Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Kurikulum pembelajaran apapun namanya; kurikulum 1994, kurikulum
2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), atau kurikulum berikutnya, dan
bagaimanapun pengertian, rumusan, dan prinsip-prinsip dari sejumlah kurikulum
tersebut, yang harus dipikirkan selajutnya adalah bagaimana menerapkan
kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran.Untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran, pada dasarnya adalah menentukan pendekatan pembelajaran yang
sejalan dengan kurikulum tersebut. Membahas pendekatan pembelajaran, banyak
sekali jenis pendekatan yang dapat diterapkan. Di antaranya pendekatan
pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan teori
Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran,
karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan
kompetensi peserta didik.Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada
pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple
Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa
potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang
harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang
sangat dominan dikuasainya.
Pendidikan merupakan proses untuk melakukan transformasi pengetahuan
(transformasion of knowledge)dan tranformasi nilai (transformation of value).
Proses ini pada akhirnya akan menciptakan manusia yang sesungguhnya, dalam
arti manusia yang secara aktual dapat menunjukkan sifat-sifat manusia sejati
(humanis). Tranformasi pengetahuan adalah merupakan proses pembelajaran yang
menekankan pada peserta didik sebagai subjek dan ilmu atau pengetahuan
menjadi objek kajian atau pembelajaran. Sehingga membuka peluang yang besar
kepada peserta didik untuk secara mandiri ataupun secara berkelompok untuk
mengkaji lebih jauh materi pembelajaran yang ingin diketahuinya. Disini guru

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 1


atau pendidik berfungsi sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Tranformasi nilai
adalah merupakan proses dimana peserta didik diperlihatkan nilai-nilai atau
norma yang baik dan berguna bagi kelangsungan kehidupan yang lebih harmonis
dan manusiawi seperti kebenaran,kebaikan, keadilan, kebijaksanaan, dan lain-lain.
Ada beberapa indikasi dalam keberhasilan pembelajaran, seperti munculnya
kesadaran dan kecerdasan dari peserta didik. Kecerdasan merupakan salah satu
faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah.
Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal
sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf
kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.
Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple
Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini
juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil
mengembangkan salah satu kecerdasan.
Salah satu kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner adalah kecerdasan
Verbal-Linguistik
Kecerdasan jenis ini adalah kecerdasan dalam mengunakan bahasa dan kata-
kata, baik secara lisan maupun tulisan. Anak-anak dengan kecerdasan jenis ini
memiliki kemampuan menyimak yang sangat baik dan merupakan orang-orang
yang pandai berbicara dengan tepat.
Skill yang termasuk dalam kecerdasan verbal-linguistik adalah:
mendengarkan/menyimak, berbicara, menulis, bercerita, menjelaskan, mengajar,
menggunakan humor, memahami sintaksis dan arti kata-kata, menginngat
informasi, meyakinkan orang lain terhadap pendapatnya, dan menganalisa
penggunaan bahasa.
Peluang karir untuk orang dengan kecerdasan ini antara lain: penyair,
wartawan, guru, pengacara, politisi, penerjemah.
Dengan menggunakan beberapa metode dalam berbagai bidang
pelajaran,maka diharapkan dapat lebih mengembangkan dan mengoptimalkan
kecerdasan verbal-linguisttik pada siswa.Siswa diberikan kesempatan seluas-
luasnya untuk dapat menggali dan mengembangkan kecerdasan verbal linguistic

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 2


yang dimilikinya sehingga dapat digunakan sebagai alat di dalam menguasai
berbagai macam mata pelajaran di sekolah.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Dapat memberikan informasi tentang metode-metode pembelajaran dalam
mengembangkan kecerdasan verbal-linguistik siswa
2. Memberikan informasi bagi guru bagaimana cara menerapkan metode
pengembangan kecerdasan verbal-linguistik dalam berbagai bidang mata
pelajaran

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 3


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Multiple Intelligences


Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple
Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini
juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil
mengembangkan salah satu kecerdasan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
bentuk kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences:
1. Kecerdasan Verbal (Bahasa)
Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan
kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan
dan memaknai arti yang kompleks. Berkaitan dengan pelajaran bahasa. William
Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail,
merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga puncak,
demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa,sastrawan, orator memiliki
kecerdasan ini.
2. Kecerdasan Logic Matematic
Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan
diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya
dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli
matematika. Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh yang terkenal antara
lain Madame Currie.
3. Kecerdasan Spasial/Visual
Kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan
menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu
mencipta ulang dunia visual. Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis,
pematung, desainer, arsitek. Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh
yang dapat diceritakan berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Garin
Nugroho.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 4


4. Kecerdasan Body Kinestetik (Tubuh)
Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran
dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas seperti menari,
melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama. Sebut
saja Michael Jordan, Michael Jacson, Martha Graham (penari balet), Kris John.
Kecerdasan ini berkaitan dengan pejaran olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler
seperti menari, bermain teater, pantomim.
5. Kecerdasan Musical
Kecerdasan Musical/Ritmik Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola
musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk
kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk
mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.
Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tokoh yang sudah mengembangkan
kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, Titik Puspa.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini wajib bagi tugas ditempat kerja seperti negosiasi dan
menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn,
sosiologi. Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator, public relation
menunjukkan bentuk kecerdasan ini. Mereka biasanya pintar membaca suasana
hati, temperamen, motivasi dan maksud orang lain. Abraham Lincoln dan
Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan ini untuk mengubah dunia.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan
mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering
menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan. Berkaitan dengan jurusan
psikologi atau filsafat. Tokoh sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya
kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
8. Kecerdasan Spiritual
Bentuk kecerdasan ini dapat dipandang sebagai sebuah kombinasi dan
kesadaran interpersonal dan kecerdasan intrapersonal dengan sebuah komponen
“nilai” yang ditambahkan padanya. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 5


rohaniah, yang menuntun diri kita menjadi manusia yang utuh, berada pada
bagian yang paling dalam diri kita. Dengan melihat banyaknya bentuk-bentuk
kecerdasan tersebut diatas, maka proses pembelajaran disekolah sebaiknya tidak
melakukan pola atau pendekatan yang seragam terhadap siswa/ peserta didik. Kita
menyadari bahwa setiap individu memiliki kekhasan dan potensi yang berbeda-
beda.
Dengan demikian para guru dituntut untuk dapat memberikan motivasi atau
membantusiswa untuk mengenali potensinya lebih dini agar siswa dapat dengan
cepat melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan atau mengaktualkan
potensi yang dimilikinya tersebut. Ibaratnya guru membangunkan raksasa pikiran
siswanya dari keterlelapan tidurnya. Dengan memahami eksistensinya, seorang
siswa dapat dengan mudah melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat yang dapat
menunjang potensi yang telah mereka sadari itu.

B. Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran


Melalui pengenalan akan Multiple Intelligences, kita dapat mempelajari
kekuatan/kelemahan anak dan memberikan mereka peluang untuk belajar melalui
kelebihan-kelebihannya.
1. Tujuan: anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia, bekerja
dengan ketrampilan sendiri dan mengembangkan kemampuannya sendiri.
Kecerdasan Linguistik
a. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.
b. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu
komunikasi verbal.
c. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca
karya orang lain.
d. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.
e. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita
atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
f. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui
diskusi, ataupun debat.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 6


g. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
h. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum,
pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan
sebagainya.
2. Kecerdasan Logika - Matematika
a. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
b. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
c. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
d. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman
komputer, metode riset.
e. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat
hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.
f. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan
hukum.
g. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan
objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer
komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
3. Kecerdasan Intrapersonal
a. Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan
pikiran dan perasaan.
b. Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.
c. Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang
berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.
d. Mengembangkan konsep diri dengan baik.
e. Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
f. Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan
saat ini.
g. Mampu menyelami/mengerti kerumitan dan kondisi manusia.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 7


4. Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana
program, pengusaha, dan sebagainya.
Kecerdasan Interpersonal
a. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin
hubungan sosial.
b. Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang
lain.
c. Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi
dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.
d. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang
berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain,
dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
e. Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.
f. Mau melihat sudut pandang orang lain.
g. Menciptakan dan mempertahankan sinergi.
Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian
personalia/humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi,
tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.
5. Kecerdasan Musikal
a. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan
alat musik.
b. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
c. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
d. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
e. Mampu menciptakan komposisi musik.
f. Senang improvisasi dan bermain dengan suara.
g. Menyukai dan mampu bernyanyi.
h. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau
pemusik.
i. Mampu menganalisis/mengkritik suatu musik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 8


Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi
musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru
musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.
6. Kecerdasan Visual - Spasial
a. Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
b. Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual
lainnya.
c. Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
d. Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
e. Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan
manipulasi.
f. Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan
warna.
g. Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer
interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.
7. Kecerdasan Kinestetik - Jasmani
a. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam
menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide,
pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani
objek.
b. Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan
keanggunan dalam bergerak.
c. Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play,
permainan yang menggunakan fisik.
d. Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
e. Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang
dipelajari.
f. Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap
apa yang dialami atau dilihat.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 9


Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik /
montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional,
dan sebagainya.
8. Kecerdasan Naturalis
a. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam,
tanaman atau hewan.
b. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
c. Mampu mengenali pola di antara spesies.
d. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
e. Senang memelihara tanaman, hewan.
f. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk
mempelajari suatu organisme.
g. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
h. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba
diving (menyelam).
Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus
organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna/flora, penjaga museum
zoologi/botani dan kebun binatang, dan sebagainya.
Kita semua berbeda karena kita semua memiliki kombinasi kepandaian yang
berbeda. Bila kita mampu mengenalinya, saya kira kita akan mempunyai
setidaknya sebuah kesempatan yang bagus untuk mengatasi berbagai masalah
yang kita hadapi di dunia.

C. Kecerdasan Verbal
Kecerdasan Linguistik berkaitan dengan kemampuan bahasa dan dalam hal
penggunaannya. Orang-orang yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-
main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan
narasi. Mereka seringkali pengeja yang baik dan mudah mengingat tanggal,
tempat dan nama.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang berkaitan dengan cirri khas pada
kecerdasan ini yaitu : mampu menuliskan pengalaman kesehariannya/pendapatnya

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 10


secara lebih baik dibandingkan anak seusianya, memiliki kosa kata yang banyak
dibandingkan anak seusianya dan menggunakannya dengan tepat, banyak
membaca (buku, koran, majalah, artikel di internet, dan lain sejenisnya), banyak
memberikan pendapat, masukan, kritikan, pada orang lain, mengeja kata asing dan
baru dengan tepat, suka mendengarkan pernyataan-pernyataan lisan (cerita, ulasan
radio, buku bersuara), menyukai pantun, permainan kata, serangkaian kata yang
sukar diucapkan dan suka bercerita panjang lebar atau mampu menceritakan
lelucon dan kisah-kisah.
Pernahkah anda terpesona dengan seseorang ketika dia berpidato atau
menjelaskan sesuatu? Ini merupakan kelebihan orang yang memiliki kecerdasan
linguistic-verbal. Mereka sangat terampil bermain kata-kata. Orang-orang yang
memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk menyusun pikirannya
dengan jelas. Mereka juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-
kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal
ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi,
melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang
terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada
profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru. Orang-orang yang
memiliki kecerdasan ini diantaranya yaitu John F Kennedy, Bung Karno (Presiden
RI ke-1), Kak Seto, dan lainnya.

D. Indikator Kecerdasan Verbal Linguistik


1. Mempunyai kemampuan berkomunikasi baik.
2. Pandai menyusun kata
3. Memiliki daya ingat yang kuat
4. Mudah belajar bahasa
Ciri-ciri
1. Senang berbicara
2. Pandai mengarang

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 11


Contoh Karir:
1. Advokat
2. Penulis
3. Politikus
4. Pelawak
5. Penyiar
Stimulasi yang cocok:
1. Perbanyak kegiatan bercerita
2. Berikan audio, video yang menarik bagi mereka
3. Belajar menjadi presenter
4. Beri kesempatan menjadi guide dalam perjalanan
5. Beri buku-buku seperti, dongeng, sejarah, dll

E. Macam- macam Gaya Belajar


Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda dan perbedaan ini sangat
mempengaruhi pencapaian mereka dalam pendidikan. Pada umumnya ada 3 gaya
belajar yang ditemukan pada diri anak:
1. Visual Learner (Pembelajar Visual)
Para pembelajar dengan gaya visual mempelajari sesuatu dengan
melihatnya. Mereka perlu melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah gurunya untuk
benar-benar memahami isi sebuah pelajaran. Mereka lebih suka duduk di depan
untuk menghindari penghalang-penghalang visual (mis. kepala orang) . Mereka
berpikir dengan membayangkan dan belajar lebih baik dengan memperhatikan
tampilan visual misalnya diagram, skema, slide, buku bergambar, video, dan
handout. Selama pembelajaran berlangsung, pembelajar visual sering lebih suka
mencatat secara detail untuk menyerap informasi.

2. Auditory Learner (Pembelajar Auditori)


Pembelajar auditori belajar dengan mendengarkan. Mereka dapat belajar
secara maksimal dengan mendengarkan ceramah, berdiskusi, membicarakan hal-
hal secara mendalam, mendengarkan apa yang harus disampaikan orang lain.
Pembelajar semacam ini dapat menafsirkan makna dari kalimat tertentu dalam

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 12


sebuah pidato hanya dengan mendengarkan nada bicara , tekanan suara, maupun
kecepatan berbicara pembawa pidatonya.Informasi tertulis hanya sedikit
memberikan makna bagi mereka, kecuali jika hal tersebut diperdengarkan. Para
pembelajar ini biasanya mengambil manfaat dari membaca teks dengan bersuara
keras dan mendengarkan rekaman pada tape recorder.

3. Tactile/Kinaesthetic Learner (Pembelajar Kinestetik)


Pembelajar kinestetik belajar melalui gerakan, tindakan, dan sentuhan.
Mereka belajar lebih baik dengan pendekatan unjuk kerja, dimana mereka
dilibatkan untuk bereksplorasi. Mereka sangat sulit untuk duduk dengan tenang
untuk waktu yang lama dan bisa menjadi terganggu dengan kebutuhan mereka
akan aktivitas langsung dan eksplorasi.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 13


BAB III
PENGEMBANGAN KECERDASAN VERBAL-LINGUISTIK
DALAM METODE PEMBELAJARAN

A. Kecerdasan Verbal-Linguistik Siswa


Pernyataan Sandburg menjadi contoh yang baik tentang kecerdasan verbal-
linguistik ketika ia menguraikan ketajaman sensitifitasnya terhadap bunyi, irama,
dan makna kata-kata dan semangatnya sepanjang hidup untuk belajar
mengungkapkan dirinya di dalam tulisannya sendiri. Gardner mengemukakan
bahwa bahasa adalah contoh terkemuka tentang kecerdasan manusia yang
merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat manusia. Ia mencatat pentingnya
aspek bahasa retorik, atau kemampuan meyakinkan orang lain tentang
pelaksanaan suatu tindakan; isyarat potensi bahasa, atau kemampuan
menggunakan kata-kata di dalam mengingat daftar atau proses; kapasitas bahasa
di dalam menjelaskan konsep-konsep, dan nilai dari metafora dalam bertindak
seperti itu; dan penggunaan bahasa untuk merenungkan bahasa, atau
penggunaannya di dalam analisis metalinguistik.
Penggunaan kata-kata di dalam berkomunikasi dan membuat dokumentasi,
mengungkapkan emosi yang kuat, menggubah musik dalam bentuk lagu,
membuat manusia berbeda dari hewan-hewan lainnya. Pada awal sejarah manusia,
bahasa mengubah spesialisasi dan fungsi dari otak manusia melalui penawaran
kemungkinan untuk menggali dan memperluas kecerdasan manusia. Kata-kata
yang diucapkan membuat upaya ini mungkin bagi pendahulu kita di dalam
berpikir yang bergerak dari konkrit menuju abstrak ketika mereka mengalami
kemajuan di dalam menerangkan benda-benda dengan memberi nama pada
benda-benda tersebut dan berbicara tentang benda-benda meskipun benda-benda
itu tidak ada didepan mereka. Membaca membuat manusia mungkin mengetahui
tentang benda-benda, tempat dan proses, serta konsep-konsep yang secara pribadi
tidak kita alami, dan menulis telah membuat mungkin kita berkomunikasi dengan
orang-orang dimana kita tidak pernah bertemu dengan pembicara tersebut.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 14


Melalui kemampuan berpikir di dalam kata-kata maka manusia dapat mengingat,
menganalisis, menyelesaikan permasalahan, merencanakan lebih dulu, dan
menciptakan.
Oleh karena janin normal mengembangkan kemampuan mendengar ketika ia
masih di dalam kandungan, oleh karena itu dasar dari kecerdasan verbal-linguistik
dibentuk sebelum lahir. Banyak kajian, termasuk didalamnya dari kaum
neonatolog seperti Thomar Verney, mengindikasikan bahwa bayi yang telah
membaca, bernyanyi, dan berbicara sebelum lahir telah membentuk kemajuan
awal pada perkembangan kecerdasan verbal-linguistik.
Verney, dan juga asosiasi nasional pendidikan anak-anak usia dini,
mengemukakan pentingnya penciptaan lingkungan kaya bahasa dimana orangtua
atau pengasuh lainnya melibatkan anak-anak usia dini di dalam interaksi verbal,
termasuk didalamnya bermain kata-kata, membacakan cerita dan lelucon,
mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, dan menjelaskan perasaan serta
konsep-konsep. Anak-anak harus dilibatkan di dalam pembahasan dan memberi
peluang untuk memilih dan menentukan makna. Suatu kekaguman kecil ketika
seorang anak lahir seperti itu di dalam lingkungan yang dapat memperkaya bahasa
memperoleh sisi kemajuan menjadi seorang pendengar, pembicara, pembaca dan
penulis yang kompeten.
Pada setiap bidang pelajaran di ruang kelas, pada setiap tingkat kelas, juga
harus menjadi lingkungan yang kaya bahasa dimana siswa-siswa sering berbicara,
membahas, dan menjelaskan dan diatas semua itu didorong menjadi siswa yang
ingin tahu. Minat pada pembelajaran tumbuh ketika siswa merasa cukup nyaman
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berdebat tentang sudut pandang.
Mengungkapkan gagasan secara verbal adalah latihan metakognitif yang penting,
karena sering mendengar percakapan sendiri ataupun membaca apa yang telah
kita tulis akan menambah pemahaman kita tentang apa yang kita sebenarnya
pikirkan dan ketahui
Kepercayaan diri tumbuh ketika para siswa belajar mempertahankan
pendapatnya di dalam diskusi dan perdebatan. Mereka mengerti pelajaran yang ia
pelajari dengan mendalam ketika mereka mendapat peluang untuk membahas atau

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 15


mengajarkan kepada orang lain tentang apa yang telah mereka pelajari. Namun
observasi diruang kelas oleh para peneliti seperti John Goodlad membuktikan
bahwa pada kebanyakan kasus guru-guru adalah orang yang berbicara dengan
mayoritas terbesar menggunakan waktu yang tersedia untuk kelompok-kelompok
siswa yang pasif.
Bahkan diruang kelas dimana siswa terutama merupakan penyimak,
keterampilan yang jarang diajarkan. Oleh karena itu melalui kemampuan
menyimak seseorang belajar menggunakan kata-kata yang diucapkan secara
benar, secara efektif, bahkan dengan fasih. Keterampilan menyimak yang tidak
efektif menunjukkan banyak kegagalan dalam mengikuti pelajaran, menimbulkan
salah pengertian, dan bahkan cidera fisik. Berbicara adalah keterampilan pokok
lainnya yang tidak berkembang secara efektif tanpa melibatkan diri di dalam
praktek dan bersemangat. Tulisan yang efektif memerlukan latihan dan juga
membaca secara luas dan cermat. Pengajaran di kelas yang berhasil, dalam setiap
subjek, semua dari empat keterampilan ini berkembang secara aktif dan cermat.
Pengembangan dari empat komponen kecerdasan verbal-linguistik ini dapat
berpengaruh penting terhadap keberhasilan di dalam mempelajari suatu subjek—
sepanjang hidup.
Pernyataan Sandburg menjadi contoh yang baik tentang kecerdasan verbal-
linguistik ketika ia menguraikan ketajaman sensitifitasnya terhadap bunyi, irama,
dan makna kata-kata dan semangatnya sepanjang hidup untuk belajar
mengungkapkan dirinya di dalam tulisannya sendiri. Gardner mengemukakan
bahwa bahasa adalah contoh terkemuka tentang kecerdasan manusia yang
merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat manusia. Ia mencatat pentingnya
aspek bahasa retorik, atau kemampuan meyakinkan orang lain tentang
pelaksanaan suatu tindakan; isyarat potensi bahasa, atau kemampuan
menggunakan kata-kata di dalam mengingat daftar atau proses; kapasitas bahasa
di dalam menjelaskan konsep-konsep, dan nilai dari metafora dalam bertindak
seperti itu; dan penggunaan bahasa untuk merenungkan bahasa, atau
penggunaannya di dalam analisis metalinguistik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 16


Penggunaan kata-kata di dalam berkomunikasi dan membuat dokumentasi,
mengungkapkan emosi yang kuat, menggubah musik dalam bentuk lagu,
membuat manusia berbeda dari hewan-hewan lainnya. Pada awal sejarah manusia,
bahasa mengubah spesialisasi dan fungsi dari otak manusia melalui penawaran
kemungkinan untuk menggali dan memperluas kecerdasan manusia. Kata-kata
yang diucapkan membuat upaya ini mungkin bagi pendahulu kita di dalam
berpikir yang bergerak dari konkrit menuju abstrak ketika mereka mengalami
kemajuan di dalam menerangkan benda-benda dengan memberi nama pada
benda-benda tersebut dan berbicara tentang benda-benda meskipun benda-benda
itu tidak ada didepan mereka. Membaca membuat manusia mungkin mengetahui
tentang benda-benda, tempat dan proses, serta konsep-konsep yang secara pribadi
tidak kita alami, dan menulis telah membuat mungkin kita berkomunikasi dengan
orang-orang dimana kita tidak pernah bertemu dengan pembicara tersebut.
Melalui kemampuan berpikir di dalam kata-kata maka manusia dapat mengingat,
menganalisis, menyelesaikan permasalahan, merencanakan lebih dulu, dan
menciptakan.
Oleh karena janin normal mengembangkan kemampuan mendengar ketika ia
masih di dalam kandungan, oleh karena itu dasar dari kecerdasan verbal-linguistik
dibentuk sebelum lahir. Banyak kajian, termasuk didalamnya dari kaum
neonatolog seperti Thomar Verney, mengindikasikan bahwa bayi yang telah
membaca, bernyanyi, dan berbicara sebelum lahir telah membentuk kemajuan
awal pada perkembangan kecerdasan verbal-linguistik.
Verney, dan juga asosiasi nasional pendidikan anak-anak usia dini,
mengemukakan pentingnya penciptaan lingkungan kaya bahasa dimana orangtua
atau pengasuh lainnya melibatkan anak-anak usia dini di dalam interaksi verbal,
termasuk didalamnya bermain kata-kata, membacakan cerita dan lelucon,
mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, dan menjelaskan perasaan serta
konsep-konsep. Anak-anak harus dilibatkan di dalam pembahasan dan memberi
peluang untuk memilih dan menentukan makna. Suatu kekaguman kecil ketika
seorang anak lahir seperti itu di dalam lingkungan yang dapat memperkaya bahasa

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 17


memperoleh sisi kemajuan menjadi seorang pendengar, pembicara, pembaca dan
penulis yang kompeten.
Pada setiap bidang pelajaran di ruang kelas, pada setiap tingkat kelas, juga
harus menjadi lingkungan yang kaya bahasa dimana siswa-siswa sering berbicara,
membahas, dan menjelaskan dan diatas semua itu didorong menjadi siswa yang
ingin tahu. Minat pada pembelajaran tumbuh ketika siswa merasa cukup nyaman
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berdebat tentang sudut pandang.
Mengungkapkan gagasan secara verbal adalah latihan metakognitif yang penting,
karena sering mendengar percakapan sendiri ataupun membaca apa yang telah
kita tulis akan menambah pemahaman kita tentang apa yang kita sebenarnya
pikirkan dan ketahui.
Kepercayaan diri tumbuh ketika para siswa belajar mempertahankan
pendapatnya di dalam diskusi dan perdebatan. Mereka mengerti pelajaran yang ia
pelajari dengan mendalam ketika mereka mendapat peluang untuk membahas atau
mengajarkan kepada orang lain tentang apa yang telah mereka pelajari. Namun
observasi diruang kelas oleh para peneliti seperti John Goodlad membuktikan
bahwa pada kebanyakan kasus guru-guru adalah orang yang berbicara dengan
mayoritas terbesar menggunakan waktu yang tersedia—untuk kelompok-
kelompok siswa yang pasif.
Bahkan diruang kelas dimana siswa terutama merupakan penyimak,
keterampilan yang jarang diajarkan. Oleh karena itu melalui kemampuan
menyimak seseorang belajar menggunakan kata-kata yang diucapkan secara
benar, secara efektif, bahkan dengan fasih. Keterampilan menyimak yang tidak
efektif menunjukkan banyak kegagalan dalam mengikuti pelajaran, menimbulkan
salah pengertian, dan bahkan cidera fisik. Berbicara adalah keterampilan pokok
lainnya yang tidak berkembang secara efektif tanpa melibatkan diri di dalam
praktek dan bersemangat. Tulisan yang efektif memerlukan latihan dan juga
membaca secara luas dan cermat. Pengajaran di kelas yang berhasil, dalam setiap
subjek, semua dari empat keterampilan ini berkembang secara aktif dan cermat.
Pengembangan dari empat komponen kecerdasan verbal-linguistik ini dapat

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 18


berpengaruh penting terhadap keberhasilan di dalam mempelajari suatu subjek—
sepanjang hidup.
Daftar berikut menunjukkan beberapa indikator dari kecerdasan verbal-
linguistik. Kita menyadari bahwa gangguan pendengaran, berbicara, atau
penglihatan akan mengembangkan keterampilan bahasa dan komunikasi dengan
cara-cara lain, seringkali melalui kecerdasan lain yang akan dibahas pada bab-bab
kemudian. Kemungkinan bahwa seseorang menunjukkan kecerdasan verbal-
linguistik yang berkembang dengan baik dengan karakteristik berikut:
1. Menyimak dan bereaksi terhadap bunyi, irama, warna, dan berbagai kata-kata
yang diucapkan.
2. Meniru bunyi, bahasa, bacaan, dan tulisan dari orang lain.
3. Belajar melalui kemampuan menyimak, membaca, menulis dan berdiskusi.
4. Menyimak secara efektif, mengerti, menafsirkan, mengartikan, dan
mengingat apa yang telah dikatakan.
5. Membaca secara efektif, mengerti, merangkum, mengartikan atau
menjelaskan, dan mengingat apa yang telah dibaca.
6. berbicara secara efektif terhadap berbagai audiens tentang berbagai tujuan,
dan mengetahui bagaimana cara berbicara dengan sederhana, fasih, persuasif,
atau bersemangat pada saat-saat yang tepat.
7. Menulis dengan efektif; mengerti dan menerapkan kaidah-kaidah tata bahasa,
pengucapan, tanda-tanda baca, dan menggunakan perbendaharaan kata secara
efektif.
8. Memperlihatkan kemampuan dalam mempelajari bahasa-bahasa lain.
9. Menggunakan kemampuan menyimak, berbicara, menulis dan membaca
untuk mengingat berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan, membujuk,
menciptakan pengetahuan, membangun makna, dan mencerminkan renungan
pada bahasa itu sendiri.
10. Berusaha meningkatkan kualitas penggunaan bahasanya sendiri.
11. Memperlihatkan minat pada jurnalisme, puisi, penceritaan, perdebatan,
pembicaraan, penulisan, atau penyuntingan.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 19


12. Menciptakan bentuk-bentuk linguistik baru atau karya-karya tulisan asli atau
komunikasi lisan.

B. Proses Pembelajaran Verbal-Linguistik


Kecenderungan dari sebagian guru dalam upaya mengajarkan keterampilan
verbal dengan cara terisolasi atau diluar konteks dapat menjadi satu alasan
mengapa banyak siswa tidak menguasai keterampilan verbal itu. Meskipun kita
membahas masing-masing dari keterampilan ini secara terpisah menurut daftar
berikut, namun keterampilan ini berhubungan erat dan harus dipadukan kedalam
kurikulum dengan cara yang baik.

C. Pembentukan Lingkungan Pembelajaran Verbal-Linguistik


Kecerdasan verbal-linguistik secara mendalam berakar pada perasaan
kompetensi dan kepercayaan diri kita. Semakin banyak anak-anak usia dini
melaksanakan kecerdasan ini di dalam lingkungan yang nyaman, semakin mudah
mereka mengembangkan keterampilan verbal yang akan berguna bagi kehidupan
mereka. Guru-guru dapat memberikan model-model yang kuat melalui permainan
kata-kata, saling berbagi karya-karya tulisan yang disenangi, turut serta di dalam
pembahasan dengan Antusiasme, melakukan perjalanan lapangan ke tempat-
tempat produksi theater lokal, dan cerita-cerita yang dibacakan.
Penceritaan adalah salah satu keterlibatan bahasa dan paling banyak serta
tertua. Strategi pendidikan ini tidak digunakan hanya sebagai cara memotivasi
siswa, menjelaskan proses atau peristiwa-peristiwa, atau menciptakan lingkungan
yang ramah. Cerita-cerita dalam bentuk kiasan/tamsil telah digunakan secara
efektif oleh setiap agama di dunia untuk menyampaikan ajaran-ajaran dan prinsip-
prinsip penting. Mitos ditemukan dan diceritakan pada semua masyarakat primitif
dalam menjelaskan fenomena ilmiah, dan legenda menghibur, memberi inspirasi,
dan memotivasi pendengar. Tradisi lisan adalah salah satu peninggalan, dan
mengandung pengakuan sebagai salah satu cara paling efektif di dalam
berkomunikasi. Membaca secara lantang menyampaikan bunyi, irama, dan musik
bahasa kedalam telinga. Rekaman atu video tipe dari aktor menafsirkan karya-
karya sandiwara besar, puisi, dan penulis-penulis cerita pendek membuat hidup

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 20


kata-kata tertulis. Bacaan penulis di dalam menyusun karya-karyanya sendiri
sering mengandung pengertian yang mendalam dan rangkaian makna di dalam
tulisan-tulisan mereka. Guru-guru membaca beberapa karya-karya tulisan yang
disenangi dan dibaca dengan lantang serta Antusiasme dan perasaan dapat
memberi inspirasi dan minat yang tetap bertahan sepanjang hidup. Siswa
membaca untuk satu sama lain sebelum membaca dengan lantang diseluruh kelas
akan dapat mengembangkan kepercayaan diri yang lebih besar.
Guru-guru dapat membuat model keterampilan menyimak yang efektif
dengan penuh perhatian terhadap komentar-komentar siswa atau terkaan di dalam
kelas. Siswa didorong untuk menyimak lebih cermat pada siswa-siswa lain ketika
mereka sendiri disimak dengan penuh perhatian. Peluang ekstensif bagi
kemampuan membaca, menulis, dan berbicara secara individu berpengaruh positif
pada prestasi dan cenderung memanfaatkan kemampuan ini di dalam aktifitas
pengisi waktu. Siswa yang memiliki sedikit pengetahuan dari badan sastra besar
yang tersedia perlu dipandu dan dimotivasi agar menjadi pembaca yang
entusiastik. Minat mereka dengan sangat baik dapat dilibatkan ketika
orangtua/guru menganjurkan agar membaca buku-buku atau artikel-artikel yang
berhubungan dengan minat mereka; akan tetapi, mereka harus diberitahu alasan-
alasan lain mengapa penting membaca dengan baik.
Kajian tentang cerita-cerita besar, sandiwara, puisi, atau novel dapat
digabungkan dengan tantangan penugasan tulisan. Mengharuskan siswa membuat
laporan buku yang mencakup karakter dan membuat rangkuman tentang alur
cerita tidak akan membangkitkan entusiasme siswa. Essay tentang makna puisi
atau tema pokok dari sandiwara juga tidak merangsang minat mereka. Guru
sebaiknya memberi saran mengenai topik yang mereka akan nikmati jika mereka
menulis tentang diri mereka, dan sesuatu yang mereka ketahui sebagai sesuatu
yang menarik bagi siswa.
Agar dapat memahami tentang cara lain yang dapat memberikan
pengalaman pendidikan terfragmentasi, maka penting bagi guru untuk membantu
para siswa agar dapat melihat koneksi diantara subjek-subjek ini. Guru
matematika dan ilmu pengetahuan alam harus menuntut kemampuan menyimak,

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 21


berbicara, membaca, dan menulis dengan standar tinggi yang sama seperti yang
berlaku dari guru-guru seni bahasa. Dan guru-guru sastra dapat menciptakan
konteks yang bermakna untuk membaca sebuah buku dengan menghubungkan
buku itu pada kajian-kajian di dalam subjek-subjek lain.
Siswa diharuskan mendapat pengalaman yang luas dan beraneka ragam di
dalam keterlibatannya pada kecerdasan verbal-linguistik sebagaimana dijelaskan
diseluruh buku ini. Pelaksanaan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis menyebabkan perkembangan manusia lebih utuh dan menguasai
keterampilan-keterampilan penting sepanjang hidup: pemikiran, pembelajaran,
penyelesaian masalah, komunikasi, penciptaan sebagai sebuah kontribusi dari
anggota masyarakatnya.
1. Menyimak dalam Mempelajari
a. 10 Kunci Menyimak Efektif
Sebenarnya, kunci-kunci ini terdapat pada jantung perkembangan kebiasan
menyimak yang lebih baik yang dapat berlangsung sepanjang hidup.

10 Kunci Menyimak Penyimak yang lemah Penyimak yang kuat


Efektif
1. Menemukan bidang- Mendapatkan subjek Memberi peluang
bidang minat kering bertanya Apa yang
penting bagi saya?
2. Mempertimbangkan Mendapatkan Mempertimbangkan
muatan, bukan penyampaian yang tidak isi, membatasi
menyampaikan baik kesalahan
penyampaian
3. Menahan diri Cenderung memasuki Memegang
argumen pertimbangan hingga
pengertian menjadi
lengkap
4. Memperhatikan Memperhatikan fakta- Memperhatikan tema-
gagasan fakta tema sentral
5. Menjadi fleksibel Membuat catatan intensif Membuat catatan lebih
dengan hanya sedikit. Menggunakan

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 22


menggunakan satu sistem 4 sampai 5 sistem
berbeda, tergantung
pada pembicara
6. Melakukan kegiatan Kurang perhatian Bekerja keras,
menyimak memperlihatkan posisi
tubuh aktif
7. Tahan terhadap Mudah terganggu Berjuang atau
gangguan menghindari gangguan;
memberi toleransi
terhadap kebiasaan
buruk; mengetahui
bagaimana cara
berkonsentrasi
8. Melaksanakan latihan Menolak bahan-bahan Menggunakan bahan-
pikiran Anda yang sulit; mencari bahan padat sebagai
bahan-bahan yang mudah latihan berpikir
9. Menjaga pikiran tetap Sesuai dengan informasi Mempertimbangkan
terbuka jika mendukung gagasan berbagai sudut
yang dimengerti pandang sebelum
membentuk pendapat
1 Memperhatikan fakta Cenderung melamun Menentang,
0. meskipun berpikir apabila pembicara lambat mengantisipasi,
lebih cepat daripada merangkum,
berbicara mempertimbangkan
bukti; memperhatikan
antara hubungan
masing-masing.

b. Menyimak Pembelajaran
Bagi mereka yang mampu mendengar, suara manusia memberikan
pengantar pertama bahasa. Telah diperkirakan oleh peneliti seperti dr. Lyman
Steil, guru besar retorika pada Universitas Minesota, bahwa individu

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 23


menggunakan 80% waktunya di dalam komunikasi, dan 45% dari waktu itu
digunakan untuk menyimak. Steil memperikakan bahwa banyak dari siswa-siswa
kelas tradisional menghabiskan 70% lebih waktu di kelas untuk menyimak,
namun masih terdapat sedikit waktu yang digunakan untuk membantu mereka di
dalam mempelajari strategi menyimak secara efektif.
Steil mengemukakan bahwa mayoritas dari orang-orang adalah penyimak
yang tidak efisien. Sesudah mendengar 10 menit paparan lisan sebagaian besar
penyimak mendengar, mengerti, mengevaluasi, dan hanya mengingat setengah
dari apa yang disampaikan. Mereka kehilangan 25% waktu lainnya selama
mereka mengikuti pertemuan 48 jam. Dengan kata lain, sebagian besar orang
hanya dapat mempertahankan dan mengingat sekitar ¼ dari apa yang mereka
dengar terkecuali mereka mengembangkan keterampilan menyimak dengan lebih
efisien.

c. Kunci Menyimak Efektif


Sepuluh tahun yang lalu, Sperry Corporation merekrut Dr. Steil guna
membantu para karyawannya dalam meningkatkan kemampuan menyimak.
Kemampuan ini dapat dikembangkan pada setiap tingkat usia dan layak bagi
siswa mempraktekkannya di dalam kelas. Bersama bantuan Dr. Steil, Sperry
Corporation mengembangkan 10 kunci menyimak efektif yang dapat memberikan
alat-alat pembelajaran yang bermanfaat sepanjang hidup. Guru-guru ingin
membahas 10 kunci ini bersama siswa-siswanya dan dipraktekkan secara sengaja
satu atau lebih dari kunci-kunci ini apabila layak.
Oleh karena terdapat kesenjangan waktu yang pasti antara jumlah kata-kata
yang diucapkan rata-rata pembicara dalam waktu 1 menit (200) dan jumlah rata-
rata yang dapat diolah oleh penyimak dalam satu menit (300-500), maka
penyimak yang baik menggunakan waktu tambahan di dalam mengaktifkan
pemikirannya. Ketika siswa-siswa menyimak suatu penjelasan, kuliah, atau
pertanyaan pembicara, maka mereka dapat menggunakan kesenjangan waktu ini
untuk menentukan tujuan, pokok-pokok pembicaraan, dan tema sentral yang
dimaksud oleh pembicara. Mereka dapat menelaah dan mengevaluasi apa yang

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 24


telah dikatakan, mengantisipasi apa yang akan datang, dan berpikir tentang apa
yang penting bagi diri mereka sebagai pribadi. Mereka mengambil catatan dan
mencatat pokok-pokok penting, menggunakan kata-kata sesedikit mungkin, atau
mereka membuat peta pikiran. (Beberapa jenis dibahas di dalam bab ini pada
kecerdasan visual-ruang). Jika guru-guru menginginkan siswanya agar mengingat
apa yang mereka dengar, maka siswa akan diberi peluang untuk merangkum atau
membahas muatan dengan orang lain dalam waktu 8 jam berikutnya.

d. Menyimak Cerita dan Membaca Lantang


Membaca cerita dan membaca lantang adalah cara yang bermanfaat untuk
melibatkan perhatian dan minat dan memudahkan pembelajaran pada semua
bidang-bidang pokok bahasan. Sebagai contoh, pelajaran sejarah dapat
diwujudkan dalam kehidupan melalui catatan-catatan kecil, atau melalui huruf-
huruf atau jurnal dari tokoh-tokoh sejarah yang terkenal seperti para petualang
atau penulis konstitusi. Pelajaran ilmu pengetahuan alam dapat didahului dengan
cerita-cerita tentang penemuan penting, seperti cerita tentang Madamme Curie,
George W. Carper atau Thomas Edison. Sebagai contoh, melalui pembelajaran
tentang kehidupan Edison, guru-guru dapat membaca bacaan-bacaan terpilih dari
salah satu pada sejumlah besar sumber-sumber biografi atau mengembalikan
informasi kedalam sebuah cerita. Berikut mengilustrasikan salah satu potensi
cerita yang harus dibaca atau diingat dan disampaikan kepada siswa-siswa:

e. Sumber Daya Biografi sebagai Pokok Bahasan


Sumber daya terbaik yang membantu guru-guru di dalam pembelajaran
tentang kehidupan orang lain adalah buku Great Lives yang disusun oleh Simon
Boughton. Buku ini memuat biografi dari 1000 orang lebih pria dan wanita dari
seluruh dunia yang telah membuat kontribusi penting terhadap umat manusia.

f. Menyimak Puisi
Sama seperti penceritaan atau membaca dengan lantang kehidupan dari laki-
laki dan perempuan terkenal dapat menghidupkan pembelajaran, oleh karena itu

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 25


juga dapat menggunakan puisi. Puisi-puisi pendek dapat mengenalkan banyak
unit-unit kurikulum. Guru-guru ingin menyusun dan bersama-sama memiliki puisi
dengan satu sama lain yang dapat melengkapi setiap bidang pokok bahasan.

g. Guru sebagai Pencerita


Ketika sumber daya tidak tersedia, atau ketika guru ingin menggali muatan
pengajaran dalam berbagai cara, maka penceritaan menawarkan pilihan yang
menyenangkan kaum muda dan juga siswa-siswa yang lebih tua. Setiap topik atau
subjek menjadi sumber kehidupan ketika disampaikan sebagai sebuah cerita.
Selain itu, manusia dari setiap usia menemukan cara termudah untuk mengingat
informasi ketika informasi dimasukkan kedalam cerita. Bahkan meskipun banyak
dari kita akan mengakui bahwa kita bukanlah pembaca cerita, namun semua dari
kita pernah membaca cerita! Masing-masing dari kita memiliki cerita yang
bersumber dari kehidupan kita sendiri. Kita menikmati bersama, banyak dari kita
suka menceritakan hal-hal lucu, menceritakan kembali mimpi-mimpi, atau bahkan
melakukan gosip ria dengan orang-orang lain suatu praktek yang dapat menjadi
basis untuk cerita-cerita rakyat atau legenda-legenda dimasa mendatang.

h. Cerita Pokok Bahasan


Darimanakah cerita-cerita kelas bersumber? Sering dari pengalaman hidup
kita sendiri. Mengingat reaksi kita sendiri sebagai anak-anak ketika menghadapi
pelajaran-pelajaran sekolah dapat memberikan cerita-cerita kehidupan
sesungguhnya bagi guru-guru dan dibagi bersama dengan siswa-siswa yang
mempelajari muatan serupa. Mengambil muatan pokok bahasan dan
memanfaatkannya kembali kedalam penceritaan adalah pilihan lain yang lebih
mudah daripada yang tampil pertama kali. Dengan mengidentifikasi karakter-
karakter penting dan tantangan terhadap mereka di dalam memahami alur-alur
cerita dengan cepat dapat berkembang. Guru-guru ingin mencerminkan muatan
yang mereka rencanakan untuk diajarkan dan mempertimbangkan karakter-
karakter dan alur cerita apa yang mungkin muncul dari penceritaan. Selain itu,
siswa-siswa sering lebih bersemangat menciptakan dan menyampaikan cerita-
cerita yang digabungkan kedalam muatan akademis.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 26


i. Dimensi Budaya Pada Penceritaan
Penceritaan juga adalah cara terkuat dalam memberikan pengertian kepada
siswa tentang sejarah dan aneka budaya. Siswa-siswa dibuat berminat untuk
mempelajari penceritaan tersebut karena lebih tua daripada sejarah penulisnya.
Sebelum membaca dan menulis menjadi lajim, maka cerita-cerita disampaikan
dengan cara sejarah lisan suatu budaya meliputi harapan, rasa takut, nilai-nilai,
dan prestasi dari manusianya.
Sebagai contoh, selama masa perbudakan di Amerika Serikat, cerita-cerita
diterima juga untuk tujuan lain. Karena budak-budak tidak diperbolehkan
berkumpul di dalam kelompok yang lebih dari lima orang, tidak boleh berbicara
atau menulis dalam bahasa asli mereka yaitu bahasa Afrika, tidak boleh menulis
dalam bahasa Inggris, karena itu mereka menciptakan cerita-cerita hewan untuk
membentuk satu perasaan komunitas yang selama ini mereka tunda. Hewan
mereka pilih untuk banyak cerita yaitu kelinci—suatu makhluk yang sama tak
berdayanya seperti budak-budak, tetapi orang yang juga mengetahui segala
sesuatu yang sedang terjadi disekitar dirinya, namun tetap perlu mempertahankan
sikap diam. Kelinci disebut kelinci Brer. Dengan mendengarkan cerita-cerita
kelinci brer, siswa-siswa merasa empati terhadap budak-budak yang menciptakan
kelinci itu sebagai karakter sentral di dalam cerita-cerita rakyat mereka.

j. Sumber Daya Penceritaan Multi Budaya


Sejumlah sumber daya tersedia untuk guru-guru yang ingin mengenalkan
siswanya pada budaya-budaya lain, sebagian, melalui penceritaan. Ketika cerita-
cerita multi budaya dikisahkan, maka guru-guru dapat meminta siswa agar
memperhatikan dan mengumpulkan informasi tentang budaya-budaya yang
berbeda. Dengan mendengar suatu cerita, guru-guru dan siswa-siswa dapat
membahas struktur dan pesan dari cerita itu dan juga dampak dari budaya
tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang dianjurkan meliputi:
1) Dimanakah lingkungan dari cerita tersebut?
2) Nilai-nilai apakah yang disampaikan melalui cerita tersebut?
3) Bagaimanakah bahasa digunakan di dalam cerita itu?

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 27


4) Adakah stereotif yang memperkuat cerita tersebut?
5) Adakah stereotif yang memperlemah cerita tersebut terkait tentang budaya
ini?
6) Sekolah dan perpustakaan lokal biasanya mengetahui berbagai sumber
penceritaan. Mereka dengan bersemangat akan mengidentifikasi cerita-cerita
yang berkaitan dengan setiap kajian budaya.

k. Menyimak Kuliah
Meskipun format diskusi kuliah akan tersedia lebih sedikit di ruang kelas
pada masa mendatang, namun kita mengakui bahwa kuliah masih tetap
merupakan salah satu cara penyampaian informasi yang efektif untuk sekelompok
besar siswa-siswa yang lebih tua. Karena itu, kuliah akan terus digunakan pada
banyak lingkungan pembelajaran, dan masih penting bagi siswa di dalam
menemukan cara-cara terbaik untuk menyimak dan belajar dari kuliah tersebut.
Sementara keterampilan tersebut jarang diajarkan, namun beberapa saran
dikemukakan dibawah ini untuk mempertajam kemampuan menyimak siswa-
siswa Anda:
1) Guru ingin menyampaikan kuliah mini kepada siswa-siswa tentang topik
yang bermanfaat dengan mana mereka tidak akrab. Dimulai dengan
memberikan judul pembicaraan dan meminta siswa menggunakan praktek-
praktek menyimak aktif berikut ini oleh penulis:
a. Apa yang telah mereka ketahui tentang subjek ini
b. Pertanyaan-pertanyaan apakah yang mereka miliki tentang subjek ini
c. Bagaimaan perasaan mereka tentang menyimak pembicaraan ini
Kemudian, ketika kuliah dimulai, minta siswa-siswa untuk:
a. Membuat kerangka atau garis besar atau alur pikiran dari tema-tema penting
b. Garis bawahi gagasan-gagasan penting
c. Buat catatan dalam beberapa cara, seperti menggunakan tanda asterik (*), setiap
tema yang tidak jelas atau khususnya menarik.
d. Beri pertanyaan-pertanyaan pada garis pinggir yang mereka ingin jawab.
Sesudah kuliah mini diselesaikan, minta siswa menulis atau menjelaskan:

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 28


a. Apa yang mereka pelajari dan masih baru
b. Bagaimana topik ini dihubungkan dengan apa yang mereka baru ketahui
c. Relevansinya dengan kehidupan mereka
Jawaban pada setiap pertanyaan-pertanyaan siswa dapat lakukan sesudah
kuliah mini diselesaikan, menganjurkan agar mereka membuat catatan tentang
jawaban tersebut. Kemudian minta siswa-siswa membahas hasil-hasil dari tugas
ini dengan rekannya.
2) Latihan lain yang bermanfaat adalah meminta siswa memperhatikan kuliah
mini tanpa melakukan catatan atau membuat alur pikir. Segera sesudah
mengikuti kuliah, minta agar mereka membuat alur pikir tentang segala
sesuatu yang mereka ingat, dan membuat kategori informasi kedalam topik.
Kemudian meminta mereka bekerja dengan seorang rekan untuk
membandingkan alur-alur dan isi di dalam setiap tema penting yang mereka
keluarkan dari catatan sendiri. Ini adalah cara latihan yang sangat bermanfaat
di dalam mengembangkan keterampilan menyimak dan mengingat.
(Pemetaan alur cerita dijelaskan di dalam bab visual).
3) Guru-guru ingin memberi siswa panduan menyimak dalam bentuk blangko
yang akan diisi sebagai informasi yang telah disampaikan. Ini adalah
kerangka yang bermanfaat untuk membantu para siswa agar memusatkan
perhatian mereka dalam menyimak, berpikir dalam cara yang terorganisir,
dan belajar lebih banyak tentang bagaimana struktur paparannya sendiri
dimasa mendatang. Suatu contoh panduan tersebut adalah sebagai berikut :

Panduan Menyimak
Nama siswa :
Nama Pembicara :
Judul atau Subjek Pembicaraan :

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 29


Gagasan Pengantar :
Tema Utama Pertama :
Rincian atau contoh-contoh Pendukung :
Tema Utama Kedua :
Rincian atau contoh-contoh Pendukung :
Tema Utama Ketiga :
Rincian atau contoh-contoh Pendukung :
Gagasan Penutup :
Gagasan Lain :
Pertanyaan yang timbul dari paparan ini :

2. Berbicara
Pembicaraan yang efektif meliputi bukan hanya kata-kata yang kita
gunakan, tetapi cara kita mengatakan kata-kata itu, atau nada suara kita, tampilan
wajah kita, postur dan gestur. Albert Mechradian, penulis dari Silent Message,
mengemukakan bahwa hanya 7% dari apa yang kita komunikasikan di dalam
pembicaraan harus dilakukan dengan kata-kata yang kita gunakan, 38% harus
dilakukan dengan nada suara, dan 55% dengan tampilan wajah dan bahasa tubuh
kita. Jika demikian, maka pembicaraan yang efektif meliputi semua kecerdasan!
Penting bagi guru-guru untuk membuat model keterampilan berbicara yang
efektif, karena pemodelan yang baik terbukti pada pengaruh baik terhadap
kebiasaan berbicara dari siswa. Guru-guru dapat membuat titik pandang
penggunaan penuh warna atau perbendaharaan kata luar biasa banyaknya, atau
bermain dengan lelucon, gurauan, dan uraian-uraian lucu, atau dengan fasih
menerangkan pengalaman pribadi.
Ruang kelas dapat memberikan lingkungan pembelajaran yang mendukung
untuk berbicara secara efektif ketika guru menciptakan atmosfir yang santai dan
positif bagi siswa-siswa untuk berbagai cakap-cakap dan membahas gagasan.
Semua ini bukanlah ruang kelas dimana guru banyak berbicara! Pertanyaan-
pertanyaan yang mendorong diskusi harus menjadi pemicu pemikiran dan tidak
mudah dijawab dengan beberapa kata. Juga penting bagi guru untuk mengajukan

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 30


pertanyaan terbuka, pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian yang belum
diketahui oleh siswa terutama jawabannya. Sebagai hasilnya, diskusi-diskusi yang
mendorong dapat dilaksanakan dan menimbulkan pengertian yang tak terduga dan
kemungkinan-kemungkinan baru bagi pembelajaran bagi semua orang yang
dilibatkan.
Jelas, siswa-siswa memperoleh manfaat dari pelaksanaan dan
pengembangan keterampilan berbicara melalui latihan-latihan seperti berikut ini:
a. Siswa Sebagai Pencerita
Sejumlah siswa secara entusiastik akan rela mendapatkan peluang untuk
menyampaikan cerita-cerita kepada teman sebayanya. Siswa-siswa lain akan
menemukan kesulitan dalam mendapatkan gagasan. Namun kegiatan menyimak
cerita meliputi sejumlah keterampilan menyimak, sedangkan membacakan cerita
memerlukan rentang linguistik. Penceritaan, baik dalam bentuk komunikasi
linguistik yang menghibur maupun yang berpengaruh, mengajar siswa-siswa
tentang irama, nada suara, dan nuansa bahasa. Para pendidik tertarik pada upaya
mendorong semangat penceritaan diruang kelas mereka ingin mempertimbangkan
pedoman-pedoman berikut:

b. Pedoman Penceritaan:
1) Model penceritaan Anda sendiri.
2) Mengidentifikasi pencerita lokal untuk mengunjungi ruang kelas Anda. Anda
ingin belajar apakah terdapat penceritaan yang sangat bermanfaat untuk Anda
atau mungkin untuk Anda juga, seperti terjadi di Philadelpia, pencerita resmi
tentang sebuah kota.
3) Membantu siswa menemukan cerita dari muatan kelas, impian, keluarga atau
peristiwa-peristiwa sekolah, cerita-cerita yang mereka telah ketahui, antologi,
atau wawancara dengan keluarga kota senior.
4) Mengajar siswa tentang beberapa keterampilan penceritaan:
5) Mulai dengan pembukaan yang menarik
6) Menjaga sejumlah karakter tetap dapat terkelola

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 31


7) Menjamin muatan cerita mencitrakan bahwa penyimak dapat melihat atau
membayangkan
8) Mendorong penggunaan senyuman dan metafora
9) Membuat animasi pokok-pokok penting di dalam cerita itu dengan efek
bunyi, suara, tangan dan gerakan-gerakan tubuh.
10) Menjaga suara tetap jernih, ekspresif, dan dalam laju yang baik.
11) Melakukan kontak mata dengan audiens
12) Mempertimbangkan apakah audiens akan berperan serta ataukah tidak.
13) Latihan penceritaan dengan seluruh kelas. Guru dapat memilih satu cerita dan
membaca cerita itu sebagian demi sebagian di kelas, meminta semua siswa
agar mengajukan tanda-tanda yang membuat cerita menjadi menyenangkan
dan menghibur. Seluruh kelas dapat dibagi menjadi empat kelompok. Setiap
kelompok dapat ditugaskan satu seksi dari cerita itu agar dipelajari dan
kemudian selanjutnya diceritakan.
14) Untuk pencerita pemula, kecemasan dapat diringankan ketika siswa
menyampaikan cerita-ceritanya sendiri pada kelompok-kelompok kecil dari 4
atau 5 orang sebayanya dibandingkan dengan keseluruh kelas. Siswa yang
rela menyampaikan cerita-ceritanya kepada keleompok-kelompok yang lebih
besar. Juga penyampaian cerita sering meringankan ketegangan yang tidak
perlu.

c. Diskusi di Ruang Kelas


Diskusi diruang kelas terjadi hampir pada setiap subjek pada semua
tingkatan kelas. Logistik tersedia untuk tujuan tersebut. Seperti tatanan ruang fisik
dan cara-cara melibatkan setiap orang di dalam percakapan sebelum diskusi
menjadi positif dan memuaskan. Sebagai contoh, guru-guru dapat
mempertimbangkan bagaimana bangku-bangku dan meja-meja siswa disusun
diruang kelas. Apakah susunan yang sudah ada memperlancar ataukah
menghambat diskusi siswa? Dapatkah bentuk U atau bentuk lingkaran
mengakomodasikan interaksi siswa dengan lebih baik?

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 32


Terdapat dinamika manusia dalam jumlah besar yang berpengaruh terhadap
kualitas wacana di ruang kelas. Beberapa siswa harus belajar mengendalikan diri
dari dominasi percakapan yang lain perlu mendorong agar berperan serta.
Tantangan yang perlu dijaga tetap ada jalur diskusi, menimbulkan pertanyaan
pada tingkat lebih tinggi, dan mengajarkan pada siswa bagaimana menerima
tanggungjawab yang lebih besar di dalam memimpin diskusi-diskusi diruang
kelas. Untuk mengatasi masalah-masalah ini dan masalah-masalah lain, beberapa
petunjuk perlu dilaksanakan di dalam memulai, melaksanakan implementasi, dan
menerangkan kembali diskusi dan juga melibatkan setiap orang pada tingkat yang
sama di dalam proses itu.

d. Lima Tahap Diskusi di Ruang Kelas


Sebagaimana Richard Arends mengindikasikan pada learning to teach
diskusi-diskusi kelas yang efektif secara khusus terdiri dari lima tahap. Tahapan-
tahapan ini, ketika direncanakan dengan sengaja, memperkuat wacana siswa dan
membuktikan dimana intervensi perlu diberikan. Sejumlah guru menganggap
bahwa diskusi memerlukan lebih sedikit perencanaan dibandingkan dengan
aktivitas pembelajaran bersama ataupun kuliah. Meskipun spontanitas dan
fleksibilitas adalah aspek-aspek penting pada diskusi, namun perencanaan
sebelumnya oleh guru yang membuat bagian-bagian ini menjadi mungkin. Ketika
diskusi dilaksanakan disebuah ruang kelas, maka guru-guru ingin merencanakan
lima tahap berikut untuk menjamin dialog yang bermanfaat di dalam dan diantara
para siswa.
1) Menjelaskan tujuan dari diskusi: Guru-guru akan menjelaskan apa yang akan
didiskusikan dan juga standar perilaku yang layak bagi siswa. Pertanyaan
dapat diajukan, masalah dapat dikemukakan, atau suatu situasi tebak-tebakan
disampaikan pada pembukaan percakapan.
2) Penyelenggaraan diskusi: Guru-guru dapat meminta agar siswa mengajukan
pertanyaan spesifik atau meminta dengan sukarela untuk memulai
percakapan siswa. Juga penting menjamin bahwa respon akan diperhatikan
dengan sopan. Pada papan tulis, kertas bagan, atau proyektor OHP, siswa

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 33


dengan rela dapat membuat daftar atau alur pikir dari kontribusi diskusi.
Proses seperti itu menjaga diskusi dan wacana tetap pada jalurnya dan juga
mencegah kontribusi yang berlebihan.
Guru dapat membuat model keterampilan diskusi yang efektif dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa dengan berbagai cara. Sebagai
contoh, merenungkan gagasan-gagasan siswa, pernyataan seperti, saya
dengar kamu mengatakan...atau itu sangat menarik karekan...akan sangat
membantu. Di dalam upaya mendorong semangat siswa-siswa agar
mempertimbangkan berbagai perspektif atau kemungkinan alternatif, guru
menerima peran sebagai penasehat penjahat, atau bertanya, kamu telah
mengajukan satu pandangan tengan topik ini. Apakah ada pandangan lain?
Bagaimanakah kamu membandingkan gagasan-gagasan itu dengan...? David
Perkins, psikolog dari Harvard, menyebut pertanyaan seperti itu merupakan
pemikiran yang tidak terkemas.
Waktu tunggu harus diberikan. Ketika siswa diajukan satu pertanyaan selama
satu atau tiga menit waktu disediakan sebelum jawaban dipertimbangkan.
Guru juga harus mengamati secara cermat partisipasi siswa, mendorong siswa
yang tidak merasa nyaman di dalam berbicara dan menjaga siswa lain agar
tidak memonopoli pembahasan.
3) Menjaga diskusi tetap pada jalur: siswa sering mengajukan masalah-masalah
yang tidak berhubungan dengan topik yang sedang dibahas. Guru secara
halus dapat menyatakan bahwa fokus percakapan telah bergeser, dan bahwa
diskusi harus tetap dipertahankan berada pada topik semula. Jika banyak
siswa terlihat tertarik pada suatu subjek yang diajukan oleh teman sebayanya,
maka guru dapat memilih untuk menyediakan waktu bagi kelas tersebut agar
siswa-siswanya dapat membahas topik-topik lain dikemudian hari.
4) Mengakhiri diskusi: Diskusi, seperti juga pelajaran lain harus ditutup. Guru
dapat merangkum apa yang telah dikatakan, menghubungkan diskusi dengan
pelajaran-pelajaran lain di kelas tersebut, atau menggunakannya sebagai
jembatan untuk menonjolkan informasi baru.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 34


5) Meringkas diskusi: Guru dan siswa bersama-sama akan memperoleh manfaat
dari pembicaraan tentang bagaimana diskusi diselenggarakan dan bagaimana
hasilnya. Pertanyaan-pertanyaan seperti, bagaimanakah diskusi dilaksanakan
hari ini? Apakah yang telah dilakukan dengan cara yang lebih efektif?
Apakah setiap orang mendapat peluang untuk berperan serta? Apakah kita
memperhatikan secara efektif pandangan orang lain?
Ketika para siswa melihat diskusi dimodelkan dengan efektif oleh guru dan
mengerti tahapan-tahapan pada wacana tersebut, maka kemudian mereka dapat
menerima tanggungjawab untuk memimpin kelompok kecil atau seluruh
kelompok di dalam pembahasan sesama mereka.

e. Melibatkan Setiap Orang di Dalam Diskusi


Pada diskusi seluruh kelas banyak guru menemukan bahwa hanya persentase
kecil dari siswa yang berperan serta secara aktif. Demi mendorong partisipasi
yang setara, maka Richard Arends mengemukakan strateg-strategi berikut:
1) Seorang siswa dapat ditugaskan berperan pemantau di dalam diskusi tersebut
siswa ini menjaga jalur partisipasi dari setiap orang. Jika ia mengetahui
bahwa seorang siswa berbicara berulang-ulang, ia dapat memberikan agar
siswa tersebut mencatat pertanyaan dan ia menahan diri untuk berbicara
hingga orang lain selesai berbicara.
2) Setiap siswa dapat diberikan tiga atau empat ciri percakapan. Suatu ciri atau
tanda harus diberikan manakala seorang siswa memberi kontribusi. Ketika
semua siswa mendapat tanda, maka ia harus menahan diri dari berbicara
sehingga mendorong siswa-siswa lain yang belum mendapat kesempatan
untuk maju kedalam percakapan.
3) Teknik tambahan yang mendorong seseorang berbicara pada suatu saat
meliputi pelemparan bola atau menyerahkan secara bersambung tongkat
pembicaraan atau menunjuk seorang siswa yang dengan rela memulai
diskusi. Siswa-siswa diminta apabila mereka ingin berperan serta maka
mereka harus tunjuk tangan dan menerima keberatan sebelum memberikan
kontribusi masing-masing.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 35


f. Memfasilitasi Diskusi Kelompok Kecil
Banyak siswa dan orang dewasa merasa enggan berpartisipasi di dalam
diskusi seluruh kelompok atau dalam kelompok besar dan lebih memilih berbicara
pada orang-orang dengan jumlah lebih sedikit. Satu cara untuk memperluas
partisipasi bagi semua siswa adalah menggunakan strategi-strategi kolaboratif
yang ditawarkan berikut ini:

g. Berpikir-Berpasangan-Bersama
Untuk mendorong siswa agar merengungkan muatan dari suatu kuliah, suatu
film, atau pertanyaan provokatif maka guru dapat mengajukan pertanyaan atau
mengangkat permasalahan. Para siswa diberi waktu satu atau dua menit untuk
berpikir secara individu. Kemudian mereka dipasangkan dengan teman sekelas
untuk membahas pemikiran mereka selama sekitar lima menit. Untuk langkah
terakhir, setiap pasangan bersama-sama dengan seluruh anggota kelas
menggolongkan apa yang mereka telah diskusikan.

h. Kelompok Buzz
Guru-guru dapat mengatur siswa-siswa di dalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan antara tiga orang sampai dengan enam orang untuk membahas
gagasan-gagasan tentang topik tertentu. Setiap kelompok menugaskan satu orang
untuk bertugas sebagai pencatat yang mendaftarkan semua gagasan-gagasan yang
telah diajukan oleh kelompok itu. Sesudah beberapa menit pembahasan, guru
meminta pencatat agar meringkas gagasan-gagasan dan pendapat-pendapat yang
diungkapkan di dalam kelompoknya.

i. Fishbowls
Fishbowls adalah proses kelompok efektif yang digunakan sepanjang
pertengahan atau akhir waktu dari satu unit. Untuk melaksanakan fishbowls,
bangku-bangku atau kursi-kursi diruang kelas disusun dalam sebuah lingkaran
besar, dengan lingkaran yang lebih kecil dibagian lebih dalam disediakan kursi-
kursi untuk empat atau enam orang siswa. Susunan ini di dalam lingkaran yang

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 36


lebih kecil yaitu tempat duduk dari siswa-siswa tersebut dinamakan sebagai
fishbowls, dan mereka mendapat tugas untuk membahas suatu topik, sedangkan
yang lainnya adalah siswa-siswa yang menyaksikan. Setiap siswa pada fishbowls,
setelah memberi kontribusi apabila ia ingin ikut serta di dalam percakapan, maka
ia harus mengosongkan tempat duduknya. Pengamat bebas untuk mengisi setiap
lowongan pada lingkaran dalam tersebut. Fishbowls terus berfungsi hingga
diskusi mencapai kesimpulan umum atau guru menutup proses tersebut.

j. Mengingat
Walaupun mengingat tidak termasuk pilihan yang disenangi pada banyak
kelas, tetapi tidak ada cara yang lebih baik untuk membebaskan pikiran dari
konsentrasi pada paparan lisan atau keterampilan menulis dibandingkan dengan
mengingat fakta-fakta dasar, puisi, atau alur-alur di dalam sandiwara.
Keuntungannya adalah bahwa banyak dari bagian-bagian ini masih tetap diingat
untuk kehidupan dan mendapat tempat khusus, serta bersifat menghibur atau
memberi inspirasi ketika kembali diingat.
Siswa-siswa muda dapat mengingat irama-irama, lagu-lagu singkat, atau
lagu-lagu pembuka ketika di taman kanak-kanak, syair-syair langsung, seperti
yang terdapat di dalam Noisy poems dari Jill Bennet, untuk pertama kali
mengatakan sebagai sebuah kelompok yang memberi inspirasi kepercayaan diri,
dan kemudian sebagai relawan yang mandiri. Siswa-siswa yang lebih tua ingin
mengingat bagian-bagian yang lebih lama lagi, seperti The Raven atau Langston
Hughes The Dreamkeeper untuk dipaparkan di kelas, mungkin memilih
penggunaan efek suara, musik latar belakang, atau kostum. Membaca bagian dari
setiap usia yang berkembang dengan fleksibilitas lebih besar dan nada suara, serta
menyampaikan irama bahasa pada saat bersamaan mendorong pengungkapan
emosi. Karena bernyanyi sering meningkatkan kualitas dan fleksibilitas suara,
bernyanyai sangat bermanfaat dan mengharuskan kelas menyanyikan puisi yang
telah dibentuk kedalam musik.
Puisi atau jingel juga dapat ditulis oleh para siswa atau guru dengan
menggunakan alat-alat hapalah atau mengingat informasi dari banyak subjek

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 37


seperti sejarah, ilmu pengetahuan, atau geografi. Sebagai contoh, jingel dapat
dibuat untuk diingat tentang susunan bintang-bintang pada sistem surya atau
proses siklus air. Para mahasiswa medis/kedokteran selama beberapa generasi
telah menggunakan irama untuk mengingat nama-nama tulang pada tangan dan
pada bagian-bagian lain dari tubuh manusia. Kiat-kiat mengingat bahkan dapat
memperbaiki pengucapan.

k. Memperbaiki Daya Ingat


Ketika siswa diminta mengingat setiap jenis muatan, maka penting
menyadari bahwa pengulangan saja hanya bernilai kecil terkecuali disertai dengan
keterlibatan siswa secara aktif. Secara harafiah informasi akan masuk kesatu
telinga dan keluar dari telinga lain tanpa meninggalkan ingatan yang kuat. Untuk
membantu siswa-siswa mengingat atau menghapal informasi penting, maka
strategi-strategi berikut dapat dianjutkan:
1) Siswa pertama-tama menelaah seluruh bagian yang mereka harus hapal. Ini
memberi tinjauan selintas tentang tugas tersebut dan memberikan kaitan
mental untuk pembelajaran selanjutnya.
2) Siswa dapat mengelompokkan atau menyisihkan bagian-bagian dari muatan
yang akan dihapal, dan menciptakan ciri-ciri visual atau citra visual untuk
setiap bagian. Citra visual ini dapat digambarkan atau dibayangkan saja.
3) Muatan dapat menjadi kumpulan musik yang membantu dalam memudahkan
ingatan jangka panjang.
4) Siswa dapat merekam di dalam pita rekaman apa yang mereka ingin
hapalkan. Mereka dapat memutar kembali pita tersebut dengan sering untuk
meningkatkan daya ingat tentang muatan tersebut.
5) Pertemuan menghapal dalam waktu singat sering lebih produktif
dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan menghapal dalam waktu
panjang. Menjelaskan kepada siswa bahwa kerja daya ingat tidak melampaui
waktu lebih dari 30 menit.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 38


6) Menelaah jadwal yang perlu tentang informasi yang diperoleh. Menjelaskan
pada siswa bahwa mengingat sangat diperkuat apabila butir-butir ditelaah
pada hari berikutnya, seminggu kemudian, sebulan kemudian, dan seterusnya.

l. Laporan
Siswa sering diminta untuk memberi laporan di dalam kelas. Pemberian
laporan secara khusus dimulai pada kelas-kelas awal sekolah dasar dengan
menunjukkan dan menceritakan dan maju memasuki laporan penelitian formal
yang sering diharuskan pada kelas-kelas sekolah menengah. Jenis laporan yang
ditugaskan oleh guru sangat bervariasi baik di dalam muatan, format, maupun
kriteria penilaian. Siswa mendapat manfaat melalui pengetahuan eksplisit
bagaimana membuat format paparan. Petunjuk-petunjuk khusus tentang laporan
formal seringkali meliputi:

m. Panduan Laporan:
1) Memilih topik yang sesuai untuk audiens
2) Mengatur paparan
3) Merencanakan perhatian terbuka
4) Penggunaan catatan-catatan berwarna dan contoh-contoh spesifik
5) Melibatkan audiens dalam beberapa aktivitas, dan merencanakan kesimpulan
efektif.
Hal-hal penting lebih lanjut meliputi petunjuk-petunjuk untuk laporan lisan:
1) Memilih perbendaharaan kata yang layak untuk topik dan audiens
2) Melibatkan audiens dengan kontak mata dan bahasa tubuh
3) Menggunakan tata bahasa yang baik dan penanda yang jelas
4) Menghindari pembicaraan berkepanjangan, dan kalimat-kalimat rancu
5) Penggunaan ungkapan yang efektif dan bervariasi, dan
6) Menghindari penggunaan “a’s” dan “ums”
Untuk membantu membangkitkan minat di dalam melaksanakan penelitian
tentang laporan-laporannya, maka para siswa dapat mengidentifikasi fakta-fakta,
pendukung, dan masalah-masalah yang mereka hadapi di dalam memilih topik.
Pertanyaan-pertanyaan dapat diajukan seperti :

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 39


Apa yang saya ketahui dengan yakin?
Apa yang saya pikir saya tahu? Dan
Apa yang ingin saya ketahui?
Bersama-sama dengan telaah lanjutan pada karya-karya tertulis, reaksi dari
audiens terhadap laporan lisan pertama-tama semuanya akan menjadi positif.
Umpan balik dapat diberikan dalam format “sandwich penghargaan” dengan
pertama kali menentukan apa yang baik tentang paparan tersebut, kemudian
menawarkan saran-saran untuk memperbaiki, dan mengakhiri dengan komentar-
komentar lain yang positif.

n. Wawancara
Mewawancarai orang lain adalah salah satu cara bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan mengumpulkan informasi lisan. Sebelum
melaksanakan wawancara, siswa perlu membedakan antara wawancara dan
percakapan. Karena keduanya adalah bentuk komunikasi lisan, namun percakapan
terdiri dari pembicaraan tidak formal atau pertukaran gagasan tentang topik-topik
yang penting bagi mereka yang sedang berbicara. Sebaliknya, wawancara
memiliki sasaran yang telah ditentukan lebih dulu; wawancara mencari informasi
spesifik dan menghindari topik-topik yang dapat dianggap tidak relevan. Sebagai
contoh, dokter mewawancarai pasiennya tentang gejala-gejala; wartawan
melakukan wawancara dengan orang-orang dalam rangka mengumpulkan
informasi tentang sebuah kisah; siswa-siswa sekolah menengah mewawancarai
para profesional dalam rangka mempelajari karir yang berbeda-beda; direktur
personalia mewawancarai calon karyawan. Guru dan siswa ingin melakukan
brainstorm yang membuat daftar situasi wawancara dan membahas tujaun yang
terkait dengan setiap situasi itu. Juga lebih layak bagi siswa dalam mewawancarai
orang-orang dari berbagai budaya, karir, atau keahlian untuk melengkapi kajian-
kajian akademisnya.
Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui apa yang membentuk
keterampilan wawancara dengan cara efektif. Beberapa petunjuk dilaksanakan dan

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 40


dapat digunakan dalam menyusun atau menilai wawancara siswa yang telah
diselesaikan.

o. Keterampilan Wawancara yang Efektif


1) Menjadi siap melaksanakan wawancara. Mengetahui apa yang Anda ingin
tanyakan dan apa tujuan dari wawancara.
2) Membuat jadwal wawancara pada waktu yang telah disetujui bersama
3) Mengetahui bagaimana Anda membuat catatan-catatan. Jika Anda merekam
wawancara pada tipe recorder, pastikan izin dari orang yang diwawancarai
sebelum menggunakan alat tersebut.
4) Mendorong orang yang diwawancarai agar bersedia berbicara
5) Memelihara tampilan wajah bersahabat, mengadopsi bahasa tubuh yang
positif, dan sopan
6) Menjadi pendengar yang cermat, dan menghindari penegasan pendapat atau
komentar Anda.
7) Mengajukan pertanyaan terbuka yang lebih baik dibandingkan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban Ya atau Tidak.
8) Menjaga wawancara tetap fokus pada subjek.
9) Menyelenggarakan wawancara di dalam batas-batas waktu yang telah
ditetapkan.
10) Ketika wawancara diakhiri, periksa apa yang telah dikatakan untuk
membantu mengingat informasi di dalam daya ingat jangka panjang Anda.
11) Menulis catatan terima kasih kepada orang-orang yang Anda wawancarai.
Mempersiapkan siswa dalam melaksanakan wawancara, guru ingin
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan berperan
berbeda di dalam setiap kondisi dan lingkungan wawancara barangkali siswa-
siswa yang diwawancarai adalah anak-anak yang lebih muda pada sekolah
masing-masing, atlet terkemuka atau seniman terkemuka, pegiat komunitas,
anggota dewan sekolah, atau bahkan satu sama lain sesama siswa. Di dalam
kelompok-kelompok kecil, siswa dapat melaksanakan brainstorm yang layak
dengan mengajukan pertanyaan tentang setiap lingkungan dan kondisi, dan juga

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 41


berperan di dalam wawancara. Sementara dua orang siswa berperan, anggota-
anggota kelompok lain dapat mengamati efektivitas wawancara dan mengajukan
perbaikan. Aktivitas seperti itu membantu siswa-siswa di dalam mengembangkan
keterampilan pada wawancara di dalam kehidupan sesungguhnya yang mereka
akan lakukan.

3. Membaca
Literatur memberikan landasan untuk berlatih dan mengembangkan seluruh
kemampuan kecerdasan verbal-linguistik. Kisah-kisah, novel, biografi, essay,
sandiwara, dan puisi menjadi titik tolak untuk pengembangan keterampilan
menyimak aktif, membicarakan proyek-proyek dan penulisan analitis atau kreatif.
Bahan-bahan seperti itu menawarkan makanan bagi pemikiran karena bahan-
bahan itu memberi model penggunaan bahasa yang efektif dan mendorong
perkembangan intelektual.
Semakin banyak jumlah dari perencana kurikulum dan guru-guru
menggantikan buku-buku ajar dengan buku-buku yang sesungguhnya
menawarkan contoh-contoh dari tulisan terbaik dalam berbagai genre dan yang
meningkat menjadi daya tarik serta relevan dengan minat dan bakat dari siswa.
a. Menemukan Bahan-Bahan
Stephen Tchudi, penulis Planning and Assessing the Curriculum in English
Language Arts, mengemukakan bahwa guru-guru mencari bahan bacaan yang
layak untuk kelasnya akan menjadi spesialis pada buku-buku anak dan dewasa
muda, menggali dan menelaah judul-judul baru dan klasik baik cerita-cerita fiksi
maupun non fiksi.

b. Pengembangan Perpustakaan Kelas


Tchudi mengemukakan bahwa guru-guru dapat mengembangkan
perpustakaan kelasnya sendiri melalui:
1) Bekerja sama erat dengan pustakawan sekolah dan spesialis media
2) Melibatkan orang tua di dalam memberikan rekomendasi dan donasi buku-
buku.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 42


3) Membangun hubungan dengan direktur pendidikan dari korang-koran
setempat.
4) Bertemu dengan distributor buku agar dapat menyediakan buku-buku dengan
harga khusus
5) Menciptakan kelompok siswa dengan tugas telaah
6) Meminta anggota-anggota fakultas lain untuk mengajukan bahan-bahan
bacaan yang layak
7) Melaksanakan pendanaan komunitas untuk bahan-bahan bacaan yang baik
dari sumber-sumber seperti petugas penjualan
8) Memperkenalkan siswa dengan basis data elektronik atau internet agar dapat
mengakses informasi terbaru tentang topik-topik yang menarik bagi mereka.
Bahkan dengan kelas-kelas yang lebih besar, guru perlu mengidentifikasi
tingkat perkembangan dan minat dari siswa individu. Pembaca yang enggan tidak
akan membaca buku ketika mereka mendapat peluang untuk membaca buku-buku
yang berhubungan dengan minat spesifik seperti kisah pahlawan, hobi, hewan
kesayangan, temuan-temuan, penemuan ilmiah, olahraga yang disenangi,
kelompok musik, atau negara-negara asing. Setiap usaha akan dilakukan untuk
mendapatkan sumber daya yang ada ditangan menjadi bermanfaat bagi
kepentingan mereka dengan bahan-bahan bacaan yang layak bagi berbagai tingkat
perkembangan.

c. Kata-Kata di Kelas
Pada setiap kelas terdapat kata-kata atau ungkapan yang disajikan di
dinding, papan-papan buletin, papan tulis, yang menjelaskan peraturan-peraturan
di kelas, daftar tugas dan menjelaskan jadwal sehari-hari. Dengan sengaja guru
dapat memperhatikan penggunaan bahasa di ruang kelas dan dapat
mengidentifikasi bagaimana penggunaan itu bermanfaat bagi keterampilan
membaca. Beberapa guru telah mengembangkan motivator efektif dalam
mendorong semangat siswa untuk membaca buku-buku adalah sebagai berikut :

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 43


d. Memotivasi Siswa Untuk Membaca:
1) Menempatkan kutipan-kutipan sehari-hari atau pertanyaan-pertanyaan dan
perbendaharaan kurikulum mingguan untuk memperkaya literasi dan minat
siswa dalam muatan akademis.
2) Menggantungkan kata-kata dan konsep yang bergerak dari plafond/langit-
langit ruang kelas.
3) Menambah nama atau label pada poster-poster kelas, papan tulis, dan kertas-
kertas siswa.
4) Menyediakan ruang kelas untuk membuat catatan dan untuk tempat papan
pesan atau menyediakan buku catatan yang ditempatkan di podium untuk
memicu minat baca dan menulis informal. Biasanya siswa ingin tahu tentang
bagaimana rekan-rekan sekelas dan gurunya menulis, dan akan membaca
tulisan-tulisan yang baru dimasukkan.
Sumber-sumber bacaan penting lainnya di ruang kelas adalah kertas-kertas
kerja yang digunakan siswa. Sesering mungkin, guru-guru mempersiapkan kertas
kerjanya sendiri dan dilaksanakan berdasarkan pengalaman kelas dan
perbendaharaan kata. Bahan-bahan seperti itu lebih relevan bagi siswa
dibandingkan dengan buku-buku ajar tertulis yang tidak bersifat pribadi. Karena
siswa-siswa belajar pada tingkat rata-rata yang berbeda dan dalam cara-cara yang
berbeda-beda, maka buku-buku ajar dan buku-buku kerja harus diadaptasikan dan
diperluas tanpa tergantung pada kualitasnya.
Banyak siswa menjadi korban dari keterampilan membaca yang buruk atau
karena kekurangan motivasi. Masih untung, terdapat cara-cara yang guru dapat
gunakan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas membaca dalam semua
bidang muatan. Sementara masing-masing guru harus melakukan adaptasi yang
sesuai untuk siswa-siswanya, muatan, dan gaya pengajarannya, maka pertanyaan-
pertanyaan yang ditawarkan berikut ini dapat membantu pendidik di dalam
menentukan seberapa baik pengajaran membaca dilakukan di dalam kurikulum.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 44


e. Perenungan Tentang Membaca di Kelas
1) Apa jenis aktivitas kelas yang biasanya menggabungkan kegiatan membaca
dan bagaimana saya dapat memanfaatkannya?
2) Bagaimana saya dapat mengakomodasikan bacaan yang berbeda diantara para
siswa saya?
3) Apa yang dapat saya peroleh dari pengetahuan dan minat saya sendiri yang
dapat memotivasi siswa-siswa agar membaca bahan-bahan pelajaran?
4) Apa yang saya ketahui tentang siswa-siswa saya yang dapat saya gunakan
untuk meningkatkan kemampuan mereka di dalam membaca?
5) Bagaimana saya secara efektif dapat menghubungkan pengalaman kelas
dengan kebutuhan membaca?
6) Bagaimana saya dapat mengajarkan keterampilan membaca spesifik yang
layak untuk pokok bahasan dari saya?
7) Bagaimana saya dapat membantu siswa-siswa yang berjuang untuk
menguasai kemampuan membaca?

f. Membaca Untuk Pengertian


Sejumlah pendekatan tersedia untuk mengajarkan keterampilan membaca
yang efektif dengan sejumlah siswa tetapi tidak efektif dengan siswa lain.
Sementara program terikat dengan tuntutan peningkatan keterampilan membaca
dan secara khusus pengertian di dalam membaca, maka James Moffett, seorang
spesialis seni bahasa terkemuka dan penulis pembantu pada Student-Centered
Language Arts K-12, mengemukakan bahwa banyak masalah-masalah membaca
disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa. Untuk meningkatkan pengertian,
Moffett menekankan pentingnya pemberian peluang bagi siswa untuk mengetahui
apa yang dimaksud dengan membaca, mengingat muatan, mengambil kesimpulan
dari makna yang dimaksudkan oleh penulis. Keterampilan seperti itu dapat
diajarkan dalam cara-cara yang melibatkan dan memotivasi. Beberapa petunjuk
dari Moffett adalah sebagai berikut :

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 45


g. Meningkatkan Pengertian Membaca:
1) Membantu siswa dalam memperhatikan dan mengingat informasi dari
bacaan-bacaan mereka dalam setiap subjek atau setiap bidang pokok bahasan,
yang bermanfaat dengan mengatur kelas kedalam kelompok-kelompok kecil
untuk diskusi interakitf. Apabila mungkin, penggunaan peran dilakukan agar
menghidupkan naskah. Ini mengharuskan siswa bukan hanya membaca
informasi, tetapi juga melakukan sintesa dan mengkomunikasikan informasi
itu.
2) Dramatisasi dan diskusi kelompok kecil bermanfaat di dalam mengajarkan
siswa-siswa tentang bagaimana menarik kesimpulan. Para siswa dapat
diminta mengutip bukti-bukti dari naskah guna mendukung diskusi atau
peran mereka. Proses membangun dan membatalkan kesimpulan
mengajarkan siswa tentang proses pemikirannya sendiri dan pada saat
bersamaan mengungkapkan alasan-alasan terjadinya kesalah pahaman.
Dengan asumsi titik pandang dalam jumlah besar diidentifikasi pada naskah
tersebut maka akan ditawarkan pendekatan lain di dalam melaksanakan
penarikan kesimpulan.
3) Siswa-siswa, sebagai penulis dapat mengalami penarikan kesimpulan di
dalam tindakan. Siswa-siswa dapat saling menggali maksud dari penulis dan
asumsi-asumsi pembaca melalui tulisan tentang bacaan-bacaan dan kemudian
membuat rangkuman dan kritik bersama dengan teman-teman sekelasnya. Di
dalam kasus ini, naskah asli harus disediakan agar memudahkan rujukan.
Aktivitas penulisan memberi pengertian tentang bagaimana komposisi dan
pengertian tergantung pada penyelesaian pembaca pada naskah tersebut.
Ketika siswa sebagai penulis maka mereka harus membuat penulisan tentang
apa yang harus dimasukkan, dihapuskan, diutamakan, atau dijadikan
sandiwara. Ini membantu penjelasan ketika membaca, siswa-siswa secara
aktif harus menghubungkan secara utuh naskah tersebut dengan maksud dari
penulis.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 46


4. Penulisan
Penulisan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan-kegiatan bahasa lainnya.
Penulisan diperkuat melalui pembicaraan, penyimakan, dan bacaan.
Penggabungan sepenuhnya aktivitas seni bahasa kedalam semua bidang-bidang
muatan membantu siswa berkomunikasi lebih efektif dan juga belajar lebih
seksama. Seperti di dalam pidato, maka tulisan juga mengandung gagasan-
gagasan dari seseorang untuk orang lain, dengan tujuan dan makna berbeda.
Siswa-siswa, melalui berbagai aktivitas tulisan, dapat mengembangkan pengertian
tentang audiens dan persepsi penulisan sebagai tindakan yang relevan dan terjadi
antara diri mereka, dengan orang lain, dan masyarakat.
Sebagaimana dengan bidang-bidang lain pada kecerdasan verbal-linguistik,
maka sangat penting bagi guru-guru dan orangtua membuat model tentang
keterampilan menulis yang efektif, memperlihatkan kesenangan di dalam proses
penulisan dan upaya-upaya untuk menyempurnakan keterampilan mereka. Guru-
guru berkepentingan di dalam memperbaiki di dalam kemampuan menulis mereka
dapat memperoleh dukungan dan inspirasi dari sumber-sumber seperti on writing
well, dari William Zinsser, Writing Down the Bones dari Natalie Goldberg, atau
Writing on Both Sides of the Brain dari Henriette Klauser. Sebuah kamus, the
saurus, Strunk dan White’s Elements of Style, dan New York Times Stylebook
harus dapat diakses dalam setiap kelas.
Guru-guru dapat membuat model keterampilan menulis spesifik bagi siswa
manakala mereka berpikir tentang bagaimana memilih suatu topik, membaca
contoh-contoh dari tulisannya sendiri untuk siswa-siswa dan melakukan kritik (ini
membutuhkan keberanian), atau kadang-kadang memberi komentar tertulis yang
panjang tentang makalah-makalah siswa dengan perhatian cukup besar. Mereka
ingin bersama-sama dengan siswa mendapatkan bagian dari tulisan pada berbagai
tahap, menunjukkan sejumlah perbaikan dan koreksi tentang naskah-naskah
berikutnya.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 47


a. Kategori Tulisan
James Britton, di dalam bahasa dan pembelajaran buku klasiknya, menyusun
kategori penulisan di dalam suatu cara yang memberikan pengertian bagi guru-
guru mengenai jenis-jenis tertulis yang mereka tugaskan. Guru-guru ingin
membaca uraian tentang empat kategori Britton berikut dalam mengidentifikasi
berbagai pendekatan penulisan yang berbeda dan layak untuk pelajarannya:
Kategori dari Britton meliputi penggunaan tulisan mekanis seperti latihan
pilihan ganda, mengisi titik-titik, jawaban singkat, kalkulasi matematika,
transkripsi dari bahan tertulis atau lisan, dan terjemahan. Bentuk tulisan ini
mendominasi di dalam banyak kelas.
Kategori kedua yang harus dilakukan bersama-sama dengan penggunaan
tulisan informasional, seperti membuat catatan kecil, merekam atau mencatat
pengalaman (dalam laporan atau buku harian), rangkuman, analisis, teori, atau
penggunaan tulisan persuasif.
Ketiga meliputi penggunaan tulisan pribadi, seperti buku harian dan jurnal,
surat-surat dan catatan.
Terakhir meliputi penggunan tulisan imaginatif seperti di dalam tulisan
cerita dan puisi.
Meskipun penting bahwa siswa menulis dengan akurat dan benar tentang
tugas-tugas yang berkaitan pada kategori pertama, namun juga penting
memusatkan perhatian pada peningkatan jumlah pengalaman di dalam tiga
kategori lainnya karena kategori-kategori ini mengandung harapan terbesar di
dalam melaksanakan latihan dan pengembangan kecerdasan verbal-linguistik.

b. Penulisan Lintas Kurikulum


Banyak guru-guru bidang muatan enggan menerima peran sebagai guru
menulis dan membaca ketika mereka telah dijejali dengan muatan yang harus
diajarkan pada disiplin masing-masing. Akan tetapi, terdapat sejumlah besar cara-
cara guna meningkatkan aktivitas linguistik di dalam semua disiplin yang akan
mendorong pemahaman mengenai pokok bahasan. Sebuah survei singkat
mengenai aktivitas berbasis bahasa ditawarkan berikut ini:

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 48


c. Kajian-Kajian Sejarah dan Sosial:
1) Siswa melaksanakan proyek-proyek sejarah lokal dan kemudian menciptakan
berita-berita surat kabar atau menyiarkan berita tentang apa yang mereka
pelajari.
2) Pada beberapa sekolah, siswa dengan keahlian khusus dalam bidang
teknologi melaksanakan penelitian tentang jaringan komputer untuk senat
dan legislator negara bagiannya. Menulis surat tentang masalah-masalah
sosial atau politik lokal dapat juga dilakukan melalui surat elektronik dan
dikirimkan pada tokoh-tokoh masyarakat atau kelompok-kelompok
terkemuka.
3) Korespondensi antara siswa di sekolah-sekolah perkotaan dan pedesaan dapat
memberi pengertian tentang kesamaan dan perbedaan dari kelompok-
kelompok tersebut.

d. Bahasa Asing dan Pendidikan Dua Bahasa:


1) Sesudah menyimak lagu-lagu pada bahasa lain, siswa dapat menggunakan
perbendaharaan kata yang baru dan tidak asing dalam membuat permainan
kata-katanya sendiri dengan menulis definisi singkat, antonim, homonim,
atau sinonim untuk beberapa jenis lirik.
2) Siswa dapat mengambil foto dari lingkungan sekolah dan lingkungan lokal,
membawa gambar itu ke sekolahnya, dan kemudian menulis tentang apa
yang telah di foto. Pada beberapa sekolah, aktivitas seperti itu berkembang
dan dimasukkan kedalam buku-buku panduan sekolah bagi mereka yang baru
datang, atau siswa-siswa dan keluarga-keluarga yang bukan berbahasa
Inggris.
3) Guru-guru dapat menggunakan lagu-lagu rakyat, puisi, permainan kata, dan
teka-teki yang diambil dari berbagai budaya untuk kelas tersebut, membaca
bagian yang dipilih, dan kemudian meminta kelas untuk melengkapi bagian
tersebut. Hasil akhir yang diajukan oleh siswa dapat dibandingkan dengan
literatur aslinya.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 49


e. Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika
1) Jurnal atau log dapat berfungsi sebagai buku catatan bagi siswa untuk
mencatat penjelasan dan contoh-contoh yang diberikan di kelas, membuat
daftar pertanyaan, keraguan, atau kritik, dan menawarkan saran-saran untuk
perbaikan pengalaman pembelajaran di kelas.
2) Proyek-proyek penulisan matematika dan ilmu pengetahuan alam yang
dibawa ke rumah dapat memusatkan perhatian pada masalah-masalah
pertumbuhan komunitas. Siswa dapat meneliti dan menulis tentang
perkembangan lokal dan tantangannya.
3) Siswa dapat menyaksikan atau menonton program-program fiksi ilmu
pengetahuan alam pada siaran televisi dan menulis analisis singkat tentang
apa yang menjadi fakta dan apa yang menjadi fiksi.

f. Seni Bahasa
Guru-guru bahasa Inggris sering merasa enggan memasukkan muatan
kajian-kajian ilmu pengetahuan alam atau sosial di dalam kurikulum mereka.
Akan tetapi, terdapat banyak masalah-masalah ilmiah dan sosial yang
menimbulkan dorongan topik-topik baru yang perlu dipertimbangkan oleh siswa.
Kemungkinan ini meliputi masalah-masalah sosial, politik, dan lingkungan,
program ruang angkasa luar, rekayasa genetik, komputer, video games, energi
alternatif, dan diet modern. Selain itu, siswa akan menikmati penulisan tentang
budaya populer atau pasar kerja dimasa kini dan dimasa mendatang.

g. Opsi Penulisan Tentang Semua Bidang-Bidang Muatan


Pada setiap bidang pokok bahasan, siswa secara khusus dimotivasi agar
menulis setelah melakukan perjalanan lapangan, menyaksikan demonstrasi atau
video, mendengarkan pembicara tamu yang penting. Ketika membuat ringkasan
pengalaman seperti itu, guru dapat mencatat komentar-komentar siswa di papan,
dan menggolongkannya kedalam topik-topik yang berbeda. Sebagai contoh,
sesudah perjalanan oleh kelas awal sekolah dasar ke kebun binatang, guru dapat
meminta agar siswa menyebutkan binatang yang dilihat, bagaimana kemungkinan
lingkungannya, dan apa yang siswa pelajari ketika siswa mengamati binatang-

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 50


binatang yang berbeda. Siswa dapat menggunakan perbendaharan tercatat (yang
telah disusun secara benar) dan menambahkan gagasan-gagasannya sendiri di
dalam menulis setiap format dari beberapa format.

h. Pendorong Lain
Siswa-siswa juga menikmati penulisan dari efek suara yang direkam ataupun
musik hidup atau siaran langsung dramatis, atau bahkan musik misterius,
sebagaimana dikemukakan di dalam bab musik. Aktivitas pantomim dan aktivitas
dramatika kreatif, sebagaimana dibahas di dalam bab tentang kecerdasan
kinestetika, juga menyebabkan opsi penulisan yang menarik. Siswa dari setiap
usia dapat membangkitkan topik-topik yang mungkin melalui penulisan cepat,
dimulai dengan penggabungan seperti pada hari pertama tahun 2000 saya .....
Anda tidak pernah mempercayai ini, tetapi ..... dan menulis selama lima hingga
sepuluh menit secepat mungkin tanpa memperhatikan mekanika. Proses ini sering
mengakses gagasan-gagasan pada sumber-sumber kreativitas yang lebih dalam.
Guru dapat mengajukan sejumlah alternatif tentang penugasan penulisan.
Selain prosedur tradisional dimana setiap siswa menyelesaikan tugas-tugas yang
sama, maka siswa dapat membuat keputusannya sendiri tentang opsi mana terbaik
kesesuaiannya dengan topik dan minat dari siswa. Beberapa petunjuk penulisan
yang berikut ini bermanfaat untuk berbagai bidang muatan:

i. Opsi Penulisan Siswa:


1) Skrip atau naskah untuk drama, televisi, atau produksi radio
2) Slogan atau sticker tempelan
3) Petisi
4) Buku harian imaginer
5) Pengarahan
6) Kutipan dari pengalaman sendiri
7) Tulisan dari perspektif lain
8) Lagu-lagu
9) Grafiti dinding
10) Papan-papan buletin

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 51


11) Label dan caption
12) Scroll
13) Iklan
14) Surat-surat kelas
15) Puisi
16) Petunjuk manual
17) Koleksi lagu rakyat, senandung, lelucon, penjelasan
18) Pamflet dan brosur
19) Surat-surat
20) Dialog
21) Imbalan
22) Poster
23) Petunjuk buku, atau sampul buku
24) Petunjuk bantuan dalam bidang muatan
25) Contoh-contoh tulisan bebas
26) Evaluasi diri
27) Daftar periksa
28) Sekuel
29) Interview
30) Bookleat
31) Dikte
32) Essay editorial
Daftar opsi tersebut diatas, dan juga contoh-contoh dari karya siswa
sebelumnya dapat menunjukkan sejumlah besar cara bagi siswa di dalam
mendekati topik yang sama.
Paparan karya tulis seseorang dikelas memberikan peluang pembelajaran
yang besar bagi penulis dan juga bagi anggota siswa di dalam melihat topik yang
sama melalui sejumlah besar lensa linguistik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 52


j. Kegiatan Penulisan Yang Sesungguhnya
Banyak siswa mengalami perasaan tidak senang menerima kertas yang
dikoreksi dan dipenuhi dengan catatan-catatan merah. Hal ini bisa terjadi pada
mereka oleh karena kesalahan-kesalahan dikoreksi terutama yang terjadi pada tata
bahasa, penyusunan kalimat, atau tanda-tanda bacaan yang merupakan langkah
terakhir di dalam penulisan sebuah makalah. Namun, sebagaimana semua kita
mengetahui dari upaya-upaya kita sendiri, bahwa penulisan adalah sebuah proses,
dengan masing-masing naskah menimbulkan bukan hanya koreksi tetapi juga
sejumlah revisi dan penyempurnaan. Juga penting bagi siswa menyadari bahwa
sebagian besar penulis profesional menghabiskan waktu dalam jumlah besar
untuk menulis ulang, melakukan revisi, menghapus, menambah, mengubah alinea,
dan menyempurnakan sebelum tulisan itu diserahkan kepada editor. Banyak cara
tersedia yang melibatkan siswa di dalam proses penulisan. Beberapa dari cara
tersebut adalah sebagai berikut :

k. Pemupukan Apresiasi atau Penghargaan Terhadap Proses Penulisan


1) Guru dapat memeriksa kembali contoh-contoh dari tulisan-tulisan profesional
bersama-sama dengan siswanya. Misalnya mereka ingin membuat duplikat
dari sebuah artikel seperti kolom surat kabar dengan jumlah kata 800 dan
mendorong pembaca untuk membaca lebih lanjut. Siswa dapat menganalisis
apa yang membuat seleksi ini menjadi hidup dan mengajukan pilihan-pilihan
sehingga penulis dapat membuat bagian-bagian dengan cara menciptakan
bagian-bagian yang ditulis dengan baik.
2) Para penulis lokal menyediakan lebih dulu naskah-naskah dari karya-karya
mereka yang telah dipublikasikan dan menjelaskan bagaimana serta mengapa
mereka membuat perubahan yang telah mereka lakukan. Kemudian siswa
dapat menganalisis naskah dari tulisannya sendiri dalam mementukan cara-
cara memperbaiki usaha-usaha semula.
3) Umpan balik tepat waktu dan cukup banyak adalah penting ketika siswa
melatih keterampilan menulisnya. Pada mulanya siswa menerima umpan
balik dari rekan-rekan sebaya atau bahkan menulis secara bersama-sama;

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 53


tetapi penunjukkan individu oleh guru pada berbagai tahap pekerjaan akan
memberikan peluang penting dalam mendapatkan panduan dan umpan balik.
4) Guru-guru menawarkan petunjuk-petunjuk konstruktif tentang naskah-naskah
pertama dan tidak melakukan penilaian hingga revisi akhir dibuat. Juga
sering terjadi di dalam proses pembahasan revisi dan perbaikan dimana siswa
menerima sebagian besar pembelajaran tentang mekanisme bahasa. Pelajaran
tanda-tanda baca, bagian kalimat, dan penggunaan tata bahasa jarang
dihapalkan ketika dipaparkan dalam konteks tersebut. Pelajaran cepat tentang
gerakan yang dapat diajarkan ketika siswa berjuang menghadapi beberapa
masalah menjadi relevan dan cara yang bertahan lama bagi mereka di dalam
melakukan pembelajaran.
5) Siswa yang menggunakan pemroses kata dapat menghasilkan karya tertulis
yang membutuhkan penyempurnaan ketika diformat dengan sempurna pada
komputer; namun sangat mungkin, karya ini masih perlu pengerjaan ulang.
Siswa akan mendapatkan manfaat dari hasil cetak naskah pertama dengan
spasi 2, kemudian melakukan revisi menggunakan tangan. Dalam cara ini;
mereka akan mencatat revisi-revisi yang mereka lakukan.
6) Memelihara semua naskah di dalam urutan suatu portofolio yang memberikan
pada siswa dan guru catatan lengkap tentang kemajuan penulisan. Informasi
spesifik tentang portofolio dapat ditemukan pada bab penilaian.

D. Teknologi yang Meningkatkan Kecerdasan Verbal-Linguistik


Sama seperti media cetak yang melakukan revolusi terhadap pembelajaran
dan pemikiran pada abad ke-15, maka komputer juga menciptakan revolusi yang
sama pada masa kini. Melalui basis data seluruh dunia dan jaringan komputer
seluruh dunia siswa dapat mengarahkan akses menuju informasi terbaru. Dalam
setiap bidang pengetahuan, sistem pendidikan mentransformasikan guru dan siswa
di dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan teknologi multimedia.
Anak-anak yang belum bisa membaca dapat menulis cerita pada komputer dengan
menggunakan perangkat lunak yang dalam beberapa kasus membaca kembali
tulisan-tulisan siswa tentang apa yang mereka telah tulis. Program-program baru

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 54


memungkinkan anak-anak menulis dan menyisipkan grafik-grafik kedalam
naskah-naskah seperti wing for learning! Muffet Slate dari Sunburst. Program-
program lain seperti Fine artist and creative writer dari microsoft, membuat
mungkin pelaksanaan format proyek-proyek penulisan dalam bentuk berbeda,
menulis kata-kata dalam bentuk dan ukuran luar biasa, menambahkan efek suara
pendamping, dan melengkapi ilustrasi yang menghiasi naskah. Program-program
seperti itu sangat memotivasi para penulis pemula dan dengan segera
menyelesaikan tulisannya.
Bank-bank komputer pada masa kini penuh terisi dengan informasi tentang
subjek yang dimengerti, ditambah lagi ahli-ahli yang dapat dihubungi online
termasuk didalamnya para guru besar universitas, peneliti, dan ilmuwan,
menawarkan kepada siswa pasokan informasi yang tidak habis-habisnya. Muatan
pengajaran di dalam setiap subjek dapat diperkaya dan diperbaharui dari sumber-
sumber tersebut, dan seringkali siswa itu sendiri yang mengakses dan membagi
bersama informasi tersebut.
Siswa sekolah menengah berbicara tentang surfing the net satu malam dan
kemudian dengan segera memasuki magna carta. Ia tidak pernah melihat
dokumen tersebut meskipun ia telah membaca tentang hal ini pada banyak buku-
buku sejarah. Ia dapat mencetak dan membawanya ke sekolah pada hari
berikutnya dengan perasaan kepemilikan yang sangat kuat. Penemuan seperti itu
membuat pembelajaran pribadi dan menyenangkan bagi siswa sebagai
pengetahuan yang diperolehnya sendiri.
Peningkatan program komputer yang bersahabat dengan pengguna membuat
mungkin melakukan kombinasi informasi di dalam bentuk-bentuk berbeda,
termasuk didalamnya kata-kata, citra, dan bunyi. Siswa dapat menyimpan,
memilah, dan menyediakan informasi rujukan, catatan, bibliografi, dan
menciptakan laporan multimedia sehingga membuat pembelajaran lebih maju.
Guru dapat mengembangkan pengajarannya sendiri, menciptakan basis data yang
menghubungkan dokumen-dokumen, menyajikan paparan cuplikan pra program
dari video disk, dan memperkaya pengajarannya dengan kekayaan teknologi yang
diuraikan di dalam bab-bab tentang masing-masing kecerdasan lain.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 55


Komputer mendorong siswa melakukan revisi dan menulis kembali
komposisi dan karena itu mengembangkan kemahiran yang lebih besar dan gaya
yang lebih efektif. Meng-copy kembali dengan tangan atau dengan mesin tik
sering menghambat kelangsungan perbaikan dan revisi, tetapi komputer
memudahkan proses ini dan memberi siswa perasaan kendali yang lebih besar
terhadap tulisannya. Ketika siswa melihat karyanya di dalam format tampilan
profesional maka mereka menjadi lebih tertarik di dalam mengkaji dan menguasai
mekanik yang akan memberi sentuhan akhir pada karya tulisnya. Sejumlah
program-program pemrosesan kata yang paling populer meliputi microsoft word,
word perfect, dan ami pro for windows.
Pembelajaran penggunaan keyboard pada sekolah dasar masa kini adalah
sama pentingnya dengan pembelajaran menulis menggunakan pensil, dan
pembelajaran menggunakan pemrosesan kata adalah sama penting bagi siswa
seperti belajar mengetik. Anak-anak didorong menggunakan keterampilan ini di
dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan siswa-siswa jarak jauh tentang
berbagai proyek, melalui peningkatan jumlah jaringan elektronik. Telepon dan
modem sangat penting untuk proses ini dan menjadi peralatan standar pada setiap
kelas.
Teknologi elektronik memiliki dampak dalam jumlah besar terhadap
perkembangan keterampilan berbicara, sebagaimana anak-anak menemukan
kemungkinan berkomunikasi dengan teman-teman baru diseluruh negeri dan
dunia. Sebagian besar distrik sekolah mendapatkan akses untuk proyek-proyek ini
seperti nasional geographic Kids network. Sama seperti komputer telah
meningkatkan keterampilan menulis maka audi tape recording, video taping, dan
video comprention berpengaruh positif terhadap kemahiran bahasa lisan. Ketika
siswa mengamati dan mendengar percakapannya sendiri, mereka belajar
mengungkapkan dirinya secara efektif.
Teknologi menawarkan peluang komunikasi baru dan pembelajaran baru
bagi siswa penyandang cacat ganda dan berkemampuan berbeda. Sebagai contoh,
siswa yang secara fisik tidak mampu bergerak dapat berbicara melalui komputer
yang menulis percakapannya. Lain-lainnya yang mampu bergerak tetapi tidak

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 56


mampu berbicara dapat menulis pada komputer kemudian mengatakan apa yang
telah ditulis. Contoh-contoh spesifik meliputi:
1. Siswa yang tuli: microflips full talk, LTJ design will talk
2. Untuk siswa penyandang cacat jasmani: smart keyboard yang sesuai dengan
bentuk tubuh dari pengguna dan dikembangkan oleh Arjan Khalsa untuk
Unicorn.
3. Untuk siswa tunanetra: Eduquest talking mouse
4. Untuk siswa gangguan pendengaran: eduquest speech viewer dan phone
communication.
5. Untuk siswa dengan gangguan penglihatan: eduquests screen reader dan
voice type.
Perkembangan keterampilan linguistik baru untuk semua populasi dapat
dikatalisasikan melalui alat-alat elektronik baru yang sangat terkemuka untuk
mengakses dan mengelola informasi dan komunikasi, pembelajaran, dan
pengembangan kecerdasan dalam cara-cara yang belum ada sebelumnya.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 57


BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Bagaimana kita dapat membantu siswa agar mereka jatuh cinta pada kata-
kata? Sebuah hasrat untuk bahasa dapat mendorong siswa menikmati bunyi dari
kata-kata, menghargai dan menggunakan kekuatan kata-kata secara
bertanggungjawab, menggali makna yang terkandung di dalam kata-kata, dan
menarik cara-cara tanpa akhir dari kata-kata itu dalam mengungkapkan rasa cinta
atau simpati memenangkan suatu argumen, menjelaskan suatu tugas yang
kompleks mengajarkan pada anak-anak usia dini, atau hanya menikmati
komunikasi dengan orang lain.
Beberapa tahun yang lalu, Robert Forst berbicara kepada sekelompok siswa
yang baru masuk yang dengan serius mencoba menggunakan setiap kata-kata
yang dikatakan oleh Rober Frosts. Tiba-tiba, pada pertengahan kalimat, ia
berhenti dan berkata, letakkan pensil kamu dan harap dengarkan saja! Tidak
menjadi masalah apakah Anda akan menjadi seorang penulis ataukah ahli
matematika ataupun ilmuwan atau juga seniman jika Anda tidak dapat memainkan
gagasan dan tidak mendapat kesenangan dari gagasan itu maka Anda tidak
mendapatkan apapun.
Pemikiran ini menjadi suatu harapan bagi banyak orang yang telah
mendengarkan peristiwa malam itu. Menulis dan berbicara secara efektif,
menyimak secara peka, dan membaca dengan pemahaman mendalam adalah
kegiatan kerja keras. Akan tetapi bukan hanya upaya yang mengandung nilai
terkecuali terdapat imbalan yang menyenangkan dan kelucuan di dalam
prosesnya. Kita harus membantu semua siswa untuk menikmati imbalan ini dari
sejak awal, semenjak mereka membangun satu keberhasilan kecil menuju
keberhasilan berikutnya dan pada saat bersamaan mengumpulkan kemampuan
dari upaya-upaya lebih lanjut.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 58


Di dalam artikel baru-baru ini Leon Botsetin, direktur dari Bard College,
menulis bahwa instrumen penting di dalam tradisi pendidikan kita adalah literasi
dan penggunaan bahasa. Ia mengutip bahwa harapan adalah kumpulan dari
penguasaan bahasa. Binatang tidak berharap karena tidak memiliki bahasa.
Harapan bukanlah emosi tetapi fungsi dari bahasa, dan karena itu merupakan
kelompok pendidikan. Untuk menciptakan harapan di dalam suatu masyarakat,
maka pendidikan mutlak ada.
Dengan mengintegrasikan pengembangan kecerdasan verbal linguistic ke
dalam metode pembelajaran di sekolah, maka diharapkan siswa-siswa yang
memiliki kecerdasan verbal linguistic yang baik akan lebih mampu menggali
lebih jauh lagi kemampuannya dengan adanya lingkungan yang kondusif baik di
rumah ataupun di sekolah yang dilatih melalui proses menyimak, membaca,
berbicara dan menulis yang disisipkan pada setiap bidang mata pelajaran di
sekolah.

B. Rekomendasi
Penerapkan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus
memerhatikan beberapa langkah, meliputi: 1) Mengidentifikasi elemen-elemen
Multiple Intelligence dalam program kurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya
memasukkan program seni ke dalam kurikulum. 2) Meninjau kembali sistem
teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa
yang terabaikan. 3) Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian
memutuskan untuk secara sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain. 4)
Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode
pembelajaran. 5) Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat
sehingga dapat membuka kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa. Di
samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan
Multiple Intelligence dalam pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal
berikut: 1) Persepsi tentang siswa harus diubah Selama ini kita selalu memiliki
persepsi terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain.
Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 59


kepada berbagai macam cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah-
masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kita harus
menerima bahwa siswa memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat kemampuan
yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan kesempatan-kesempatan belajar
yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi mereka,
mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, serta mempelajari
kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa. 2) Guru membutuhkan dukungan dan
waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka.
Jika proses pembelajaran ingin mencapai tujuan bahwa siswa harus memiliki
pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan yang seimbang, maka jam belajar
yang selama ini hanya cukup untuk menguasai pengetahuan saja harus diubah
dengan memperluas jam belajar. Hal ini perlu dilakukan tiada lain untuk: a.
Memberi dukungan dan melakukan praktek. b. Meminta guru tertentu yang
memiliki kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk memberikan
pelatihan. c. Mengintegrasikan para spesialis yang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu. d. Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai bahan perbandingan
proses pembelajaran. 3) Pendekatan Multiple Intelligence dan pembelajaran
Kurikulum pada dasarnya berfokus pada pengetahuan yang mendalam dan
pengembangan kemampuan. Dalam hal ini, pembelajaran tidak harus menekankan
pengajaran melaui kecerdasan, tetapi yang harus mendapat penekanan adalah
bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau penguasaan kompetensi tertentu
sesuai dengan minat dan bakat siswa. 4) Diperlukan pendekatan baru terhadap
proses penilaian Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas
penilaian, yaitu: a. Bagaimana menilai kecerdasan siswa; b. Bagaimana
meningkatkan penilaian secara umum dalam hal kognitif, apektif, dan
psikomotorik; c. Bagaimana melibatkan siswa dalam proses penilaian. 5) Praktik
profesional menuju ke arah perkembangan Tingkat profesionalime para pendidik
perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam
menentukan model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai
dengan kompetensi siswa. Pernyataan-pernyataan lain yang harus menjadi bahan
renungan para guru, dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Bagaimana guru,

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 60


siswa, administrator sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat dapat
memperoleh informasi yang memadai tentang kemampuan manusia serta
implikasi-implikasinya bagi pendekatan-pendekatan baru di bidang pendidikan? b.
Bagaimana memasukkan strategi-strategi belajar dan mengajar yang mampu
memenuhi kebutuhan seluruh siswa ke dalam program-program pengembangan
pembelajaran? c. Bagaimana menyesuaikan lingkungan sekolah agar dapat
menawarkan program-program yang lebih kaya dan bervariasi? d. Bagaimana
mengembangkan persepsi kita tentang siswa? e. Bagaimana memperluas data-data
pengajaran dan penilaian? f. Konsep-konsep apakah yang mesti dipelajari siswa?
g. Anggota masyarakat manakah yang dapat menjadi penasihat atau dapat
memberi kesempatan magang? h. Bagaimana para pendidik belajar untuk
mengkombinasikan strategi-strategi pendidikan yang paling efektif dengan
menggunakan teknologi yang paling praktis dan paling cerdas? Sekelumit
pembahasan ini menyimpulkan beberapa bahan renungan untuk para pengelola
sekolah khususnya para guru, sebagai berikut: 1) Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai
siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. 2) Apa pun konsep
kurikulumnya, pada dasarnya akan bertumpu pada; (1) penekanan ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, (2) berorientasi pada
hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman, (3) penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, (4) sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif, dan (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 3) Pengertian Multiple
Intelligence dalam bahasa Inggris adalah; Multiple(maltip) berarti berbagai jenis,
Intelligence (in’telijens) berarti kecerdasan. Multiple Intelligence merupakan
suatu teori yang dikemukakan Gardner, 1983 dalam Metode Praktis Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelligence (2004) dideskripsikan bahwa teori tersebut
merupakan penguatan perspektif tentang kognisi manusia. Kecerdasan adalah
bahasa-bahasa yang dibicarakan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 61


kebudayaan di mana ia dilahirkan. 4) Kegiatan pembelajaran pada akhirnya
bermuara pada pencapaian suatu kompetensi tertentu dari peserta didik.
Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia
memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta
didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu
kompetensi yang dominan dikuasai peserta didik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 62


DAFTAR PUSTAKA

Campbell Linda. (1996). Teaching and Learning Through Multiple Intelligences.


Needham Heights, Massachusetts

Gardner H. (1993). Multiple Intelligence. Basic Book. New York

Wyetcareline. (2010). Memahami Konsep Multiple Intelligences. (online).


http://www.wyethindonesia.com, diakses 3 Desember 2010

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 63

Anda mungkin juga menyukai