Anda di halaman 1dari 4

Karsinoma Nasofaring (Kanker Tenggorok)

BAB I
Epidemiologi

P ara ahli palaeontologi dalam serangkaian penelitian


dan pemeriksaan sisa tulang manusia purba,
mendapati telah ada kemungkinan karsinoma nasofaring
pada zaman itu. Demikian pula Duckworth Laboratory,
sebuah laboratorium di Inggris juga telah melakukan
pemeriksaan pada tengkorak manusia Mesir kuno yang
berumur 5.000 tahun. Hasil pemeriksaan tersebut
menunjukkan bahwa pada dasar tengkorak dijumpai
destruksi tulang, yang dicurigai akibat komplikasi
karsinoma nasofaring.1
Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas
karsinoma yang berasal dari epitel nasofaring.2,3 Biasanya
tumor ganas ini tumbuh dari fossa Rosenmüller dan dapat
meluas ke hidung, tenggorok, serta dasar tengkorak.
Gejala utamanya adalah pada hidung dan telinga.4 Tumor
ganas ini paling banyak mengenai etnik China, terutama
yang berada di China selatan.5
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas
yang paling banyak ditemukan pada daerah kepala dan
leher di Indonesia. Hampir 60% tumor ganas kepala dan

1
Bab I. Epidemiologi

leher merupakan karsinoma nasofaring. KNF menduduki


urutan keempat dari seluruh keganasan setelah kanker
mulut rahim, payudara, dan kulit.6
Insiden KNF yang paling tinggi adalah pada ras
Mongoloid di Asia dan China Selatan, dengan frekuensi
100 kali dibanding frekuensi KNF pada ras Kaukasia.7,8
Prevalensi KNF pada populasi Jepang dan Indian
dilaporkan sangat rendah.9,10 Sedangkan prevalensi yang
sedang, dijumpai di Malaysia, Singapura, Israel, Alaska
dan pada penduduk emigran China selatan di Amerika
Serikat.5,11 Prevalensi KNF di Provinsi Guangdong
China Selatan adalah 39,84/ 100.000 penduduk.12
Alaska dengan penduduk asli Eskimo, Indian,
dan Aleut mempunyai prevalensi KNF 13,5/100,000 pada
laki-laki dan pada wanita 3,5/ 100,000 penduduk.13 Di
Serawak prevalensi KNF adalah 13,5/100,000 pada laki-
laki dan 6,2/100,000 penduduk pada wanita.14 Ditemukan
penurunan prevalensi KNF di Hong Kong, yaitu pada
tahun 1980-1984 adalah 28,5 sedangkan tahun 1995-1999
menjadi 20,2/100.000 penduduk pada laki-laki.10
Prevalensi KNF di Indonesia adalah 3,9 per 100.000
penduduk setiap tahun.6 Di Rumah Sakit H. Adam Malik
Medan, Provinsi Sumatera Utara, penderita KNF
ditemukan pada lima kelompok suku. Suku yang paling
banyak menderita KNF adalah suku Batak yaitu 46,7%
dari 30 kasus.15

2
Karsinoma Nasofaring (Kanker Tenggorok)

Penemuan kasus baru KNF setiap tahun


diberbagai penjuru dunia cukup bervariasi. Penelitian di
17 negara Eropa, menemukan rata-rata 187 kasus baru
setiap tahun.16 Di Rio de Janeiro ditemukan 16 kasus baru
dan di Nigeria 12 kasus baru setiap tahun, sedangkan di
Israel yang mempunyai insiden KNF sedang, hanya
ditemukan 3 kasus baru KNF setiap tahun.11,17,18 Kasus
baru yang sangat banyak, ditemukan di Hongkong yaitu
1146 kasus KNF setiap tahun.10
Penderita KNF dijumpai 32% dari seluruh
penderita kanker dan merupakan jenis kanker yang paling
banyak di kota Guangzhu.19 Di beberapa tempat lain,
penderita KNF dijumpai tidak begitu banyak, seperti di
Jordania dimana KNF hanya ditemukan 1% dari seluruh
keganasan, dan di Karachi hanya 0,3% dari seluruh tumor
ganas.20,21,22
Sebagian besar penderita KNF berumur di atas 20
tahun, dengan umur paling banyak antara 50 – 70
tahun.10,20,23,24 Penelitian di Taipe, menjumpai umur rata-
rata penderita lebih muda yaitu 25 tahun.25 Insiden KNF
meningkat setelah umur 20 tahun dan tidak ada lagi
peningkatan insiden setelah umur 60 tahun.26
Sebesar 2% dari kasus KNF adalah penderita
anak dan di Guangzhou ditemukan 1% KNF berumur
dibawah 14 tahun.21,27 Pada penelitian yang dilakukan di
Medan (2008), kelompok umur penderita KNF terbanyak
adalah 50 - 59 tahun (29,1%). Umur penderita yang

3
Bab I. Epidemiologi

paling muda adalah 21 tahun dan yang paling tua 77


tahun. Rata-rata umur penderita pada penelitian ini
adalah 48,8 tahun.28
Ditemukan kecenderungan penderita KNF laki-
laki lebih banyak dari perempuan. Dari beberapa
penelitian dijumpai perbandingan penderita laki-laki dan
perempuan adalah 4 : 1.20,23,29 Namun ada penelitian yang
menemukan perbandingan laki-laki dan perempuan hanya
2 : 1.10,18
Pada penelitian yang dilakukan di Medan (2008),
ditemukan perbandingan penderita laki-laki dan
perempuan 3 : 2.28 Hormon testosteron yang dominan
pada laki-laki dicurigai mengakibatkan penurunan respon
imun dan surviellance tumor sehingga laki-laki lebih
rentan terhadap infeksi VEB dan kanker.30

Anda mungkin juga menyukai