Anda di halaman 1dari 6

Pedoman Sertifikasi

Ikatan Surveyor Indonesia

PEDOMAN UMUM
PERMOHONAN SERTIFIKASI KEAHLIAN
SURVEY DAN PEMETAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan pada referensi-referensi yang berkaitan dengan standar
kompetensi antara lain dari International Standard Organisation (ISO), Australian
Standards Framework dan The Institution of Surveyors Australia dapatlah dirangkum
bahwa standar kompetensi diartikan sebagai : suatu kemampuan yang dilandasi
oleh pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja serta penerapannya
dalam melaksanakan suatu tugas/pekerjaan di tempat kerja yang mengacu
pada unjuk kerja yang dipersyaratkan*(Kelompok Bidang Keahlian Geomatika
Majelis Pendidikan Kejuruan Nasonal).
Penerbitan Sertifikat Keahlian (SKA) bagi seseorang yang berkepentingan
dilakukan melalui proses verifikasi dan validasi terhadap data otentik bukti identitas
diri, bukti jenjang pendidikan, serta kedalaman kompetensi yang dimilikinya melalui
uji kebenaran pengalaman kerja profesinya; demikian pula halnya pada pengurusan
sertifikasi keahlian bidang Geodesi ini, pembobotan terbesar diterapkan pada bagian
pegalaman kerja profesional.
Bidang layanan yang disertifikasi terbatas pada layanan kegiatan jasa
perencanaan dan pengawasan konstruksi sebagaimana diatur dalam UU jasa
Konstruksi No. 18 tahun 1999. Sertifikat tersebut mempunyai nomor register yang
unik dan tetap yang diberikan oleh Lembaga (dalam hal ini adalah LPJKN). Ikatan
Surveyor Indonesia (ISI) yang telah terdaftar untuk mendapatkan akreditasi dari
LPJKN untuk melakukan sertifikasi bagi anggotanya melalui Keputusan Ketua Umum
Ikatan Surveyor Indonesia Nomor : 001/SK-ISI/XII/2003 telah menetapkan
pembentukan Badan Sertifikasi Asosiasi ISI sesuai fungsinya menyelenggarakan
sertifikasi bagi seluruh anggota ISI berdasarkan ketentuan dan prosedur formal yang
konstitusional.
Secara garis besar persyaratan sertifikasi bagi tenaga ahli digambarkan
sebagai berikut :

I-1
Pedoman Sertifikasi
Ikatan Surveyor Indonesia

PERSYARATAN SERTIFIKASI PROFESI

PENDIDIKAN
 MEMPUNYAI DASAR KESARJANAAN PADA
PENGETAHUAN PROFESI PROFESINYA
(KNOWLEDGE BASE)

PENGALAMAN
KERJA PROFESI

MEMENUHI
BAKUAN KOMPETENSI

 MEMPUNYAI PENGALAMAN

 MEMPUNYAI KOMPETENSI

Dasar pengetahuan profesi dimaksudkan sebagai ketentuan dasar


pendidikan formal yang dimiliki guna memperoleh predikat sebagai Tenaga Ahli,
dalam hal ini ISI telah menentukan tingkat pendidikan minimum untuk memperoleh
Sertifikat Tenaga Ahli (SKA) adalah Sarjana Strata 1 (S1) dengan pengalaman
praktis selama 2 (dua) tahun atau Diploma 3 tahun (D3) dengan jurusan yang sesuai
dan berpengalaman praktis minimal selama 5 (lima) tahun. Penjelasan dan uraian
lebih lengkap dapat dilihat pada Bab. III.
Secara diagramatis, proses serta kelengkapan penunjang dalam rangka
penerbitan sertifikat dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

LICENSING PROSES
SERTIFIKASI
REGISTRASI REGISTRATION BSA - ISI
LPJKN
CERTIFICATION

COMPETENCE
I-2
Pedoman Sertifikasi
Ikatan Surveyor Indonesia

KNOWLEDGE ATTITUDES

QUALIFICATION WORK
DATA
AUTENTIK
INDIVIDUAL
APLIKAN FORMAL/INFORMAL LEARNING & TRAINING

COMPULSORY EDUCATION

Gambar 1.1.1. Proses penerbitan sertifikat

COMPULSARY EDUCATION : Jenjang pendidikan minimal kesarjanaan/


perguruan tinggi.
FORMAL/INFORMAL LEARNING
& TRAINING : adalah pendidikan tambahan dan atau
pelatihan yang erat kaitannya dengan klasifikasi
& kualifikasi yang diambil.
QUALIFICATION +
WORK EXPERIENCE : pengalaman kerja praktis sesuai klasifikasi
yang diambil.
KNOWLEDGE, ATTITUDES
& KNOWHOW : adalah wawasan, sikap dan penguasaan
manajerial kerja berdasarkan tanda bukti
pengalaman kerja dan hasil audiensi dengan
Tim Verifikasi/ Accessor dan Tim Penilai.

ATTITUDE :
o Responsibility
o Liability
o Accountability
o Integrity

KNOWHOW : KNOWLADGE :
o Language & o Specific technical
Communication issues
o Specific legal &
o Interpersonal skill
practice issues
o Technical skill o Environmental
o Management & issues
business skill

Gambar 1.1.2. Unsur penilaian professional Kompetensi

I-3
Pedoman Sertifikasi
Ikatan Surveyor Indonesia

Setelah kelengkapan tersebut terpenuhi, maka tahap selanjutnya adalah


Accessor akan melakukan uji kompetensi berdasarkan data-data yang dimiliki
Aplikan serta evaluasi profesi. Hasil proses akan diputuskan oleh Tim Pemutus untuk
penetapan kelulusan dan kualifikasi dari unsur/unsur-unsur klasifikasi yang diajukan
Aplikan guna penerbitan Sertifikat. Sebagai pengesahan, masing-masing Sertifikat
Keahlian akan diregistrasi oleh LPJKN, suatu lembaga nasional yang
berkewenangan untuk penyelenggaraan sertifikasi kegiatan jasa konstruksi.

Serifikasi Tenaga Ahli adalah Sertifikasi kemampuan Kerja, bukan


sertifikasi akademisi, atau sertifikasi ketrampilan atau sertifikasi
spesialisasi

1.2. Landasan Yuridis


Sertifikasi untuk menunjukkan kompetensi keahlian seorang “Surveyor”, telah
lama menjadi program kegiatan Pengurus ISI, namun dengan adanya ketentuan
yang dimuat dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
berikut penjelasan teknisnya terurai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28, 29 & 30
Tahun 2000, maka bagi tenaga ahli yang dilibatkan pada kegiatan Jasa Konstruksi,
harus memiliki Sertifikat.
Landasan Yuridis Pelaksanaan Sertifikasi
1. Undang-undang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999, yaitu :
Pasal 9 :
ayat (1) Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang
perseorangan harus memiliki sertifikat keahlian.
ayat (3) Orang perseorangan yang dipekerjakan oleh badan
usaha sebagai perencana konstruksi atau pengawas
konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha
pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian.
ayat (4) Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
keteknikan yang bekerja pada pelaksanaan konstruksi
harus memiliki sertifikat ketrampilan dan keahlian kerja.

2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2000, yaitu :


Pasal 15:
ayat (1) Tenaga kerja konstruksi harus memiliki sertifikat
ketrampilan kerja dan atau sertifikat keahlian kerja yang
dilakukan oleh Lembaga, yang dinyatakan dengan
Sertifikat.
ayat (2) Sertifikat ketrampilan kerja diberikan kepada tenaga
kerja terampil yang telah memenuhi persyaratan
berdasarkan disiplin keilmuan dan atau ketrampilan
tertentu.
ayat (3) Sertifikat keahlian kerja diberikan kepada tenaga kerja
ahli yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan
disiplin keilmuan dan atau kefungsian dan atau
keahlian tertentu.

3. Anggaran Dasar Ikatan Surveyor Indonesia, Pasal 7 dan Pasal 8.

1.3. Maksud dan Tujuan

I-4
Pedoman Sertifikasi
Ikatan Surveyor Indonesia

Maksud dan tujuan diselenggarakannya Sertifikasi bagi Tenaga Ahli Survey


dan Pemetaan ini adalah :
• Sertifikasi Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan yang bergerak dalam layanan
Jasa Konstruksi dimaksudkan untuk menyatakan kompetensi seseorang
dalam suatu disiplin keilmuan dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu
di bidang jasa Survey dan Pemetaan.
• Tujuan sertifikasi adalah memberikan informasi obyektif kepada para
pengguna jasa bahwa kompetensi Tenaga Ahli yang bersangkutan
memenuhi bakuan kompetensi yang ditetapkan untuk Klasifikasi dan
Kualifikasinya.

1.4. Pengertian Istilah

o Sertifikasi : proses penerbitan Sertifikat Keahlian guna


mendapatkan pengakuan terhadap klasifikasi dan kualifikasi
keahlian melalui tahapan registrasi kelengkapan administrasi
pemohon (Aplikan), serta penilaian terhadap hasil uji
kompetensi dan pengalaman layanan kerja profesional sesuai
bidang keahliannya.
o Kompetensi : suatu kemampuan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja serta
penerapannya dalam melaksanakan suatu tugas/pekerjaan di
tempat kerja yang mengacu pada unjuk kerja yang
dipersyaratkan.
o SKA : Setifikat Keahlian
o BSA-ISI : Badan Sertifikasi Asosiasi - Ikatan Surveyor Indonesia
o Klasifikasi : adalah penggolongan bidang keahlian menurut
kemampuan kerja layanan profesinya.
o Kualifikasi : adalah penggolongan tingkat/jenjang kompetensi
layanan bidang keahlian profesinya, didasarkan penilaian
terhadap pengalaman serta kedalaman kompetensi layanan
kerja bidang keahlian profesinya.
o Validator : adalah tenaga-tenaga yang bekerja dalam Tim
validasi yang diberi kepercayaan dan wewenang serta
tanggung jawab dalam melakukan validasi kelengkapan dan
kebenaran pengisian formulir isian. Validator terikat dan harus
mematuhi Kode Etik Anggota BSA-ISI dengan membuat Surat
Pernyataan di atas materai.
o Verifikator : adalah tenaga-tenaga yang bekerja dalam Tim
Verifikasi yang diberi kepercayaan dan kewenangan serta
bertanggung jawab dalam melakukan verifikasi dan penilaian
akhir atas usulan penetapan klasifikasi/ kualifikasi. Verifikator
juga melakukan pemeriksaan terhadap sertifikat sebelum
ditanda- tangani oleh Ketua BSA dan Ketua Umum DPP ISI.
Verifikator terikat dan harus mematuhi Kode Etik Anggota
BSA-ISI dengan membuat Surat Pernyataan di atas materai.
o Asesor : adalah tenaga-tenaga individual yang dianggap telah
memiliki reputasi kedalaman kompetensi layanan bidang
keahlian profesi dan pengalaman yang cukup untuk dapat
dijadikan sebagai tenaga penilai bagi Aplikan yang
mengajukan sertifikasi. Asesor terikat dan harus mematuhi

I-5
Pedoman Sertifikasi
Ikatan Surveyor Indonesia

Kode Etik Anggota BSA-ISI dengan membuat Surat


Pernyataan di atas materai.
o Pemutus : adalah tenaga-tenaga yang bekerja dalam Tim
Pengambil Keputusan yang diberikan kepercayaan dan
kewenangan serta tanggung jawab untuk memberikan
keputusan final penetapan klasifikasi dan kualifikasi yang
menjadi wilayah kewenangannya kepada BSA-ISI. Pemutus
terikat dan harus mematuhi Kode Etik Anggota BSA-ISI
dengan membuat Surat Pernyataan di atas materai.
o Sekretariat: adalah bangunan/gedung/ruang kerja tempat kegiatan
administrasi dan pelaksanaan sertifikasi diselenggarakan.

1.5. Masa Berlaku


Masa berlakunya sertifikat seumur hidup dengan ketentuan akan dilakukan
evaluasi dan atau registrasi ulang setiap 3 (tiga) tahun.

I-6

Anda mungkin juga menyukai