Yedi purwanto
ABSTRACT
As the majority in this country, the Moslems have an important role in determining
who and what party will win the upcoming general election this year and then lead
this country for the next five years. Dealing with leadership, Moslems believe that
Prophet Muhammad is the best leader ever in the world. However, some Moslem
intellectuals argued that Prophet Muhammad was only a religious leader, instead of a
political leader. This article discusses any issues on the leadership of Prophet
Muhammad that is presumably related to our present national concern, the general
election.
1. Pendahuluan banyak.
Aristoteles (w. 347 SM) (2000)
Dalam pepatah Latin dikatakan menjelaskan tiga hal, yaitu pemegang
bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan kekuasaan tertinggi, tujuan pemerintah-
(vox populi vox Dei). Dengan demikian, an, dan bentuk pemerintahan. Menurut-
kedaulatan rakyat tidak boleh dikom- nya, jumlah pemegang kekuasaan
promikan dengan apa dan siapa pun, tertinggi, yaitu (1) kekuasaan tertinggi
kehendak rakyat seakan-akan kehendak dalam menyelenggarakan negara berada
Tuhan. Di samping itu, ada juga pepatah di tangan satu orang; (2) kekuasaan
yang mengatakan kekuasaan rakyat tertinggi dalam menyelenggarakan
adalah hukum yang paling tinggi (salus negara berada di tangan beberapa orang;
populi supreme lex). Oleh karena itu, dan (3) kekuasaan tertinggi dalam
dalam demokrasi ditetapkan bahwa menyelenggarakan negara berada di
hukum yang paling tinggi adalah tangan banyak orang.
kehendak rakyat (Rais, 1998:7). Tujuan pemerintahan dibedakan
Demokrasi adalah salah satu oleh Aristoteles menjadi dua, yaitu (1)
bentuk pemerintahan yang dinilai buruk pemerintahan yang bertujuan untuk
oleh sebagian filosof. Pemerintahan membentuk kebaikan, kesejahteraan
yang didasarkan asas demokrasi adalah umum, dan pemenuhan kepentingan
pemerintahan yang pemimpinnya ber- umum (tujuan baik); dan (2) pemerin-
asal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk tahan yang bertujuan untuk membentuk
rakyat. Akan tetapi, demokrasi seperti kebaikan, kesejahteraan, dan pemenuhan
ini hampir sulit didapatkan; yang tampak kepentingan pemegang kekuasaan itu
di hadapan mata adalah segelintir orang sendiri (tujuan buruk, penyimpangan).
menentukan atau mengendalikan orang Bila dilihat dari segi kuantitas,
pemegang kekuasaan tertinggi, dan
KK Ilmu Kemanusian FSRD ITB
Jurnal Sosioteknologi Edisi 16 Tahun 8, April 2009 543
Masa Depan Partai Politik Islam Dalam Pertarungan Pemilu 2009
sistem kepribadian adalah teori suka dari individu terhadap suatu partai
psikologis; dan Midle rank theory sub- atau kelompok politik tertentu.
sistem kebudayaan adalah teori Deden Effendi (dosen sosiologi
sosiologis (Ritzer, 2002). hukum Islam) menjelaskan pendapat
Sodik (2003) mengutip sejumlah Marger yang membedakan partisipasi
pendapat yang merupakan lanjutan dari politik menjadi dua, yaitu partisipasipasi
teori Struktural fungsional. Pertama, politik yang institusional (institutional
pendekatan sosiologis keyakinan tentang forms of plitical participation) dan
determinasi sosial (eksternal) dalam partisipasi politik yang tidak insti-
penentuan preferensi (keberpihakan- tusional (noninstitutional forms of
pemilihan) seseorang terhadap calon plitical participation). Bentuk partisipasi
pimpinan atau partai. Pola perilaku yang kedua dianggap sebagai partisipasi
memilih seseorang dapat diramalkan yang menunjukkan ketidakpatuhan
sesuai dengan karakteristik sosial yang sebagai warga negara kepada negara,
melingkupi keberadaannya. Teori ini konfrontasi atau bahkan tindakan yang
kemudian melahirkan sejumlah tesis, direncanakan untuk menggulingkan
yaitu pemilihan umum adalah ekspresi sistem politik yang mapan. Milbrath
dari perjuangan kelas secara demokratis mengembangkan rentang partisipasi
(dari Seymour Lipset); predisposisi politik yang institusional menjadi empat
sosial ekonomi dan keluarga pemilih bentuk, yaitu kegiatan gladiator (men-
(termasuk agama) mempunyai hubungan calonkan diri untuk menduduki jabatan
yang signifikan dengan perilaku politik, menggalang dana-dana politik,
memilih (dari Pomper); dan aspek anggota aktif sebuah partai politik,
demografis (kedaerahan) berhubungan menghadiri pertemuan strategis, dan
dengan perilaku memilih (dari Sherman menyita waktu untuk kampanye),
dan Kolker). Kedua, pendekatan kegiatan transisi (menghadiri pertemuan
psikologis, yaitu sikap dan perilaku atau pawai politik, memberikan sum-
politik seseorang antara lain ditentukan bangan pada partai atau calon
oleh apa yang terkandung di dalam pemimpin, dan melakukan hubungan
dirinya sendiri (seperti idealisme, tingkat dengan pemimpin politik), kegiatan
kecerdasan, faktor biologis, dan petaruh (mengenakan gambar partai
motivasi); ia juga dipengaruhi oleh politik, berusaha mempengaruhi orang
lingkungan budaya, kehidupan ber- lain dalam menentukan pilihan, meng-
agama, politik, sosial, dan ekonomi. awali sebuah diskusi politik, dan
Secara sederhana, Riswandha (dalam memberikan suara pada pemilihan
Sodik, 2003) berpendapat bahwa umum), dan apatis (tidak melakukan
perilaku memilih individu dapat kegiatan politik). Kelompok terakhir ini,
dideteksi dengan dua konsep, yaitu dikenal sebagai kelompok yang tidak
perasaan penting atau tidak untuk menggunakan hak pilihnya dalam
terlibat dalam isu-isu politik yang pemilihan umum; atau menentukan
bersifat umum (political involvement) memilih untuk tidak memilih pemimpin
dan preferensi perasaan suka atau tidak yang sedang berkompetisi (Khaeruman,
2004).
Jurnal Sosioteknologi Edisi 16 Tahun 8, April 2009 545
Masa Depan Partai Politik Islam Dalam Pertarungan Pemilu 2009
kelompok Islam tertentu karena tidak pada putaran kedua adalah Mega-
percaya kepada partai yang ada Hasyim dan Susilo-Kala (mereka lebih
(termasuk partai yang berasaskan Islam) tampak sebagai muslim nasionalis).
dalam upaya mewujudkan syariat Islam Dengan demikian, pemilihan presiden
di Indoinesia secara sungguh-sungguh. tahap pertama pada dasarnya
Menurut mereka, partai-partai Islam memperlihatkan bahwa muslim-santri
yang ada minus cita-cita penegakan telah dikalahkan oleh muslim-nasionalis.
syariat Islam secara kâffat. Kekalahan Hamzah-Agum di
Dalam pemilihan presiden tahap wilayah Jawa Barat menunjukkan bahwa
pertama, tindakan golput disuarakan dan teori yang menyatakan bahwa aspek
juga sangat mungkin dilakukan oleh demografis (kedaerahan) berhubungan
kelompok umat Islam (dan tentu tidak secara signifikan dengan perilaku
hanya umat Islam) yang simpati kepada memilih adalah keliru; karena Agum
Abdurrahman Wahid (mantan presiden Gumelar (cawapres dari kalangan etnis
RI) yang tidak lolos dalam test Sunda satu-satunya) tidak memiliki
kesehatan. dukungan yang signifikan di Jawa Barat.
Dalam pemilihan presiden tahap Di samping itu, teori yang menyatakan
kedua, tindakan golput sangat mungkin bahwa predisposisi sosial ekonomi dan
dilakukan oleh kelompok umat Islam keluarga pemilih (termasuk agama)
yang simpati kepada Amin Rais (mantan mempunyai hubungan yang signifikan
ketua MPR RI) yang tidak lolos pada dengan perilaku memilih, perlu
putaran kedua karena mendapatkan dipertanyakan. Mayoritas penduduk
suara yang tidak signifikan dalam Jawa Barat beragama Islam (dan bahkan
pemilihan presiden putaran pertama. santri), tetapi pihak gladiator yang
Memperhatikan pihak yang kalah mendapat dukungan luas adalah muslim-
dan yang menang pada pemilihan nasionalis. Oleh karena itu, dalam
presiden putaran pertama, pihak yang konteks pemilihan presiden Indonesia di
menang adalah Mega-Hasyim dan lingkungan provinsi Jawa Barat,
Susilo-Kala, sedangkan pihak yang menunjukkan dua hal, pertama ikatan
kalah adalah Wiranto-Wahid, Amin- primordial kedaerahan (etnis) masya-
Siswono, dan Hamzah-Agum. Dengan rakat Sunda sudah sangat longgar; dan
memperhatikan para gladiator yang kedua ikatan primordial keagamaan
mencalonkan diri sebagai presiden, (santri) masyarakat Sunda juga rendah.
pihak santri yang kalah adalah Amin Akan tetapi, pernyataan ini memerlukan
Rais dan Hamzah Haz, sedangkan pembuktian lebih lanjut, sebab tidak ada
nasionalis yang kalah hanyalah Wiranto data yang pasti yang membuktikan
(Geertz, 1960:121). Dari segi calon bahwa muslim-santri di Jawa Barat lebih
presiden, pemilihan presiden putaran banyak dibanding dengan muslim-
pertama menunjukkan bahwa umat nasionalis. Apabila bukti menunjukkan
Islam pada umumnya tidak berminat bahwa muslim-nasionalis di Jawa Barat
(mungkin juga tidak atau belum percaya mayoritas, berarti teori Pomper benar
untuk) memilih calon presiden dari adanya.
kalangan santri. Gladiator yang maju
Jurnal Sosioteknologi Edisi 16 Tahun 8, April 2009 547
Masa Depan Partai Politik Islam Dalam Pertarungan Pemilu 2009
ormas-ormas Islam sudah tidak ditaati, Seperti hak hidup dengan layak,
dan tidak dipercaya oleh masyarakatnya. mendapatkan pendidikan yang layak,
pekerjaan yang memadai, dan hak-hak
5. Penutup lainnya. Yang lebih utama lagi,
bagaimana umat Islam terbebas dari dua
Peranan umat Islam dalam penyakit utama yang kini membelenggu
pemilihan presiden tahun 2004 dapat mereka, yaitu kemiskinan dan ke-
dikelompokkan menjadi dua: (1) bodohan. Paling tidak partai-partai yang
kelompok muslim yang menggunakan mengusung dua isu ini sebagai tujuan
hak pilihnya dengan bertindak sebagai perjuangan mereka, besar kemungkinan
gladitor, kegiatan transisi, atau kegiatan akan menangguk kemengan di ajang
petaruh; dan (2) kelompok muslim yang pesta demokrasi nanti (pemilu 2009).
melakukan tindakan apatis (mereka
memilih untuk tidak memilih) dan lebih 6. Keterangan
dikenal sebagai kelompok golput.
1
Perubahan yang terjadi di tubuh Monarchia bearsal dari monos
partai-partai Islam begitu cepat sehingga dan arche. Monos berarti sendiri; dan
arche berarti kekuasaan atau
kurang tersosialisasikan kepada publik. pemerintahan. Jadi, monarki secara
Kesan yang muncul kemudian adalah bahasa berarti pemerintahan satu orang.
bahwa politisi muslim-santri cenderung Lihat J. H. Rapar, Filsafat Politik
Aristoteles, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
inkonsisten antara pernyataan dengan Persada, 1993), cet. ke-2, h. 46.
tindakan politik yang mereka lakukan. 2
Aristokrasi berasal dari aristos
Inkonsistensi ini bisa dijadikan alasan dan kratos. Aristos berarti paling baik;
oleh para pendukungnya untuk tidak dan kratos berarti kekuasaan atau
pemerintahan. Oleh karena itu, arti
memilih lagi partai-partai tersebut pada aristokrasi secara bahasa adalah
pemilu yang akan datang, yaitu pemilu pemerintahan yang dikendalikan oleh
2009. beberapa orang yang paling baik atau
Kegiatan politik dengan me- paling arif. J. H. Rapar, Filsafat Politik,
h. 46.3
nampilkan kesalehan secara individual Secara bahasa, politeia berati
dan sosial seperti yang dilakukan oleh konstitusi.
4
PKS memberikan secercah harapan akan J. H. Rapar, Filsafat Politik, h.
44-46.5
masa depan partai-partai yang ber- Oligarki berasal dari oligon
asaskan Islam. Oleh karena itu, virus (sedikit) dan arche (kekuasaan).
6
pola pengkaderan dan pembinaan mental Pendapat tersebut disampaikan
kelompoknya harus segera ditularkan secara lisan dalam acara Simposium
Nasional “Format Baru Gerakan
kepada ormas dan partai Islam lain agar Keagamaan” yang diselenggarakan oleh
politisinya terhindar dari KKN dan dapat Program Pascasarjana IAIN (sekarang
membentuk pemerintahan yang bersih UIN) Jakarta, 6 Agustus 1998 di PPIM
dan berwibawa. Jakarta. Lihat Jaih Mubarok, “Format
Baru Gerakan Keagamaan di Indonesia,”
Perlu diingat oleh segenap umat makalah dipresentasikan dalam diskusi
Islam, bahwa partai politik bukanlah reguler PPIP IAIN SGD Bandung 10
satu-satunya alat perjuangan bagi umat Agustus 1998, h. 2, t.d.
Islam dalam membela hak-hak mereka.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 16 Tahun 8, April 2009 550
Masa Depan Partai Politik Islam Dalam Pertarungan Pemilu 2009