PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Diharapkan melalui penulisan karya tulis ini memberikan inovasi
penggunaan media audio visual Paman Doolit untuk sarana hiburan di BBPKPM
dan media promosi kesehatan pencegahan dan penularan TB Paru pada anak.
GAGASAN
TB Paru
9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh dunia, atau dapat
dikatakan bahwa bakteri ini telah menginfeksi ± 1/3 penduduk dunia.
Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi pada
negara-negara berkembang. Kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit
yang sebenarnya dapat dilakukan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB
berada di negara-negara berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB
lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan, dan nifas (Depkes
RI, 2008).
Sumber penularan adalah penderita TB BTA (+). Pada waktu batuk atau
bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk Droplet . Droplet
yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam
saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh
lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe ,saluran napas, atau
penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainnya (Saroso, 2003).
Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama
setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT)
tahun 1995 menunjukkan bahwa tuberculosis merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada
semua golongan usia dan nomor satu dari golongan infeksi (SKRT, 2001).
Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection =
ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1 - 3 %. Pada
daerah dengan ARTI sebesar 1 %, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10
(sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak
akan menjadi penderita TB, hanya 10 % dari yang terinfeksi yang akan menjadi
penderita TB. Dari keterangan tersebut diatas, dapat diperkirakan bahwa daerah
dengan ARTI 1 %, maka diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100
penderita tuberkulosis setiap tahun, dimana 50 % penderita adalah BTA positif.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah
daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS
(Depkes, 2008).
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif,
penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998,
cakupan penderita TB Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse Chemotherapy) atau pengawasan langsung menelan obat jangka
pendek/setiap hari baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan 87%. Sebelum
strategi DOTS (1969-1994) cakupannya sebesar 56% dengan angka kesembuhan
yang dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan
kombinasi obat yang tidak cukup dimasa lalu kemungkinan telah timbul
kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau
multi drug resistance. (Saroso, 2003).
Tingkat TB anak diperkirakan mencapai 9,6 % dan 11 % dari semua kasus
insiden dengan mayoritas kasus yang terjadi di Negara dengan beban TB yang
tinggi. Anak-anak dapat menderita TB pada usia berapa pun, namun usia paling
umum adalah antara 1 dan 4 tahun. Kasus TB pada anak tergantung pada
4
intensitas epidemi, struktur umur penduduk, alat diagnostik yang tersedia, dan
pelacakan kontak secara rutin (WHO, 2010).
Berdasarkan Global Tuberculosis Control Tahun 2009 (data tahun 2007)
angka prevalensi semua tipe kasus TB, insidensi semua tipa kasus TB dan Kasus
baru TB Paru BTA Positif dan kematian kasus TB dapat dilihat di tabel.
Tabel 1. Angka Prevalensi, Insidensi dan Kematian, Indonesia, 1990 dan 2009
Sumber: Global Report TB, WHO, 2009 (data tahun 2007)
Kasus TB 1990 2009
Per tahun Per Per hari Per tahun Per Per hari
100.000 100.000
penduduk penduduk
Insidensi 626.867 343 1.717 528.063 228 1.447
semua
tipe TB
Prevalensi 809.592 443 2.218 565.614 244 1.550
semua
tipe TB
Insidensi 282.090 154 773 236.029 102 647
kasus
baru TB
paru
BTA+
Kematian 168.956 92 463 91.369 39 250
Berdasarkan tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2007
prevalensi semua penduduk sekitar 565.614 kasus semua tipe TB, insidensi semua
tipe TB sebesar 228 per 100.000 penduduk atau sekitar 528.063 kasus semua tipe
TB, Insidensi kasus baru TB BTA Positif sebesar 102 per 100.000 penduduk atau
sekitar 236.029 kasus baru TB Paru BTA Positif sedangkan kematian TB 39 per
100.000 penduduk atau 250 orang per hari.
Kegiatan Pengendalian TB Paru
Paman doolit atau dikenal sebagai badut merupakan salah satu media
audio visual di dalam promosi kesehatan. Paman doolit berfungsi untuk
membantu dan memperagakan sesuatu dalam proses pendidikan kesehatan. Media
ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang baik pada setiap
manusia itu diterima atau ditangkap oleh panca indera. Semakin banyak indera
yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas
pula pengetahuan yang diperoleh. Paman doolit membantu dalam melakukan
promosi kesehatan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan
masyarakat sasaran dapat menerima pesan yang telah disampaikan. Paman Doolit
memperagakan dan menjelaskan lewat gerakan dan suara untuk penularan TB
Paru dan cara pencegahannya secara sederhana.
Penularan TB Paru
Penularan TB Paru dapat terjadi melalui beberapa cara diantaranya
(Nurhadi, 2009) :
1. Langsung
a. Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung
b. Penderita berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka
berbicara, berhadapan, berciuman atau bersin.
2. Tidak langsung
7
KESIMPULAN
Paman doolit atau dikenal sebagai badut merupakan salah satu media
audio visual di dalam promosi kesehatan. Paman doolit berfungsi untuk
membantu dan memperagakan sesuatu dalam proses pendidikan kesehatan. Media
ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang baik pada setiap
manusia itu diterima atau ditangkap oleh panca indera.
Inovasi paman doolit sebagai media promosi kesehatan pencegahan
penularan TB paru diharapkan mampu memberikan hiburan dan menarik
perhatian pengunjung atau penderita TB di Balai Besar Pengobatan Kesehatan
Paru Masyarakat, sehingga informasi yang diberikan lebih mudah untuk diingat
dan diaplikasikan guna mencegah penularan TB paru dan menurunkan angka
kesakitan TB Paru khususnya pada anak.
8
DAFTAR PUSTAKA
BPPK. 2002. Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001. Jakarta : Badan Litbang
Depkes.
Karya ilmiah yang pernah dibuat : Youth Advisory Centre Sebagai Inovasi
Strategi Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Remaja