Anda di halaman 1dari 8

Majalah IlmiahDISIPLIN

Unikom, Vol.6, hlm. 111-118


TUBUH FOUCAULT, SUATU PENDEKATAN GENEALOGI

Bidang Humaniora

DISIPLIN TUBUH FOUCAULT,


SUATU PENDEKATAN GENEALOGI UNTUK MENGHADIRKAN
KONSEP RUANG KEKUASAAN
DHINI DEWIYANTI TANTARTO

Jurusan Teknik Arsitektur


Universitas Komputer Indonesia

Dalam setiap masyarakat, tubuh senantiasa menjadi obyek kuasa. Tubuh


dimanipulasi, dilatih, dikoreksi menjadi patuh, bertanggungjawab, menjadi terampil
dan meningkat kekuatannya. Tubuh senantiasa menjadi sasaran ‘kuasa’, baik dalam
arti ‘anatomi metafisik’ yakni seperti yang dibuat oleh para dokter dan filsuf,
maupun dalam arti ‘teknik politis’ yang mau mengatur, mengontrol atau mengoreksi
segala aktivitas tubuh. Kuasa, dari masa yang satu ke masa yang lain, selalu
menyentuh tubuh, hanya cara, ukuran dan sasaran kontrolnya saja yang senantiasa
berubah-ubah. Foucault menyebut usahanya sebagai ‘studi perubahan model
strategi menghukum’ dengan berpangkal pada penelusuran “teknologi politis
terhadap tubuh”. Teknologi politis terhadap tubuh akhirnya sampai pada
“perhatian” terhadap tubuh yang tadinya harus disiksa – sampai pada tubuh yang
yang harus dilatih agar disiplin. Bentuk ini merupakan “penghargaan “ terhadap
tubuh. Tulisan ini mencoba mengaitkan hubungan antara pemikiran dasar Foucault
tentang disiplin tubuh, dengan desain arsitektur yang dalam pembahasan ini
adalah: Model Penjara, Rumah serta Tata Kota.

Foucault, disiplin tubuh.

PENDAHULUAN Dalam suatu wawancara Foucault


mengatakan:
Tubuh sebagai moda perhatian dalam
pembentukan ruang cukup banyak diterapkan “Kebenaran” harus dipahami sebagai suatu
dalam rancangan-rancangan modern. Tetapi sistem prosedur-prosedur yang teratur bagi
bagaimana “tubuh” sampai bisa menjadi produksi, pengaturan, distribusi, sirkulasi
perhatian dalam posisinya di dalam ruang, dan operasi pernyataan-pernyataan….
tentunya harus dilihat asal-muasalnya terlebih “Kebenaran” dihubungkan dalam relasi
dahulu. Dalam hal ini Foucault dianggap sirkular dengan sistem-sistem kuasa yang
cocok untuk mewakili filsafat pemikiran menghasilkan dan mempertahankannya
mengenai konteks “tubuh manusia” yang dan dihubungkan pada efek-efek kuasa
akhirnya dieksploitir oleh kekuasaan untuk yang dipengaruhinya dan meluaskannya.
mencapai tujuannya. Suatu ‘rezim’ kebenaran…

Alamat korespondensi pada Dhini Dewiyanti Tantarto, Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Komputer Indonesia,
Jalan Dipati Ukur 114, Bandung 40132. Email: tantarto@bdg.centrin.net.id

111
DHINI DEWIYANTI TANTARTO

Hipotesis yang pertama merupakan sejarah sebagai suatu kesadaran makro,


interpretasi Foucault yang sangat ringkas seperti nampak dalam konsep tentang
tentang metode arkeologisnya, sementara kemajuan, rekonsiliasi, evolusi, dan
yang kedua tentang metode genealogisnya. sebagainya.

Hipotesis arkeologi adalah bahwa kebenaran Metode Pembahasan Genealogi ala


dipahami sebagai suatu sistem prosedur- Foucault
prosedur yang teratur bagi produksi,
pengaturan, distribusi, sirkulasi dan operasi Genealogi Foucault digunakan dalam karya-
pernyataan-pernyataan. Tidak mengherankan karya terakhir yang menurutnya genealogi
apabila Foucault menulis sejarah pernyataan- ini mempunyai cakupan yang lebih luas
pernyataan yang mengklaim punya status daripada arkeologi. Yang menjadi pusat
kebenaran, sejarah dari prosedur-prosedur perhatian Genealogi adalah hubungan timbal
yang teratur tersebut. balik antara sistem kebenaran dan
mekanisme kuasa(mekanisme yang di
Dalam prakteknya, Foucault tertarik untuk dalamnya suatu ‘rezim politis’ memproduksi
menulis sejarah immature sciences (sains- kebenaran).
sains yang belum matang), karena
pengetahuan empiris yang dihasilkan sains- Dalam metode genealoginya Foucault ingin
sains semacam itu memiliki “regularitas” meninggalkan ‘presentisme’ kesadaran
yang dirumuskan dengan baik. Sejarah waktu modern. Yang dimaksud presentisme
pengetahuan semacam itu memperlihatkan adalah kesadaran bahwa masa kini itu unik,
sistem-sistem aturan, transformasi- langka, terpenting, dan berkaitan dengan
transformasi yang memungkinkan bentuk- desakan tanggung jawab akan masa depan,
bentuk wacana yang lain. sedangkan masa lampau adalah
pembentuknya. Dalam hal ini Foucault ingin
Dalam pemahaman arkeologi tersebut obyek menghancurkan suatu ilusi tentang identitas,
analisis historis secara teoritis menjadi khususnya identitas subyek historis yang
problematis. Bagi Foucault yang menjadi disangka ada, yakni ‘ego’. Berbeda dengan
keprihatinannya adalah untuk membentuk historiografi tradisional genealogi tidak
seri-seri fakta dan kejadian secara baru. mencari asal-usul (dalam pengertian kurun
Artinya, merumuskan elemen-elemen yang waktu seperti yang dilakukan oleh pengikut
menjadi bagian dari seri tertentu dan ‘presentisme’) melainkan menemukan awal-
menunjukkan di mana suatu seri berawal dan awal dari pembentukan diskursus,
berakhir, serta merumuskan hukum suatu seri. menganalisis pluralitas sejarah kemunculan
Dari kacamata arkeologi ini tema Foucault mereka secara faktual, dan melepaskan diri
menjadi syarat dengan diskontinuitasnya dari ilusi tentang identitas.
terutama dalam karya-karya utamanya.
Genealogi tidak berusaha menegakkan
Bagi analisis arkeologis diskontinuitas itu fondasi-fondasi epistemologis yang istimewa
tidak dipandang sebagai sesuatu yang harus tetapi lebih menunjukkan pada asal-usul
dilenyapkan tetapi harus dilukiskan apa yang kita anggap rasional, pembawa
adanya. Diskontinuitas bukanlah asumsi dari kebenaran, berakar dalam dominasi,
metode arkeologis, melainkan konsekuensi penaklukan, hubungan kekuatan-kekuatan
darinya. Namun metode arkeologi atau dalam satu kata: kuasa. Melalui metode
sesungguhnya juga memungkinkan penemuan genealogisnya Foucault membuat beberapa
kontinuitas baru. Foucault menonjolkan aturan umum studi tentang kuasa. Aturan-
diskontinuitas dengan tujuan mengakhiri suatu aturan ini bukan untuk menyediakan teori
historiografi global, yang mengonseptualkan baru tentang kuasa, melainkan lebih

112
DISIPLIN TUBUH FOUCAULT, SUATU PENDEKATAN GENEALOGI

merupakan pendekatan baru bagi masalah- analisis kompleks tentang kuasa. Sebagai
masalah kuasa dalam dunia modern. seorang genealog Foucault berkonsentrasi
untuk menganalisis hubungan-hubungan
Aturan-aturan ini sebenarnya merupakan kuasa, pengetahuan, dan tubuh dalam
kritik implisit Foucault terhadap konsepsi masyarakat modern.
yuridis dan Marxis tentang kuasa. Genealogi
tidak hanya menghubungkan sistem-sistem Dalam kritiknya pada masyarakat modern,
kebenaran dan strategi kuasa tapi juga Foucault mengungkapkan bahwa bangkitnya
menunjukkan bagaimana mengonseptualkan institusi kepemerintahan dan konsepsi baru
pemahaman strategi kuasa dalam cara yang pada kebebasan politik, disertai pula dengan
menambah suatu dimensi baru dalam sebuah sisi gelap yaitu munculnya gejala
penyelidikan relasi-relasi sosial. baru yang mengarah pada perlakuan
pendisiplinan terhadap tubuh. Perlakuan
Bagi Foucault metode arkeologi dan terhadap tubuh menjadi lebih banyak, seiring
genealogi bukan merupakan dua metode yang makin besarnya tuntutan pada peningkatan
kontradiktif, melainkan saling melengkapi. kinerja tubuh. Bentuk disiplin baru ini
Arkeologi berusaha untuk menyendirikan memaksa tubuh agar menjadi lebih berdaya
tingkat praktek dikursif dan untuk guna. Proses produksi “docile-bodies”
merumuskan aturan-aturan produksi dan menuntut suatu siklus yang memaksa tubuh
transformasi bagi praktik tersebut. Di lain untuk terus beraktivitas dalam waktu, ruang
pihak genealogi memusatkan perhatian pada dan pergerakannya.
kekuatan-kekuatan dan relasi-relasi kuasa
yang dikaitkan dengan praktek-praktek Foucault bertitik-tolak dari perubahan
diskursif. Genealogi tidak bersikeras untuk strategi menghukum yang tidak lagi
memisahkan aturan-aturan untuk produksi menyentuh tubuh dalam kurun waktu 200
diskursus dan relasi-relasi kuasa. tahun ini. Dari sana Foucault
mempresentasikan genealogi individu
Melalui dua metode ini Foucault, ingin modern sebagai tubuh yang patuh dan bisu
melakukan dekonstruksi atas historiografi dengan menunjukkan kaitan antara teknologi
tradisional yang masih tertangkap dalam disiplin dengan ilmu-ilmu sosial normatif.
pemikiran antropologis dan keyakinan
humanistis. Dalam genealogi tersebut tubuh sebagai
locus (tempat) kuasa untuk menghukum
Pentingnya Disiplin Tubuh disoroti secara khusus. Hal ini disebutnya
sebagai ‘teknologi politis terhadap tubuh’.
Dalam buku Discipline and Punish (1975), Selain itu dalam genealoginya ditunjukkan
Foucault membahas mengenai disiplin tubuh pula hubungan yang erat antara kuasa dan
yang membalik prioritas membahas prioritas pengetahuan yang menghasilkan
genealogi dan arkeologi. Perluasan pengetahuan tentang individu modern .
metodologis Foucault pada genealogi
merupakan langkah besar pertama menuju Setelah membicarakan mekanisme hukuman
suatu analisis kompleks yang lebih yang berkembang sampai abad ke 18,
memuaskan mengenai kuasa melalui metode Foucault menguraikan tentang disiplin
genealogi yang tetap dilengkapi dan dibantu sebagai teknologi politis terhadap tubuh
oleh metode arkeologi ini diterapkan Foucault untuk menjadikan individu patuh dan
untuk membuat analisis kelahiran penjara. berguna. Foucault menyebut disiplin sebagai
Oleh sebab itu buku ini merupakan karya ‘anatomi politis’ yang baru. Di dalam rezim
penting untuk memahami metode genealogi ini tubuh tidak lagi disiksa melainkan dilatih,
yang diterapkan Foucault untuk membuat diatur dan dibiasakan untuk melaksanakan

113
DHINI DEWIYANTI TANTARTO

aktivitas yang berguna. Individu yang dicatat, serta keteraturan internal tubuh. Latihan
dikelompokkan dan dipantau atau diawasi menjadi satu-satunya upacara yang penting.
terus menerus, supaya menjadi individu yang
‘patuh dan berguna’. Momen historis lahirnya disiplin merupakan
momen kelahiran ’seni’ melatih tubuh
Foucault menganggap bahwa di dalam manusia. Momen ini merupakan momen
mekanisme kuasa seperti inilah ’pengetahuan’ lahirnya ’anatomi politis’ sekaligus tampilnya
atas individu akan lahir. Metode-metode ‘mekanisme kuasa’ yang baru. Tubuh tidak
disiplin dikembangkan di penjara, sekolah, lagi dihancurkan atau dipertontonkan,
rumah sakit, barak tentara, dan bengkel kerja melainkan dilatih dan dijadikan terampil
untuk menciptakan tubuh-tubuh yang patuh. tetapi tetap ‘ditaklukkan’.
Untuk menciptakan sarana-sarana
pendisiplinan yang baik diperlukan Seni disiplin mula-mula berkembang maju
pengawasan hirarkis, normalisasi, dan dari penyebaran dan pembagian individu-
pengujian. individu ke dalam ‘ruang’. Penyebaran dan
pembagian ke dalam ruang-ruang ini
“Penyiksaan terhadap Tubuh” merupakan dimaksudkan untuk memaksimumkan
Seni Kuasa kegunaan, mencegah timbulnya kejahatan dan
mengontrol individu. Disiplin mengenalkan
Dalam setiap masyarakat tubuh senantiasa teknik pengurungan dengan menciptakan
menjadi obyek kuasa. Tubuh dimanipulasi, batas atau boundaries yang menjadi pemisah
dilatih, dikoreksi menjadi patuh, antara sekelompok individu dengan segala
bertanggungjawab, menjadi terampil dan heterogenitas lain. Dalam hal inilah tembok-
meningkat kekuatannya. Tubuh senantiasa tembok didirikan.
menjadi sasaran ‘kuasa’, baik dalam arti
‘anatomi metafisik’ yakni seperti yang dibuat Teknik pengurungan tersebut dirasa belum
oleh para dokter dan filsuf, maupun dalam arti mencukupi bagi suatu mekanika disiplin,
‘teknik politis’ yang mau mengatur, maka selanjutnya disiplin menerapkan cara
mengontrol atau mengoreksi segala aktivitas penyebaran individu dengan jalan
tubuh. Kuasa, dari masa yang satu ke masa menempatkan individu pada tempatnya
yang lain, selalu menyentuh tubuh, hanya masing-masing. Kelompok dipecah,
cara, ukuran dan sasaran kontrolnya saja yang pembagian ke dalam kelompok dihindari
senantiasa berubah-ubah. individu dipisahkan dari yang lain dan
masing-masing individu memiliki tempatnya
Foucault mensinyalir bahwa teknik sendiri-sendiri. Dengan demikian komunikasi
penguasaan tubuh selama paruh kedua abad yang berbahaya antar individu dapat dicegah .
ke 18 mendasarkan ‘skala kontrol’ –nya
bukan pada penguasaan tubuh dalam bentuk Disiplin mengatur pembagian secara analitis.
‘massal’, melainkan pada kuasa yang Disiplin ruang menjadi seni pembagian ke
menyentuh individu secara teliti dan dalam “setiap bagian” yang mungkin. Di
mendetail. Kuasa menghasilkan mekanisme dalam ruang yang analitis ini, bertemulah
gerak, tingkah laku, bentuk fisik dan arsitektur kuno dengan metode religius dalam
kecepatan, menghasilkan suatu kekuatan yang bentuk sel monastik yang menjamin
lembut, teliti, di atas tubuh yang aktif. keheningan. Menurut Foucault, keheningan
Selanjutnya yang menjadi target atau sasaran dari sel monastik seperti itu dibutuhkan baik
kontrol bukanlah elemen tingkah laku dan bagi tubuh maupun jiwa.
bahasa tubuh yang bermakna (seperti
penyiksaan yang melukiskan kuasa raja), Selanjutnya, disiplin ruang berkembang bukan
melainkan sifat ekonomis dan efisiensi gerak hanya demi kebutuhan untuk mengawasi

114
DISIPLIN TUBUH FOUCAULT, SUATU PENDEKATAN GENEALOGI

ataupun memecahkan komunikasi yang diri pada pembagian dan analisis, pemantauan
berbahaya tetapi justru untuk menciptakan dan inteligibilitas. Pengaturan orang secara
ruang yang berguna. Tempat-tempat khusus spasial disebut taktik, pendisiplinan ruang
diciptakan bukan hanya untuk mengawasi dan bagi makhluk hidup dinamakan taksonomi,
menggagalkan kejahatan tetapi juga demi dan pengaturan gerak kesejahteraan disebut
menciptakan ruang yang berguna. Menurut daftar ekonomi.
Foucault hal ini paling tampak dalam lembaga
rumah sakit, terutama rumah sakit militer dan Disiplin ruang merupakan kondisi pertama
rumah sakit angkatan laut. bagi kontrol dan penggunaan suatu
kebersamaan elemen-elemen yang terpilah.
Pelabuhan merupakan wilayah bertemunya Disiplin ruang merupakan dasar mikrofisik
berbagai orang dengan berbagai penyakit dan kuasa yang bercorak ‘seluler’.
wabah, oleh karena itu rumah sakit angkatan
laut harus berfungsi sebagai penyaring segala Dari metode disiplin selanjutnya muncul
bentuk penyebaran penyakit yang mungkin jadwal yang membentuk ketepatan antara
ada. Rumah sakit difungsikan melalui waktu dengan suatu tindakan. Ketepatan
pengaturan, pemisahan dan pemilahan ruang jadwal akan waktu ini digambarkan Foucault
secara tegas. melalui contoh sekolah. Bel sekolah
merupakan penanda berbagai aktivitas yang
Penciptaan ruang yang semula lebih terbagi dan diawasi secara pasti.
digunakan terhadap barang akhirnya
dikenakan juga dalam terapi pasien di rumah Pelanggaran terhadap disiplin yang sampai
sakit. Pasien dikelompokkan dan dipisahkan abad ke 18 masih berupa penyiksaan, dalam
satu sama lain. Disiplin melahirkan ruang “kuasa” modern ini hukuman disiplin disiplin
yang secara medis berguna. dilaksanakan bukan berdasarkan pada
pembedaan individu, melainkan dengan
Akhirnya disiplin merupakan suatu seni menentukan tindakan sesuai dengan sejumlah
mengenai tingkatan-tingkatan atau ranking. Di kategori tertentu (kemampuan, keterampilan,
dalam penentuan ranking yang dipentingkan dan kepatuhan individu). Hukuman yang ada
adalah kesamaan kemampuan. Ranking setiap bersumber dari mekanisme normalisasi.
waktu berubah dan penentuannya dibuat dari Dalam bentuk ‘aturan’ norma berfungsi
waktu ke waktu. Disiplin menampilkan seluruh bayangan perbedaan
mengindividualisasikan tubuh bukan dengan individual di dalam sistem kesamaan formal.
meletakkannya dalam suatu ‘tempat’ yang
cocok, melainkan menempatkannya di dalam Penjara Panopticon Bentham
suatu jaringan relasi-relasi. Oleh karenanya di
dalam disiplin masing-masing elemennya Jeremy Bentham merancang model
dapat saling ditukar. Kesatuan bukan lagi Panopticon untuk desain penjara, yang bagi
dibangun berdasarkan wilayah, melainkan Foucault menggambarkan esensi dari bentuk
berdasarkan tingkatan kemampuan. pendisiplinan masyarakat. Rancangan penjara
yang membentuk kesadaran penghuninya
Melalui pengaturan sel, tempat dan tingkatan akan rasa diawasi secara terus menerus,
(ranking), disiplin menciptakan ruang yang membentuk karakter individualistis yang
kompleks secara arsitektural, fungsional, dan kemudian menjadi semacam gambaran
hirarkis. Ruang semacam itu menjamin kesadaran umum pada masyarakat jaman
kepatuhan individu sekaligus menjamin modern.
ekonomi makro dan bentuk tubuh yang lebih
baik. Semua ini merupakan teknologi kuasa Bangunan panopticon merupakan bangunan
dan prosedur pengetahuan yang mendasarkan besar, melingkar dengan banyak kamar di

115
DHINI DEWIYANTI TANTARTO

sepanjang tepi lingkarannya dan di tengah- individu tidak pernah dapat mengetahui kapan
tengahnya terdapat menara pengawas. Setiap ia diawasi kecuali keyakinan bahwa dirinya
kamar yang terdapat di sepanjang lingkaran selalu diawasi. Dengan demikian mekanisme
tepi bangunan memiliki dua jendela, satu bangunan panopticon ini menampilkan
menghadap ke pusat menara yang ‘ketidaksimetrisan’ kekuasaan.
memungkinkan adanya pemantauan langsung
dari menara dan satunya lagi berfungsi Foucault memperbandingkan sifat alami
sebagai ‘penerus’ cahaya dari sel yang satu ke model panopticon ini dengan kebun binatang
sel yang lain. di Versailes. Panopticon menjadi seperti
kebun binatang raja, hanya saja binatang
Berbalikan dengan penjara bawah tanah yang digantikan tempatnya oleh individu-individu.
gelap dan tersembunyi, yang Panopticon pada gilirannya menjadi seperti
menyembunyikan individu yang dikurungnya, laboratorium yang dapat digunakan sebagai
model panopticon justru menggunakan teknik mesin untuk melaksanakan percobaan,
pencahayaan dan menempatkan individu pada pengubahan tingkah laku, melatih dan
posisi yang dapat dilihat setiap waktu dari mengoreksi manusia. Melalui panopticon
menara pengawas. Seluruh pemantauan Bentham mengajukan suatu lembaga khusus
dicapai melalui teknik pengaturan cahaya yang tertutup pada dirinya sendiri, suatu
secara geometris. Untuk memantau setiap diagram dari mekanisme kuasa yang diredusir
individu dipakai teknik sinar balik yang ke dalam bentuknya yang ideal, yakni dalam
berasal dari sel-sel mereka yang mengarah ke sistem optik dan arsitektur murni.
bangunan pusat, sehingga dari bayangan yang
dibuat oleh sinar tersebut, pengawas dapat Dengan menelusuri perubahan ‘teknologi
memantau individu. Melalui mekanisme politis terhadap tubuh’, Foucault
panopticon, pengawas dapat secara terus memperlihatkan bahwa kuasa itu merupakan
menerus memantau individu yang berada di mekanisme dan bukan milik. Mekanisme
dalam sel tanpa pernah dilihat oleh mereka kuasa berubah dari model kuasa yang terpusat
yang diawasi. (kuasa absolut raja) menjadi relasi-relasi
kuasa yang tersebar di dalam tubuh
Karena setiap individu ditempatkan pada masyarakat.
masing-masing sel, mereka tidak dapat
berkomunikasi satu sama lain, mereka hanya Genealogi Moral di Perancis
dapat berkomunikasi dengan para pengawas
dan dengan demikian segala bentuk Pendekatan desain dengan cara genealogi
kekacauan yang mungkin timbul di antara pernah juga diuji-cobakan pada Universal
individu dapat dicegah. Menurut Foucault Exposition di Paris 1867, yang dimotori oleh
efek utama dari sistem panopticon adalah Frederic Lepay. Sebuah model perumahan
bahwa kuasa berfungsi secara otomatis. yang mengelilingi Galeri Mesin dirancang
oleh Kranz di tengah area Istana de Mars. Di
Dalam mekanisme panopticon, individu yang dekatnya terdapat bangunan 4 lantai kantor
tinggal di setiap sel senantiasa menjadi sadar sewa rancangan Eugene Lacroix, kemudian
bahwa dirinya terus menerus diawasi. Oleh deretan 41 rumah tumbuh terbuat dari beton di
karenanya individu menaruh beban itu daerah Avenue Daumesnil yang didesain
terhadap dirinya. dengan gaya neo-Renaissance dan di danai
langsung oleh Napoleon III. Dan masih
Bentham menegaskan bahwa panopticon banyak lagi rancangan-rancangan di
memiliki prinsip ‘visible’ yakni bahwa sekitarnya yang memperlihatkan suatu
individu senantiasa diletakkan dalam pemecahan masalah yang “terlihat baik” bagi
pemantauan tetap dan ‘unverifiable’ yakni pemukiman khususnya bagi kaum pekerja.

116
DISIPLIN TUBUH FOUCAULT, SUATU PENDEKATAN GENEALOGI

Karya ini ditanggapi sinis oleh beberapa kecil dan sempit, “terpaksa” membagi ruang,
kalangan dengan menganggap bahwa karya “terpaksa” mengalami pengelompokkan.
ini kehilangan kekuatan dan kesehatannya.
Karya yang dianggap sarat dengan muatan Bentuk “keterpaksaan” yang menurut
politis tersebut memiliki “illusion of field” Foucault tersebut merupakan bentuk
demi mengambil keuntungan bagi kekuasaan “evolusi” penyiksaan tubuh yang “lebih
atas. Padahal seharusnya rumah halus” sebagai akibat terhadap pendisiplinan
mencerminkan “illusion of hearth” yang tubuh agar mau “menerima” keadaan
merupakan simbol dari keluarga. Karya kesempitan yang secara manusiawi
tersebut dianggap tidak mendasari diri pada sebenarnya sangat menyiksa tubuh. Mereka
analisa “fungsi”, “kebutuhan”, dan yang “berdisiplin” membiasakan diri
“kegunaan”, tetapi lebih pada pemilihan menerima ruang tersebut tentunya lama
pemerintah dan dominasi. Model tersebut kelamaan akan terbiasa dengan keadaan
bersifat privat dan individual, yang tersebut. Sedangkan mereka yang melanggar
memungkinkan segala bentuk monopoli dan aspek disiplin ini tentunya akan
mengisolasi struktur-struktur keluarga. mendapatkan ganjaran/ hukumannya yaitu
berupa tersisihnya mereka dari kehidupan
Tatanan tersebut secara tidak langsung berkelompok dari kelas yang sama, yang
menyindir kaum pekerja yang ingin berakibatnya pindahnya mereka pada lokasi
memiliki perasaan terhadap simulasi strategis dan bergesernya mereka dari
peradaban lokal agar peka terhadap perasaan komunitas tersebut pada komunitas yang
“home”, sebagai kompensasi kehidupan lebih pinggir, dengan dimensi ruang yang
bekerja yang keras. Rumah yang lebih besar.
mengabaikan aspek kebutuhan dan kegunaan
pribadi tersebut lebih didasari oleh Bagaimana masyarakat rural harus
kebutuhan Pemerintah Pusat, dengan cara beradaptasi dengan kotanya agar “tubuh”
membagi ruang (kota – desa), kepemilikan dapat diterima dalam urban, atau sebaliknya.
( publik-privat), individualisasi konsumsi Tatanan ruang yang berbeda menuntut tubuh
( individual – kolektif), klasifikasi populasi agar berdisiplin dalam susunan hirarkis
( anak- dewasa, normal-abnormal, maskulin- ruang-ruang yang terbentuk. Bagaimana
feminin) tubuh harus bersikap dalam ruang dengan
tingkat formalitas tinggi, kebangsawanan,
Bentuk “Penyiksaan Tubuh” yang daerah kumuh, dan sebagainya. Tubuh yang
Dihadirkan Tatanan Kota “katanya” menjadi prioritas harus bisa
menempatkan dirinya dalam skala ruang
Simbol tatanan kota yang membagi-bagi yang juga berbeda.
secara fungsional dan hirarkis seperti itu
( cara-cara seperti inipun masih terasa PENUTUP
sampai kini, dan bahkan juga di Indonesia
sekalipun) merupakan cermin tujuan Penelaahan Foucault terhadap hubungan
pragmatis dari kekuasaan yang sangat antara pengetahuan dan pelaksanaan kuasa
melupakan “organ tubuh”. Karena tujuan bukan hanya membongkar anggapan lama
akan moda produksi yang lebih efektif yang memandang kuasa sebagai penghambat
semata maka pengelompokan- tampilnya pengetahuan, melainkan juga
pengelompokan secara hirarkis dilakukan dengan sendirinya membongkar kemapanan
dengan cara mengabaikan kenikmatan organ status pengetahuan. Foucault menunjukkan
tubuh manusia. Tubuh dieksploitisir agar bahwa pengetahuan benar mengenai
dapat dengan “terpaksa” menikmati rumah “individu” justru lahir dalam tembok-tembok
batu bangunan. Pengetahuan bukan lahir dari

117
DHINI DEWIYANTI TANTARTO

relasi-relasi kuasa yang terpusat, melainkan individu ditaklukkan dan semakin individu
dari kuasa yang tersebar di dalam jaringan ditaklukkan, semakin individu diketahui.
mekanisme-mekanisme pendisiplinan yang Begitulah Foucault melihat hubungan antara
terdapat dalam tubuh masyarakat. Tidak ada kuasa dan pengetahuan di dalam kelahiran
tempat lagi bagi ilmu-ilmu yang individu modern.
menganggap diri sistematis, memadai, dan
mampu merangkum pengetahuan universal Begitu pula dalam sebuah tatanan kota
atas manusia, karena pengetahuan benar ini modern, semakin rezim kekuasaan ingin
lebih ditarik dari kenyataan yang tersebar menaklukkan individu-individu dalam
dalam tubuh masyarakat. tatanan masyarakat, semakin tatanan
hierarkis dalam susunan kota diperlihatkan
Foucault menyebut usahanya sebagai ‘studi guna kemudahan dalam pengawasan dan
perubahan model strategi menghukum’ kontrol publik. Sadar atau tidak sebenarnya
dengan berpangkal pada penelusuran susunan kota-kota di Indonesia pun
“teknologi politis terhadap tubuh”. memperlihatkan tatanan hirarkis seperti yang
Teknologi politis terhadap tubuh akhirnya diuraikan Foucault.
sampai pada “perhatian” terhadap tubuh
yang tadinya harus disiksa – sampai pada DAFTAR PUSTAKA
tubuh yang yang harus dilatih agar disiplin. Foucault, M. (1977). Discipline and punish,
Bentuk ini merupakan “penghargaan “ the birth of the prison. London: Billing &
terhadap tubuh. Sons.
Pile, S. (1996). The body and the city:
Foucault melihat bahwa hal seperti ini psychoanalysis, space and subjectivity.
mungkin saja terjadi sebagai akibat dari London and New York: Routledge.
perubahan tingkat kesejahteraan manusia. Elizabeth, G. (1992). Bodies – cities, in
Dari sudut perkembangan teknologi kuasa, Colomina. New York: Princeton
“perkembangan” ini ternyata beriringan Architectural Press.
dengan semakin berkembangnya Diamond, Ierne & Quinby, L. (eds) (1988).
pengetahuan atas “individu”. Sekalipun Source of Feminism & Foucault:
individu semakin “ditaklukkan” tetapi Reflection on Resistance. Boston:
ternyata individu juga semakin dihargai, Northeastern University Press.
yang merupakan dasar dari studi Krell, D.F. (1977). Architecture, ectasies of
perkembangan “moralitas” modern. space, time and the human body. New
York: State University of New York
Pembentukan pengetahuan atas individu Press.
modern ini tidak pernah berhenti karena Foucault, M. (1977). Disiplin tubuh: Bengkel
semakin individu diketahui, semakin individu modern. Yogyakarta: LkiS.

118

Anda mungkin juga menyukai