Anda di halaman 1dari 10

Beban Skeptisisme (The Burden of Skepticism) Volume 12.

1, Musim Gugur 1987 oleh Carl Sagan diterjemahkan oleh Ignatius Yordan

Apa itu skeptisisme? Istilah ini tidaklah esoterik. Kita menemuinya setiap hari. Saat kita membeli mobil bekas pakai, jika kita sedikit bijaksana kita akan memanfaatkan kemampuan skeptis -- apapun yang diajarkan pendidikan kepada kita. Anda bisa berkata, "Orang ini terlihat jujur. Akan kuambil apapun yang ia tawarkan kepada saya." Atau Anda dapat berkata, "Begini, telah kudengar bahwa kadang-kadang ada tipu-tipu kecil dalam penjualan mobil bekas pakai, mungkin sang penjual tidak sengaja," dan lalu Anda melakukan sesuatu. Anda menendang ban, membuka pintu, melihat di bawah kap. (Anda bisa berpura-pura melakukannya bahkan jika Anda tidak tahu apa yang ada di bawah kap mobil, atau Anda mungkin membawa teman mekanik.) Anda tahu bahwa sedikit skeptisisme diperlukan, dan Anda mengerti kenapa. Akan menjadi mengecewakan saat Anda mungkin harus tidak setuju dengan penjual mobil bekas pakai atau melontarinya dengan pertanyaan yang enggan ia jawab. Ada sedikit tingkatan konfrontasi interpersonal yang terlibat dalam pembelian mobil bekas pakai dan tidak ada yang mengatakan itu sangat menyenangkan. Namun ada alasan yang baik untuk itu -- karena jika Anda tidak menerapkan sedikit skeptisisme, jika Anda benar-benar mudah percaya apapun, ada beberapa biaya yang harus Anda bayar nanti. Lalu Anda akan berharap bahwa Anda telah menanamkan sedikit skeptisisme sebelumnya. Nah, ini bukanlah sesuatu yang membutuhkan empat tahun sekolah untuk dimengerti. Semua orang dapat memahami ini. Masalahnya adalah, mobil bekas pakai adalah satu hal, tetapi iklan televisi atau pernyataan oleh presiden dan ketua partai merupakan hal yang lain. Kita skeptis dalam beberapa hal, tetapi sayangnya tidak dalam hal lain. Contohnya, ada beberapa iklan aspirin yang menyatakan bahwa produk-produk pesaing hanya memunyai bahan penghilang rasa sakit yang disarankan dokter -- mereka tidak memberitahu Anda bahan misterius apa itu -- sementara produk mereka memunyai kadar yang lebih besar (1,2 hingga 2 kali per tablet). Maka Anda harus membeli produk mereka. Namun, kalau begitu

mengapa tidak beli dua tablet pesaing saja? Anda tidak seharusnya bertanya. Jangan terapkan skeptisisme dalam masalah ini. Jangan berpikir. Belilah. Klaim semacam itu dalam periklanan merupakan penipuan kecil. Mereka membebani kita dengan sedikit uang, atau menyebabkan kita membeli produk yang mutunya sedikit lebih rendah. Itu tidak sangat mengerikan. Namun pertimbangkanlah ini: Saya sedang berada dalam acara Whole Life Expo tahun ini di San Francisco. Dua puluh ribu orang menghadiri acara tahun lalu. Berikut adalah beberapa presentasi: "Penanganan Alternatif untuk Pasien AIDS: penanganan ini akan membentuk kembali pertahanan alami dan mencegah kerusakan sistem kekebalan tubuh -- pelajarilah perkembangan terbaru yang diabaikan media sejauh ini." Bagiku presentasi itu dapat menimbulkan bahaya yang nyata. "Bagaimana Protein Darah yang Terperangkap Menghasilkan Rasa Sakit dan Penderitaan." "Kristal, Apakah Merupakan Jimat atau Batu?" (Saya punya pendapat sendiri) Dikatakan, "Karena kristal memusatkan gelombang suara dan cahaya untuk radio dan televisi" -- kumpulan kristal sudah tidak relevan lagi dengan masa kini -- "maka dapatlah kristal menguatkan getaran spiritual bagi manusia yang telah tersesuaikan." Saya yakin sangat sedikit dari kalian yang tersesuaikan. Atau ada lagi: "Kembalinya Dewi, Ritual Presentasional." Lain lagi: "Sinkronitas, Pengalaman Pengakuan." Yang itu disampaikan oleh "Brother Charles." Atau, pada halaman berikutnya, "Anda, Saint-Germain, dan Penyembuhan Melalui Api Violet." Hal semacam itu terus berlanjut, dengan banyak iklan mengenai "kesempatan" -- dari yang meragukan hingga palsu -- yang ada di Whole Life Expo.

Jika Anda langsung turun ke lapangan kapanpun selama zaman manusia, Anda akan menemui sekumpulan sistem kepercayaan yang populer. Kepercayaan tersebut berubah, seringkali sangat cepat, dalam jangka waktu beberapa tahun: Namun kadang-kadang sistem kepercayaan semacam ini diyakini selama lebih dari ribuan tahun. Paling tidak beberapa selalu ada. Saya rasa sah untuk bertanya mengapa. Kita adalah Homo sapiens. Itulah ciri yang berbeda dari kita, bagian sapiens tersebut. Kita seharusnya cerdas. Jadi mengapa hal-hal semacam ini selalu bersama kita? Nah, untuk satu hal, banyak sekali dari sistem kepercayaan tersebut yang menyentuh kebutuhan manusia yang tidak terpenuhi masyarakat kita. Ada kebutuhan medis, spiritual, dan persatuan dengan masyarakat lainnya, yang tak terpuaskan. Mungkin ada lebih banyak kegagalan memenuhi hal semacam itu di masyarakat kita daripada masyarakatmasyarakat lain dalam sejarah manusia. Dan maka masuk akal apabila orang-orang mencobacoba berbagai sistem kepercayaan, untuk memeriksa apakah kepercayaan tersebut menolong. Contohnya, ambillah keyakinan terkenal, yaitu channeling. Premis dasarnya, seperti pada spiritualisme, adalah bahwa saat kita meninggal kita tidak sepenuhnya menghilang, bahwa sebagian dari kita masih tetap ada. Dikatakan bahwa "bagian" itu dapat memasuki kembali tubuh manusia dan makhluk lain di masa depan, dan sehingga kematian tak lagi sungguh menakutkan bagi kita. Lebih lagi, jika anggapan channeling itu benar, kita punya kesempatan untuk berhubungan dengan jiwa orang yang kita sayangi.

Secara pribadi, saya akan sangat senang apabila reinkarnasi itu sungguh ada. Kedua orang tua saya telah meninggal, dan saya akan senang apabila dapat berbincang sedikit dengan mereka, memberitahu mereka apa yang dilakukan anak-anak, memastikan semuanya baik-baik saja. Hal itu sangatlah menyentuh hati. Namun pada saat yang sama, justru karena alasan itu, saya tahu bahwa ada orang yang mencoba mengambil kesempatan dari kerentanan orang-orang yang telah "ditinggalkan". Spiritualis dan channeler sebaiknya memunyai argumen yang lebih menarik. Atau ambillah gagasan bahwa dengan berpikir keras mengenai bentukan geologis, Anda dapat mengetahui di mana kandungan mineral atau minyak bumi berada. Uri Geller adalah pencetus gagasan ini. Sekarang jika Anda adalah pelaksana eksplorasi mineral atau minyak bumi, roti dan mentega Anda bergantung pada penemuan mineral atau minyak bumi; maka menghabiskan sejumlah uang yang tidak begitu banyak untuk menemukan kandungan mineral secara psikik, dibandingkan dengan jumlah yang biasa Anda habiskan untuk eksplorasi geologis, terasa tidak begitu buruk. Anda mungkin tergoda. Atau lihatlah BETA (Benda Terbang Aneh, UFO), anggapan bahwa makhluk luar angkasa datang mengunjungi kita setiap saat. Saya mendapati itu sebagai gagasan yang menggetarkan. Pendapat itu paling tidak adalah sesuatu yang revolusioner. Saya telah menghabiskan banyak kehidupan ilmiah untuk mencari makhluk luar angkasa yang cerdas. Pikirkan berapa banyak tenaga yang bisa kusimpan jika makhluk luar angkasa datang berkunjung. Namun saat kita menyadari beberapa kerentanan emosional atas suatu klaim, itulah saatnya kita mengerahkan upaya terkuat dalam pemeriksaan secara skeptis. Di sanalah kelemahan terbesar kita. Sekarang, mari kita pertimbangkan kembali channeling. Ada seorang perempuan di negara bagian Washington yang mengklaim telah berhubungan dengan seseorang yang berusia 35.000 tahun, "Ramtha" -- ngomong-ngomong ia berbicara bahasa Inggris yang bagus dengan aksen yang bagiku terdengar seperti aksen India. Jika ada Ramtha di sini dan jika Ramtha mau bekerja sama, kita bisa mengajukan beberapa pertanyaan: Bagaimana kita tahu kalau Ramtha hidup 35.000 tahun yang lalu? Siapa yang melacak ribuan tahun silam? Mengapa bisa tepat 35.000 tahun? Itu angka yang sangat bulat. Tiga puluh lima ribu ditambah atau dikurang apa? Seperti apa 35.000 tahun yang lalu? Seperti apa iklimnya? Dimana Ramtha tinggal? (saya tahu ia berbicara bahasa Inggris dengan aksen India, tetapi dimana itu?) Apa yang dimakan Ramtha? (arkeolog tahu apa yang dimakan orang-orang saat itu.) Kita akan punya kesempatan nyata untuk mengetahui apakah klaimnya benar. Apabila ia memang benar berasal dari 35.000 tahun yang lalu, Anda bisa belajar banyak tentang 35.000 tahun yang lalu. Maka, entah Ramtha memang benar-benar berusia 35.000 tahun (dan kita sudah tahu sesuatu mengenai zaman itu -- sebelum Zaman Es Wisconsin, waktu yang menarik--) atau Ramtha itu palsu dan salah. Apa bahasa aslinya, bagaimana struktur sosialnya, dengan siapa Ramtha tinggal - anak, cucu -- bagaimana siklus kehidupannya, angka kematian bayinya, pakaian apa yang ia kenakan, berapa harapan hidupnya, apa saja senjata, tanaman, dan hewan yang ada? Beritahu kami. Namun, kita malah mendengar homili-homili dangkal yang sama dangkalnya dengan tuduhan bahwa BETA telah memaksa orang-orang untuk berkata bahwa mereka pernah diculik Omong-omong, kadang-kadang saya mendapat surat dari seseorang yang "terhubung" dengan makhluk luar angkasa yang mengundangku "menanyakan apapun". Dan maka saya punya sederet pertanyaan. Ingat, makhluk luar angkasa itu sangat maju. Maka saya bertanya hal seperti,
3

"Tolong berikan bukti singkat Teorema Terakhir Fermat." Atau Konjenktur Goldbach. Dan lalu saya harus menjelaskan apa itu, karena makhluk luar angkasa tidak menyebutnya Teorema Terakhir Fermat, sehingga saya menulis sedikit persamaan dengan eksponen-eksponen. Saya tak pernah mendapatkan jawabannya. Di sisi lain, jika saya bertanya, "haruskah kita manusia menjadi baik?" Saya selalu mendapatkan jawaban. Saya rasa sesuatu dapat disimpulkan dari kemampuan untuk menjawab pertanyaan ini. Apapun yang samar akan dijawab dengan bahagia, tetapi sesuatu yang spesifik, yang merupakan kesempatan untuk melihat apakah mereka benarbenar tahu, akan disambut dengan keheningan. Ilmuwan Perancis Henri Poincar mengutarakan pendapat mengenai mengapa kemudahan memercayai itu merajalela: "Kita juga tahu betapa kenyataan seringkali kejam, dan kita bertanyatanya apakah khayalan tidak lebih menghibur." Itulah apa yang saya coba katakan melalui contoh-contohku. Namun saya tidak merasa bahwa itu merupakan satu-satunya alasan mengapa kemudahan percaya itu merajalela. Skeptisisme menantang institusi yang mapan. Jika kita mengajarkan sifat skeptis pada semua orang, katakanlah pelajar SMA, mungkin mereka tidak akan membatasi skeptisisme mereka pada iklan aspirin dan channeler (atau channelee) berusia 35.000 tahun. Mungkin mereka akan mulai mempertanyakan institusi ekonomi, atau sosial, atau politik, atau agama. Maka di mana kita akan berada? Skeptisisme itu berbahaya. Itulah fungsinya, menurut pandanganku. Adalah kewajiban skeptisisme untuk menjadi berbahaya. Dan itulah kenapa muncul keengganan yang besar untuk mengajarkannya di sekolah-sekolah. Itulah mengapa skeptisisme kurang tampak dalam media. Di sisi lain, bagaimana kita akan merundingkan masa depan yang sangat berbahaya jika kita tidak punya alat intelektual dasar untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka yang berkuasa, terutama dalam demokrasi? Saya rasa ini adalah saat yang tepat untuk mempertimbangkan masalah nasional yang dapat dihindari apabila skeptisisme lebih banyak ditanamkan dalam masyarakat Amerika Serikat. Kegagalan Iran/Nikaragua merupakan contoh yang sangat jelas. Saya tidak akan mengambil kesempatan dari presiden [Reagan] kita yang malang dan terkepung dengan menyebutkannya. Penentangan pemerintah terhadap Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-coba Nuklir dan hasrat pemerintah untuk meledakkan senjata nuklir -- salah satu pengemudi utama dalam perlombaan senjata nuklir -- dengan dalih untuk meng"aman"kan kita adalah contoh lain. Begitu pula pada Star Wars. Kebiasaan berpikir skeptis yang dianjurkan CSICOP (Committee for the Scientific Investigation of Claims of the Paranormal , sekarang Committee for Skeptical Inquiry) berkaitan dengan masalah yang sangat penting bagi negeri ini. Ada hal yang cukup tidak masuk akal yang diseberluaskan oleh kedua partai (Demokrat dan Republik), sehingga sifat skeptisisme yang tidak berat sebelah perlu dinyatakan sebagai tujuan nasional dan penting bagi keberlangsungan kita.

Saya ingin berbicara sedikit tentang beban skeptisisme. Anda dapat memunyai kebiasaan pemikiran yang Anda nikmati karena dapat mempermainkan orang-orang lain yang tidak memandang hal seperti yang Anda lakukan. Ini adalah bahaya sosial yang dapat muncul dan ada dalam organisasi seperti CSICOP. Kita harus berjaga-jaga terhadap hal tersebut.

Bagiku yang dicari adalah kesimbangan yang indah antara dua kebutuhan yang saling bertentangan: pemeriksaan semua hipotesis yang paling skeptis yang disuguhi pada kita dan pada saat yang sama terbuka terhadap gagasan-gagasan baru. Sudah jelas bahwa kedua cara berpikir tersebut tidak selaras. Namun apabila Anda hanya menerapkan salah satu cara berpikir tersebut, Anda berada dalam masalah besar. Jika Anda hanya skeptis, maka tidak ada gagasan baru yang memasuki dirimu. Anda tidak akan pernah belajar apapun yang baru. Anda akan menjadi orang tua yang yakin bahwa ketidakmasukakalan menguasai dunia. (Tentu saja ada banyak data yang mendukung hal ini.) Namun sekali-kali, mungkin hanya satu dalam seratus kasus, gagasan baru ternyata benar, absah, dan mengagumkan. Jika sifat skeptismu berlebihan, Anda akan kehilangan atau sakit hati akan gagasan itu, dan Anda akan menjadi penghalang pemahaman dan kemajuan. Di sisi lain, apabila Anda mudah percaya dan tidak memunyai pemikiran skeptis, maka Anda tak akan bisa memisahkan mana yang berguna dengan yang tidak berarti. Jika semua gagasan memunyai keabsahan yang setara, maka Anda kalah, karena maka, tampak bagiku, tidak ada gagasan yang punya keabsahan sama sekali. Beberapa gagasan lebih baik daripada yang lain. Mekanisme untuk memisahkan mereka merupakan alat yang penting dalam berurusan dengan dunia dan terutama dalam berurusan dengan masa depan. Dan justru gabungan kedua cara pemikiran itu penting bagi keberhasilan ilmu pengetahuan. Ilmuwan yang sangat bagus melakukan keduanya. Dalam diri mereka, dengan berbicara pada diri mereka sendiri, mereka berteman dengan banyak sekali gagasan-gagasan baru dan mengkritiknya dengan kejam. Sebagian besar gagasan tidak pernah bisa mencuat ke permukaan. Hanya gagasan yang telah melewati penyaringan diri yang ketat yang dapat keluar ke permukaan dan lalu dikritik oleh masyarakat ilmiah lainnya. Kadang-kadang gagasan baru yang diterima oleh semua orang ternyata salah, atau paling tidak sebagian salah, atau paling tidak digantikan oleh gagasan-gagasan yang lebih umum. Dan, sementara pasti ada kehilangan secara personal -ikatan emosional terhadap gagasan yang Anda ciptakan -- namun etika kolektifnya adalah bahwa setiap saat gagasan semacam itu dijatuhkan dan digantikan oleh gagasan yang lebih baik dan menguntungkan ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan hal semacam ini sering terjadi sehingga seorang ilmuwan berkata, "Anda tahu bahwa itu adalah argumen yang sangat bagus; pandangan saya keliru," dan lalu mereka berubah pikiran dan Anda tidak akan pernah mendengar gagasan lama dari mereka lagi. Mereka sungguh melakukannya. Hal ini tidak terjadi sesering yang seharusnya, karena ilmuwan juga manusia dan perubahan kadang-kadang menyakitkan. Tapi perubahan terjadi setiap hari. Saya tak dapat mengingat kapan hal semacam itu terjadi dalam politik atau agama. Sangatlah langka untuk melihat seorang senator berkata, "Itu adalah argumen yang bagus. Sekarang saya akan mengubah afilasi politik saya."

Saya hendak membicarakan sedikit tentang sesi perangsangan pada pencarian makhluk luar angkasa cerdas (SETI) dan tentang bahasa binatang dalam konferensi CSICOP kami. Dalam sejarah ilmu pengetahuan terdapat prosesi instruktif untuk pertempuran intelektual pertama yang
5

semuanya mengarah ke bagaimana manusia merupakan suatu pusat. Kita dapat menyebutnya pertempuran mengenai kesombongan anti-Copernicus. Berikut adalah beberapa persoalan: Kita adalah pusat alam semesta. Semua planet dan bintang dan Matahari dan Bulan mengitari kita. (Wah, pasti kita merupakan sesuatu yang sangat khusus.) Di samping Aristarchus, ini adalah kepercayaan yang diyakini hingga masa Copernicus. Banyak orang menyukainya karena gagasan tersebut memberi mereka kedudukan pusat alam semesta yang tidak beralasan. Fakta bahwa Anda berada di Bumi membuat Anda istimewa. Itu rasanya enak. Lalu datang bukti bahwa Bumi hanyalah planet dan titik bercahaya yang bergerak lainnya juga merupakan planet. Mengecewakan. Bahkan memuramkan. Lebih baik bila kita merupakan pusat dan bersifat unik.

Tapi paling tidak Matahari kita adalah pusat alam semesta. Tidak, bintang-bintang lain juga merupakan matahari, dan lebih lagi kita ada di galaksi terpencil. Kita tidak berada di pusat Galaksi. Sangat memuramkan. Yah, paling tidak galaksi Bima Sakti adalah pusat alam semesta. Lalu ilmu pengetahuan sedikit berkembang. Kita mendapati bahwa tidak ada yang namanya pusat alam semesta. Lebih lagi ada ratusan miliar galaksi lain. Tidak ada yang luar biasa tentang Bima Sakti. Kesedihan yang mendalam. Yah, paling tidak kita adalah manusia, kita adalah puncak penciptaan. Kita terpisah. Makhluk-makhluk lain, tumbuhan dan hewan, mereka lebih rendah. Kita lebih tinggi. Kita tidak punya hubungan dengan mereka. Semua yang hidup diciptakan secara terpisah. Lalu datanglah Darwin. Kita mendengar teori evolusi. Ternyata kita berhubungan dekat dengan makhluk buas dan sayuran lainnya. Lebih lagi, saudara biologis terdekat kita adalah simpanse. Mereka adalah saudara terdekat kita --mereka? Ini memalukan. Tidakkah Anda pernah ke kebun binatang dan melihat mereka? Apa Anda tahu apa yang mereka lakukan? Bayangkan Inggris masa Ratu Victoria, saat Darwin menggagas pemahaman ini, sungguh merupakan kenyataan yang pahit.

Ada contoh penting lainnya -- kerangka acuan istimewa dalam fisika dan alam bawah sadar dalam psikologi -- yang akan saya lewati. Di dalam debat yang semuanya dimenangkan oleh pendukung Copernicus, oleh orang yang berkata bahwa tidak ada yang istimewa dari kita, saya tetap berpendapat bahwa debat ini memunyai tradisi; ada emosi yang mendalam di dalam debat sesi I CSICOP yang telah kusebutkan. Pencarian makhluk luar angkasa cerdas dan analisis kemungkinan "bahasa" binatang menyerang salah satu kepercayaan pra-Copernicus terakhir yang masih bertahan:

Paling tidak kita adalah makhluk tercerdas di alam semesta. Jika tidak ada makhluk cerdas lain di luar sana, bahkan jika kita berkerabat dengan simpanse, bahkan jika kita terpencil dalam alam semesta yang luas, paling tidak masih ada yang istimewa dari kita. Namun saat kita menemukan makhluk luar angkasa yang cerdas, sedikit kesombongan terakhir itu akan hilang. Saya rasa perlawanan terhadap gagasan makhluk luar angkasa yang cerdas itu diakibatkan oleh kesombongan pra-Copernicus. Demikian pula, tanpa memihak salah satu sisi dalam perdebatan mengenai apakah hewan lain - primata yang
6

lebih tinggi, terutama kera besar -- itu cerdas atau punya bahasa, itu jelas, dalam tingkat emosional, merupakan masalah yang sama. Apabila kita mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang punya bahasa dan tidak ada makhluk lain yang punya, paling tidak kita unik. Namun jika ternyata bahwa simpanse yang kotor, menjijikan, dan dapat ditertawakan itu juga bisa menyampaikan gagasan dengan bahasa isyarat Amerika atau yang lainnya, lalu apa yang sangat istimewa dari kita? Seringkali secara tidak sadar pendorongan kecenderungan emosional dalam masalah-masalah tersebut itu ada dalam perdebatan ilmiah. Penting untuk disadari bahwa perdebatan ilmiah dapat dipenuhi dengan emosi dengan alasan-alasan yang berbeda. Sekarang, mari kita lihat lebih dekat pencarian radio untuk menemukan makhluk luar angkasa cerdas. Bagaimana hal ini berbeda dengan ilmu semu? Biarkan saya menyuguhkan beberapa contoh nyata. Pada awal tahun 1960-an, Soviet mengadakan konferensi pers di Moskwa. Mereka mengumumkan bahwa sumber radio yang jauh, yang dijuluki CTA-102, beragam secara sinusoida, seperti gelombang sinus, dengan jangka waktu sekitar 100 hari. Mengapa mereka mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan bahwa sumber radio yang jauh itu beragam? Karena mereka mengira itu berasal dari peradaban luar angkasa yang cerdas. Maka layak untuk mengadakan konferensi pers. Hal ini terjadi sebelum istilah "kuasar" lahir. Kini kita tahu bahwa CTA-102 adalah sebuah kuasar. Kita tidak banyak tahu apa itu kuasar: dan terdapat lebih dari satu penjelasan yang saling eksklusif dalam buku-buku ilmiah. Meskipun begitu, sedikit yang benar-benar menganggap bahwa kuasar, seperti CTA-102, berasal dari peradaban luar angkasa, karena ada sejumlah penjelasan alternatif yang lebih atau kurang konsisten dengan hukum fisika yang kita kenal tanpa menyebut kehidupan alien. Hipotesis makhluk luar angaksa cerdas adalah hipotesis terakhir. Hanya jika penjelasan lain gagal, Anda bisa memercayainya. Contoh kedua: ilmuwan Britania pada tahun 1967 menemukan sumber radio bercahaya yang dekat yang berfluktuasi dalam jangka waktu yang lebih pendek, dalam periode yang konstan dengan sepuluh angka yang berarti. Apakah itu? Pemikiran pertama mereka adalah bahwa itu adalah semacam pesan yang dikirim kepada kita, atau suar navigasi antarbintang untuk pesawat yang mengarungi ruang antar bintang. Di antara kalangan mereka dalam Universitas Cambridge, mereka menamainya LGM-1-Little Green Men, LGM. Namun (mereka lebih bijaksana daripada Soviet), mereka tidak mengadakan konferensi pers, dan segera terjelaskan bahwa apa yang mereka temui kini dikenal dengan istilah "pulsar." Faktanya itu adalah pulsar pertama, pulsar Nebula Kepiting. Em, apa itu pulsar? Pulsar adalah bintang yang telah menyusut menjadi seukuran kota, ditahan bukan dengan cara seperti bintang lainnya, bukan oleh tekanan gas, bukan oleh degenerasi elektron, tetapi oleh tenaga nuklir. Pulsar adalah nukleus atomik seukuran kota Pasadena. Sekarang gagasan itu, saya yakini, adalah gagasan yang paling tidak, seaneh rambu navigasi antarbintang. Penjelasan pulsar pastilah merupakan sesuatu yang sangat aneh. Pulsar tidak berasal dari peradaban luar angkasa, tetapi dari yang lain: namun sesuatu yang lain yang membuka mata dan pikiran kita dan menunjukkan kemungkinan-kemungkinan dalam alam yang tidak pernah kita bayangkan. Kemudian ada permasalahan "false positives" (sesuatu yang dikatakan benar, padahal tidak benar). Frank Drake dalam ujicoba Ozma-nya, Paul Horowitz dalam program META (Megachannel Extraterrestrial Assay) yang didukung oleh Planetary Society, kelompok Universitas Ohio, dan banyak kelompok lain yang punya sinyal aneh yang membuat jantung
7

berdebar-debar. Sejenak mereka mengira bahwa mereka telah menerima sinyal yang asli. Dalam beberapa kasus kita sama sekali tidak tahu apa itu; sinyal tersebut tidak terulang. Malam berikutnya Anda menggunakan teleskop yang sama di kedudukan langit yang sama dengan modulasi yang sama dan frekuensi yang sama, semuanya sama, dan Anda tidak mendengar apapun. Anda tidak menerbitkan data tersebut. Itu mungkin diakibatkan oleh tidak bekerjanya sistem pencari. Sinyal tersebut mungkin diakibatkan oleh pesawat militer AWACS yang terbang dan menyiarkan saluran frekuensi yang seharusnya hanya untuk astronomi. Sinyal tersebut mungkin diakibatkan oleh mesin diatermi di jalan. Ada banyak kemungkinan. Anda tidak langsung menyatakan bahwa Anda telah menemukan makhluk luar angkasa cerdas karena Anda menemukan sinyal yang aneh. Dan apabila itu terulang, apakah Anda lalu akan mengumumkannya? Anda tidak akan. Mungkin itu adalah hoax. Mungkin Anda tidaklah cukup pandai untuk memahami apa terjadi dalam sistem kita. Malahan Anda akan memanggil sekelompok ilmuwan yang sedang bekerja dengan teleskop radio dan mengatakan bahwa pada kedudukan tertentu di langit, pada frekuensi ini dan bandpass dan modulasi dan lain-lain, Anda tampak seperti mendapatkan sesuatu yang aneh. Bisakah tolong mereka lihat dan periksa apakah mereka akan mendapati hal yang sama? Dan hanya jika beberapa pengamat independen memperoleh informasi yang sejenis dari kedudukan yang sama di langit barulah Anda dapat berpikir bahwa Anda telah mendapatkan sesuatu. Bahkan setelah itu Anda tidak tahu bahwa sesuatu itu berasal dari kehidupan luar angkasa yang cerdas, namun paling tidak Anda dapat menentukan bahwa sesuatu itu tidak berasal dari Bumi (Dan juga bukan dari orbit Bumi, tapi lebih jauh dari itu) Itulah urutan peristiwa pertama yang diperlukan untuk memastikan bahwa Anda telah menemukan sinyal dari peradaban luar angkasa yang cerdas. Sekarang perhatikan bahwa terdapat disiplin tertentu yang terlibat. Skeptisisme itu membebankan. Anda tak bisa hanya berteriak "little green men," karena Anda akan terlihat sangat bodoh, seperti yang dilakukan Soviet terhadap CTA-102, ketika itu ternyata merupakan sesuatu yang berbeda. Perhatian khusus diperlukan saat taruhannya segenting ini. Kita tidak harus menentukan pandangan kita sebelum buktinya ada. Tidak yakin itu tidak apa-apa. Seringkali saya ditanyai, "Menurutmu apakah ada kehidupan luar angkasa yang cerdas?" Saya menjawab dengan argumen standar -- ada banyak sekali tempat di luar sana, dan lalu kugunakan kata miliaran, dan sebagainya. Dan lalu saya katakan akanlah menjadi mengherankan bagiku apabila tidak ada kehidupan luar angkasa yang cerdas, tetapi tentu saja masih belum ada bukti untuk itu. Dan lalu saya ditanyai, "Yeah, tapi apa yang sesungguhnya Anda pikirkan?" Saya berkata, "Saya baru saja memberitahumu apa yang sesungguhnya kukatakan." "Yeah, tapi bagaimana firasatmu?" Tapi saya tidak mencoba berpikir dengan firasat. Sesungguhnya, tidak apa-apa untuk tidak menentukan pendapat hingga buktinya muncul.

Setelah artikelku yang berjudul "The Fine Art of Baloney Detection" ("Seni Penemuan Kengawuran") diterbitkan dalam majalah Parade (1 Feb. 1987), seperti yang dapat Anda perkirakan, saya mendapat banyak surat. Enam puluh lima juta orang membaca majalah Parade. Dalam artikel tersebut saya memasukkan daftar panjang hal yang saya sebut
8

"menunjukkan kengawuran' -- tiga puluh atau empat puluh hal. Pendukung hal-hal yang ada dalam daftar merasa tersinggung, sehingga saya mendapat banyak surat. Saya juga menyampaikan kumpulan petunjuk yang sangat dasar mengenai bagaimana berpikir tentang kengawuran-- argumen dari kekuasaan tidak akan berhasil, setiap langkah dalam rentetan bukti haruslah absah, dan lain-lain. Banyak orang mengirimiku surat yang berkata, "Anda sungguh benar dalam generalisasi; sayangnya itu tidak berlaku untuk doktrin khususku." Contohnya, dalam satu surat tertulis bahwa gagasan keberadaan kehidupan cerdas di luar Bumi merupakan contoh kengawuran besar. Ia menyimpulkan, "Saya meyakini ini sebagaimana yang lain dalam pengalamanku. Tidak ada kehidupan yang memunyai kesadaran di tempat lain di alam semesta. Maka manusia kembali ke kedudukannya sebagai pusat alam semesta." Penulis lain juga setuju dengan semua generalisasiku, namun berkata bahwa sebagai seorang skeptis saya telah menutup pikiranku dari kebenaran. Terutama saya telah mengabaikan bukti bahwa Bumi berusia enam ribu tahun. Sebenarnya saya tidak mengabaikannya; saya mempertimbangkan bukti yang ada dan lalu menolaknya. Terdapat perbedaan, dan dapat dikatakan ini adalah perbedaan antara prasangka dan postsangka. Prasangka adalah membuat keputusan sebelum Anda melihat fakta-faktanya. Postsangka adalah pembuatan keputusan setelah melihat fakta. Prasangka itu buruk, dalam arti bahwa Anda melakukan ketidakadilan dan kesalahan yang besar. Postsangka tidaklah buruk. Anda tak bisa sempurna tentu saja; Anda dapat membuat kesalahan. Namun Anda diizinkan untuk membuat keputusan setelah Anda memeriksa bukti yang ada. Dalam beberapa kalangan hal ini bahkan dianjurkan.

Saya meyakini bahwa hal yang mendorong ilmu pengetahuan adalah rasa ingin tahu. Keinginan untuk tahu adalah emosi yang sangat kuat. Semua anak-anak merasakannya. Di kelas satu SD semua orang merasakannya; di kelas dua belas hampir tidak ada yang merasakannya, atau paling tidak mengakuinya. Sesuatu terjadi antara kelas satu dan dua belas, dan itu bukan sekadar pubertas. Tidak hanya sekolah dan media tidak mengajarkan skeptisisme, tetapi juga tidak banyak dorongan terhadap rasa ingin tahu. Ilmu pengetahuan dan ilmu semu membangkitkan perasaan itu. Kurangnya pemopuleran ilmu pengetahuan akan melahirkan relung ekologi bagi ilmu semu. Jika ilmu pengetahuan dijelaskan kepada orang awam dengan cara yang dapat diterima dan menyenangkan, tidak akan ada tempat untuk ilmu semu. Namun Hukum Gresham berlaku, yang dalam konteks budaya populer menjadi "ilmu pengetahuan buruk mengusir yang baik". Dan saya rasa kita harus menyalahkan, pertama, masyarakat ilmiah sendiri karena tidak mampu memopulerkan ilmu pengetahuan, dan yang kedua adalah media, yang dalam hal ini mengerikan. Setiap koran di Amerika memunyai kolom astrologi harian. Berapa banyak yang punya kolom astronomi mingguan? Dan saya rasa hal ini juga diakibatkan oleh kesalahan dalam sistem pendidikan. Kita tidak mengajarkan bagaimana cara berpikir. Ini adalah kegagalan yang sangat serius yang bahkan dapat -- dalam dunia yang dilengkapi dengan 60.000 senjata nuklir -membahayakan masa depan manusia.

Saya meyakini bahwa ada lebih banyak keajaiban dalam ilmu pengetahuan daripada ilmu semu. Dan selain itu, dalam pengertian apapun, ilmu pengetahuan memunyai kebaikan tambahan, yaitu kebenaran, dan itu bukanlah sesuatu yang tak berarti.

10

Anda mungkin juga menyukai