Anda di halaman 1dari 4

Pewarisan Sifat

A. Materi Hereditas
Materi hereditas adalah materi yang menyimpan sifat atau informasi yang
diturunkan. Materi hereditas pada makhluk hidup adalah DNA (deoxyribose
nucleic acid atau asam deoksiribose nukleat). Molekul DNA disusun oleh
banyak molekul nukleotida yang membentuk rantai polinukeotida. Setiap
nukleotida terdiri atas komponen gula ribosa, fosfat, dan basa nitrogen.
Struktur DNA berbentuk rantai ganda yang terpilin (double helix). Unit-unit
pencetak sifat yang terdapat pada DNA yang disebut gen. Jadi, gen adalah unit
hereditas.
Gen terletak dalam kromosom. Kromosom merupakan struktur yang terletak
di dalam inti sel (nukleus) yang terdiri atas DNA dan protein. Anyaman benang
DNA dan protein yang menjadi penyusun kromosom disebut kromatin. Tempat
gen di dalam kromosom disebut lokus.
Pada organisme yang berkembang biak secara seksual terjadi jumlah
kromosom, yaitu jumlah kromosom pada gamet (sel kelamin) adalah setengah
jumlah kromosom pada sel-sel tubuh. Contohnya, dalam setiap sel tubuh
manusia terdapat 23 pasang kromosom, berarti terdapat total 46 kromosom.
Pasangan kromosom ini dikenal dengan kromosom homolog. Oleh karena itu,
sel tubuh bersifat diploid (2n). Karena kromosom pada sel-sel tubuh
berpasangan, maka gen-gen pun akan berpasangan. Gen yang terletak pada
lokus yang sama akan bertanggung jawab atas sifatyang sama. Sepasang gen
yang bertanggung jawab atas suatu sifat yang di turunkan disebut alel.
Sebaliknya, sel kelamin (gamet) mempunyai kromosom yang tidak
berpasangan sehingga bersifat haploid (n). Contohnya, sel kelamin manusia
hanya mengandung 23 kromosom. Saat terjadi perkawinan atau fertilisasi, 23
kromosom dari sel kelamin ayah akan bergabung dengan 23 kromosom dari sel
kromosom ibu sehingga diperoleh keturunan dengan jumlah kromosom sama
dengan orang tuanya (diploid)

Jumlah Kromosom
Jenis Organisme
Sel Tubuh Sel Kelamin
Ayam Kampung 78 39
Kucing 38 19
Katak 26 13
Kacang kapri (ercis) 14 7
padi 24 12

Kromosom dalam tubuh organisme ada dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Kromosom badan (autosom atau kromosom somatik) yang tidak
menentukan jenis kelamin.
2. Kromosom seks (gonosom atau alosom) yang menentukan jenis
kelamin. Contohnya, pada sel tubuh manusia terdapat 22 pasang autosom dan
sepasang gonosom. Gonosom manusia terdiri atas kromosom X dan
kromosom Y. Jika pasangan gonosomnya XY, maka individu tersebut
berjenis kelamin laki-laki. Akan tetapi, jika pasangan gonosomnya XX, maka
berjenis kelamin perempuan.

B. Mekanisme Pewarisan Sifat

1. Hukum Pewarisan Mendel


Mekanisme pewarisan sifat dipelajari dalam cabang biologi, yaitu genetika.
Ilmu tersebut dirintis oleh Bapak Genetika, Gregor Mendel (1822-1884),
seorang pastor berkebangsaan Austria. Mendel bereksperimen dangan
menyilangkan tanaman kacang ercis (kapri) atau Pisum sativum. Sejumlah
aturan pewarisan sifat hasil percobaan Mendel dikenal sebagai Hukum
Pewarisan Mendel.
Tanaman kacang ercis digunakan sebagai bahan pecobaan karena
mempunyai kelebihan sebagai berikut.
a. Mudah dibudidayakan.
b. Menghasilkan biji yang banyak.
c. Berumur pendek.
d. Dapat melakukan penyerbukan sendiri.
e. Mudah disilangkan.
Mendel memulai pengamatan untuk satu sifat beda yang dikenal dengan
istilah monohibrid, misalnya sifat tingigi tanaman saja atau bentuk biji
saja.

a. Langkah Percobaan
1) Memilih induk galur murni, yaitu induk yang hanya menghasilkan
keturunan yang mempunyai sifat sama dengan induknya.
2) Menyilangkan antargalur murni, misalnya antara kacang ercis tinggi
dengan kacang ercis pendek. Tanaman yang disilangkan disbut induk atau
tetua yang dilambangkan dengan huruf P. Persilangan tersebut menghasilkan
generasi (filial) pertama yang dilambangkan dengan huruf F1.
3) Tanaman yang tumbuh dari biji F1 dibiarkan melakukan penyerbukan
sendiri untuk menghasilkan biji generasi kedua (F2). Percobaan dilakukan
hingga generasi ke-7 (F7).

b. Hasil Percobaan Monohibrid


Tanaman F1 hanya mempunyai sifat dari salah satu induk. Sifat yang tidak
muncul (tertutup; tersembunyi) pada tanaman F1 akan muncul kembali pada
tanaman F2. Sifat yang tertutup pada tanaman F1 disebut sifat resesif,
sedangkan sifat yang menutupi disebut sifat dominan. Sifat dominan
dilambangkan dengan huruf kapital, misalnya lambang sifat tinggi adalah “T”.
Sebaliknya, sifat resesif dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya untuk
sifat pendek adalah “Y”.
c. Kesimpulan Percobaan Monohibrid
1) Setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor yang disebut gen yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Satu sifat ditentukan oleh sepasang
gen yang dikenal dengan istilah alel. Satu alel berasal dari induk jantan,
alel yang lain dari induk betina.
2) Pada individu heterozigot yang disusun oleh pasangan gen dominan dan
gen resesif, sifat yang muncul adalah sifat gen dominan. Ide tersebut
dikenal sebagai Hukum Dominansi.
3) Setiap gen dapat dipisah kembali secara bebas saat pembentukan gamet.
Ide tersebut dikenal sebagai Hukum Mendel I atau Hukum Segregasi.

Dalam genetika, susunan gen (alel) penentu suatu sifat disebut genotipe,
sedangkan sifat yang terasa oleh panca indra disebut fenotipe. Genotipe
dapat disusun oleh pasangangen yang sama (homozigot; galur murni) atau
oleh pasangan gen yang berbeda (heterozigot).
a) Homozigot dominan berarti genotipenya disusun oleh pasangan ge
dominan, misalnya TT. Fenotipe untuk individu bergenotipe TT adalah
tinggi.
b) Homozigot resesifberarti genotipenya disusun oleh pasangan gen
resesif, misalnya tt. Fenotipenya untuk individu bergenotipe tt adalah
pendek.
c) Heterozigot berarti genotipenya disusun oleh gen dominan dan gen
resesif, misalnya Tt. Fenotipe untuk individu bergenotipe Tt adalah
tinggi

2. Pola Pewarisan Sifat

a. Pola Persilangan
1) Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan galur murni dengan satu sifat.
Persilangan monohibrid dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Persilangan Monohibrid Dominan


Persilangan monohibrid dominan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sifat gen dominan akan menutup penuh gen resesif.
2. Seluruh generasi F1 memiliki fenotipe sama dengan induk bergen
dominan.
3. Generasi F2 mempunyai perbandingan fenotipe dominan dengan fenotipe
resesif sama dengan 3:1.

b) Persilangan Monohibrid Intermediat (Kodominan)


Persilangan monohibrid intermediet (kodominan) memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Sifat gen dominan tidak menutup penuh gen resesif.
2. Keturunan heterozigot menampilkan sifat intermediat, yaitu sifat antara
dominan dan resesif.
3. Generasi F2 mempunyai perbandingan fenotipe dominan dengan fenotipe
resesif sama degan 1:2:3.

Anda mungkin juga menyukai