Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
中国国际广播电台
Dinasti Qing yang berkuasa antara tahun 1644 dan 1911 adalah dinasti terakhir dalam
sejarah Tiongkok dengan sepuluh kaisar berturut-turut naik takhta di Beijing dengan masa
berkuasanya berlangsung selama 268 tahun.
Luas wilayah Dinasti Qing pada masa puncaknya pernah mencpai 12 juta kilometer
persegi. Pada tahun 1644, pasukan pemberontakan pimpinan Li Zicheng menyerbu
masuk ke Beijing dan menggulingkan pemerintahan Dinasti Ming. Kaisar terakhri Dinasti
Ming, yaitu Kaisar Chongzhen gantung diri di sekitar istana. Pasukan Dinasti Qing
menggunakan kesempatan runtuhnya pemerintah Dinasti Ming menyerbu masuk dari
Benteng Shanghaiguan, tempat strategis yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan Dinasti
Ming, dan mengalahkan pasukan pemberontakan petani Li Zicheng. Setelah itu, Dinasti
Ming memindahkan ibu kotanya dari Shengjing (Shenyang sekarang) Tiongkok Timur
Laut ke Beijing. Setelah itu, pasukan Dinasti Qing berangsur-angsur menindas pasukan
pemberontakan petani dan kekuatan-kekuatan anti Dinasti Ming sehingga setapak demi
setapak menyatukan Tiongkok.
Pada awal masa berkuasanya, pemerintah Dinasti Qing mengambil kebijakan yang
menganjurkan penggarapan tanah tandus serta mengurangi dan membebas pajak
sehingga masyarakat dan ekonomi baik di pedalaman maupun di daerah perbatasan
mengalami perkembangan tertentu. Sampai pada pertengahan abad ke-18, ekonomi
feodal mencapai satu puncak yang baru dan masa itu dipuji sejarahwan sebagai “Masa
Makmur Kangxi, Yongzheng dan Qianlong”. Pada waktu itu, sistem monarki pemerintah
pusat berkembang lebih lanjut, kekuatan negara meningkat, tata tertib sosial stabil. Pada
akhir abad ke-18, jumlah penduduk di Tiongkok sudah mencapai 300 juta jiwa kurang
lebih.
Tahun 1661, Zheng Chenggong memimpin armada menyeberangi Selat Taiwan dan
mengalahkan kolonialis Belanda yang sudah bercokol di Taiwan selama 38 tahun. Pada
awal tahun kedua, kolonialis Belanda menyerah diri dan Taiwan kembali ke pangkuan
tanah air.
Pada akhir abad ke-16, Rusia Tsar mengadakan ekspansi ke timur. Pada waktu tentara
Dinasti Qing menyerbu masuk ke pedalaman, pasukan Rusia Tasar dengan
menggunakan kesempatan itu menduduki Yaksa dan Nibuchu?. Pemerintah Dinasti Qing
berkali-kali menuntut agresor Rusia Tasar menarik diri dari wilayah Tiongkok. Tahun 1685
dan 1686, Kaisar Kangxi memerintahkan tentara Dinasti Qing dua kali menyerbu pasukan
Rusia Tsar di Yaksa. Tentaran Rusia terpaksa menyetujui mengadakan perundingan
untuk menyelesaikan masalah perbatasan sektor timur Tiongkok-Rusia. Tahun 1689,
wakil-wakil Tiongkok dan Rusia mengadakan prundingan di Nichersink? Dan secara resmi
menandatangani perjanjian perbatasan pertama, yaitu Perjanjian Nibuchu?
Pada masa pertengahan berkuasanya Kaisar Qianlong, tentara Dinasti Qing menaklukkan
kekuatan-kekuatan separatis di Xinjiang Tiongkok Barat Laut dan berhasil menyatukan
daerah tersebut. Sementara itu, pemerintah Dinasti Qing mengambil serentetan kebijakan
untuk mengembangkan ekonomi, kebudayaan dan hubungan lalu lintas di daerah
perbatasan.
Akibat Perang Opium pada tahun 1840 dan agresi imperialisme setelah itu, pemerintah
Dinasti Qing terpaksa menandatangani serentetan perjanjian pincang dengan agresor.
Berdasarkan perjanjian-perjanjian pincang tersebut, Tiongkok berangsur-angsur
terjerumus ke dalam sosial semi feodal dan semi kolonial. Pada akhir masa Dinasti Qing,
pemerintahannya sangat bobrok dan pikirannya kaku. Tiongkok pada waktu kelihatannya
seperti pengecut yang penuh rasa rendah diri sehingga setapak demi setapak memasuki
masa bangkrut dan rakyatnya hidup dalam kesengsaraan. Dengan demikian di Tiongkok
meletuslah serentetan gerakan anti imperialisme dan feodalisme, antara lain,
pembeorntakan Taiping Tianguo dan Nianjun. Untuk menyelamatkan kekuasaannya,
kelas pengusasa juga mengadakan sebagian kegiatan reformasi di tubuh intern, misalnya
Gerakan Belajar Ilmuwan Barat dan Reformasi Wuxu, dengan tujuan membawa Tiongkok
ke jalan makmur dan merdeka, tapi upaya itu semuanya berakhir dengan kegagalan.
Pada waktu itu tak terbilang banyaknya tokoh berjuang bermandi darah untuk
menyelamatkan bangsa dari krisis. Sejarah modern Tiongkok merupakan suatu masa
yang penuh patriotisme. Tahun 1911, kekuasan Dinasti Qing digulingkan oleh Revolusi
Xinhai. Dengan demikian berakhirlah sistem kekaisaran feodal yang sudah berlangsung
selama dua ribu tahun lebih. Tiongkok pun mulai maju ke satu periode yang baru.
Dinasti Qing
http://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter14/chapter140111.htm
http://iccsg.wordpress.com/2006/01/05/serial-sejarah-dinasti-qing-
1644-1912/
http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-
tionghua/2006-01/msg00020.html
Dinasti Qing (Hanzi: 清朝, hanyu pinyin: Qīng Chao) (1644 - 1911),
dikenal juga sebagai Dinasti Manchu dan adalah satu dari dua dinasti
asing yang memerintah di Cina setelah dinasti Yuan Mongol dan juga
adalah dinasti yang terakhir di Cina. Asing dalam arti adalah sebuah
dinasti pemerintahan non-Han yang dianggap sebagai entitas Cina di
zaman dulu. Dinasti ini didirikan oleh orang Manchuria dari klan Aisin
Gioro (Hanyu Pinyin: Aixinjueluo), kemudian mengadopsi tata cara
pemerintahan dinasti sebelumnya serta meleburkan diri ke dalam
entitas Cina itu sendiri.
Menurut cerita ada 2 raja yang sukses dalam masanya saat dinasti
qing yaitu raja ke 4 dan ke 6 dinasti qing yaitu kangxi dan qianlong
qianlong kecil sangat aktif dan suka bermain .namun qianlong kecil
terkenal juga terkenal akan kepintarannya .qianlong kecil juga
sangat disukai oleh kakeknya yang bernama kangxi.saat remaja
pun qianlong sangat mahir dalam bela diri dan mempunyai
kemampuan sastra tinggi. ayah juga mempercayakan tugas2x yang
dapat dikatakan penting kepada qianlong saat masih seoang
pangeran seperti di pengadilan tinggi dan saat diskusi strategi
militer nama qianlong dapat diartkan: Qian artinya surga ,,
sedangkan long artinya kemakmuran ,jika digabungkan menjadi
kemakmuran/kesejahteraan surgawi ..sebetulnya qianlong dipanggil
juga hongli..saat remaja seorang raja semestinya tidak bleh keluar
kerajaan sembarangan namun qianlong sering menyamar sebagai
rakyat biasa dan memanjat dinding kerajaan dan keluar ke
perkotaan alias kabur haha
http://wong168.wordpress.com/2010/02/11/qianlong-raja-yang-
membawa-perubahan-dinasti-qing/
Dinasti Qing
Dinasti Qing adalah kali kedua ketika seluruh China diperintah
oleh asing, Manchu. Pertama kali selama Dinasti Yuan ketika
Cina dikuasai oleh Mongol. Dinasti Qing berlangsung dari
1644-1911 M. reigns dari tiga kaisar pertama dari dinasti ini
adalah masa damai dan kemakmuran bagi China. Ketiga
penguasa memberikan kepemimpinan yang kuat untuk 133
tahun, mereka adalah Kaisar Kangxi yang memerintah 1662-
1722 M, Kaisar Yongzheng yang memerintah 1722-1736 M dan
Kaisar Qianglong yang memerintah 1736-1796 M. Dari segi
pemerintah, Dinasti Qing mengadopsi bentuk pemerintahan
yang digunakan oleh Ming , dengan hanya sedikit penyesuaian.
Misalnya posisi semua posisi ganda, satu Manchu dan satu Cina
berada di posisi yang sama, dengan Manchu yang memiliki
kekuatan lebih. Bentuk organisasi militer yang Qing yang
digunakan adalah salah satu yang terbaik di dunia. Mereka
mengorganisir pasukan mereka di bawah spanduk, masing-
masing yang merupakan unit terpisah. Jumlah spanduk
meningkat dari 8 di awal hingga 24. Orang-orang ini berjuang
secara pribadi melekat pada kaisar, bahkan dia milik mereka.
Mereka sangat setia kepada kaisar. Para bannermen juga
berfungsi sebagai kolam bakat dari mana birokrat sipil bisa
dipilih.
QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.
QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.
QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.
QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.
QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://www.mnsu.edu/emuseum/prehistory/china/later_im
perial_china/qing.html
Celestial dunia
Tepat berbicara, Dinasti Qing berlangsung dari 1644 sampai
berdirinya Republik Cina pada tahun 1911. Setelah Perang
Candu tahun 1840, Qing memasuki masyarakat semi-kolonial
dan semi-feodal, yang dapat dibagi menjadi dua periode.