Anda di halaman 1dari 50

TEORI RALAT

SUNARYONO

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
KAJIAN PERKEMBANGAN
SAINS
OBSERVASI
INSPIRASI

TEORI
PREDIKSI

EKSPERIMEN
E = mc2

TEORI RELATIVITAS KHUSUS


DAN KUANTUM
PERKULIAHAN PRAKTIKUM
BERDASARKAN JENJANG
KOMPETENSINYA
 JENJANG DASAR
Sasaran : Memiliki ketrampilan dalam
bekerja di laboratorium .
(Prak. Fisdas 1 & 2, Eldas 1 dan Fismod)
 JENJANG MENENGAH

Sasaran : Memiliki kemampuan bekerja


di laboratorium.
(Prak. Eldas 2, Listrik Magnet dan Gelombang )
 JENJANG LANJUT

Sasaran : Memiliki kemampuan


mengelola kerja di laboratorium.
(Eksperimen Fisika)
PERSIAPAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
 TAHAP PERSIAPAN
* Tujuan Percobaan
* Penjelasan tentang Gejala
* Model Eksperimen
 TAHAP PELAKSANAAN
* Set-up Percobaan
* Prosedur Percobaan
* Pengoperasian Alat Ukur
* Koleksi Data
* Kerjasama
 TAHAP PELAPORAN
* Tata Cara Penulisan Laporan
* Isi Laporan (Ralat)
KETAKPASTIAN
PENGUKURAN
A. KETAKPASTIAN NILAI SKALA
TERKECIL (NST) ALAT UKUR
cm
PENGGARIS
0 1
NST = 0,1 cm

cm Skala utama
0 1 JANGKA
SORONG

0 10 NST = 0,01 cm
Skala nonius
CONTOH
cm
10 11 p = 10,88 cm

cm Skala utama
9 10

0 p = 9,38 cm
Skala nonius 10
B. KETAKPASTIAN SISTEMATIS
* Kesalahan Kalibrasi
* Kesalahan titik nol
* Kesalahan gangguan
* Kesalahan Paralaks

C. KETAKPASTIAN ACAK
* Gerak Brown molekul udara
* Fluktuasi tegangan jaringan listrik
* Bising elektronik

D. KESALAHAN PENGAMAT
PENGUKURAN BESARAN FISIS
 PENGUKURAN LANGSUNG
Jika nilai besaran yang diukur dapat
diperoleh secara langsung dari
pembacaan alat ukur.
Misal: panjang, massa, kuat arus dll
 PENGUKURAN TAK LANGSUNG

Jika nilai besaran yang diukur


merupakan fungsi dari besaran yang
lain.
Misal: Luas (A) = pxl atau A = A(p,l)
PENYAJIAN HASIL DAN
RALAT PENGUKURAN

x  x  x satuan
x = Hasil pengukuran suatu besaran

x = Nilai pengukuran terbaik

Δx = Ralat mutlak pengukuran


KESEKSAMAAN/RALAT RELATIF
PENGUKURAN
x
R x100%
x
 R ≥ 10%, gunakan 2 angka berarti
 1% ≤ R < 10%, gunakan 3 angka berarti

 0% ≤ R < 1%, gunakan 4 angka berarti

Contoh:
V = (4,77 ± 0,73) cm3 R = 15,3%
V = (4,8 ± 0,7) cm3
ANGKA BERARTI
 Angka dibelakang koma dari kesalahan tidak boleh
lebih dari angka dibelakang koma rata-rata
 Bila dijumpai bilangan sangat besar atau sangat
kecil hendaknya digunakan bentuk eksponen

Contoh Penulisan yang Contoh Penulisan Yang


salah Benar
k=(200,1±0,215) oK/s k=(200,1±0,2)oK/s
d=(0,000002±0,00000035) mm d=(20±4)x10-7 mm

=22/7 =3,1415
F=(2700000±30000) N F=(270±3)x104 N
KETAKPASTIAN
PENGUKURAN

LANGSUNG TAK LANGSUNG

TUNGGAL SEMUA VARIABEL


TUNGGAL
BERULANG
SEMUA VARIABEL
BERULANG
SEBAGIAN VARIABEL
TUNGGAL DAN YG LAIN BERULANG
PENGUKURAN TUNGGAL
 Pengukuran dilakukan hanya sekali
1
x  x  x x  NST
CONTOH 2
cm p = 9,15 cm = 91,5 mm
8 9 NST = 1 mm
Δp = ½ NST = 0,5 mm
p  p  p
p = (91,5 ± 0,5) mm

R = (0,5/91,5) x 100%
R = 0,5% (4 angka berarti)
HASIL AKHIR p = (91,50 ± 0,50) mm
PENGUKURAN BERULANG
 Pengukuran dilakukan sebanyak n kali

x  x  x
Nilai Rata-Rata Pengukuran
n

x1  x 2  ...  x n x i
x  1

n n
Simpangan Baku Pengkuran Berulang
(Standard Deviation)

x 
n 2

i x
x  s x  1
n n  1
n n
n x  ( xi )
2
i
2
1
x  s x  1 1
n n 1
CONTOH
Andi mengukur diameter kelereng
sebanyak 5 kali di beberapa tempat yang
berbeda. Data yang diperoleh adalah
d = (1,2; 1,3; 1,3; 1,2; 1,3) cm

d  d  d
Rata-rata diameter

d 
 d i 1,2  1,3  1,3  1,3  1,2
  1,26cm
n 5
Simpangan baku n

 i
( d  d ) 2

d  S d  1

n( n  1)
n 5

 (d i  d ) 2
 i
( d  d ) 2

d  S d  1
 1

n( n  1) 5(5  1)

(1,2  1,26) 2  (1,3  1,26) 2  (1,3  1,26) 2  (1,2  1,26) 2  (1,3  1,26) 2
d 
20
d  0,02cm
Ralat relatif
d
R x100%
d
0,02
R x100%  1,6% (3 angka berarti)
1,26
Hasil pengukuran diameter kelereng adalah
d  (1,26  0,02)cm EXCEL
PENGUKURAN TAK
LANGSUNG
Variabel Terikat dan Variabel Bebas
Z = Z (x1, x2, x3)

Z = Variabel terikat
x1, x2, x3 = Variabel bebas

Penulisan hasil pengukuran

Z  Z  Z
SEMUA VARIABEL BEBAS
DIUKUR SEKALI
Variabel Bebas

x1  x1  x1 ; denganx1  0,5 NST

x 2  x 2  x 2 ; denganx 2  0,5 NST

x3  x3  x3 ; denganx3  0,5 NST
Variabel Terikat
2 2 2
Z 2 Z 2 Z 2
SZ  x1  x 2  x3
x1 3 x 2 3 x3 3
Perhatikan angka 2/3 yang merupakan upaya tera
tingkat ketangguhan kebenaran terhadap
pengukuran tunggal
CONTOH
Seorang mahasiswa baru mengukur massa jenis zat
cair dengan mengukur langsung volume dan massanya
dalam sekali pengukuran. Hasilnya
V = 20 cm3 dengan NST = 1 cm3 (gelas ukur) dan
m = 15 gram dengan NST = 1 gram (neraca teknis).

Penyajian Hasil Pengukuran


Variabel Bebas
V  V  V ; denganV  0,5 NST  0,5cm 3
V  (20  0,5)cm 3

m  m  m; denganm  0,5 NST  0,5 gram


m  (15  0,5) gram
Variabel Terikat
Hasil Pengukuran Massa Jenis

  (  S  )
Rerata Massa Jenis
m 15
   0,75 gram / cm 3
V 20
Simpangan Baku
2 2
 2  2
S  m  V
m 3 V 3
Persamaan
m
   mxV 1
V
 

m m
 mxV 1   V 1
 
V

V

1
mxV   mx  V 2

2 2

S 
2
1
(V ) m   mV
3

2 2

3
V 
2 2
2
1 2 2
S  (20) x0,5  (15)(20) x0,5
3 3
S   0,02 gram / cm 3
Ralat relatif
S
R x100%

0,02
R x100%  2,7% (3 angka berarti)
0,75

  (0,75  0,02) gram / cm 3

Hasil pengukuran massa jenis zat cair adalah

  (0,750  0,020) gram / cm 3


SEMUA VARIABEL BEBAS
DIUKUR BERULANG
Variabel Bebas

x1  x1  S x1

x 2  x 2  S x2

x 3  x 3  S x3
Variabel Terikat
2 2 2
Z Z Z
SZ  S x1  S x2  S x3
x1 x 2 x3
CONTOH
Andi mengukur panjang pencil dengan jangka sorong
pada beberapa tempat yang berbeda dengan hasil
p = (15,2; 15,1; 15,1; 15,3) cm. Diameter pensil diukur
dengan mikrometer sebanyak 4 kali di beberapa tempat
dengan hasil d = (10,02; 10,08; 10,10; 10,06) mm. Hal
ini dilakukan Andi untuk menentukan volume pencil yang
berbentuk silindris.

Penyajian Hasil Pengukuran


Variabel Bebas
Panjang
p  (p  Sp)
Diameter
d  (d  S d )
Rata-rata panjang (p)
p
 p i

60,7
 15,2cm
n 4
Simpangan baku (Sp)
n 4

 i
( p  p ) 2
 i
( p  p ) 2

Sp  1
 1

n(n  1) 4(4  1)
0,03
Sp   0,05cm
12
Ralat relatif
Sp 0,05
R x100%  x100%  0,3% (4 angka berarti)
p 15,2
p  (15,20  0,05)cm
Rata-rata diameter (d)

d
 d i

40,26
 10,06mm
n 4
Simpangan baku (Sd)
n 4

 (d i  d )2  (d i  d )2
Sd  1
 1

n( n  1) 4(4  1)
0,0036
Sd   0,02mm
12
Ralat relatif
Sd 0,02
R x100%  x100%  0,2% (4 angka berarti)
d 10,06
d  (10,06  0,02)mm  (1,006  0,002)cm
Variabel Terikat
Hasil Pengukuran Volume

V  V  SV
Rerata Volume
d 2 xp x(1,006) 2 x15,20
V    12,08cm 3

4 4
Simpangan Baku
2 2
V V
SV  Sp  Sd
p d
Persamaan
d xp
2
V 
4
V   d 2 xp  d 2
   
p p  4  4
V   d 2 xp  2dxp dxp
    
d d  4  4 2
2 2
d 2
dxp
SV  Sp  Sd
4 2
2 2 2
3,14 x(1,006) 3,14 x1,006 x15,20
SV  x0,05  x0,002
4 2

SV  0,06cm 3
Ralat relatif
SV
R x100%
V
0,06
R x100%  0,5% (4 angka berarti)
12,08
Hasil pengukuran volume pencil adalah

V  (12,08  0,06)cm 3
SEBAGIAN VARIABEL BEBAS
DIUKUR SEKALI DAN SEBAGIAN
LAINNYA DIUKUR BERULANG
Variabel Bebas

x1  x1  x1 ; diukursekalidenganx1  0,5 NST

x 2  x 2  S x2 ; diukurberulang

x3  x3  S x3 ; diukurberulang
Variabel Terikat
2 2 2
Z 2 Z Z
SZ  x1  S x2  S x3
x1 3 x 2 x3
CONTOH
Untuk menentukan massa jenis bola besi,
seorang mahasiswi mengukur massa bola
hanya sekali menunjukkan angka 12,5 gram
dengan NST = 1 gram. Diameternya diukur
sebanyak 4 kali dengan hasil
d = (2,52; 2,53; 2,51; 2,52) cm.
Penyajian Hasil Pengukuran
Variabel Bebas
Massa bola
m  (m  m)  (12,5  0,5) gram  m  0,5 NST
Diameter
d  (d  S d )
Rata-rata diameter (d)
d 
 d i

9,9
 2,48cm
n 4
Simpangan baku (Sd)
n 4

 (d i  d )2  (d i  d )2
Sd  1
 1

n( n  1) 4(4  1)
0,0275
Sd   0,05cm
12
Ralat relatif
Sd 0,05
R x100%  x100%  2% (3 angka berarti)
d 2.48
d  (2,48  0,05)cm
Variabel Terikat
Hasil Pengukuran Massa Jenis

  (  S  )
Rerata Massa Jenis
m m 12,5
  3
 3
 1,56 gram / cm 3

V 4 d  4  2,48 
   x3,14 
3 2 3  2 
Simpangan Baku
2 2
 2 
S  m  Sd
m 3 d
Persamaan
m m
  3
 6 m 1 3
d
V 4 d 
 
3 2
  

m m
 6m d   6 d 
1  3 1 3

m
   3

d d
 6m d   6m (3d ) 
1 3 1 4

d
2 2
 2  3
S  x m  Sd
m 3 d
2 2
1,56 2  3x1,56
S  x x0,5  x0,05
12,5 3 2,48
S   0,10 gram / cm 3
Ralat relatif
S
R x100%

0,10
R x100%  6,4% (3 angka berarti)
1,56
Hasil pengukuran massa jenis bola besi
adalah
  (1,56  0,10) gram / cm 3
Wassalam

”Semoga Membingungkan”

Ketika Anda sudah


BINGUNG berarti Anda
sudah mulai MENGERTI
QUIZ I
DIKETAHUI PENGUKURAN
MASSA JENIS BAHAN
DIDAPATKAN DATA
  (13,5  1,35) gram / cm 3

DARI DATA DI ATAS RALAT


RELATIFNYA SEBESAR
QUIZ II

BERDASARKAN ATURAN
ANGKA BERARTI, DALAM
PENGUKURAN HANYA BOLEH
MENGANDUNG BERAPA ANGKA
TAKSIRAN?
QUIZ III
2 2 2
Z 2 Z Z 2
SZ  x  Sy  z
x 3 y z 3

DARI PERSAMAAN DI ATAS,


SEBUTKAN VARIABEL BEBAS
YANG DIUKUR DENGAN
PENGUKURAN TUNGGAL
Visualisasi Grafik atau Kurva

menghitung Membukti-
TUJUAN konstanta/ kan
koefisien kebenaran
formulasi formulasi

melihat
hubungan
antar
Metode Metode
variabel
Garis Kuadrat
Grafik Terkecil
Melihat Hubungan antar
Variabel
Plot titik Hubungkan
Hasil titik HP
Pengukuran
(HP)
Duga
formulasi

interpretasi

Titik HP tidak harus membentuk kurva garis lurus


Menentukan Koefisien dan
Membuktikan Kebenaran Rumus

Rancang hubungan
linier antar dua
variabel y dan x
Metoda Garis
Grafik

y  a  bx
Metoda Kwadrat
Terkecil
Metode Garis Grafik

Misal suatu hukum atau rumus fisika sudah


dilinierkan sehingga formulasinya berbentuk
y  a  bx
Tentukan Tentukan
Plot titik HP Garis a dan b
Terbaik dari Grafik
Tentukan
a dan b
dari Grafik
Metode Least Square
(Kuadrat terkecil)
Dapatkan
Hitunglah Hitunglah Persamaan
a dan b a dan b
y  a  bx
Buat Grafik
Sesuai
Persamaan

Guna memudahkan perhitungan buat tabel data


pengamatan baru
Rumus Analisis Kuadrat Terkecil

  y    x     x   x y   i2
2 x
a i i i i i a  y
n  x     x  n x    xi 
2 2
2 2
i
i i

n  xi yi    xi  yi n
b b  y
n x    xi  n x    xi 
2 2 2 2
i i

y 
1 
  yi 
2  x 2

i  iy  2
 2 xi   xi yi   yi  n  x  
 ..
n2   

CONTOH
 ANALISIS DATA
 Sebelum menentukan konduktivitas (σ), besaran yang
ditentukan lebih dahulu adalah konsentrasi muatan (ne) dan
mobilitas (μ). Konsentrasi muatan (ne) ditentukan dari
persamaan I y Bx
VH  
ne.d
 , dari persamaan terlihat bahwa VH berbanding lurus dengan Iy
atau VH linier terhadap Iy. Mobilitas muatan (μ) dapat ditentukan
dari persamaan 
vy  Vy
p
 , dari persamaan terlihat bahwa vy linier terhadap Vy.
 Analisis data menggunakan metode kuadrat terkecil dan
perbandingan dengan nilai besaran standar dalam tabel.
Sebelum dianalisis dengan analisis linear metode kuadrat
terkecil, diuji terlebih dahulu kelinearannya dengan metode
tangan bebas [3].
Wassalam

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai