1


Tabel 1
Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008—2010,
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2010
Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber
Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan
Lapangan Usaha (Triliun Rupiah) (Triliun Rupiah) 2010 2010
2008 2009 2010 2008 2009 2010 (Persen) (Persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Pertanian, Peternakan,
716,7 857,3 985,1 284,6 295,9 304,4 2,9 0,4
Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 541,3 591,9 716,4 172,5 180,2 186,4 3,5 0,3
3. Industri Pengolahan 1 376,4 1 477,7 1 594,3 557,8 569,8 595,3 4,5 1,2
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 40,9 47,2 50,0 15,0 17,1 18,1 5,3 0,0
5. Konstruksi 419,7 555,2 661,0 131,0 140,3 150,1 7,0 0,4
6. Perdagangan, Hotel dan
691,5 744,1 881,1 363,8 368,6 400,6 8,7 1,5
Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi 312,2 352,4 417,5 165,9 191,6 217,4 13,5 1,2
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa
368,1 404,0 462,8 198,8 208,8 220,6 5,7 0,5
Perusahaan
9. Jasa-jasa 481,9 574,1 654,7 193,1 205,4 217,8 6,0 0,6

Produk Domestik Bruto (PDB) 4 948,7 5 603,9 6 422,9 2 082,5 2 177,7 2 310,7 6,1 6,1
PDB Tanpa Migas 4 427,6 5 139,0 5 924,0 1 939,6 2 035,9 2 169,5 6,6 -

Selama tahun 2010, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 13,5 persen, diikuti oleh Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,7 persen, Sektor Konstruksi 7,0 persen, Sektor Jasa-jasa 6,0 persen,
Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,7 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 5,3
persen, Sektor Industri Pengolahan 4,5 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 3,5 persen, dan
Sektor Pertanian 2,9 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2010 mencapai 6,6 persen
yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,1 persen.
Grafik 1
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010
(persen)

16,0
13,5
14,0

12,0

10,0
8,7
8,0 7,0

5,3 5,7 6,0


6,0
4,5
3,5
4,0
2,9
1,2 1,5 1,2
2,0
0,4 0,3 0,0 0,4 0,5 0,6
0,0
Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa

Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

2 Berita Resmi Statistik No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011


Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen
memberikan sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB
yaitu sebesar 1,5 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor
Industri Pengolahan yang memberikan peranan masing-masing sebesar 1,2 persen (Tabel 1).

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2010


Kinerja perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 yang digambarkan oleh PDB atas
dasar harga konstan 2000 menurun sebesar 1,4 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q).
Penurunan tersebut mengikuti pola triwulanan yang lalu yaitu mengalami kontraksi pada Triwulan
IV setelah terjadi kenaikan pada Triwulan III. Pertumbuhan negatif pada Triwulan IV-2010 ini
disebabkan karena Sektor Pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 20,3 persen
karena siklus musiman. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama Triwulan IV-2010 mengalami
pertumbuhan positif yaitu: Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 3,7 persen, Sektor Jasa-jasa
tumbuh 2,5 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 2,5 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh
1,7 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 1,4 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa
Perusahaan tumbuh 1,3 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 0,7 persen, serta
Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 0,6 persen (Tabel 2).
Selanjutnya, perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 bila dibandingkan dengan
Triwulan IV-2009 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,9 persen. Pertumbuhan tersebut
terjadi pada semua sektor ekonomi yaitu: Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai
pertumbuhan tertinggi sebesar 15,5 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 8,4
persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 7,5 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 6,7 persen, Sektor Keuangan,
Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 6,3 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 5,3 persen,
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh 4,3 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh
4,2 persen, serta Sektor Pertanian tumbuh 3,8 persen.
Tabel 2
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha
(persen)
Triwulan III-2010 Triwulan IV-2010 Triwulan IV-2010
Lapangan Usaha Terhadap Terhadap Terhadap
Triwulan II-2010 Triwulan III-2010 Triwulan IV-2009
(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 6,2 -20,3 3,8


2. Pertambangan dan Penggalian 3,5 0,6 4,2
3. Industri Pengolahan 2,6 1,4 5,3
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,1 1,7 4,3
5. Konstruksi 4,4 2,5 6,7
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,9 0,7 8,4
7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,7 3,7 15,5
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1,7 1,3 6,3
9. Jasa-jasa 1,1 2,5 7,5
Produk Domestik Bruto (PDB) 3,4 -1,4 6,9
PDB Tanpa Migas 3,6 -1,5 7,4

Berita Resmi Statistik No.12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011 3


III. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008—2010
Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku
menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu
Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
mempunyai peranan sebesar 53,8 persen tahun 2010. Sektor Industri Pengolahan memberi kontribusi
sebesar 24,8 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai
peranan masing-masing sebesar 15,3 persen dan 13,7 persen.
Tabel 3
Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008—2010
(persen)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010


(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 14,5 15,3 15,3


2. Pertambangan dan Penggalian 10,9 10,6 11,2
3. Industri Pengolahan 27,8 26,4 24,8
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,8 0,8 0,8
5. Konstruksi 8,5 9,9 10,3
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,0 13,3 13,7
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,3 6,3 6,5
8. Keuangan, Real estat dan Jasa Perusahaan 7,5 7,2 7,2
9. Jasa-jasa 9,7 10,2 10,2
Produk Domestik Bruto (PDB) 100,0 100,0 100,0
PDB Tanpa Migas 89,5 91,7 92,2

Dibandingkan dengan tahun 2008 dan 2009, pada tahun 2010 terjadi peningkatan peranan
pada beberapa sektor kecuali: Sektor Industri Pengolahan turun dari 27,8 persen menjadi 24,8 persen
dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan turun dari 7,5 persen menjadi 7,2 persen.
Peranan Sektor Pertanian naik dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen, Sektor Konstruksi naik dari 8,5
persen menjadi 10,3 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi naik dari 6,3 persen menjadi 6,5
persen, dan Sektor Jasa-jasa naik dari 9,7 menjadi 10,2 persen. Selanjutnya jika dilihat secara total,
peranan PDB tanpa migas naik dari 89,5 persen pada tahun 2008 menjadi 91,7 persen pada tahun 2009
dan 92,2 persen pada tahun 2010.

IV. PDB Menurut Penggunaan

PDB atas dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar Rp6.422,9 triliun, sebagian besar digunakan
untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp3.642,0 triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi
pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp581,9 triliun, pembentukan modal tetap bruto
atau investasi fisik sebesar Rp2.065,2 triliun, perubahan inventori sebesar Rp21,4 triliun, transaksi
ekspor sebesar Rp1.580,8 triliun dan impor sebesar Rp1.475,8 triliun. Dibandingkan dengan tahun
2009, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp5.603,9 triliun menjadi Rp6.422,9 triliun. Hal
tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada tabel
berikut:

4 Berita Resmi Statistik No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011


Tabel 4
Nilai PDB Menurut Penggunaan Tahun 2008—2010,
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2010
Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber
Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan
Komponen
(Triliun Rupiah) (Triliun Rupiah) 2010 2010
2008 2009 2010 2008 2009 2010 (Persen) (Persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Konsumsi Rumah Tangga 3 000,0 3 290,8 3 642,0 1 191,2 1 249,0 1 306,8 4,6 2,7

2. Konsumsi Pemerintah 416,9 537,6 581,9 169,3 195,8 196,4 0,3 0,0

3. PMTB 1 370,7 1 744,4 2 065,2 493,8 510,1 553,4 8,5 2,0

4. a. Perubahan Inventori 5,8 -7,3 21,4 2,2 -2,1 7,5 463,1 0,4

b. Diskrepansi Statistik 103,1 -118,9 7,4 27,0 1,1 6,1 - -

5. Ekspor 1 475,1 1 354,4 1 580,8 1 032,3 932,3 1 071,4 14,9 6,4

6. Dikurangi: Impor 1 422,9 1 197,1 1 475,8 833,3 708,5 830,9 17,3 5,6

Produk Domestik Bruto (PDB) 4 948,7 5 603,9 6 422,9 2 082,5 2 177,7 2 310,7 6,1 6,1

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebesar 6,1 persen. Pertumbuhan ini
didukung oleh semua komponen, yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,6 persen, konsumsi
pemerintah sebesar 0,3 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,5 persen, dan perubahan
inventori sebesar 463,1 persen, sedangkan komponen ekspor tumbuh sebesar 14,9 persen dan impor
tumbuh sebesar 17,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar 6,1 persen sebagian besar bersumber dari komponen
ekspor, yakni 6,4 persen. Kemudian komponen konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan
sebesar 2,7 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,0 persen, dan perubahan inventori
sebesar 0,4 persen.
Tabel 5
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Penggunaan
(persen)
Triwulan III-2010 Triwulan IV-2010 Triwulan IV-2010
Komponen Terhadap Terhadap Terhadap
Triwulan II-2010 Triwulan III-2010 Triwulan IV-2009
(1) (2) (3) (4)
1. Konsumsi Rumah Tangga 2,0 0,3 4,4
2. Konsumsi Pemerintah 12,8 38,2 7,3
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,3 1,3 8,7
4. Perubahan Inventori 52,5 -185,9 -28,7
5. Ekspor 4,3 12,8 16,1
6. Dikurangi: Impor 3,3 9,6 16,9
Produk Domestik Bruto (PDB) 3,4 -1,4 6,9

Pertumbuhan beberapa komponen penggunaan, q-to-q pada Triwulan IV-2010 dibandingkan


dengan Triwulan III-2010 mengalami peningkatan, kecuali komponen perubahan inventori yang
mengalami kontraksi sebesar 185,9 persen. Laju pertumbuhan tertinggi pada Triwulan IV-2010 terjadi
pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yaitu sebesar 38,2 persen. Konsumsi rumah tangga
dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing meningkat sebesar 0,3 persen dan 1,3 persen.

Berita Resmi Statistik No.12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011 5


Komponen ekspor dan impor juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 12,8 persen dan 9,6
persen.
PDB menurut penggunaan pada Triwulan IV-2010 terhadap Triwulan IV-2009 (y-on-y) juga
mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen impor yang
mencapai 16,9 persen, diikuti oleh komponen ekspor sebesar 16,1 persen. Peningkatan tersebut
selanjutnya diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,7 persen, konsumsi
pemerintah sebesar 7,3 persen, dan konsumsi rumah tangga sebesar 4,4 persen. Sementara itu
komponen perubahan inventori mengalami pertumbuhan minus 28,7 persen.
Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, konsumsi rumah tangga masih merupakan
penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia sekalipun mengalami penurunan dari
58,7 persen pada tahun 2009 menjadi sebesar 56,7 persen pada tahun 2010. Komponen pengeluaran
konsumsi pemerintah juga mengalami penurunan dari 9,6 persen pada tahun 2009 menjadi 9,1 persen
pada tahun 2010. Sebaliknya, pada periode yang sama, komponen-komponen lain mengalami
peningkatan. Komponen pembentukan modal tetap bruto meningkat dari 31,1 persen menjadi 32,2
persen, perubahan inventori meningkat dari minus 0,1 persen menjadi 0,3 persen, ekspor meningkat
dari 24,2 persen menjadi 24,6 persen, dan impor meningkat dari 21,4 persen menjadi 23,0 persen.
Tabel 6
Struktur PDB Menurut Penggunaan Tahun 2008—2010
(persen)

Komponen 2008 2009 2010


(1) (2) (3) (4)

1. Konsumsi Rumah Tangga 60,6 58,7 56,7


2. Konsumsi Pemerintah 8,4 9,6 9,1
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 27,7 31,1 32,2
4. a. Perubahan Inventori 0,1 -0,1 0,3
b. Diskrepansi Statistik 2,1 -2,1 0,1
5. Ekspor Barang dan Jasa 29,8 24,2 24,6
6. Dikurangi: Impor Barang dan Jasa 28,7 21,4 23,0

Produk Domestik Bruto (PDB) 100,0 100,0 100,0

V. PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita


PDB/PNB per kapita merupakan PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2010, nilai PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp27,0
juta (US$3.004,9) dengan laju peningkatan sebesar 13,0 persen dibandingkan dengan PDB per kapita
tahun 2009 yang sebesar Rp23,9 juta (US$2.349,6). Sementara itu PNB per kapita juga meningkat dari
Rp23,1 juta (US$2.267,3) pada tahun 2009 menjadi Rp26,3 juta (US$2.920,1) pada tahun 2010 atau
terjadi peningkatan sebesar 13,9 persen.

6 Berita Resmi Statistik No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011


Tabel 7
PDB dan PNB Per Kapita Indonesia Tahun 2008—2010

Uraian 2008 2009 2010


(1) (2) (3) (4)
PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 21,4 23,9 27,0
- Indeks Peningkatan (persen) 23,4 11,7 13,0
- Nilai (US$) 2 245,2 2 349,6 3 004,9
PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 20,7 23,1 26,3
- Indeks Peningkatan (persen) 24,1 11,6 13,9
- Nilai (US$) 2 165,5 2 267,3 2 920,1

VI. Profil Spasial Ekonomi Indonesia Menurut Kelompok Provinsi Triwulan IV-2010
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan IV-2010 masih didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
sebesar 57,8 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,2 persen, Pulau Kalimantan 9,1
persen, Pulau Sulawesi 4,7 persen dan sisanya 5,2 persen di provinsi-provinsi lainnya.
Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, tiga provinsi penyumbang terbesar di
Pulau Jawa adalah DKI Jakarta (16,5 persen), Jawa Timur (14,8 persen), dan Jawa Barat (14,3 persen).
Kemudian di Pulau Sumatera urutannya adalah Riau (6,6 persen), Sumatera Utara (5,3 persen), dan
Sumatera Selatan (2,9 persen).
Tabel 8
Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional
(persen)
Triwulan IV
Wilayah/Pulau 2008 2009 2010
2009 2010
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sumatera 22,9 22,6 23,1 22,6 23,2
Jawa 57,9 58,6 58,0 58,7 57,8
Bali dan Nusa Tenggara 2,5 2,7 2,7 2,8 2,7
Kalimantan 10,4 9,2 9,2 9,0 9,1
Sulawesi 4,3 4,6 4,6 4,6 4,7
Maluku dan Papua 2,0 2,3 2,4 2,3 2,5
Indonesia 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Apabila pengelompokan kegiatan ekonominya dibedakan ke dalam: Sektor Primer (Sektor


Pertanian dan Sektor Pertambangan), Sektor Sekunder (Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih, dan Sektor Konstruksi), dan Sektor Tersier (Sektor Perdagangan, Sektor Pengangkutan, Sektor
Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa), secara spasial Sektor Primer lebih didominasi oleh wilayah luar Jawa
(74,2 persen). Sedangkan Sektor Sekunder dan Tersier, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang
terbesar yaitu masing-masing sebesar 67,3 persen dan 67,1 persen.
Tabel 9
Peranan Wilayah Menurut Kelompok Sektor Triwulan IV-2010
(Persen)
Kelompok Sektor
Wilayah
Primer Sekunder Tersier
(1) (2) (3) (4)
Jawa 25,8 67,3 67,1
Luar Jawa 74,2 32,7 32,9
Total 100,0 100,0 100,0

Berita Resmi Statistik No.12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011 7


Informasi lebih lanjut hubungi:
Supriyanto, M.A.
Direktur Neraca Produksi

Telepon: 3810291-5 Pesawat 7100


E-mail: supriyan@ bps.go.id
dan
Nursinah Amal Urai, M.A.
Direktur Neraca Pengeluaran

Telepon: 3810291-5, Pesawat 7200


E-mail: nursinah@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai