Laporan Ilmu Proter Potong Materi VI
Laporan Ilmu Proter Potong Materi VI
Bangsa ternak yang telah dikenal diatas dipelihara dengan tujuan untuk
memproduksi daging dan dengan tujuan akhir dipotong. Pemotongan ternak diatur
oleh pemerintah melalui beberapa syarat. Syarat yang utama adalah pemotongan
ternak harus dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) resmi yang telah ditetapkan,
agar dapat dijamin kualitas, kesehatan dan kehalalan daging, melalui serangkaian
tahapan yang harus dilalui. Penanganan ternak yang akan dipotong dimulai dengan
pemeriksaan sebelum dipotong (ante mortem) dan setelah dipotong (post mortem)
sebelum daging tersebut diputuskan layak edar.
Pemeriksaan ante mortem di RPH dilakukan pada saat ternak dipelataran
yang telah disediakan khusus, melalui beberapa tahapan. Pemeriksaan dilakukan
pada pagi dan sore hari dengan cahaya yang cukup, dan ternak yang disembelih
telah diistirahatkan serta pemeriksaan tidak lama sebelum ternak disembelih.
Pemeriksaan setelah ternak dipotong (post mortem) seharusnya dilakukan
dibawah cahaya yang cukup dan ternak betul-betul sudah mati disembelih. Setelah
ternak dipotong karkas dibagi menjadi dua bagian kiri dan kanan serta bagian depan
belakang yang dipotong pada posisi rusuk 12-13. Bagian perut atau bagian rongga
dada dikeluarkan dan pada saat itu dilakukan pemeriksaan post mortem yang
bertujuan apakah daging dapat diterima (layak edar), diterima bersyarat untuk
daging konsumsi atau ditolak untuk dimusnahkan.
Untuk materi pengenalan RPH dalam praktikum, dilakukan sebuah
pengenalan RPH secara makro (luas) dan mikro (sempit). Analisis makro dilakukan
terhadap keberadaan RPH secara umum, sedangkan analisis mikro dilakukan
terhadap keberadaan RPH secara khusus. Analisis makro meliputi sejarah, peraturan
yang berlaku dan keberadaan bangunan dianalisis secara sosial dan ekonomi. Analisis
mikro meliputi detail bangunan dan prosedur yang dilakukan.
Metode :
Lakukan wawancara dengan petugas di lokasi praktikum untuk mengetahui gambaran
umum dan sejarah RPH (obyek praktikum) !
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 20
1. Instansi :
Perusahaan Daerah Rumah Pemotongan Hewan Gadang
Pada tahun 1989 RPH Gadang bernama PD Pembantaian. NAmun setelah keluarnya
Perda baru nomor 17 pada tahun 2002, PD Pembantaian berubah nama menjadi
RPH (Rmah Pemotongan Hewan).
Alamat lokasi RPH : Jl. Kolonel Sugiono No. 176 Kecamatan Sukun
Luasan total wilayah RPH : ± 2500 m2
RPH ini dikelompokkan kedalam kelas : 2 kelas
Adapun yang menjadi alasan pengelompokan kelas tersebut adalah :
Pengelompokan ini dilakukan agar hewan ternak tidak tercampur dan pada saat
pemotongan sampai pembagian karkas tidak membingungkan pegawai.
Pengelompokan ini yaitu pada ternak sapi dan ternak babi.
Metode :
Isi Quesioner berdasarkan keterangan dan wawancara dengan petugas RPH
4. Apakah yang menjadi kendala teknis dan sosial bagi pihak RPH selama ini ?
Masalah tempat yang berada ditengah pemukiman penduduk yang
mengganggu penduduk dengan bau limbahnya.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka resume dan analisis anda adalah :
RPH merupakan salah satu tempat penyediaan peralatan untuk jagal dalam proses
pemotongan.
Hubungan antara pihak RPH, jagal, pemerintah kota dan masyarakat sekitar harus
diperhatikan karena hubungan tersebut akan memberikan kelancaran pada proses
yang dilakukan RPH.
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN Pengantar
6.2. ANALISIS MIKRO
Pada analisis mikro yang dibahas pada sub bab ini, sebuah bangunan RPH
berdasarkan analisis makro yang telah dijelaskan sebelum ini, harus memenuhi
beberapa persyaratan teknis RPH yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Adapun
persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh bangunan RPH adalah :
1. Persyaratan lokasi RPH
2. Persyaratan Sarana RPH
3. Persyaratan Bangunan dan Tata Letak RPH
4. Persyaratan Hewan yang akan Dipotong
Metode :
Amati dan kemudian jelaskan keadaan lokasi praktikum berdasarkan persyaratan
lokasinya serta sebutkan batas lokasi RPH menurut 4 penjuru mata angin !
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 21
Hasil Pengamatan :
Gambar dan penjelasan keadaan lokasi praktikum berdasarkan persyaratan lokasinya
serta batas lokasi RPH menurut 4 penjuru mata angin !
U
Pom Bensin
Kanda
Pabri ng
k Istirah
RPH
at
Kerta
s
Pemukiman Tentara
Keterangan :
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat diketahui batas lokasi RPH :
Sebelah utara : Pom bensin
Sebelah timur : kandang istirahat
Sebelah selatan :Pemukiman tentara
Sebelah barat :Pabrik kertas
Selain itu, deskripsi lokasi RPH tersebut adalah
Lokasi RPH tersebut masih ditengah pemukiman masyarakat yang dapat mengganggu
Masyarakat akibat limbah yang dihasilkan oleh RPH
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 21 (lanjutan)
Pembahasan :
RPH juga harus dilengkapi dengan tempat pengolahan limbah hingga limbah RPH
tidak mencemari lingkungan sekitar.
)
Lokasi RPH tersebut (sesuai / tidak) * dengan pendapat Burhanudin,2009
yang menyatakan bahwa,
Tempat pemotongan hewan sebaiknya terletak antara 2-3 km dari lingkungan
padat penduduk dan dekat dengan sumber air (sumur) karena air merupakan
komponen vital dalam RPH. Peran air sangat dalam proses pemotongan hewan,
karena air sering banyak digunakan oleh pekerja atau karyawan dalam jumlah
besar oleh karena itu butuh sumber air bersih yang cukup banyak dalam kegiatan
di RPH.
Ditambahkan oleh pendapat Anonymous, 2009
yang menyebutkan bahwa syarat teknis lokasi RPH adalah
RPH yang ideal letaknya 2-3 km dari keramaian dan pemukiman penduduk. Jauh
dengan pasar dan dekat dengan jalan raya. Di dalam RPH harus mempunyai
pengolahan limbah sendiri , adanya fasilitas listrik, dan tidak membahayakan
lingkungan penduduk sekitar. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 21 (lanjutan)
Kesimpulan :
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini
Lokasi RPH harus memenuhi persyaratan yang telah di tentukan agar tidak
mengganggu pemukiman penduduk serta mudah diakses. Sebaiknya lokasi RPH
dipindahkan agar tidak terlalu dekat dengan pemukiman penduduk.
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous,2009. Standart Pelayanan Umum Perusahaan Daerah RPH Kota Malang.
Http://www.malangkota.go.id/pdf/spp/spp-rph.pdf. diakses tanggal 8
November 2010
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN Pengantar
Persyaratan kedua yang harus dipenuhi oleh bangunan RPH sesuai dengan
ketentuan pemerintah adalah persyaratan sarana yang terdapat didalam area RPH.
Persyaratan sarana tersebut antara lain adalah RPH harus dilengkapi dengan :
a. Sarana jalan menuju RPH yang dapat dilalui kendaraan pengangkut hewan
potong dan kendaraan daging.
b. Sumber air yang cukup.
c. Sumber tenaga listrik.
d. RPH babi harus ada persediaan air panas.
Metode :
Amati dan kemudian jelaskan kondisi sarana RPH lokasi praktikum berdasarkan
persyaratan sarananya !
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 22
Hasil Pengamatan :
Gambar lay out sarana RPH dan penjelasan kondisinya di lokasi praktikum
berdasarkan persyaratan sarananya !
1 2
14
4 12
13
5
7 9 15
10
8
11
17 16
6
18
Keterangan Gambar :
1.Mushola 5.Kantor 9.Ruang pelayuan 13.Aula
2.Parkir 6.Kandang istirahat 10.R.bagi daging 14.Laboratorium
3.Pos satpam 7.Ruang pengulitan 11.R.pemisah 15.R.pemisah
4.Kantin 8.Ruang kotor 12.R.karyawan 16.R.kantor
Pembahasan :
Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka sarana RPH di lokasi praktikum sudah
)
(memenuhi / tidak) * syarat kelengkapan dan kelayakan sarana RPH, dikarenakan
Lokasi RPH sudah cukup jauh dengan pasar dan dekat dengan jalan raya. Selain itu
RPH sudah memenuhi persyaratan AMDAL. Fasilitas dan sarana di RPH juga sudah
memenuhi persyaratan.
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 22 (lanjutan)
Kesimpulan :
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini
Proses pemotongan di RPH Gadang telah baik dalam pemotongan dan pengolahan
limbah hasil pemotongan serta segi pemasaran daging yang baik.
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous,2009. Standart Pelayanan Umum Perusahaan Daerah RPH Kota Malang.
Http://www.malangkota.go.id/pdf/spp/spp_rph.pdf. Diakses tanggal 8
November 2010.
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN Pengantar
Metode :
Amati dan kemudian jelaskan kompleks bangunan dan tata letaknya termasuk RPH
babi yang ada di lokasi praktikum serta gambarkan lay outnya !
Materi VI PENGENALAN RUMAH POTONG HEWAN LK 23
Hasil Pengamatan :
Gambar lay bangunan RPH dan penjelasan kondisinya di lokasi praktikum berdasarkan
persyaratan sarananya !
RPH SAPI RPH BABI
8 7 1
4 3
2
4 3
2
Keterangan Gambar :
RPH SAPI RPH BABI
1.Kandang karantina 1.Peristirahatan babi
2.Tempat pemotongan 2.ruang retribusi
3.Tempat pelayuan 3.Pembagian daging
4.Tempat pembagian karkas 4.Pembagian karkas
5.Saluran air limbah
6.Filter limbah cair
7.Container limbah padat
Pembahasan :
Bangunan dan tata letak RPH harus memenuhi persyaratan kelengkapan dan
kelayakan, sebagaimana pendapat Anonymous1,2009
RPH Gadang hanya memiliki ruang pemingsanan pada ternak babi saja,tetapi
hanya sapi Brahman yang perlu proses pemingsanan karena sapi Brahman tidak
memiliki keluh sehingga tidak efisien. Apabila langsung di gantung pada RPH sapi
tempet pengeluaran darah dan pemotongan dijadikan satu ruangan dan di
lengkapi dengan tali dan 2 buah ring untuk merobohkan posisi sapi pada arah
kiblat dan kemudian di potong.
dan ditambahkan oleh pendapat Anonymous2,2009
yang menyebutkan bahwa
Tempat pemingsanan, pemotongan dan pengeluaran darah harus dipisahkan
dengan proses yang lain. Juka darah tidak dimanfaatkan lagi maka darah dialirkan
ke tempat yang terpisah. Sedangkan pada babi menggunakan voltase minimal 2
ampere untuk memingsankan babi. Kemudian melakukan proses penusukan leher
sampai ternak mati.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka bangunan RPH di lokasi praktikum dan
)
tata letaknya sudah (memenuhi / tidak) * syarat kelengkapan dan kelayakan
Bangunan dan tata letak RPH, dikarenakan
Tempat pemingsanan pada RPH Gadang terletak satu tempat dengan pemotongan.
Sedangkan pada RPH babi terletak terpisah. Proses penyelesaian meliputi
pemisahan kepala,kaki,pengulitan dan pengeluaran organ visceral pada tubuh
ternak. Ruang untuk alat visceral dan pembersihan perut harus dikerjakan secara
higienis dengan memerlukan air cukup bayak sedangkan ruang pengulitan di
dekatkan pada bejana berisi air panas sehingga mudah dalam pemindahan ternak
untuk proses pengulitan atau penghilangan bulu-bulu babi.
Kesimpulan :
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini
Seluruh ruangan telah dilengkapi dengan peralatan dan ruang-ruang yang sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebagai standar nasional rumah
pemotongan hewan (RPH).
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous1,2009. Standart Pelayanan Umum PD RPH Kota Malang.
Http://www.malangkota.go.id/pdf/spp/spp_rph.pdf. Diakses tanggal 9
November 2010.
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Metode :
Amati dan kemudian jelaskan fungsi dan deskripsikan masing – masing point diatas
berdasarkan kondisi di lokasi serta gambarkan lay out daerah bersih pada bangunan
utama !
Hasil Pengamatan :
No. RPH Sapi RPH Babi
a. Setelah karkas dibersihkan dan dibagi Tempat pemotongan dan tempat
menurut bagian kelompok yaitu kaki pengeluaran organ visceral dan
kiri/kanan dan 2 tungkai penanganan limbah setelah karkas
belakang/depan. dipotong.
b. Tempat keluar karkas berada Tempat keluar karkas berada
disebelah tempat penimbunan karkas sebelah tempat penimbangan yang
yang terpisah oleh pintu agar daging terpisah oleh pintu agar daging
tidak terkontaminasi. steril.
c. Gambar Lay Out Gambar Lay Out
Ruang pelayuan
Tempat
Ruang penimbangan karkas Tempat
Penimbangan
Keluar
Pembahasan :
Kesimpulan :
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini
Tempat untuk pembagian dan pemotongan dijadikan satu ruangan yang sama
dengan tujuan mempermudah kerja dari karyawan.
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous,2009. Satndart Pelayaran Umum PD RPH Kota Malang.
Http://www.malangkota.go.id/pdf/spp/spp-rph.pdf. Diakses tanggal 10
November 2010.
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Metode :
Amati dan kemudian deskripsikan masing–masing point diatas berdasarkan kondisi di
lokasi serta gambarkan lay out daerah kotor pada bangunan utama !
Hasil Pengamatan :
8 7
1 1
6
5
4 3 4 3
2 2
g. Dinding terbuat dari batu bata, Dinding terbuat dari bata dan
sebagian ada yang terbuat dari sebagian terbuat dari keramik putih
keramik berwarna putih kurang lebih dengan konstruksi lantai agak
1m dari bawah lantai terbuat dari miring dan terdapat got aluran air
semen yang dibuat miring agar air agar mudah mengalir pada posisi
mudah mengalir. miring.
Pembahasan :
Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka daerah kotor pada bangunan utama
)
RPH di lokasi praktikum sudah (memenuhi / tidak) * syarat kelengkapan dan
kelayakan, dikarenakan
Tempat pemingsanan pada RPH Gadang terletak satu tempat dengan pemotongan.
Sedangkan pada RPH babi terletak terpisah. Proses penyelesaian meliputi
pemisahan kepala,kaki,pengulitan dan pengeluaran organ visceral dan
pembersihan perut harus dikerjakan secara higienis dengan memerlukan air cukup
banyak. Sedangkan ruang pengulitan didekatkan pada bejana berisi air panas
sehingga mudah dalam pemindahan ternak untuk proses pengulitan bulu-bulu
babi.
Kesimpulan :
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini
Seluruh ruangan telah dilengkapi dengan peralatan dan ruang-ruang yang sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebagai standart nasional RPH.
Pada RPH sapi membutuhkan alat pemingsanan ternak seperti pada tempat RPH
babi. Agar mempermudah penyembelihan ternak tersebut.
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous1,2009. Standart Pelayanan Umum PD RPH Kota Malang.
Http://www.malangkota.go.id/pdf/spp/spp_rph.pdf. Diakses tanggal 10
November 2010
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Metode :
Amati dan kemudian jelaskan fungsi masing – masing point diatas berdasarkan
literatur dan kondisi di lokasi !
Hasil Pengamatan :
No. RPH Sapi RPH Babi
Pembahasan :
Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka ruang pelengkap pada bangunan utama
)
RPH di lokasi praktikum sudah (memenuhi / tidak) * syarat kelengkapan dan
kelayakan, dikarenakan
RPH Gadang tidak dilengkapi dengan ruang pendingin karena pendistribusian
daging sangat cepat dan langsung habis. Sehingga daging tidak lagi dibekukan.
Sedangkan ruang pemotongan karkas dibuat dar bahan keramik yang bertujuan
agar lebih bersih dan higienis serta memudahkan dalam pembersihan kembali
setelah kegiatan pemotongan.
Kesimpulan :
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini
RPH yang baik adalah RPH yang mampu menghasilkan daging dengan kualitas baik
dan tidak berbahaya bagi konsumen dan memiliki ruang-ruang sesuai dengan
fungsinya.
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous1,2009. Standart Pelayanan Umum PD RPH Kota Malang.
Http://www.malangkota.go.id/pdf/spp/spp_rph.pdf. Diakses tanggal 10
November 2010.
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Metode :
Amati dan kemudian gambar layout Sistem Saluran Pembuangan Limbah cair dan
padat pada komplek RPH sesuai kondisi di lokasi !
Hasil Pengamatan :
RPH Sapi RPH Babi
2 2 2 2
5 1 1
3 3 4
3
Pembahasan :
Kesimpulan :
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi RPH ini
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan RPH ada dua jenis yaitu limbah padat dan
limbah cair yang kedua-duanya telah diolah menjadi limbah yang ramah akan
lingkungan.
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous1,2009. Standart Pelayanan Umum PD RPH Kota Malang.
Http://www.malangkota.go.id/pdf/spp/spp_rph.pdf. Diakses tanggal 10
November 2010.
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Pada persyaratan bagi RPH tidak hanya persyaratan teknis dan fisik bangunan
saja, namun juga persyaratan yang menyangkut prosedur pemotongan hewan. Hal ini
sesuai dengan tujuan keberadaan RPH sebagai tempat untuk kontrol pemotongan
hewan agar dapat dijamin kualitas, kesehatan dan kehalalan daging bagi konsumen.
Persyaratan terakhir yang akan dibahas ini, menyangkut persyaratan teknis
terhadap prosedur hewan yang akan dipotong. Persyaratan tersebut terdiri dari :
a. Breed yang akan dipotong (ditulis sesuai dengan yang saudara amati).
b. Jenis kelamin.
c. Umur (rata – rata pemotongan),
d. Judging
e. Pemeriksaan ante mortem/ syarat – syarat lolos potong.
f. Prosedur pemotongan
g. Pemeriksaan post mortem/ syarat – syarat pemeriksaan daging layak edar.
Persyaratan tersebut diatas berlaku untuk semua hewan yang akan dipotong di
RPH. Pada pelaksanaan praktikum nantinya akan dilakukan pada 2 (dua) pengamatan
terhadap RPH untuk ternak sapi dan RPH untuk ternak babi. Hal ini dimaksudkan
untuk dapat mengetahui detail prosedur yang berbeda pada RPH yang melaksanakan
pemotongan ternak yang berbeda pula.
Metode :
Amati dan diskusikan dengan petugas serta kemudian jelaskan persyaratan hewan
yang akan dipotong termasuk RPH babi yang ada di lokasi praktikum !
Hasil Pengamatan :
a. Breed dan jumlah yang dipotong
JUMLAH
BREED
(ekor)
Brahman 3
PO 70
d. Judging
1. Kualitatif (x 0,4)
2. Kuantitatif (x 0,6)
Nilai akhir merupakan nilai kumulatif dari point 1 dan 2 dengan jumlah nilai :
24,8 + 45 = 69,5 / 2 = 34,9
f. Prosedur pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum meliputi :
Sapi digiring masuk ruang pemotongan melalui jalur yang telah disiapkan
kemudian setelah sampai pada posisi, ternak dirobohkan. Kaki belakang di ikat
dan kepala juga diikat, ditarik dengan katrol dengan menghadap kiblat. Kemudian
dipotong saluran nafasnya dan saluran makan terputus. Setelah darah telah
terkeluarkan semua, maka segera dilakukan pengulitan dan pemotongan karkas
dengan segera dan mengeluarkan organ viseral yang kemudian segera di lakukan
penimbangan.
)
Hal ini (sesuai / tidak sesuai) * dengan pendapat Anonymous,2007
yang menyatakan bahwa
Pemeriksaan antemortem dilakukan dengan pemotongan pada ternak meliputi
umur, jenis kelamin dan jenis bangsa ternak. Pemeriksaan antemortem dilakukan
pada saat ternak belum dilakukan pemotongan.
f. Pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :
Ternak dirobohkan dan diikat keempat kakinya serta kepala juga diikat. Setelah
itu sapi dipotong lehernya dengan memotong saluran darah dan saluran
pernafasan.
)
Hal ini (sesuai / tidak sesuai) * dengan pendapat Anonymous,2007
yang menyatakan bahwa
Pada prosedur pemotongan sapi hal yang pertama dilakukan yaitu sapi dirobohkan
dan dipotong pada tiga bagian saluran yaitu saluran vena jugularis,arteri aurtis
dan saluran darah.
)
Hal ini (sesuai / tidak sesuai) * dengan pendapat Anonymous,2007
yang menyatakan bahwa
Sebelum daging dipasarkan dilakukan pemeriksaan postmortem yang meliputi
pemeriksaan kelenjar dalam. Bila dalam pemeriksaan tidak ada penyakit,daging
bisa langsung didistribuskan.
Kesimpulan :
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa di lokasi RPH ini
Sudah memenuhi persyaratan. Jadi sebelum sapi dipotong dilakukan judging
terlebih dahulu. Kemudian dilakukan antemortem,setelah itu ternak dipotong lalu
dilihat kelenjar dalam atau yang disebut post mortem. Setelah semua kondisi sapi
baik,daging nya bisa langsung dipasarkan.
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous,2007. Proses Pemotongan Ternak di RPH.
Http://bosflapuar.ac.id/Bub/ono/pendidikan
kejuruan/budidayaternak.pdf. Diakses tanggal 12 November 2010.
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Paraf :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................
Hasil Pengamatan :
a. Breed dan jumlah yang dipotong
JUMLAH
BREED
(ekor)
Lokal Indonesia 25
Peranakan Australia 20-25
♂ 20-21 ekor 80 %
♀ 4-5 ekor 20 %
PI0 6 ekor 6%
PI2 20 ekor 94 %
PI4
PI6
PI8
e. Prosedur pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum meliputi :
Babi diistirahatkan terlebih dahulu di tempat peristirahatan selama kurang lebih ±
12 jam, setelah itu babi siap digiringke arah tempat pemotongan melalui jalur
yang telah ditentukan. Setelah sampai di ruang pemotongan, ternak babi
dipingsankan dengan menggunakan alat khusus. Setelah babi dalam keadaan
pingsan, maka segera ditusuk pada bagian leher hingga mati. Kemudia babi
dicelupkan ke dalam bak air panas dan setelah itu di rendam beberapa saat, baru
dapat di kuliti atau dihilangkan bulunya.
Pembahasan :
a. Breed dan jumlah yang dipotong
Breed (bangsa) babi yang paling banyak dipotong adalah
Babi lokal Indonesia dengan jumlah : 25 ekor
Hal ini menunjukkan bahwa bangsa babi ini Babi lokal Indonesia
Berdasarkan pendapat Anonymous,2007
Hal tersebut dikarenakan bangsa babi ini
Babi lokal memiliki tubuh besar dan berwarna putih. Selain itu daging yang dihasilkan
oleh babi ini memiliki daging yang lebih banyak. Sedangkan warna daging babi ini
adalah merah muda, yang menandakan bahwa babi ini berkualitas baik.
)
Hal ini (sesuai / tidak sesuai) * dengan pendapat Anonymous,2007
yang menyatakan bahwa
Pemeriksaan antemortem meliputi pemeriksaan kondisi fisik, jenis kelamin dan
umur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan teliti agar saat dipotong babi memiliki
kondisi fisik yang baik dan siap di distribusikan.
e. Pemotongan
Prosedur pemotongan yang dilakukan di lokasi praktikum, meliputi :
Pemeriksaan pada babi yang pemeriksaannya hampir sama dengan pemeriksaan
sapi. Tetapi pada babi dilakukan penusukan pada jantung babi.
)
Hal ini (sesuai / tidak sesuai) * dengan pendapat Burhanudin,2007
yang menyatakan bahwa
Pemotongan pada babi dilakukan dengan cara pemingsanan.Setelah itu dilakukan
penusukan pada jantung babi. Darah yang dikeluarkan babi ini tidak mengeluarkan
banyak darah.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa di lokasi RPH ini
Sudah memiliki kelengkapan alat yaitu alat pemingsanan pada babi. Proses
pemotongan pada babi yang dilakukan pertama kali yaitu dipingsankan terlebih
dahulu. Kemudian dilakukan penusukan pada jantung babi sampai mati.
Daftar Pustaka
(min. 2 pustaka dari Jurnal/Artikel Ilmiah tahun 2007-2010 diunduh dari Internet)
Anonymous,2007. Proses Pemotongan Ternak di RPH.
Http://bosflapuar.ac.id/Bub/ono/pendidikan
kejuruan/budidayaternak.pdf. Diakses tanggal 12 November 2010.
Evaluasi LK Catatan :
Tanggal : Nilai LK
Par af :
Disahkan sebagai penilaian pada tanggal :
...................................................................................