Anda di halaman 1dari 3

21 April 2010

Konsep dasar perkembangan peserta didik

Perkembangan
Menurut E.B. Hurlock (istiwidayanti dan soedjarwo, 1991) perkembangan
merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari
proses kematangan dan pengalaman. perkembangan terdiri atas serangkaian
perubahan yang bersifat progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Perubahan kualitatif atau pertumbuhan merupakan buah dari perubahan
aspek fisik seperti penambahan tinggi, berat dan proporsi badan. Sedangkan
perubahan kuantitatif meliputi perubahan aspek psikofisik, seperti peningkatan
kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi dan sikap. Selain perubahan ke
arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami pengurangan
seperti gejala lupa dan pikun.
Kematangan
kematangan merupakan faktor internal (dari dalam) yang dibawa setiap individu
sejak lahir, seperti ciri khas, sifat, potensi dan bakat. Pengalaman merupakan
intervensi faktor eksternal (dari luar) terutama lingkungan sosial budaya di sekitar
individu. Kedua faktor (kematangan dan pengalaman) ini secara simultan
mempengaruhi perkembangan seseorang. Seorang anak yang memiliki bakat
musik dan didukung oleh pengalaman dalam lingkungan keluarga yang
mendukung pengembanganbakatnya seperti menyediakan dan memberi les musik,
akan berkembang menjadi seorang pemusik yang handal. Perubahan progresif
yang berlangsung terus menerus sepanjang hayat memungkinkan manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana manusia hidup. Sikap manusia
terhadap perubahan berbeda-beda tergantung beberapa faktor, diantaranya
pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai budaya, perubahan peran, serta
penampilan dan perilaku seseorang.
Belajar
Slameto (1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Winkel
(1989) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri
seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya,
sehingga menghasil-kan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam
kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi, belajar pada
hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan
lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar,
bersifat terus-menerus, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada
kemajuan yang progresif. Belajar pada abad 21, seperti yang dikemukakan Delors
(Unesco, 1996), didasar-kan pada konsep belajar sepanjang hayat (life long
learning) dan belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Konsep ini
bertumpu pada empat pilar pembelajaran yaitu:
1. learning to know (belajar mengetahui)
Dengan memadukan pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan
untuk bekerja melalui kemampuan belajar bagaimana caranya belajar sehingga
diperoleh keuntungan dari peluang-peluang pendidikan sepanjang hayat yang
tersedia.
2. learning to do (belajar berbuat)
Bukan hanya untuk memperoleh suatu keterampilan kerja tetapi juga untuk
mendapatkan kompetensi berkenaan dengan bekerja dalam kelompok dan
berbagai kondisi sosial yang informal
3. learning to be (belajar menjadi dirinya)
Dengan lebih menyadari kekuatan dan keterbatasan dirinya, dan terus menerus
mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik dan mampu bertindak
mandiri, dan membuat pertimbangan berdasarkan tanggung jawab pribadi
4. learning to live together (belajar hidup bersama)
Dengan cara mengembangkan pengertian dan kemampuan untuk dapat hidup
bersama dan bekerjasama dengan orang lain dalam masyarakat global yang
semakin pluralistik atau majemuk secara damai.
Peserta Didik
Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses
pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa
yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional
(2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Peserta didik usia SD/MI adalah semua anak yang berada pada rentang usia 6-
12/13 tahun. Peserta didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Yg perlu Anda pahami sebagai
guru kelas SD adalah pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik sebagai
suatu totalitas atau kesatuan. Menurut Semiawan (1999), konsep peserta didik
sebagai suatu totalitas sekurangnya mengandung tiga pengertian. Pertama, peserta
didik adalah mahluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari
keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya. Aspek fisik dan psikis tersebut
terdapat dalam diri peserta didik sebagai individu yang berarti tidak dapat
dipisahkan antara suatu bagian dengan bagian lainnya. Kedua, keseluruhan aspek
fisik dan psikis tersebut memiliki hubungan yang saling terjalin satu sama lain,
jika salah satu aspek mengalami gangguan misalnya sakit gigi (aspek fisik), maka
emosinya juga terganggu (rewel, cepat marah, dll). Ketiga, peserta didik usia
SD/MI berbeda dari orang dewasa bukan sekedar secara fisik, tetapi juga secara
keseluruhan. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah manusia
yang dalam keseluruhan aspek dirinya berbeda dengan manusia dewasa.
Sinolungan (1997) mengemukakan bahwa manusia termasuk mahluk totalitas "
homo trieka " Ini berarti manusia termasuk peserta didik yg merupakan :
1. Makhluk religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas
dirinya dan alam lingkungan sekitarnya
2. Makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan
saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusia
3. Makhluk individual yang memiliki keunikan (ciri khas, kelebihan,
kekurangan, sifat dan kepribadian, dll), yang membedakannya dari
individu lain. Jadi, dalam mempelajari dan memperlakukan peserta didik,
termasuk peserta didik usia SD/MI hendaknya dilakukan secara utuh, tidak
terpisah-pisah. Kita harus melihat mereka sebagai suatu kesatuan yang
unik, yang terkait satu dengan lainnya.

Demikianlah sajian tentang konsep perkembangan peserta didik semoga


bermanfaat untuk dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai