Anda di halaman 1dari 4

http://nilaieka.blogspot.com/2009/04/macam-macam-metode-pembelajaran.

htmlI

lmu Jiwa Belajar


Writen by Suhirman

METODE-METODE MENGAJAR

1.   Metode Tugas membaca


Yaitu guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca bahan bacaan yang telah ditentukan.
Bahan bacaan yang dipergunakan adalah buku-buku teks wajib atau buku-buku tambahan
lainnya.
Untuk menjamin bahwa tugas membaca ini telah dilaksanakan, maka siswa diberikan tugas
untuk membuat rangkuman dari bahan bacaan tersebut atau dapat juga siswa diminta untuk 
menceritakan/menjelaskan kembali tentang hal-hal yang berkaitan dengan isi bacaan yang
ditugaskan.

2.   Metode Tanya Jawab


yaitu guru mengajar kepada para siswa dengan cara bertanya jawab. Metode ini sudah dikenal
sejak lama sebelum lembaga pendidikan formal ada. Pendidikan pada waktu itu dilaksanakan
pada tempat-tempat umum dan tidak memakai alat belajar sama sekali. Mereka, yaitu guru dan
para murid hanya memanfaatkan pikiran, pembicaraan, dan pendengaran saja dengan ditambah
obyek-obyek nyata di alam sebagai contoh dan peragaan. Tokoh yang paling terkenal
menerapkan metode ini adalah Sokrates.
Teknik bertanya merupakan keterampilan berpikir dan berbicara. Oleh karena itu ia tidak dapat
disiapkan secara mendadak. Kegiatan guru yang paling menonjol adalah bertanya dan
memperhatikan jawaban para siswa serta memberikan dorongan agar aktif berpikir dan
menjawab pertanyaan.

Langkah-langkah pengajaran dengan metode tanya jawab adalah :

1. Guru mengawali menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
2. Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan itu.
3. Bila jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau salah, guru memberikan
pertanyaan baru yang sifatnya menggiring pikiran siswa agar ia sadar bahwa jawaban
yang diberikannya kurang tepat. Bila tetap tidak bisa menjawab dengan benar maka
pertanyaan tersebut dilemparkan kepada siswa yang lain.
4. Bila siswa masih kesulitan mencari jawaban, maka guru membantu mencari jawaban
dengan menunjukkan alat peraga yang relevan.
5. Bantuan kepada proses berpikir dapat pula berupa contoh-contoh kongkrit yang terdapat
di masyarakat atau lingkungan.
6. Bila dengan bantuan tersebut siswa belum juga menjawab dengan tepat, guru memberi
kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab antar siswa.
7. Tanya jawab tersebut seringkali dilanjutkan dengan tanya jawab segi tiga, yaitu guru
dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
8. Bila segala model tanya jawab tersebut menemui jalan buntu, dalam arti tidak ada
satupun siswa yang menjawab pertanyaan dengan tepat, maka gurulah yang turun tangan
menjawab pertanyaan itu yang biasanya dilengkapi dengan penjelasan yang cukup
mendalam agar siswa benar-benar memahaminya.

3.   Metode Ceramah


              Metode ceramah juga disebut metode memberitahukan atau metode kuliah (lecture
method) karena abanyak diepergunakan di Perguruan tinggi. Metode ini telah lama digunakan
oleh orang-orang Yunani dan China untuk menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridnya.
Di sekolah-sekolah modern, metode ini sudah banyak ditinggalkan, karena tugas guru harus
merangsang siswa untuk berpikir, membimbing mereka dalam perkembangannya, membantu
mereka dalam cara belajar, dalam eksperimen dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
      Kelemahan metode ceramah :

1. Proses KBM berpusat pada guru (teacher centre)


2. Siswa menjadi pasif. Pengajaran modern, belajar itu aktif dengan semboyan “Learning by
doing” yakni belajar sambil berbuat”
3. Metode ceramah kurang memberi kesempatan untuk berbuat, berpikir dan memecahkan
masalah.
4. Anak dipaksa mengikuti jalan pikiran guru, mereka diharapkan hanya menerima
keterangan dan penjelasan guru.

4.   Metode Diskusi


            Metode ini merupakan bagian yang penting dalam metode pemacahan masalah (problem
solving). Diskusi hanya bisa dilakukan bila dihadapi suatu masalah yang memungkinkan
bermacam-macam jawaban, tidak mempunyai hanya satu jawaban yang benar. Setiap jawaban
anak yang beralasan dapat diterima. Diskusi bukanlah debat untuk menang dan
mempertahankan/memaksankan pendapatnya, walapun bertentangan dengan fakta yang ada.
            Dalam diskusi guru mendapat pendapat dan pendirian peserta. Anak-anaklah yang harus
berbicara, bukan guru. Perbedaan pendapat diskusi akan menari dan merangsang anak untuk
berfikir.

Manfaat metode diskusi:

1. Anak belajar berpikir tentang suatu masalah.


2. Anak dilatih untuk mengemukakan pendapatnya, mempertahankannya, atau menerima
pendapat orang lain yang lebih benar.
3. Siswa tidak pasif.
4. Hasil belajar dengan diskusi lebih mantap daripada hanya dengan hafalan.

Kelemahan metode diskusi:

1. Banyak menyita waktu. Ada anggapan bahwa menjelaskan suatu masalah lebih efisien.
2. Sering menyimpang dari pokok persoalan, terutama bila pimpinan diskusi kurang tegas.
3. Sering terjadi pembicaraan diborong oleh hanya beberapa anak yang suka berbicara.
5.   Metode Sosiodrama

Sosiodrama adalah semacam sandiwara atau dramatisasi tanpa skript (bahan tertulis), tanpa
latihan terlebih dahulu, tanpa menyuruh anak menghafalkan sesuatu. Metode sosiodrama atau
bermain peran ini sering digunakan bila kita ingin membearikan pengeratian yang yang lebih
mendalam berbagai situasi yang menyangkut masalah sosial. Dalam sosiodrama tidak diperlukan
keahlian sandiwara, tetapi lebih bersifat spontan dari pengalaman anak.

Langkah-langkah melaksanakan Sosiodrama

1. Menentukan pokok persoalan / tema sosial yang akan disosiodramakan


2. Memilih para pelaku, yaitu anak yang memahami persoalan dan mempunyai daya fantasi,
bukan anak yang pandai melucu atau pemalu.
3. Mempersiapkan peranan.
Berilah waktu sekitar tiga menit kepada anak untuk keluar kelas dan mempersiapkan diri
sebagai orang yang diperankannya. Mereka dapat berunding sebentar.
4. Mempersiapkan para penonton.
Siswa yang lain berperan sebagai penonton dan diminta untuk mengambil sikap
seandainya memainkan peranan yang dilihat, apa yang harus dilakukan.
5. Pelaksanaan sosiodrama.
Guru memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk melaksanakan peran yang
dimainkan. Waktu untuk sosiodrama biasanya sekitar lima menit
6. Follow up.
Selesai sosiodrama, diadakan diskusi yang untuk menanggapi segalam permasalahan
yang telah diperankan.

6.   Metode Karyawisata


              Metode karyawisata adalah belajar di luar kelas dengan pengamatan langsung,
mengadakan penelitian dan penyelidikan. Di luar kelas terdapat sumber belajar yang dapat
dijadikan obyek karyawisata, seperti sungai, panti asuhan, rumah sakit, pasar, gunung, stasiun,
musium dll. Dengan karyawisata anak-anak dapat diajak untuk mempelajari bagaimana orang
hidup, bekerja dan menderita di dalam masyarakat.

7.   Metode Drill


Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu
yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang
pelajari dan siap digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Metode ini sangat cocok untuk
melatih kecakapan motorik, seperti gerakan shalat, menulis, melafalkan kata-kata, pendidikan
jasmani dll. Selain itu juga bisa digunakan untuk melatih kecakapan mental, seperti melatih
perkalian, penjumlahan, mengenal tanda-tanda baca dll.

8.   Metode Demonstrasi


              Demonstrasi adalah suatu cara mengajar/teknik mengajar dengan mengkombinasikan
lisan dengan suatu perbuatan serta dipergunakan alat.

       Nilai Metode Demonstrasi


1. Memberi gambaran dan pengertian yang lebih jelas dari pada hanya dengan lisan .
2. untuk menunjukkan langkah-langkah suatu proses ataun suatu keterampilan.
3. Untuk memudahkan dan lebih efisien.
4. Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk belajar mengamati sesuatu dengan cermat
5. Setelah demonstrasi akan memberikan kesempatan kepada anak untuk diskusi yang akan
lebih memperbaiki dan mempertajam pengertian.

       Mempersiapkan demonstrasi :

1. Sediakan alat-alat yang diperlukan


2. Tulislah sebelumnya garis besar demonstrasi itu di papan tulis agar anak lebih mudah
mengikuti demonstrasi
3. Usahakan agar setiap anak dapat melihat demonstrasi dan mendengar penjelasan

       Melaksanakan demonstrasi :

1. Ciptakan suasana yang baik.jelaskan tujuan demonstrasi dan bangkitkan minat anak
2. Usahakan agar demonstrasi itu sederhana dan hanya mengenai pokok-pokok nya saja
yang mudah di pahami anak
3. Jangan melakukan demonstrasi dengan terburu-buru.selingi dengan pertanyaan-
pertannyaan
4. Beberapa menit terakhir buatlah kesimpulan atau ihtisar jalannya demonstrasi
5. Sesudah semua siswa jelas, maka berikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk
mencoba melaksanakan demonstrasi sendiri

9.   Metode Penggunan Nara Sumber

Nara sumber adalah orang-orang bukan guru tetapi dimanfaatkan sebagai pengajaran karena
keterampilan atau keahlian nya. Bantuan nara sumber di butuhkan apabila tenaga guru sangat
terbatas atau tidak ada sama sekali. Dengan demikian fungsi nara sumber merupakan sumber
ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu yang tidak ada dilembaga pendidikan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai