Anda di halaman 1dari 6

PENAWARAN

Studi :
KONDISI DAN PROSPEK INDUSTRI BAN DI INDONESIA, 2011
(Di tengah melonjaknya harga bahan baku karet)
Maret 2011

Industri ban nasional belakangan menunjukan perkembangan cukup pesat, seiring


dengan tumbuhnya industri otomotif. Meski sempat terpuruk pada 2009 lalu, namun pada
2010 berangsur-angsur membaik, bahkan produksi maupun penjualannya mengalami
lonjakan cukup signifikan. Produksi ban mobil misalnya naik sekitar 28,8%, ban motor 43,2%
dibanding 2009. Pada tahun yang sama, penjualan ban di pasar replacement naik 23,8%, pasar
OE 54,4%, dan ekspor naik 25,4%.
Kolerasi pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan acuan potensi industri ban beberapa
tahun ke depan. Sebagai gambaran, pada 2005 produksi ban nasional naik 16%, ketika
pertumbuhan ekonomi mencapai 7,2%. Pada 2010, produksi ban melonjak 33,7% saat
perekonomian tumbuh 5,8%. Berdasarkan laporan IMF, pada 2011 pertumbuhan ekonomi
Indonesia diprediksi naik 6,2% dan produksi otomotif dunia diproyeksikan naik 8,9%
menjadi 64 juta unit. Karena itu, produktivitas industri ban Indonesia diperkirakan akan
semakin tinggi mengikuti pertumbuhan industri mobil dan motor di dalam maupun luar
negeri.
PT Bridgestone Tire Indonesia, pada 2010 mampu memproduksi ban sebanyak 13,9
juta unit atau sekitar 27,6% dari total produksi ban nasional yang sebanyak 50,4 juta unit.
Sementara, penjualan domestiknya yang menggunakan merek dagang Bridgestone ini
sebanyak 5,6 juta unit. Pada 2011, Bridgestone menargetkan peningkatan kapasitasnya
hingga 10% dibanding tahun lalu, sehingga kapasitas produksinya menjadi 14,4 juta ban per
tahun. Peningkatan kapasitas produksi ini untuk mengantisipasi pasar otomotif yang
diprediksi meningkat dan sekaligus memperluas ekspor ke Asia Tenggara, Oceania, Timur
Tengah dan Afrika.
PT Gajah Tunggal Tbk, pada tahun yang sama berhasil memproduksi ban mobil
sebanyak 13,7 juta unit, dengan penjualan domestik sebanyak 5,1 juta unit dan ekspor
mencapai9,9 juta unit. Gajah Tunggal yang memiliki kapasitas produksi 24,3 juta unit juga
akan meningkatkan kapasitas ban Radial dari 30 ribu menjadi 45 ribu ban per hari pada
2012. Kapasitas ban motor juga akan ditingkatkan dari 37 ribu menjadi 105 ribu unit per hari.
Pabrik baru yang berlokasi di Tangerang, Banten, ini sudah dibangun, namun ada
penundaan pembelian mesin baru, karena krisis global dan pemanfaatan utilisasinya masih
rendah sekitar 80%. PT Gajah Tunggal bekerjasama dengan Michelin untuk memproduksi 5
juta unit ban radial per tahun.
Sementara ini harga karet alam di pasar internasional melambung mendekati US$4
per kg. Posisi ini tertinggi sejak perang dunia kedua. Meningkatnya harga karet dipicu oleh
permintaan yang melonjak, di tengah produksinya yang cenderung menurun. Permintaan
terbesar berasal dari China, Amerika Serikat. Namun di tengah permintaan yang
membludak, produsen utama karet alam dunia Thailand dan Malaysia, justru mengalami
penurunan produksi akibat anomali cuaca. Menurut sumber Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan di beberapa sentra produksi masih tinggi.
Sehingga harga karet akan terus bertahan hingga April 2011.

1
Proyeksi International Rubber Stady Group (IRSG), permintaan karet alam pada 2011
mencapai 11,15 juta ton. Sementara itu, produksinya, hanya mencapai 10,97 juta ton.
Sehingga terjadi defisit karet alam sebesar 181.000 ton. Pada 2010, defisit karet dunia
mencapai 446.000 ton.
Harga karet di dalam negeri tergantung harga karet dunia. Harga karet di bursa
perdagangan Internasional di Tokyo, belakangan mencetak rekor tertinggi secara berturut-
turut, menyusul pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang meningkatkan ekspektasi
permintaan karet di tengah keterbatasan pasokan. Berdasarkan data Bloomberg, harga karet
di Bursa Tokyo Commodity pada pengiriman Januari 2011 di level 380,40 yen per kg.
Kenaikan harga karet ini dipicu tingginya curah hujan di negara produsen karet, sehingga
produksi karet alam dunia mengalami penurunan. Sementara, permintaannya, terutama dari
India dan China terus melonjak.
Pembahasan dalam buku studi ini meliputi perkembangan harga bahan baku karet,
produksi karet dunia, produksi karet dalam negeri, dan kebutuhan industri pemakainya. Di
samping itu, juga dibahas kondisi industri kendaraan bermotor, produksi, dan penjualan
mobil di dalam negeri. Di sektor industri ban, diuraikan tentang kondisi dan permasalahan
yang dihadapi seperti produksi, penjualan di pasar replacement, OE, dan ekspor. Di
samping itu, juga dibahas industri pendukungnya seperti impor carbon black, impor bedwire,
dan pembangunan proyek butadine milik PT Chandra Asri. Buku studi ini juga memuat
Peraturan Menteri Keuangan No. 48/MK.011/2010 tentang bea masuk atas barang impor
pembuatan kawat ban, serta roadmap Industri pengolahan karet dan barang karet.
Kami berharap, buku studi ini akan bermanfaat bagi kalangan bisnis terutama para
pengambil keputusan di sektor industri ban, serta bagi kalangan bisnis yang terkait secara
langsung maupun tidak langsung seperti sektor perbankan. Selain itu, laporan ini juga
bermanfaat bagi para investor atau calon investor yang akan menjalin kerjasama dengan
perusahaan yang aktif di bisnis ban di Indonesia.
Buku studi setebal 450 halaman ini, kami tawarkan dengan harga Rp 6.000.000 (Enam
Juta Rupiah) per buku. Untuk pemesanan dan informasi dapat menghubungi PT Media
Data Riset melalui telepon nomor (021) 809 6071, dan faximile (021) 809 6071 dengan
mengisi formulir terlampir. Pemesanan untuk luar negeri atau luar Jakarta akan ditambah
biaya kirim. Demikian penawaran ini, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Maret 2011


PT Media Data Riset

Drh. H. Daddy Kusdriana, M.Si


Direktur Utama

2
DAFTAR ISI
KONDISI DAN PROSPEK INDUSTRI BAN DI INDONESIA, 2011
(Di tengah melonjaknya harga bahan baku karet)
Maret 2011

1. PENDAHULUAN 3.4.3. Kontrol Harga Karet Dunia


1.1. Latar Belakang 3.4.4. Sulitkan Industri Pemakai
1.2. Cakupan dan Tujuan Studi 3.5. Konsumsi Domestik
1.3. Sumber Data dan Informasi 3.5.1. Industri Ban Serap 55% Produk Karet
3.5.2. Konsumsi dunia
2. PENDUDUK DAN GAMBARAN UMUM
3.6. Industri Crumb Rubber
EKONOMI INDONESIA
3.6.1. Bahan Baku Crumb Rubber
2.1. Populasi Penduduk Indonesia
3.6.2. Kontaminan dan Mutu Crumb Rubber
2.1.1. Laju pertumbuhan penduduk secara
3.6.2.1. Volatile Matter (Vm) Tinggi
nasional
3.6.2.2. Po Rendah
2.1.2. Pertumbuhan penduduk berdasarkan
3.6.2.3. PRI Rendah
provinsi
3.6.2.4. Kadar Abu Tinggi
2.1.3. Komposisi Penduduk menurut
3.6.2.5. Kadar Kotoran Tinggi
Kelompok Umur
3.7. Teknik Deteksi Dini Kontaminasi
2.1.4. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
3.7.1. Sortasi awal
Indonesia
3.7.2. Deteksik Metode Ultrasonik
2.2. Gambaran Umum Ekonomi Indonesia
3.7.3. Deteksi Metode Kimia
2.2.1. Pertumbuhan ekonomi 2009 lampaui
3.8. Jenis Crumb Rubber
target
3.9. Saluran dan Tataniaga
2.2.2. Laju Ekonomi 2010 Diproyeksi 5.5%
3.10.Penerapan Aturan Mutu Karet
2.2.2.1. APBN 2010 Terpengaruh
3.11.Persyaratan Mutu Crumb Rubber
2.2.2.2. Bertambah Rp21,9 triliun
3.12.Roadmap
2.2.3. Berpeluang direvisi
3.12.1. Kebijakan Pembangunan Industri Karet
2.2.4. Ekonomi kuartal II tumbuh 6,2%
3.12.2. Rencana aksi jangka menengah
2.2.5. Laju inflasi
3.12.3. Sasaran Jangka Panjang (2010-2025)
2.2.6. 2010 Capai 6,96%
3.12.4. Strategi dan Kebijakan
2.2.7. Kenaikan TDL 15% Lebih
2.2.8. Pendapatan Per Kapita Indonesia 4. INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR
2.2.9. Kurs Rupiah 4.1. Latar Belakang
2.2.10.Cadangan Devisa 4.1.1. Industri otomotif
2.3. Neraca Transaksi Berjalan 4.1.2. Struktur Industri Kendaraan Bermotor
2.3.1. Utang luar negeri baru US$18 miliar 4.1.3. Agen Tunggal Pemegang Merek(ATPM)
2.3.2. Tendensi bisnis naik 4.1.4. Jumlah kendaraan terdaftar
2.4. Undang-Undang APBN 2011 Disahkan 4.2. Kapasitas Produksi
2.5. Asumsi Defisit Meleset 4.2.1. Produksi naik 51,1%
4.2.1.1. Produksi Menurut Kategori
3. BAHAN BAKU
4.2.1.2. Produksi Menurut Merek
3.1. Karet Alam
4.2.1.3. Garap mobil kecil
3.2. Luas Areal Tanaman
4.2.1.4. BM Produk Otomotif IKD
3.2.1. Optimis
4.2.1.5. Kandungan Lokal
3.2.2. Perkebunan Rakyat terluas
4.3. Investasi
3.2.3. Produktivitas tertinggal di Asean
4.4. Perkembangan Penjualan
3.2.4. Kendala pengembangan
4.4.1. Pecahkan Rekor
3.3. Produksi Tumbuh 3,3% per Tahun
4.4.2. Diproyeksi Tembus 800 ribu unit
3.3.1. Ditargetkan terbesar di dunia
4.4.3. Penjualan Menurut Merek
3.3.2. Produksi Karet Dunia Turun
4.4.4. Penjualan Menurut Katagori
3.3.2.1. Thailand
4.4.5. Astra kuasai 56% pasar mobil
3.3.2.2. Pasokan India Juga Seret
4.4.5.1. Pangsa turun
3.4. Harga Karet Melonjak
4.4.6. Sepuluh Model Terlaris Kuasai Pasar
3.4.1. Meroket Hingga April 2011
4.4.6.1. Segmen Niaga
3.4.2. Harga Bokar Juga Melonjak

3
4.5. Pasar Domestik Negara Asean 5.12.Distribusi dan Promosi
4.6. Kebijakan BBM 5.13.Industri Ban Butuh Dukungan
4.7. Harga Siap Naik
6. PENJUALAN BAN DOMESTIK DAN
4.8. Masih Dikalkulasi EKSPOR
4.9. Industri Sepeda Motor 6.1. Ban Mobil
4.9.1. Kapasitas produksi 6.1.1. Genjot penjualan domestik
4.9.2. Produksi meningkat 6.1.2. Rekor tertinggi
4.9.3. Honda Produksi 4 Juta Unit 6.1.3. Pasar domestik
4.10.Penjualan Tembus 7,39 Juta Unit 6.1.3.1. Penjualan rata-rata naik 10,2%
4.10.1. Honda pimpin pasar 6.1.3.2. Ban PCR
4.10.2. Kuasai Pasar Bebek 6.1.3.3. Ban BIAS
4.10.3. Pasar Skuter 6.1.4. Bridgestone terlaris
4.10.4. Segmen Sport 6.1.5. Pasar ekspor
4.11.Agresif Keluarkan Produk Baru 6.1.5.1. PCR terbesar
4.11.1. Tinggalkan mesin 100 cc 6.1.6. Nilai penjualan
4.11.2. Pangsa skutik meningkat 6.2. Ban Motor
4.11.3. Rilis Honda Beat 6.2.1. Penjualan menurut perusahaan
4.11.4. Harga jenis bebek 6.2.2. Ban motor skutik
4.11.5. Yamaha lebih membangun citra 6.3. Setoran Pajak Naik 71,8%
4.12.Ekspor Sepeda Motor
7. PERKEMBANGAN EKSPOR-IMPOR
4.13.Omzet Penjualan
7.1. Pasar Ekspor Terbuka Lebar
4.14.Persaingan Motor Sport Tambah Ketat
7.2. Ekspor Ban Rata-rata Naik 4,8%
5. INDUSTRI BAN NASIONAL 7.2.1. Ekspor ban mobil melonjak
5.1. Industri Ban Nasional 7.2.2. Ekspor menurut jenis
5.1.1. Makin Berkibar 7.2.3. Sumi Rubber terbesar
5.2. Pabrik dan Kapasitas 7.3. Ban Motor
5.2.1. Bridgestone Tire Indonesia 7.3.1. Ekspor naik rata-rata 25%
5.2.1.1. Tambah Kapasitas 1,2 Juta Ban 7.3.2. Hanya dua perusahaan
5.2.2. PT Gajah Tunggal Tbk 7.4. Tuduhan Dumping
5.2.3. PT Goodyear Indonesia Tbk 7.5. Perkembangan Impor
5.2.3.1. Genjot Kapasitas Pabrik 7.5.1. China terbesar
5.2.4. PT Multistrada Arah Sarana Tbk 7.5.2. Dihantui transhipment produk impor
5.3. Produksi Meningkat 8. INVESTASI
5.3.1. Produksi ban mobil naik 28,8% 8.1. Industri Ban Global Lirik Indonesia
5.3.2. Produksi ban menurut perusahaan 8.1.1. Hankook bangun pabrik ban
5.4. Produksi Ban Menurut Kategori 8.1.2. Ceko akan bangun pabrik ban senilai
5.4.1. Registrasi Pattern baru US$1,2 miliar
5.4.2. Amandemen SNI Ban Truck Ringan 8.1.3. Slowakia Jajaki Industri Ban
dan Ban Truk & Bus 8.1.4. JK Tyre incar Mega Rubber
5.4.3. Usulan revisi SNI dari UNECE dan 8.1.5. Tiga Perusahaan Dubai Siap Investasi
ETRMA 8.1.6. Industri ban motor butuh investasi baru
5.4.4. Revisi SNI 8.2. Merger dan Akuisisi Masih Terbuka
5.5. Pasar Ban Ikuti Tren Penjualan Mobil 8.3. Butuh Bahan Baku
5.5.1.Bebas bea masuk ke AS hingga 2013 8.3.1. Proyek Butadine dibangun
5.5.2.Dimanfaatkan 8.3.2. Perkuat industri
5.6. Ban Replacement 8.4. Jepang Pemasok Bed Wire Terbesar
5.7. Keuntungan Gajah Tunggal Meroket 8.5. Ban Illegal
5.8. Ban Motor 8.5.1. Ban ilegal capai 2 juta unit
5.8.1. Produksi naik 43,2% 8.6. Penyerapan Tenaga Kerja
5.8.2. Gajah Tunggal terbesar 9. PERMASALAHAN DAN KESIMPULAN
5.8.3. Registrasi Pattern Ban Motor 9.1. Penetapan PPN 0% Untuk Pembelian Karet
5.9. Produksi Ban Dalam 9.2. Pengalihan Nomor HS Untuk Impor Ban
5.10.Harga Naik yang Ber-SNI
5.11.Dominasi Ban Motor IRC

4
9.3. Importasi Cetakan Ban Dikaitkan Mesin 11.3.3. Analisis terhadap kecenderungan
Cakram Optik yang telah dan akan terjadi.
9.4. Keharusan Mencantumkan Label 11.4. Permasalahan yang Dihadapi Industri
Berbahasa Indonesia Karet dan Barang Karet
9.5. APIT dan APIU 11.4.1. Karet alam (On Farm)
9.6. Kesimpulan 11.4.2. Produk karet (Off Farm)
11.5. Faktor Daya Saing
10. PROFIL PERUSAHAAN
11.5.1. Dunia/Regional dan Domestik
10.1. PT Gajah Tunggal Tbk
11.5.2. Industri Barang-barang Karet
10.1.1. Sejarah
11.5.3. Bahan Baku Domestik
10.1.2. Keuntungan meroket 245%
11.5.3.1. Industri Barang-barang
10.1.3. Pemegang saham
Karet
10.2. PT Multistrada Arah Sarana Tbk
11.5.3.2. Analisa Gap
10.2.1. Raih penghargaan
11.5.3.3. Perilaku Pasar
10.2.2. Jaga besaran margin
11.5.3.4. Faktor Kondisi (Input)
10.2.3. Seleksi financiai adviser
11.5.4. Sumber Daya Modal
10.2.3.1. Beli kebun
11.5.5. Sumber Daya Manusia
10.2.3.2. Modal saham
11.5.5.1. Infrastruktur
10.2.4. Komitmen penjualan
11.5.5.2. Lain-lain (Teknologi,
10.2.5. Pendapatan 2011 diperkirakan
Finansial)
Rp3,2 Triliun
11.6. Industri Inti, Pendukung dan Terkait
10.3. PT Goodyear Indonesia Tbk
11.6.1. Industri Inti Barang-barang karet
10.3.1. Transaksi dengan pihak istimewa
11.6.2. Industri Pendukung
10.3.2. Surat ketetapan pajak
11.6.3. Industri Terkait
10.3.3. Goodyear Investasi Lagi
11.7. Strategi Pengusaha dan Perusahaan
10.4. PT Bridgestone Tire Indonesia
11.8. Analisis SWOT
10.4.1. Sejarah
11.8.1. Kekuatan
10.4.2. Motto
11.8.2. Kelemahan
10.4.3. Teknologi
11.8.3. Peluang
10.4.4. Keunggulan
11.8.4. Tantangan
10.4.5. Jaringan Pemasaran
11.9. Sasaran
10.4.6. Hasil produksi
11.9.1. Jangka Menengah (2010-2014)
10.4.7. Sertifikasi ISO
11.9.2. Jangka Panjang (2010-2025)
10.4.8. Tambah Kapasitas 1,2 Juta
11.10. Strategi dan Kebijakan
10.5. PT Sumi Rubber Indonesia
11.10.1. Visi dan Arah
10.5.1. Sejarah
11.10.2. Indikator
10.5.2. Trust
11.11. Kinerja Industri Barang Karet
10.5.3. Challenge
11.11.1. Ban
10.5.4. Dunlop di Indonesia
11.12. Industri Sarung Tangan
11. ROADMAP INDUSTRI PENGOLAHAN 11.13. Tahapan Implementasi
KARET DAN BARANG KARET 11.13.1. Langkah-langkah yang telah
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN dilakukan
11.1. Pendahuluan 11.13.2. Hasil yang telah dicapai
11.1.1. Ruang Lingkup Industri Karet 11.14. Program dan Rencana Aksi
dan Barang Karet 11.14.1. Jangka Menengah (2010-2014)
11.2. Pengelompokan Industri Karet dan 11.14.2. Jangka Panjang (2010-2025)
Barang Karet 11.14.2.1. Strategi Sektor
11.2.1. Kelompok Industri Hulu 11.14.2.2. Teknologi
11.2.2. Kelompok Industri antara 11.14.2.3. Pasar dan Infrastruktur
(setengah jadi) 11.15. Kelembagaan
11.2.3. Kelompok Industri Hilir
LAMPIRAN
11.3. Kecenderungan Global Industri Karet
DIREKTORI
dan Barang Karet
11.3.1. Kecenderungan yang telah terjadi
11.3.2. Kecenderungan yang akan terjadi

5
FORMULIR PESANAN
PT MEDIA DATA RISET
Jl. SMA XIV, No. 12 A WS
Cawang–UKI, Jakarta 13630
Phone : (021) 809 6071, 809 3140
Fax : (021) 809 6071, 809 3140
Email : sales@mediadata.co.id / info@mediadata.co.id

Studi :
KONDISI DAN PROSPEK INDUSTRI BAN DI INDONESIA, 2011
(Di tengah melonjaknya harga bahan baku karet)
Maret 2011

Silahkan pilih (√ ) untuk pesanan :

Edisi Bahasa Indonesia Bahasa Inggris


Nama (Mr/Mrs/Ms)
Position
Nama Perusahaan
NPWP No.

Alamat

Telepon Fax :

Tanda Tangan

Tanggal

Harga :
Edisi Bhs. Indonesia - Rp 6.000.000 (Enam juta rupiah)
Edisi Bhs.Inggris - US$ 800 (Delapan ratus US Dollar)
Catatan: Harga belum termasuk pajak (10% PPn)
Di luar Jakarta dan luar negeri; ditambah biaya pengiriman (Jasa Kurir)
Pembayaran, Silahkan beri tanda (√ )

Cash

Cheque

Transfer to - PT MEDIA DATA RISET


AC NO. 070 000 534 0497
BANK MANDIRI CAB. DEWI SARTIKA
JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai