______________________________________________
Abstrak
1
PENDAHULUAN
GBS merupakan suatu kelompok heterogen dari proses yang diperantarai oleh imunitas,
suatu kelainan yang jarang terjadi; dimana sistem imunitas tubuh menyerang sarafnya sendiri.
Kelainan ini ditandai oleh adanya disfungsi motorik, sensorik, dan otonom. Dari bentuk
klasiknya, GBS merupakan suatu polineuopati demielinasi dengan karakteristik kelemahan otot
asendens yang simetris dan progresif, paralisis, dan hiporefleksi, dengan atau tanpa gejala
sensorik ataupun otonom. Namun, terdapat varian GBS yang melibatkan saraf kranial ataupun
murni motorik. Pada kasus berat, kelemahan otot dapat menyebabkan kegagalan nafas sehingga
mengancam jiwa
Dalam PBL blok 22 ini mahasiswa diharapkan dapat menguasai dari segala aspek
mengenai Sindrom Guillain Barre berdasarkan kasus yang telah diberikan.
2
ISI
ANAMNESIS
Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat dilakukan
langsung kepada pasien, yang disebut autoanamnesis, atau dilakukan terhadap orang tua, wali,
orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain, disebut sebagai aloanamnesis. Termasuk
didalam aloanamnesis adalah semua keterangan dokter yang merujuk, catatan rekam medik, dan
semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri. Oleh karena bayi dan sebagian
besar anak belum dapat memberikan keterangan, maka dalam bidang kesehatan anak
aloanamnesis menduduki tempat yang jauh lebih penting dari pada autanamnesis. Yang perlu
dilakukan pada anamnesis pada anak adalah sebagai berikut: 1
a. IDENTITAS
Nama (+ nama keluarga)
Umur/ usia
o Neonatus/ bayi
o Balita/ prasekolah
o Sekolah
o Akil balik
Jenis kelamin
Nama orang tua
Alamat
Umur/ pendidikan/ pekerjaan orang tua
Agama dan suku bangsa. 1
b. RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama
Keluhan/ gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat:Secara tiba-tiba kedua
kaki lemas dan menolak untuk berjalan sejak 2 hari.
Tidak harus sejalan dengan diagnosis utama.1
3
Cerita kronologis, rinci, jelas tentang keadaan pasien sebelum ada keluhan sampai
dibawa berobat
Pengobatan sebelumnya dan hasilnya (macam obat dll)
Tindakan sebelumnya (suntikan, penyinaran)
Reaksi alergi
Perkembangan penyakit – gejala sisa/ cacat: Retensi urin,nyeri sehingga anak menjadi
rewel dan iiritable.
Riwayat penyakit pada anggota keluarga, tetangga
Riwayat penyakit lain yg pernah diderita sebelumnya; 2minggu sebelumnya pasien
menderita flu,tidak terdapat demam dan tidak terdapat riwayat jatuh.1
Lama keluhan
Mendadak, terus-menerus, perlahan-lahan, hilang timbul, sesaat
Keluhan lokal: lokasi, menetap, pindah-pindah, menyebar
Bertambah berat/ berkurang
Yang mendahului keluhan
Pertama kali dirasakan/ pernah sebelumnya
Keluhan yang sama adalah pada anggota keluarga, orang serumah, sekelilingnya
Upaya yang dilakukan dan hasilnya.1
PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, seperti biasa dapat dilakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.Bagi penyakit Guillain Barre Sindrom pada anak, penemuan klinis yang ditemukan
adalah:
Kelemahan otot ascending (Landry ascending paralysis) dan hilangnya reflex fisiologis
Kelemahan kaki (droopfoot) merupakan gejala pertama.
4
Instabilitas otonom . Berupa neuropati otonomik yang mengenai system simpatis dan
parasimpatis dengan manifestasi klinis berupa hipotensi ortostatik, disfungsi pupil,
pengeluaran keringat abnormal dan takikardia.
Ataksia
Gangguan saraf cranial.2-4
B Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Pemeriksaan Cairan Serebro Spinal (CSS): hasil analisa CSS normal dalam
48jam pertama, kemudian diikuti kenaikan kadar protein CSS pada minggu 2 tanpa atau
disertai leukosit.
2) Pemeriksaan elektrofisiologi
3) Pemeriksaan radiologi
MRI: Sebaiknya MRI dilakukan pada hari ke 13 setelah timbulnya gejala Sindrom
DIAGNOSIS
1.Working diagnosis
5
disertai gangguan sensorik, otonomik dan abnormalitas batang otak.TImbulnya didahului oleh
infeksi virus.
2.Differential Diagnosis
Poliomielitis
Demam: Infeksi virus RNA polio
Kelemahan otot
Asimetrical, flaccid paralysis,
Nyeri otot
Hyperesthesia
Atrophy otot terlambat
Myositis Akut
Demam
Kelumpuhan otot proksimal
Nyeri otot:otot gastrocnemius-soleus
Kesulitan berjalan
ETIOLOGI
Etiologi Sindrom Guillain Barre adalah dikarena beberapa keadaan atau penyakit yang
mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan terjadinya Sindrom Guillain Barre:
6
1. Infeksi (eg Epstein-Barr virus, cytomegalovirus, hepatitis, varicella, other herpes viruses,
Mycoplasma pneumonia, C jejuni)
2. Vaksinasi
3. Pembedahan.2-4
PATOFISIOLOGI
Adanya infeksi virus menyebabkan penurunan kadar supresor sel-T sehingga kadar sel-T,
sel-B dan limfosit meningkat.Kemudian sel limfosit dan makrofag melakukan infiltrasi ke dalam
membrane basalis serabut saraf sehingga menimbulkan kerusakan myelin dan Wallerian, yang
kemudian menimbulkan inflamasi saraf tepi terutama di daerah radiks saraf.
1. Tipe demyelinating
Terjadi demyelinating segmental saraf tepi yang disebabkan oleh infiltrasi sel-sel radang
2.Tipe axonal
PENATALAKSANAAN
1. MEDIKA MENTOSA
Buat masa ini, pertukaran plasma (plasmapheresis) dan terapi immunoglobulin dosis
tinggi digunakan untuk sindrom Guillain Barre. Keduanya efektif tetapi terapi immunoglobulin
lebih mudah untuk diadministrasi. Metode pertukaran plasma adalah metode dimana darah
diambil dan diproses untuk memisahkan sel darah merah dan sel darah putih dari plasma. Sel
darah yang tanpa plasma tadi kemudian dimasukkan kembali ke badan pasien dan plasma
digantikan dan diproduksi oleh tubuh sendiri dengan cepat.
7
Pada terapi immunoglobulin, doktor memberikan injeksi intravena protein dalam jumlah
yang kecil yang sistem imun gunakan terhadap benda asing yang menginvasi tubuh. Kajian
menemukan dengan memberikan immunoglobulin dengan dosis tinggi kepada pasien Guillain
Barre juga dapat mengurangkan beratnya penyakit.5,6
Bahagian yang paling kritikal pada penatalaksanaan sindrom Guillain Barre adalah
memastikan dan menjaga agar tubuh badan pasien tetap berfungsi sewaktu fase pemulihan sistem
persarafan. Kadang kala pasien memerlukan respirator, monitor hati dan alat bantu lainnya.
Kebiasaannya apabila pasien dengan sindrom Guillain Barre dalam tempoh rawatan di
rumah sakit, caregivers menggerakkan anggota tubuh pasien secara pasif untuk menjaga
kekuatan otot. Kemudiannya apabila pasien dapat mengontrol tubuh mereka, fisioterapi
dijalankan.5,6
KOMPLIKASI
Hipotensi.
Pneumonia
Ulcers
8
PREVENTIF
Buat masa ini tidak terdapat langkah preventif yang spesifik kerana sindrom Guillain
barre merupakan kondisi autoimun. Namun langkah preventif yang dapat diambil adalah dengan
mengelakkan dari risiko infeksi yang akhirnya dapat memicu sistem imun tubuh. Mengurangkan
faktor resiko berikut yang dapat memicu kepada terjadinya sindrom Guillain Barre :
Menjaga kebersihan lingkungan supaya tidak terinfeksi bakteria dan virus yang
PROGNOSIS
9
KESIMPULAN
Sindroma Guillain Barre adalah penyakit autoimmune yang ditandai kelemahan motorik
yang progresif dan arefleksi.Sering disertai gangguan sensorik, otonomik dan abnormalitas
batang otak.Pengobatan dini memungkinkan pasien dapat menghindari komplikasi-komplikasi
penyakit Sindroma Guillain Barre.
10
DAFTAR PUSTAKA
1.David H. Dasar-dasar pediatri. Edisi 3. Jakarta (INA) : Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2008.p.4-9
2. Victor Maurice, Ropper Allan H. Adams and Victor’s Principles of neurology. 7th edition.
USA: the McGraw-Hill Companies; 2001. p.1380-87.
3. Sameer, C.Guillain-Barre Syndrome Review [Intermet]. 2010 [updated 2010 Oct 11]; cited
2011 Jan 24. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1180594-overview
6. Sameer, C.Guillain-Barre Syndrome Treatment [Intermet]. 2010 [updated 2010 Oct 11]; cited
2011 Jan 26. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1180594-treatment
11