PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Dapat memberikan informasi tentang metode-metode pembelajaran dalam
mengembangkan kecerdasan verbal-linguistik siswa
2. Memberikan informasi bagi guru bagaimana cara menerapkan metode
pengembangan kecerdasan verbal-linguistik dalam berbagai bidang mata
pelajaran
C. Kecerdasan Verbal
Kecerdasan Linguistik berkaitan dengan kemampuan bahasa dan dalam hal
penggunaannya. Orang-orang yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-
main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan
narasi. Mereka seringkali pengeja yang baik dan mudah mengingat tanggal,
tempat dan nama.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang berkaitan dengan cirri khas pada
kecerdasan ini yaitu : mampu menuliskan pengalaman kesehariannya/pendapatnya
b. Menyimak Pembelajaran
Bagi mereka yang mampu mendengar, suara manusia memberikan
pengantar pertama bahasa. Telah diperkirakan oleh peneliti seperti dr. Lyman
Steil, guru besar retorika pada Universitas Minesota, bahwa individu
f. Menyimak Puisi
Sama seperti penceritaan atau membaca dengan lantang kehidupan dari laki-
laki dan perempuan terkenal dapat menghidupkan pembelajaran, oleh karena itu
k. Menyimak Kuliah
Meskipun format diskusi kuliah akan tersedia lebih sedikit di ruang kelas
pada masa mendatang, namun kita mengakui bahwa kuliah masih tetap
merupakan salah satu cara penyampaian informasi yang efektif untuk sekelompok
besar siswa-siswa yang lebih tua. Karena itu, kuliah akan terus digunakan pada
banyak lingkungan pembelajaran, dan masih penting bagi siswa di dalam
menemukan cara-cara terbaik untuk menyimak dan belajar dari kuliah tersebut.
Sementara keterampilan tersebut jarang diajarkan, namun beberapa saran
dikemukakan dibawah ini untuk mempertajam kemampuan menyimak siswa-
siswa Anda:
1) Guru ingin menyampaikan kuliah mini kepada siswa-siswa tentang topik
yang bermanfaat dengan mana mereka tidak akrab. Dimulai dengan
memberikan judul pembicaraan dan meminta siswa menggunakan praktek-
praktek menyimak aktif berikut ini oleh penulis:
a. Apa yang telah mereka ketahui tentang subjek ini
b. Pertanyaan-pertanyaan apakah yang mereka miliki tentang subjek ini
c. Bagaimaan perasaan mereka tentang menyimak pembicaraan ini
Kemudian, ketika kuliah dimulai, minta siswa-siswa untuk:
a. Membuat kerangka atau garis besar atau alur pikiran dari tema-tema penting
b. Garis bawahi gagasan-gagasan penting
c. Buat catatan dalam beberapa cara, seperti menggunakan tanda asterik (*), setiap
tema yang tidak jelas atau khususnya menarik.
d. Beri pertanyaan-pertanyaan pada garis pinggir yang mereka ingin jawab.
Sesudah kuliah mini diselesaikan, minta siswa menulis atau menjelaskan:
Panduan Menyimak
Nama siswa :
Nama Pembicara :
Judul atau Subjek Pembicaraan :
2. Berbicara
Pembicaraan yang efektif meliputi bukan hanya kata-kata yang kita
gunakan, tetapi cara kita mengatakan kata-kata itu, atau nada suara kita, tampilan
wajah kita, postur dan gestur. Albert Mechradian, penulis dari Silent Message,
mengemukakan bahwa hanya 7% dari apa yang kita komunikasikan di dalam
pembicaraan harus dilakukan dengan kata-kata yang kita gunakan, 38% harus
dilakukan dengan nada suara, dan 55% dengan tampilan wajah dan bahasa tubuh
kita. Jika demikian, maka pembicaraan yang efektif meliputi semua kecerdasan!
Penting bagi guru-guru untuk membuat model keterampilan berbicara yang
efektif, karena pemodelan yang baik terbukti pada pengaruh baik terhadap
kebiasaan berbicara dari siswa. Guru-guru dapat membuat titik pandang
penggunaan penuh warna atau perbendaharaan kata luar biasa banyaknya, atau
bermain dengan lelucon, gurauan, dan uraian-uraian lucu, atau dengan fasih
menerangkan pengalaman pribadi.
Ruang kelas dapat memberikan lingkungan pembelajaran yang mendukung
untuk berbicara secara efektif ketika guru menciptakan atmosfir yang santai dan
positif bagi siswa-siswa untuk berbagai cakap-cakap dan membahas gagasan.
Semua ini bukanlah ruang kelas dimana guru banyak berbicara! Pertanyaan-
pertanyaan yang mendorong diskusi harus menjadi pemicu pemikiran dan tidak
mudah dijawab dengan beberapa kata. Juga penting bagi guru untuk mengajukan
b. Pedoman Penceritaan:
1) Model penceritaan Anda sendiri.
2) Mengidentifikasi pencerita lokal untuk mengunjungi ruang kelas Anda. Anda
ingin belajar apakah terdapat penceritaan yang sangat bermanfaat untuk Anda
atau mungkin untuk Anda juga, seperti terjadi di Philadelpia, pencerita resmi
tentang sebuah kota.
3) Membantu siswa menemukan cerita dari muatan kelas, impian, keluarga atau
peristiwa-peristiwa sekolah, cerita-cerita yang mereka telah ketahui, antologi,
atau wawancara dengan keluarga kota senior.
4) Mengajar siswa tentang beberapa keterampilan penceritaan:
5) Mulai dengan pembukaan yang menarik
6) Menjaga sejumlah karakter tetap dapat terkelola
g. Berpikir-Berpasangan-Bersama
Untuk mendorong siswa agar merengungkan muatan dari suatu kuliah, suatu
film, atau pertanyaan provokatif maka guru dapat mengajukan pertanyaan atau
mengangkat permasalahan. Para siswa diberi waktu satu atau dua menit untuk
berpikir secara individu. Kemudian mereka dipasangkan dengan teman sekelas
untuk membahas pemikiran mereka selama sekitar lima menit. Untuk langkah
terakhir, setiap pasangan bersama-sama dengan seluruh anggota kelas
menggolongkan apa yang mereka telah diskusikan.
h. Kelompok Buzz
Guru-guru dapat mengatur siswa-siswa di dalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan antara tiga orang sampai dengan enam orang untuk membahas
gagasan-gagasan tentang topik tertentu. Setiap kelompok menugaskan satu orang
untuk bertugas sebagai pencatat yang mendaftarkan semua gagasan-gagasan yang
telah diajukan oleh kelompok itu. Sesudah beberapa menit pembahasan, guru
meminta pencatat agar meringkas gagasan-gagasan dan pendapat-pendapat yang
diungkapkan di dalam kelompoknya.
i. Fishbowls
Fishbowls adalah proses kelompok efektif yang digunakan sepanjang
pertengahan atau akhir waktu dari satu unit. Untuk melaksanakan fishbowls,
bangku-bangku atau kursi-kursi diruang kelas disusun dalam sebuah lingkaran
besar, dengan lingkaran yang lebih kecil dibagian lebih dalam disediakan kursi-
kursi untuk empat atau enam orang siswa. Susunan ini di dalam lingkaran yang
j. Mengingat
Walaupun mengingat tidak termasuk pilihan yang disenangi pada banyak
kelas, tetapi tidak ada cara yang lebih baik untuk membebaskan pikiran dari
konsentrasi pada paparan lisan atau keterampilan menulis dibandingkan dengan
mengingat fakta-fakta dasar, puisi, atau alur-alur di dalam sandiwara.
Keuntungannya adalah bahwa banyak dari bagian-bagian ini masih tetap diingat
untuk kehidupan dan mendapat tempat khusus, serta bersifat menghibur atau
memberi inspirasi ketika kembali diingat.
Siswa-siswa muda dapat mengingat irama-irama, lagu-lagu singkat, atau
lagu-lagu pembuka ketika di taman kanak-kanak, syair-syair langsung, seperti
yang terdapat di dalam Noisy poems dari Jill Bennet, untuk pertama kali
mengatakan sebagai sebuah kelompok yang memberi inspirasi kepercayaan diri,
dan kemudian sebagai relawan yang mandiri. Siswa-siswa yang lebih tua ingin
mengingat bagian-bagian yang lebih lama lagi, seperti The Raven atau Langston
Hughes The Dreamkeeper untuk dipaparkan di kelas, mungkin memilih
penggunaan efek suara, musik latar belakang, atau kostum. Membaca bagian dari
setiap usia yang berkembang dengan fleksibilitas lebih besar dan nada suara, serta
menyampaikan irama bahasa pada saat bersamaan mendorong pengungkapan
emosi. Karena bernyanyi sering meningkatkan kualitas dan fleksibilitas suara,
bernyanyai sangat bermanfaat dan mengharuskan kelas menyanyikan puisi yang
telah dibentuk kedalam musik.
Puisi atau jingel juga dapat ditulis oleh para siswa atau guru dengan
menggunakan alat-alat hapalah atau mengingat informasi dari banyak subjek
l. Laporan
Siswa sering diminta untuk memberi laporan di dalam kelas. Pemberian
laporan secara khusus dimulai pada kelas-kelas awal sekolah dasar dengan
menunjukkan dan menceritakan dan maju memasuki laporan penelitian formal
yang sering diharuskan pada kelas-kelas sekolah menengah. Jenis laporan yang
ditugaskan oleh guru sangat bervariasi baik di dalam muatan, format, maupun
kriteria penilaian. Siswa mendapat manfaat melalui pengetahuan eksplisit
bagaimana membuat format paparan. Petunjuk-petunjuk khusus tentang laporan
formal seringkali meliputi:
m. Panduan Laporan:
1) Memilih topik yang sesuai untuk audiens
2) Mengatur paparan
3) Merencanakan perhatian terbuka
4) Penggunaan catatan-catatan berwarna dan contoh-contoh spesifik
5) Melibatkan audiens dalam beberapa aktivitas, dan merencanakan kesimpulan
efektif.
Hal-hal penting lebih lanjut meliputi petunjuk-petunjuk untuk laporan lisan:
1) Memilih perbendaharaan kata yang layak untuk topik dan audiens
2) Melibatkan audiens dengan kontak mata dan bahasa tubuh
3) Menggunakan tata bahasa yang baik dan penanda yang jelas
4) Menghindari pembicaraan berkepanjangan, dan kalimat-kalimat rancu
5) Penggunaan ungkapan yang efektif dan bervariasi, dan
6) Menghindari penggunaan “a’s” dan “ums”
Untuk membantu membangkitkan minat di dalam melaksanakan penelitian
tentang laporan-laporannya, maka para siswa dapat mengidentifikasi fakta-fakta,
pendukung, dan masalah-masalah yang mereka hadapi di dalam memilih topik.
Pertanyaan-pertanyaan dapat diajukan seperti :
n. Wawancara
Mewawancarai orang lain adalah salah satu cara bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan mengumpulkan informasi lisan. Sebelum
melaksanakan wawancara, siswa perlu membedakan antara wawancara dan
percakapan. Karena keduanya adalah bentuk komunikasi lisan, namun percakapan
terdiri dari pembicaraan tidak formal atau pertukaran gagasan tentang topik-topik
yang penting bagi mereka yang sedang berbicara. Sebaliknya, wawancara
memiliki sasaran yang telah ditentukan lebih dulu; wawancara mencari informasi
spesifik dan menghindari topik-topik yang dapat dianggap tidak relevan. Sebagai
contoh, dokter mewawancarai pasiennya tentang gejala-gejala; wartawan
melakukan wawancara dengan orang-orang dalam rangka mengumpulkan
informasi tentang sebuah kisah; siswa-siswa sekolah menengah mewawancarai
para profesional dalam rangka mempelajari karir yang berbeda-beda; direktur
personalia mewawancarai calon karyawan. Guru dan siswa ingin melakukan
brainstorm yang membuat daftar situasi wawancara dan membahas tujaun yang
terkait dengan setiap situasi itu. Juga lebih layak bagi siswa dalam mewawancarai
orang-orang dari berbagai budaya, karir, atau keahlian untuk melengkapi kajian-
kajian akademisnya.
Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui apa yang membentuk
keterampilan wawancara dengan cara efektif. Beberapa petunjuk dilaksanakan dan
3. Membaca
Literatur memberikan landasan untuk berlatih dan mengembangkan seluruh
kemampuan kecerdasan verbal-linguistik. Kisah-kisah, novel, biografi, essay,
sandiwara, dan puisi menjadi titik tolak untuk pengembangan keterampilan
menyimak aktif, membicarakan proyek-proyek dan penulisan analitis atau kreatif.
Bahan-bahan seperti itu menawarkan makanan bagi pemikiran karena bahan-
bahan itu memberi model penggunaan bahasa yang efektif dan mendorong
perkembangan intelektual.
Semakin banyak jumlah dari perencana kurikulum dan guru-guru
menggantikan buku-buku ajar dengan buku-buku yang sesungguhnya
menawarkan contoh-contoh dari tulisan terbaik dalam berbagai genre dan yang
meningkat menjadi daya tarik serta relevan dengan minat dan bakat dari siswa.
a. Menemukan Bahan-Bahan
Stephen Tchudi, penulis Planning and Assessing the Curriculum in English
Language Arts, mengemukakan bahwa guru-guru mencari bahan bacaan yang
layak untuk kelasnya akan menjadi spesialis pada buku-buku anak dan dewasa
muda, menggali dan menelaah judul-judul baru dan klasik baik cerita-cerita fiksi
maupun non fiksi.
c. Kata-Kata di Kelas
Pada setiap kelas terdapat kata-kata atau ungkapan yang disajikan di
dinding, papan-papan buletin, papan tulis, yang menjelaskan peraturan-peraturan
di kelas, daftar tugas dan menjelaskan jadwal sehari-hari. Dengan sengaja guru
dapat memperhatikan penggunaan bahasa di ruang kelas dan dapat
mengidentifikasi bagaimana penggunaan itu bermanfaat bagi keterampilan
membaca. Beberapa guru telah mengembangkan motivator efektif dalam
mendorong semangat siswa untuk membaca buku-buku adalah sebagai berikut :
f. Seni Bahasa
Guru-guru bahasa Inggris sering merasa enggan memasukkan muatan
kajian-kajian ilmu pengetahuan alam atau sosial di dalam kurikulum mereka.
Akan tetapi, terdapat banyak masalah-masalah ilmiah dan sosial yang
menimbulkan dorongan topik-topik baru yang perlu dipertimbangkan oleh siswa.
Kemungkinan ini meliputi masalah-masalah sosial, politik, dan lingkungan,
program ruang angkasa luar, rekayasa genetik, komputer, video games, energi
alternatif, dan diet modern. Selain itu, siswa akan menikmati penulisan tentang
budaya populer atau pasar kerja dimasa kini dan dimasa mendatang.
h. Pendorong Lain
Siswa-siswa juga menikmati penulisan dari efek suara yang direkam ataupun
musik hidup atau siaran langsung dramatis, atau bahkan musik misterius,
sebagaimana dikemukakan di dalam bab musik. Aktivitas pantomim dan aktivitas
dramatika kreatif, sebagaimana dibahas di dalam bab tentang kecerdasan
kinestetika, juga menyebabkan opsi penulisan yang menarik. Siswa dari setiap
usia dapat membangkitkan topik-topik yang mungkin melalui penulisan cepat,
dimulai dengan penggabungan seperti pada hari pertama tahun 2000 saya .....
Anda tidak pernah mempercayai ini, tetapi ..... dan menulis selama lima hingga
sepuluh menit secepat mungkin tanpa memperhatikan mekanika. Proses ini sering
mengakses gagasan-gagasan pada sumber-sumber kreativitas yang lebih dalam.
Guru dapat mengajukan sejumlah alternatif tentang penugasan penulisan.
Selain prosedur tradisional dimana setiap siswa menyelesaikan tugas-tugas yang
sama, maka siswa dapat membuat keputusannya sendiri tentang opsi mana terbaik
kesesuaiannya dengan topik dan minat dari siswa. Beberapa petunjuk penulisan
yang berikut ini bermanfaat untuk berbagai bidang muatan:
A. Kesimpulan
Bagaimana kita dapat membantu siswa agar mereka jatuh cinta pada kata-
kata? Sebuah hasrat untuk bahasa dapat mendorong siswa menikmati bunyi dari
kata-kata, menghargai dan menggunakan kekuatan kata-kata secara
bertanggungjawab, menggali makna yang terkandung di dalam kata-kata, dan
menarik cara-cara tanpa akhir dari kata-kata itu dalam mengungkapkan rasa cinta
atau simpati memenangkan suatu argumen, menjelaskan suatu tugas yang
kompleks mengajarkan pada anak-anak usia dini, atau hanya menikmati
komunikasi dengan orang lain.
Beberapa tahun yang lalu, Robert Forst berbicara kepada sekelompok siswa
yang baru masuk yang dengan serius mencoba menggunakan setiap kata-kata
yang dikatakan oleh Rober Frosts. Tiba-tiba, pada pertengahan kalimat, ia
berhenti dan berkata, letakkan pensil kamu dan harap dengarkan saja! Tidak
menjadi masalah apakah Anda akan menjadi seorang penulis ataukah ahli
matematika ataupun ilmuwan atau juga seniman jika Anda tidak dapat memainkan
gagasan dan tidak mendapat kesenangan dari gagasan itu maka Anda tidak
mendapatkan apapun.
Pemikiran ini menjadi suatu harapan bagi banyak orang yang telah
mendengarkan peristiwa malam itu. Menulis dan berbicara secara efektif,
menyimak secara peka, dan membaca dengan pemahaman mendalam adalah
kegiatan kerja keras. Akan tetapi bukan hanya upaya yang mengandung nilai
terkecuali terdapat imbalan yang menyenangkan dan kelucuan di dalam
prosesnya. Kita harus membantu semua siswa untuk menikmati imbalan ini dari
sejak awal, semenjak mereka membangun satu keberhasilan kecil menuju
keberhasilan berikutnya dan pada saat bersamaan mengumpulkan kemampuan
dari upaya-upaya lebih lanjut.
B. Rekomendasi
Penerapkan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus
memerhatikan beberapa langkah, meliputi: 1) Mengidentifikasi elemen-elemen
Multiple Intelligence dalam program kurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya
memasukkan program seni ke dalam kurikulum. 2) Meninjau kembali sistem
teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa
yang terabaikan. 3) Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian
memutuskan untuk secara sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain. 4)
Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode
pembelajaran. 5) Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat
sehingga dapat membuka kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa. Di
samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan
Multiple Intelligence dalam pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal
berikut: 1) Persepsi tentang siswa harus diubah Selama ini kita selalu memiliki
persepsi terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain.
Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian