Anda di halaman 1dari 18

Dinasti Qing

中国国际广播电台

Dinasti Qing yang berkuasa antara tahun 1644 dan 1911 adalah dinasti terakhir dalam
sejarah Tiongkok dengan sepuluh kaisar berturut-turut naik takhta di Beijing dengan masa
berkuasanya berlangsung selama 268 tahun.

Luas wilayah Dinasti Qing pada masa puncaknya pernah mencpai 12 juta kilometer
persegi. Pada tahun 1644, pasukan pemberontakan pimpinan Li Zicheng menyerbu
masuk ke Beijing dan menggulingkan pemerintahan Dinasti Ming. Kaisar terakhri Dinasti
Ming, yaitu Kaisar Chongzhen gantung diri di sekitar istana. Pasukan Dinasti Qing
menggunakan kesempatan runtuhnya pemerintah Dinasti Ming menyerbu masuk dari
Benteng Shanghaiguan, tempat strategis yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan Dinasti
Ming, dan mengalahkan pasukan pemberontakan petani Li Zicheng. Setelah itu, Dinasti
Ming memindahkan ibu kotanya dari Shengjing (Shenyang sekarang) Tiongkok Timur
Laut ke Beijing. Setelah itu, pasukan Dinasti Qing berangsur-angsur menindas pasukan
pemberontakan petani dan kekuatan-kekuatan anti Dinasti Ming sehingga setapak demi
setapak menyatukan Tiongkok.

Pada awal masa berkuasanya, pemerintah Dinasti Qing mengambil kebijakan yang
menganjurkan penggarapan tanah tandus serta mengurangi dan membebas pajak
sehingga masyarakat dan ekonomi baik di pedalaman maupun di daerah perbatasan
mengalami perkembangan tertentu. Sampai pada pertengahan abad ke-18, ekonomi
feodal mencapai satu puncak yang baru dan masa itu dipuji sejarahwan sebagai “Masa
Makmur Kangxi, Yongzheng dan Qianlong”. Pada waktu itu, sistem monarki pemerintah
pusat berkembang lebih lanjut, kekuatan negara meningkat, tata tertib sosial stabil. Pada
akhir abad ke-18, jumlah penduduk di Tiongkok sudah mencapai 300 juta jiwa kurang
lebih.

Tahun 1661, Zheng Chenggong memimpin armada menyeberangi Selat Taiwan dan
mengalahkan kolonialis Belanda yang sudah bercokol di Taiwan selama 38 tahun. Pada
awal tahun kedua, kolonialis Belanda menyerah diri dan Taiwan kembali ke pangkuan
tanah air.

Pada akhir abad ke-16, Rusia Tsar mengadakan ekspansi ke timur. Pada waktu tentara
Dinasti Qing menyerbu masuk ke pedalaman, pasukan Rusia Tasar dengan
menggunakan kesempatan itu menduduki Yaksa dan Nibuchu?. Pemerintah Dinasti Qing
berkali-kali menuntut agresor Rusia Tasar menarik diri dari wilayah Tiongkok. Tahun 1685
dan 1686, Kaisar Kangxi memerintahkan tentara Dinasti Qing dua kali menyerbu pasukan
Rusia Tsar di Yaksa. Tentaran Rusia terpaksa menyetujui mengadakan perundingan
untuk menyelesaikan masalah perbatasan sektor timur Tiongkok-Rusia. Tahun 1689,
wakil-wakil Tiongkok dan Rusia mengadakan prundingan di Nichersink? Dan secara resmi
menandatangani perjanjian perbatasan pertama, yaitu Perjanjian Nibuchu?

Pada masa pertengahan berkuasanya Kaisar Qianlong, tentara Dinasti Qing menaklukkan
kekuatan-kekuatan separatis di Xinjiang Tiongkok Barat Laut dan berhasil menyatukan
daerah tersebut. Sementara itu, pemerintah Dinasti Qing mengambil serentetan kebijakan
untuk mengembangkan ekonomi, kebudayaan dan hubungan lalu lintas di daerah
perbatasan.

Sebelum masa berkuasanya Kaisar Daoguang. pemerintah Dinasti Qing pernah


mencapai prestasi gemilang di bidang kebudayaan dengan munculnya banyak pemikir
dan pujangga yang terkemuka, antara lain, Wang Fuzhi, Huang Zongxi dan Cao Xueqin.
Ensiklopedia Siku dan Kumpulan Buku Zaman Kuno Dan Zaman Sekarang, yang
merupakan kitab berpengaruh besar yang disusun oleh pemerintah. Di bidang iptek,
Dinasti Qing juga mencapai taraf yang cukup tinggi, khuusnya di bidang arsitektur.

Pada masa Dinasti Qing, pemerintah tetap menjunjung kebijakan pengembangan


pertanian sebagai kebijakan pokoknya, tapi dalam hubungan dengan luar negeri, Dinasti
Qing sangat terisolasi karena cenderung menutup diri.

Setelah masa pertengahan, berbagai kontradiksi masyarakat Dinasti Qing mulai


meruncing, sementara itu perjuangan pemberontakan juga kerap kali terjadi, di antaranya
pemberontakan Balianjiao mengakhiri masa emas pemerintahan Dinasti Qing.

Akibat Perang Opium pada tahun 1840 dan agresi imperialisme setelah itu, pemerintah
Dinasti Qing terpaksa menandatangani serentetan perjanjian pincang dengan agresor.
Berdasarkan perjanjian-perjanjian pincang tersebut, Tiongkok berangsur-angsur
terjerumus ke dalam sosial semi feodal dan semi kolonial. Pada akhir masa Dinasti Qing,
pemerintahannya sangat bobrok dan pikirannya kaku. Tiongkok pada waktu kelihatannya
seperti pengecut yang penuh rasa rendah diri sehingga setapak demi setapak memasuki
masa bangkrut dan rakyatnya hidup dalam kesengsaraan. Dengan demikian di Tiongkok
meletuslah serentetan gerakan anti imperialisme dan feodalisme, antara lain,
pembeorntakan Taiping Tianguo dan Nianjun. Untuk menyelamatkan kekuasaannya,
kelas pengusasa juga mengadakan sebagian kegiatan reformasi di tubuh intern, misalnya
Gerakan Belajar Ilmuwan Barat dan Reformasi Wuxu, dengan tujuan membawa Tiongkok
ke jalan makmur dan merdeka, tapi upaya itu semuanya berakhir dengan kegagalan.
Pada waktu itu tak terbilang banyaknya tokoh berjuang bermandi darah untuk
menyelamatkan bangsa dari krisis. Sejarah modern Tiongkok merupakan suatu masa
yang penuh patriotisme. Tahun 1911, kekuasan Dinasti Qing digulingkan oleh Revolusi
Xinhai. Dengan demikian berakhirlah sistem kekaisaran feodal yang sudah berlangsung
selama dua ribu tahun lebih. Tiongkok pun mulai maju ke satu periode yang baru.

Dinasti Qing

http://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter14/chapter140111.htm

SERIAL SEJARAH : Dinasti Qing (1644 – 1912)


Dinasti Qing (1644 – 1912)

Dinasti Qing sama dengan Yuan merupakan dinasti bangsa asing di


Tiongkok, karena didirikan Bangsa Manchu, dan sekaligus
merupakan dinasti terakhir di Tiongkok. Shunzhi yang merupakan
kaisar pertamanya harus berjuang keras untuk membersihkan
Tiongkok dari sisa-sisa Dinasti Ming secara bertahap.

Peristiwa penting yang patut dicatat adalah kunjungan duta besar


Macartney dari Inggris untuk membuka hubungan bagi Tiongkok
dan dunia Barat, namun sayangnya hubungan dengan bangsa Barat
ini kelak diakhiri dengan penjajahan beberapa bagian Tiongkok.
Kunjungan ini terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Qianlong
(1736 – 1795) dan bertujuan untuk membuka hubungan dagang
serta kedutaan di Tiongkok. Tetapi Qianlong menjawabnya dengan
pernyataan, “Aku tidak menghargai sedikitpun barang aneh
ataupun luar biasa dan tidak memerlukan hasil dari negara Anda”.
Utusan ini dapat dinilai sebagai suatu kegagalan.

Qianlong digantikan oleh putera kelimanya Jiaqing (1796 – 1820),


pada masanya berkembanglah perasaan anti Manchu di kalangan
Bangsa Tionghoa, yang mendorong timbulnya berbagai
perkumpulan rahasia untuk menggulingkan Dinasti Qing, seperti
misalnya perkumpulan Teratai Putih.

Pada masa kaisar berikutnya Daoguang (1821 – 1850), terjadilah


peristiwa penting dalam sejarah Tiongkok, yakni Perang Candu.
Latar belakang perang ini adalah sebagai berikut: semenjak
kegagalan kunjungan Macartney dilakukanlah perdagangan
segitiga. Pembelian sutra dan teh oleh Inggris dari Tiongkok dibayar
dengan opium yang berasal dari India. Oleh karena masuknya
candu ke Tiongkok ini, maka menyebabkan makin berlipat
gandanya pecandu, sehingga akhirnya Tiongkok harus mengimpor
candu dari pihak Inggris, dimana selama kurun waktu 40 tahun,
impor candu telah membengkak dari 1000 kotak menjadi 40.000
kotak. Makin meningkatnya pecandu opium ini melemahkan negara
dengan dua cara, yakni melemahnya sumber daya manusia serta
mengalirnya kekayaan negara ke barat. Menimbang makin
meningkatnya pencandu opium yang pada tahun 1830-an sudah
mencapai 10 juta jiwa, maka Kaisar Daoguang memutuskan untuk
mengeluarkan surat perintah pada Lin Zexu (1785 – 1850) untuk
menekan perdagangan candu tersebut. Sebagai pelaksanaan titah
kaisar tersebut Lin menyita dan membakar candu milik Inggris. Ada
beberapa hal yang jarang disebutkan oleh para penulis Barat,
sesungguhnya candu tersebut bukan hanya sekedar disita, tapi
Tiongkok bersedia memberi ganti rugi berupa uang perak 10 tael
serta teh 1 bal utk setiap peti candu. Lin juga sebelumnya telah
menulis surat ke Ratu Inggris dan memohon utk menghentikan
kegiatan perdagangan candu via EIC (East India Company) sebelum
mengambil tindakan tegas. Pihak Inggris marah dan menyatakan
perang kepada Tiongkok sehingga meletuslah Perang Candu (1840
– 1842). Perang ini diakhiri dengan kekalahan Tiongkok, karena
persenjataan barat yang lebih canggih serta makin melemahnya
kekuatan Dinasti Qing sendiri.

Pada masa selanjutnya kita dapat melihat bahwa kekuatan barat


makin leluasa menguasai Tiongkok secara perlahan-lahan.
Pemberontakan yang terjadi di mana-mana juga makin
memperlemah Dinasti Qing.

Pemberontakan Taiping (1850 – 1864) merupakan pukulan besar


bagi Dinasti Qing, yang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar
Xianfeng (1851 – 1861). Pemimpinnya adalah Hong Xiuquan,
seseorang yang terpengaruh oleh Agama Kristen. Pada mulanya
bangsa Barat bersimpati pada pemberontakan ini, namun setelah
mengetahui bahwa Hong mempunyai doktrin yang agak “miring”,
dengan menyatakan diri sebagai adik Yesus Kristus, maka bangsa
Baratpun berbalik mendukung Dinasti Qing. Pemberontakan ini
pada akhirnya berhasil dipadamkan dengan bantuan barat sehingga
menunjukkan makin bergantungnya Tiongkok pada barat.

Sentimen anti-Manchu berkembang subur di mana-mana, salah


seorang tokoh paling menonjol adalah Sun Yatsen, dimana ia pada
akhirnya pada tanggal 15 Februari 1912 berhasil membuat kaisar
terakhir Dinasti Qing, Puyi (1909 – 1911) turun tahta. Tiongkok
menjadi negara republik. Runtuhlah sistim dinasti yang telah
berlangsung selama kurang lebih 5000 tahun semenjak Yu, pendiri
Dinasti Xia hingga Puyi, kaisar terakhir Tiongkok.

http://iccsg.wordpress.com/2006/01/05/serial-sejarah-dinasti-qing-
1644-1912/

Subject: SERIAL SEJARAH :


Dinasti Qing (1644 ¡V 1912)-
msg#00020
List:
culture.region.china.budaya-
tionghua
Mail Archive Navigation:
by Date: Prev Next Date Index by
Thread: Prev Next Thread Index
Dinasti Qing (1644 ¡V 1912)

Dinasti Qing sama dengan Yuan merupakan dinasti


bangsa asing
di Tiongkok, karena didirikan Bangsa Manchu, dan
sekaligus merupakan
dinasti terakhir di Tiongkok. Shunzhi yang merupakan
kaisar
pertamanya harus berjuang keras untuk membersihkan
Tiongkok dari
sisa-sisa Dinasti Ming secara bertahap.
Peristiwa penting yang patut dicatat adalah kunjungan
duta besar
Macartney dari Inggris untuk membuka hubungan bagi
Tiongkok dan
dunia Barat, namun sayangnya hubungan dengan bangsa
Barat ini kelak
diakhiri dengan penjajahan beberapa bagian Tiongkok.
Kunjungan ini
terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Qianlong (1736 ¡V
1795) dan
bertujuan untuk membuka hubungan dagang serta
kedutaan di Tiongkok.
Tetapi Qianlong menjawabnya dengan pernyataan, ¡§Aku
tidak menghargai
sedikitpun barang aneh ataupun luar biasa dan tidak
memerlukan hasil
dari negara Anda.¡¨ Utusan ini dapat dinilai sebagai suatu
kegagalan.
Qianlong digantikan oleh putera kelimanya Jiaqing (1796
¡V
1820), pada masanya berkembanglah perasaan anti
Manchu di kalangan
Bangsa Tionghoa, yang mendorong timbulnya berbagai
perkumpulan
rahasia untuk menggulingkan Dinasti Qing, seperti
misalnya
perkumpulan Teratai Putih.
Pada masa kaisar berikutnya Daoguang (1821 ¡V 1850),
terjadilah peristiwa penting dalam sejarah Tiongkok, yakni
Perang
Candu. Latar belakang perang ini adalah sebagai berikut:
semenjak
kegagalan kunjungan Macartney dilakukanlah
perdagangan segitiga.
Pembelian sutra dan teh oleh Inggris dari Tiongkok
dibayar dengan
opium yang berasal dari India. Oleh karena masuknya
candu ke
Tiongkok ini, maka menyebabkan makin berlipat
gandanya pecandu,
sehingga akhirnya Tiongkok harus mengimpor candu dari
pihak Inggris,
dimana selama kurun waktu 40 tahun, impor candu telah
membengkak
dari 1000 kotak menjadi 40.000 kotak. Makin
meningkatnya pecandu
opium ini melemahkan negara dengan dua cara, yakni
melemahnya sumber
daya manusia serta mengalirnya kekayaan negara ke
barat. Menimbang
makin meningkatnya pencandu opium yang pada tahun
1830-an sudah
mencapai 10 juta jiwa, maka Kaisar Daoguang
memutuskan untuk
mengeluarkan surat perintah pada Lin Zexu (1785 ¡V
1850) untuk
menekan perdagangan candu tersebut. Sebagai
pelaksanaan titah kaisar
tersebut Lin menyita dan membakar candu milik Inggris.
Ada beberapa
hal yang jarang disebutkan oleh para penulis Barat,
sesungguhnya
candu tersebut bukan hanya sekedar disita, tapi Tiongkok
bersedia
memberi ganti rugi berupa uang perak 10 tael serta teh 1
bal utk
setiap peti candu. Lin juga sebelumnya telah menulis
surat ke Ratu
Inggris dan memohon utk menghentikan kegiatan
perdagangan candu via
EIC (East India Company) sebelum mengambil tindakan
tegas. Pihak
Inggris marah dan menyatakan perang kepada Tiongkok
sehingga
meletuslah Perang Candu (1840 ¡V 1842). Perang ini
diakhiri dengan
kekalahan Tiongkok, karena persenjataan barat yang
lebih canggih
serta makin melemahnya kekuatan Dinasti Qing sendiri.
Pada masa
selanjutnya kita dapat melihat bahwa kekuatan barat
makin leluasa
menguasai Tiongkok secara perlahan-lahan.
Pemberontakan yang terjadi
di mana-mana juga makin memperlemah Dinasti Qing.
Pemberontakan Taiping (1850 ¡V 1864) merupakan
pukulan besar
bagi Dinasti Qing, yang terjadi pada masa pemerintahan
Kaisar
Xianfeng (1851 - 1861). Pemimpinnya adalah Hong
Xiuquan, seseorang
yang terpengaruh oleh Agama Kristen. Pada mulanya
bangsa Barat
bersimpati pada pemberontakan ini, namun setelah
mengetahui bahwa
Hong mempunyai doktrin yang agak ¡§miring,¡¨ dengan
menyatakan diri
sebagai adik Yesus Kristus, maka bangsa Baratpun
berbalik mendukung
Dinasti Qing. Pemberontakan ini pada akhirnya berhasil
dipadamkan
dengan bantuan barat sehingga menunjukkan makin
bergantungnya
Tiongkok pada barat. Sentimen anti-Manchu berkembang
subur di mana-
mana, salah seorang tokoh paling menonjol adalah Sun
Yatsen, dimana
ia pada akhirnya pada tanggal 15 Februari 1912 berhasil
membuat
kaisar terakhir Dinasti Qing, Puyi (1909 ¡V 1911) turun
tahta.
Tiongkok menjadi negara republik. Runtuhlah sistim
dinasti yang
telah berlangsung selama kurang lebih 5000 tahun
semenjak Yu,
pendiri Dinasti Xia hingga Puyi, kaisar terakhir Tiongkok.

http://osdir.com/ml/culture.region.china.budaya-
tionghua/2006-01/msg00020.html

Dinasti Qing (Hanzi: 清朝, hanyu pinyin: Qīng Chao) (1644 - 1911),
dikenal juga sebagai Dinasti Manchu dan adalah satu dari dua dinasti
asing yang memerintah di Cina setelah dinasti Yuan Mongol dan juga
adalah dinasti yang terakhir di Cina. Asing dalam arti adalah sebuah
dinasti pemerintahan non-Han yang dianggap sebagai entitas Cina di
zaman dulu. Dinasti ini didirikan oleh orang Manchuria dari klan Aisin
Gioro (Hanyu Pinyin: Aixinjueluo), kemudian mengadopsi tata cara
pemerintahan dinasti sebelumnya serta meleburkan diri ke dalam
entitas Cina itu sendiri.

Qianlong, Raja yang Membawa Perubahan


Dinasti Qing
QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.

Menurut cerita ada 2 raja yang sukses dalam masanya saat dinasti
qing yaitu raja ke 4 dan ke 6 dinasti qing yaitu kangxi dan qianlong

salah satu raja yang paling membawa perubahan adalah qianlong …


qianlong merupakan raja ke 6 dari dinasti qing yang merupakan
anak ke 4 dari yongzheng .yang lahir pada tanggal 25 sept 1711
dan meninggal pada tanggal 7 februari 1799.dia juga merupakan
salah satu raja yang berkuasa paling lama yaitu sejak tanggal 11
oktober 1736 sampai 7 Februari 1795 sekitar 59 tahun di berkuasa
di china ..

qianlong kecil sangat aktif dan suka bermain .namun qianlong kecil
terkenal juga terkenal akan kepintarannya .qianlong kecil juga
sangat disukai oleh kakeknya yang bernama kangxi.saat remaja
pun qianlong sangat mahir dalam bela diri dan mempunyai
kemampuan sastra tinggi. ayah juga mempercayakan tugas2x yang
dapat dikatakan penting kepada qianlong saat masih seoang
pangeran seperti di pengadilan tinggi dan saat diskusi strategi
militer nama qianlong dapat diartkan: Qian artinya surga ,,
sedangkan long artinya kemakmuran ,jika digabungkan menjadi
kemakmuran/kesejahteraan surgawi ..sebetulnya qianlong dipanggil
juga hongli..saat remaja seorang raja semestinya tidak bleh keluar
kerajaan sembarangan namun qianlong sering menyamar sebagai
rakyat biasa dan memanjat dinding kerajaan dan keluar ke
perkotaan alias kabur haha

ketika besar qianlong sangat sukses dalam militer dan


memperbesar wilayah dinasti qing..qianlong juga sukses
menggabungkan beberapa negara yang ada di china.qianlong pun
juga membuat sangat banyak buku dan puisi namun beberapa buku
terbakar.qianlong juga terkenal akan militernya karena membuat
beberapa senjata yang tidak ada pada jaman2x sebelumnya…ada
salah satu ceriata saat Qianlong berkunjungan ke daerah Jiangnan
menyamar sebagai rakyat biasa ini telah menjadi topik yang
populer untuk banyak generasi. Secara total, ia telah mengunjungi
Jiang Nan selama delapan kali…

http://wong168.wordpress.com/2010/02/11/qianlong-raja-yang-
membawa-perubahan-dinasti-qing/

Dinasti Qing
Dinasti Qing adalah kali kedua ketika seluruh China diperintah
oleh asing, Manchu. Pertama kali selama Dinasti Yuan ketika
Cina dikuasai oleh Mongol. Dinasti Qing berlangsung dari
1644-1911 M. reigns dari tiga kaisar pertama dari dinasti ini
adalah masa damai dan kemakmuran bagi China. Ketiga
penguasa memberikan kepemimpinan yang kuat untuk 133
tahun, mereka adalah Kaisar Kangxi yang memerintah 1662-
1722 M, Kaisar Yongzheng yang memerintah 1722-1736 M dan
Kaisar Qianglong yang memerintah 1736-1796 M. Dari segi
pemerintah, Dinasti Qing mengadopsi bentuk pemerintahan
yang digunakan oleh Ming , dengan hanya sedikit penyesuaian.
Misalnya posisi semua posisi ganda, satu Manchu dan satu Cina
berada di posisi yang sama, dengan Manchu yang memiliki
kekuatan lebih. Bentuk organisasi militer yang Qing yang
digunakan adalah salah satu yang terbaik di dunia. Mereka
mengorganisir pasukan mereka di bawah spanduk, masing-
masing yang merupakan unit terpisah. Jumlah spanduk
meningkat dari 8 di awal hingga 24. Orang-orang ini berjuang
secara pribadi melekat pada kaisar, bahkan dia milik mereka.
Mereka sangat setia kepada kaisar. Para bannermen juga
berfungsi sebagai kolam bakat dari mana birokrat sipil bisa
dipilih.

Qing itu sangat sukses sebagai penguasa asing di Cina. Mereka


mempertahankan dominasi mereka orang Cina dengan menjaga
identitas mereka sendiri. Mereka menghabiskan musim panas
mereka di tanah air mereka Manchuria, yang tertutup untuk
orang Cina. Mereka melarang perkawinan antara orang Cina,
terus berbicara bahasa mereka sendiri dan tidak membuat
dokumen mereka tersedia untuk orang Cina. Mereka
mempertahankan kekuatan militer atas Cina dengan
memisahkan tugas pasukan Cina dan pasukan Manchu. Orang
Cina tidak dilatih sebagai kekuatan yang mencolok. Mereka
juga memiliki cara unik untuk menjaga Mongol pergi. Mereka
pertama bergerak dan membagi Mongol di bawah dengan cara
yang sama seperti yang Ming telah dilakukan. Namun, mereka
kemudian didukung sekte Lamaist Yellow Tibet Buddhisme,
yang merupakan agama populer di Mongol, dan memusatkan
perhatian mereka pada Lhasa, sebagai pusat ibadah.

Qing perubahan yang dilembagakan dalam gaun orang


Tionghoa. Mereka dibutuhkan orang-orang Cina untuk
mencukur kepala mereka dan memakai antrian. Mereka juga
mengharuskan mereka untuk memakai pakaian Manchu bukan
gaya pakaian dari Dinasti Ming. Qing tidak memerlukan para
wanita Cina untuk mengubah pakaian mereka, namun mereka
tidak melarang mereka untuk mengikat kaki mereka. Hal ini
terbukti mustahil untuk menegakkan dan pada tahun 1668 AD
putusan ditarik. Sebuah kebiasaan Qing tidak berusaha untuk
berubah, adalah preferensi untuk pertanian atas perdagangan.
Qing disukai kebijakan isolasionis, yang terbukti fatal.
Kurangnya perdagangan terluka Cina ekonomis.
Periode perdamaian yang diikuti kenaikan dari Dinasti Qing
diperbolehkan untuk pertumbuhan di segala bidang. karya
Publik diperbaiki dan dipelihara. Pajak yang sangat ringan
dibandingkan dengan dinasti sebelumnya, dan kelaparan
melanda di daerah, pajak berkurang lebih jauh. Commerce dan
perdagangan internasional tumbuh. perdamaian ini
memungkinkan untuk kebangkitan seni dan belajar. Bidang
cerita, novel pendek dan drama berisi karya-karya sastra yang
paling terkenal. Namun, puisi, yang merupakan bentuk yang
lebih diterima penulisan, juga berkembang. Puisi menunjukkan
ada inovasi nyata, mereka mengikuti contoh yang ditetapkan
oleh dinasti sebelumnya. karya Encyclopedic yang ditugaskan
oleh kaisar. Porcelain produksi terus menjadi penting dan
inovasi yang dibuat dalam penggunaan warna baru. Warna yang
dikembangkan adalah nuansa hijau, dan komposisi hitam dan
kuning. Sebuah merah biru dan cemerlang gelap juga
digunakan. Lukisan juga penting, dan untuk pertama kalinya
pengaruh Eropa terlihat. misionaris Eropa diizinkan masuk ke
Cina dan Cina dipengaruhi ide-ide tentang ilmu pengetahuan.
Namun, Kristen kemudian dilarang ketika kapal Eropa dengan
pelaut Kristen mulai menjarah pantai Cina. Alasan lain untuk
melarang Kekristenan adalah perselisihan antara para misionaris
dan kebijakan gerejawi paus yang bertentangan dengan
kebijakan Cina.

Selama masa pemerintahan Qianglong, perbatasan Cina telah


diperluas apabila mereka yang terbesar yang pernah ada.
pemerintahan-Nya adalah saat besar kemakmuran selama
Dinasti Qing. Namun, ada juga tanda-tanda masalah internal.
Populer pemberontakan terjadi selama ini, tetapi mereka semua
diletakkan. Pemberontakan pertama pada tahun 1774 Masehi di
Shantung, kemudian pada 1775 Masehi pemberontakan lain
terjadi, kali ini dipimpin oleh masyarakat rahasia yang dikenal
sebagai Masyarakat dari Lotus Putih. Pada tahun 1813 M, pada
masa pemerintahan pengganti Qianglong's, pemberontakan lain
terjadi yang dipimpin oleh masyarakat rahasia yang dikenal
sebagai Masyarakat Hukum Surga. Pemerintah, sementara
mereka berhasil dalam menekan pemberontakan, tidak berhasil
dalam mengurangi pemiskinan yang telah menyebabkan
pemberontakan ini.

Image courtesy of Indianapolis


Museum of Art . Vas adalah
suatu karunia dari Tuan dan
Nyonya Eli Lilly
Dampak dari barat juga dirasakan untuk pertama kalinya di
Cina. Inggris khususnya tertarik dalam perdagangan dengan
Cina untuk sutra dan teh. Namun, Inggris tidak memiliki apa-
apa yang mudah untuk mengimpor ke China sampai mereka
mulai mengimpor opium. Hal ini menghancurkan ke Cina.
Banyak menjadi kecanduan opium, dan tanah yang sebelumnya
telah digunakan untuk makanan mulai digunakan untuk
memproduksi opium. Juga, sejumlah besar uang Cina
meninggalkan negara dalam pembayaran untuk opium.
Akhirnya, pada tahun 1839 AD perdagangan opium dihapuskan.
Hal ini memicu perang dengan Britania Raya yang kemudian
dikenal sebagai Perang Opium, dan pada tahun 1842 Masehi,
Cina dipaksa untuk menandatangani sebuah perjanjian di mana
Inggris diterima Hong Kong, dan pelabuhan yang dibuka untuk
perdagangan Eropa. Persyaratan perjanjian ini tidak sepenuhnya
dilakukan oleh kedua sisi, dan pada tahun 1857 M, pertempuran
kembali pecah. Inggris kembali menang dan Cina dipaksa untuk
memberikan hak istimewa lebih ke Inggris, bahwa hampir
berubah China menjadi koloni Inggris.

pemberontakan internal lebih lanjut melemah Cina.


Pemberontakan T'ai P'ing adalah salah satu yang paling terkenal.
Pemimpinnya juga melembagakan perubahan keagamaan di
kalangan pengikutnya. Dia campuran unsur Kristen dan agama
tradisional Cina, bersama dengan ide-ide sendiri. Dia percaya
dalam properti komunal, dan kesetaraan laki-laki dan
perempuan antara lain. pemberontakan lain yang sangat
dipengaruhi Cina yang dikenal sebagai Islam terbit, yang
peristiwa terpisah lebih dari pemberontakan dihubungkan satu
sama lain. Masalah-masalah yang disebabkan oleh
pemberontakan internal yang lebih intensif oleh Westernisasi
Jepang dan tujuan menaklukkan negara-negara sekitarnya untuk
menyediakan penyangga terhadap serangan terhadap Jepang
sendiri dan untuk menyediakan jaringan perdagangan. Rusia
juga mulai datang ke dalam kontak dengan Cina dan perjanjian
yang telah ditandatangani didefinisikan China / perbatasan
Rusia dan memungkinkan untuk jenis perdagangan.

Meskipun perjuangan itu terjadi, kaisar menjadi lebih muda dan


lebih muda, sehingga mereka tidak ada kontrol dan kekuasaan
berada di tangan Ratu dan penasehat lainnya. Para permaisuri
yang memegang kekuasaan terbanyak adalah Tzu Hsi. Dia tidak
berpendidikan dan menentang untuk semua jenis reformasi atau
modernisasi yang mungkin telah membantu Cina secara
ekonomi dan politik. Reformis yang merasa bahwa China harus
berubah dieksekusi, meskipun validitas argumen mereka bahwa
orang yang mereka sebelumnya dianggap sebagai inferior dan
barbar yang mudah mengalahkan Cina. Tzu Hsi memiliki
mantan kaisar dieksekusi, dan hari berikutnya, ia juga
meninggal, meskipun secara alamiah. Namun, sebelum
kematiannya ia meletakkan anak berusia dua tahun di atas
takhta. Hal ini semakin memperlemah pemerintah dan
memperkuat revolusioner. Pemerintahannya berlangsung dari
1909-1911 M, di mana titik revolusioner menang dan Republik
Cina muncul.
QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.

QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.

QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.
QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.

QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.

QuickTimeª and a
decompressor
are needed to see this picture.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://www.mnsu.edu/emuseum/prehistory/china/later_im
perial_china/qing.html

Sejarah SIngkat Dinasti Qing

Celestial dunia
Tepat berbicara, Dinasti Qing berlangsung dari 1644 sampai
berdirinya Republik Cina pada tahun 1911. Setelah Perang
Candu tahun 1840, Qing memasuki masyarakat semi-kolonial
dan semi-feodal, yang dapat dibagi menjadi dua periode.

Sepanjang reigns dari Kaisar Kangxi, Yongzheng dan Qianlong,


Qing mencapai puncaknya. Hal ini dikenal sebagai Kang Qian
Sheng Shi (umur berkembang dari Kang Qian, 1662-1759).
Selama periode ini, Kaisar Kangxi merebut kembali Taiwan dan
meletakkan pemberontakan suku Ga'er Zhun. Dengan wilayah
yang sangat luas, Qing secara bertahap diperoleh stabilitas, yang
memungkinkan sebuah perkembangan stabil ekonomi, industri
budaya, dan perdagangan.

Pada tahun-tahun akhir pemerintahan Kaisar Qianlong's (sekitar


1792), Dinasti Qing mulai menurun, dengan konflik sosial
diintensifkan dan pemberontakan terus-menerus. Rezim korup
yang terbaik digambarkan oleh perbuatan He Shen, yang
mengumpulkan keberuntungan yang besar dengan mengambil
suap dan mengeksploitasi orang. Hal ini menyebabkan
kekalahan Qing selama Perang Opium. Dengan dibukanya
pelabuhan perdagangan lebih banyak dan lebih pantai setelah
perang, kedaulatan China menjadi dirambah oleh kekuatan
asing. Dalam keadaan memalukan seperti itu, patriot tidak
pernah berhenti untuk mengejar kemerdekaan. Menggulingkan
pemberontakan yang dipimpin oleh Sun Yat-sen Dinasti Qing
dan mendirikan Republik Cina.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://www.chinaculture.org/gb/en_aboutchina/2003-
09/24/content_22834.htm

Anda mungkin juga menyukai