Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
DASUKI
NIM : 0011017647
SKRIPSI
Oleh :
DASUKI
NIM : 0011017647
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa umatnya dari
alam kegelapan menuju alam yang terang benderang penuh dengan cahaya hidayah
Allah swt.
Membuat skripsi bukanlah tugas yang mudah dan ringan, melainkan tugas
yang berat dan membutuhkan banyak tenaga, biaya dan waktu. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk dukungan moril maupun
materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, karena dengan bantuan
pihak-pihak tersebutlah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima
1. Bapak Prof. Dr. Salman Harun, sebagai mantan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
3. Bapak Drs. Abdul Fattah Wibisono, M.A. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
i
4. Bapak Drs. Sapiuddin, M.Ag. sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. H. Ahmad Syafi’ie Noor sebagai dosen pembimbing I yang telah
penulis.
7. Bapak Drs. H. Muarif S.A.M., M.Pd. sebagai dosen penasehat akademik penulis
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Segenap dosen yang telah mengajar penulis dalam menempuh pendidikan selama
ini.
10. Bapak Drs. H.U. Effendi Halba sebagai kepala sekolah MAN 11 Lebak Bulus
yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
ii
Dan tidak lupa ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada orang-orang
1. Ibu Kesih (Almarhumah) dan Bapak Castam (Almarhum) tercinta, yang telah
2. Kak Dasri, Kak Carwan, Kak Carkim, dan Kak Tarsono yang selalu memberikan
3. Bapak H.M. Sofyan Sumhudi, S.H. dan Bapak Drs. H. Nawar Ilta sebagai Bapak
Angkat Penulis yang telah memberikan dorongan dan dukungan baik berupa
4. Kak Ujang, Kak Ulil Albab, Kak Wawan, Kak Anton, Kak Nandang, Kak
Anikmah, Kak Ayu Febrian, dan semua sahabat-sahabat penulis serta semua
pihak yang turut memberikan dorongan, dukungan dan doa kepada penulis.
Penulis hanya mampu berdoa, semoga amal baik dan bantuan mereka
mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. Penulis juga berdoa semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin
ya robbal ‘alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i
iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
iv
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 19
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 54
B. Saran-saran ………………………………………………………….. 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia
Daradjat “… pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu
cara-cara mengajar.”1
kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan dan
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam
1
Zakiyah Daradjat, Metodi Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
Cet. Ke-I, h. 263
1
tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidaktepatan seorang
guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka
akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu
tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa
yang diungkapkan oleh Sukadi bahwa “proses pembelajaran yang tidak mencapai
Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa faktor yang harus jadi
dasar pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak didik,
kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas dan
beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat menentukan metode mana yang
tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan suatu materi pelajaran kepada
metode pengajaran yaitu metode ceramah dan metode diskusi dalam pengajaran
bidang studi aqidah akhlak. Metode ceramah adalah suatu metode yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan atau
masalah secara lisan. Dengan metode ceramah, guru akan mudah mengawasi
2
Sukadi, Guru Powerful Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu, 2006), Cet. Ke-1, h. 10
3
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 191-193
2
ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka melakukan
kegiatan yang sama. Akan tetapi dengan metode tersebut guru sulit mengontrol
bertukar pikiran untuk menghadapi persoalan yang dihadapi. Dalam diskusi proses
interaksi terjadi antara dua individu atau lebih yang terlibat. Saling menukar
biasanya hanya dikuasai oleh siswa yang suka berbicara. Disamping itu, ada
panjang.
metode diskusi diatas, penulis tertarik untuk mengetahui manakah diantara kedua
metode tersebut yang lebih efektif untuk dipergunakan dalam pengajaran aqidah
akhlak terhadap siswa madrasah aliyah. Dalam diskusi penulis bersama teman-teman
pada saat perkuliahan bidang studi metodologi pengajaran agama Islam disimpulkan
bahwa metode diskusi lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah dalam
karena siswa aliyah telah dapat berfikir dewasa dan kritis dalam menyikapi berbagai
masalalah.
Akan tetapi bagi penulis jawaban tersebut tidak memuaskan, sehingga penulis
3
pada salah satu madrasah aliyah yang ada di Jakarta. Dan akhirnya penulis
memutuskan memilih MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan sebagai objek penelitian.
1. Pembatasan Masalah
Penelitian tentang efektifitas tidaknya suatu metode, akan dilihat dari hasil
belajar siswa yang dibatasi pada hasil belajar ranah kognitif bidang studi aqidah
2. Perumusan Masalah
b. Metode apa yang paling efektif, ceramah atau diskusi dalam proses
C. Metode Pembahasan
berikut:
4
1. Deskriptif, karena penulis meneliti kejadian yang kini sedang berlangsung,
masalah karya tulis ini seperti: buku-buku, majalah, koran, Al-Qur’an, Al-
guru aqidah akhlak serta guru lainnya yang dapat memberikan data yang
diperlukan.
penelitian.
secara tertulis kepada siswa guna mendapatkan data yang lebih akurat.
dari jumlah populasi yaitu 55 siswa dari 217 siswa. Adapun sampel yang
5
Adapun dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” UIN Syarif hidayatullah Jakarta,
yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, cetakan kedua, tahun 2002.
D. Sistematika Penyusunan
ceramah dan diskusi, serta pengertian, tujuan dan ruang lingkup pelajaran aqidah
akhlak.
Bab III Metodologi Penelitian, meliputi tujuan dan manfaat penelitian, tempat
dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisa data.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Ceramah
materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai.1
oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian
bahan secara lisan oleh guru bilamana diperlukan.”2 Pengertian senada juga
diungkapkan oleh Mahfuz Sholahuddin dkk., bahwa metode ceramah adalah suatu
cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau
menekankan pada pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada pelajar (pengajar
1
Armai Arief, Pengantar dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
Cet. Ke-I, 135-136
2
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
Cet. Ke-I, h. 34
3
Mahfuz Sholahuddin dkk., Metodologi Pendidikan Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986),
h. 43
4
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Cet. Ke-3, h. 740
7
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada
siswa secara lisan. Adapun gambaran penggunaan metode ini dikemukakan Zakiyah
Daradjat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa “dalam
metode ceramah ini murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa
apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip iktisar ceramah
semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut
Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang paling awal
Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru tampak lebih
dominan. Sementara siswa lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan
Artinya: “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”
5
Zakiyah Daradjat, dkk., op. cit., h. 289
8
c. Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dan dapat merangsang
siswa;6
a. Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang
sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komfrehensif.
b. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu
yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan.
c. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit
dapat diuraikan bahan yang banyak.
d. Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik
sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan
cepat dan tepat. 7
e. Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar;
f. Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan
waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja,
sedangkan bila waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.8
6
M. Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35-36
7
Armai Arief, op. cit., h. 139
8
M. Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35
9
Armai Arief, op. cit., h. 139-140
9
h. Bila guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang terbatas,
menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kempuan penerimaan
siswa.
i. Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru kurang
memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan
menjadi kabur.10
B. Metode Dikusi
dimaksud dengan metode diskusi adalah “Cara belajar atau mengajar yang
melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai
peserta diskusi.”12 Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan
berdiskusi. Menurut Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. diskusi pada dasarnya
adalah “Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok
10
Ibid., h. 140
11
Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35-36
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., h. 740
10
kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan,
dkk., yang diaksud metode diskusi “…ialah suatu metode didalam mempelajari
dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran
dengan jalan bertukarpikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa
kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi
(alternatif terbaik).
Dari beberapa jawaban atau jalan keluar yang ada bagaimana mendapatkan
jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada
pada kita. Jadi, metode diskusi tidak hanya percakapan atau debat, melainkan cara
13
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Erlangga, 1991), Cet. Ke-2, h. 37
14
H. Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet.
Ke-8, h. 89
11
2. Kelebihan Metode Diskusi
Kelemahan lain dalam metode diskusi adalah kadang-kadang ada siswa yang
memonopoli pembicaraan, dan ada pula siswa yang pasif dan tidak acuh. Dalam hal
15
Armai Arief, op. cit., h. 148-149
16
Roetiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-2, h. 6
12
demikian guru hendaknya memperhatikan dan memberi motivasi kepada siswa
Untuk mengatasi kelemahan atau segi negatif dari metode ini, maka perlu
Agama Islam (PAI). Secara etimologi (bahasa) kata “aqidah akhlak” terdiri dari
dua kata “aqidah” dan “akhlak”. Kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu
yang berarti kepercayaan atau keyakinan.18
yang ditetapkan oleh Islam yang disertai oleh dalil-dalil yang pasti.19 Hal-hal
yang termasuk di dalam pembahasan aqidah yaitu tentang Tuhan dan segala sifat-
17
Armai Arief, op. cit., h. 149
18
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), h. 1024
19
Moh. Rifa’I, dkk., Aqidah Akhlak, (Semarang: CV. Wicaksana, 1994), Jilid I, h. 1
13
sifat-Nya serta hal-hal yang berkaitan dengan alam semesta, seperti terjadinya
alam.
Adapun pengertian akhlak secara etimologi adalah berasal dari bahasa Arab,
-
-
yaitu bentuk jamak dari kata yang berasal dari kata dengan
bentuk jamaknya yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabi’at.20 Ibnu Athir menjelaskan bahwa hakekat makna itu ialah gambaran
batin manusia yang tepat (jiwa dan sifatnya) sedangkan merupakan gambaran
bentuk luasnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain
sebagainya).21
Secara terminologi ada beberapa definisi akhlak yang telah dikemukakan oleh
a. Imam Ghozali
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan
b. Ibnu Miskawaih
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk
20
Hamzah Yaqub, Etika Islam, Pembinaan Akhlakul Karimah Suatu Pengantar, (Bandung:
CV. Diponogoro, 1983), Cet. Ke-2, h. 11
21
Ahmad Musthofa, Akhlak Tashowuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1999) Cet. Ke-I, h. 17
22
Asmaran A.S., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), Cet. Ke-I, h. 2
23
Abu Ali Ahmad Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. Helmi Hidayat
(Bandung: Mizan, 1994). h. 56
14
c. Abu Bakar Aceh
“Akhlak adalah suatu sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan
tindakan dan perbuatan manusia baik terhadap Tuhan maupun sesama manusia serta
Melihat pengertian aqidah akhlak yang telah diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelajaran aqidah akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah formal dan merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang didalamnya mencakup persoalan keimanan dan budi pekerti yang
Aqidah akhlak merupakan salah satu bidang studi dalam pendidikan agama
Islam. Maka tujuan umum pendidikan aqidah akhlak sesuai dengan tujuan umum
pendidikan agama Islam adalah membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah atau
akhir manusia. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk
patuh secara total kepadaNya.25 Hal ini sesuai dengan firman Allah:
24
Abu Bakar Aceh, Mutiara Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1959), Cet. Ke-I, h.95
25
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2005). Cet. Ke-III, h.133
15
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
pengetahuan, penghayatan serta pengamalan peserta didik tentang aqidah dan akhlak
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaanya kepada Allah swt seta berakhlak mulia dalam
Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa tujuan pelajaran aqidah akhlak
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,
bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat
26
Depag RI/Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum Berbasis Kompetensi Madrasah
Aliyah, (Jakarta: 2004), h. 22
27
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Bandung: Sinar Baru,
1989) Cet. Ke-I, h. 21
16
3. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak
memiliki isi bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan
peserta didik untuk dapat memahami rukun iman secara ilmiah serta pengalaman dan
a. Aspek Aqidah
hubungan aqidah, akhlak, ke-Esaan Allah swt, Allah Maha Pemberi Rizki, Maha
Pengasih dan Penyayang, Maha Pengampun dan Penyantun, Maha Benar dan
Maha Adil.28 Dari beberapa sub aqidah ini tentu saja dengan menggunakan
argumen dalil-dalil aqli dan naqli. Selain itu juga meyakini bahwa, “Muhammad
saw adalah rosul terakhir, meyakini kebenaran Al-Qur’an dengan dalil aqli dan
naqli. Meyakini qodlo dan qodar, hubungan usaha dan do’a, hubungan prilaku
28
Ibid., h. 23
29
Ibid
17
b. Aspek Akhlak
Adapun yang menjadi aspek akhlak diantaranya: “Beradab secara Islam dalam
guru, ulil amri, dan waliyullah”.30 Hal ini memiliki tujuan untuk memperkokoh
dan bernegara, bersedia melanjutkan misi utama rosul dalam membawa perdamaian,
malas bekerja.
prilaku sahabat utama Rosulullah saw dengan landasan agama yang kuat.31
Ketiga aspek diatas merupakan bagian dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat
dalam Agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Oleh karena itu
diharapkan dapat membentuk peserta didik menjadi beriman dan bertaqwa kepada
Allah swt dan memiliki akhlak yang mulia sebagaimana akhlak para nabi dan rosul.
30
Ibid
31
Ibid
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Penulis ingin mengetahui metode apa yang paling efektif, ceramah atau
a. Skripsi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan para guru maupun calon
guru agama dalam memilih metode pengajaran aqidah akhlak yang tepat.
1. Tempat Penelitian
kelas 2 semester 2.
2. Waktu Penelitian
19
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
penelitian”.1 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 11
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.2 Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel dengan cara
sampel random atau sampel campur, yaitu suatu teknik sampling dimana penulis
sama. Dengan demikian penulis memberi hak yang sama kepada setiap subjek
terdaftar sebagai sampel, diberi nomor urut mulai dari nomor 1 sampai dengan
nomor 55. Jadi dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan seluruh populasi
yang berjumlah 217 orang siswa sebagai objek penelitian. Tetapi penulis hanya
menetapkan 25% saja sebagai sampel penelitian, yaitu 55 responden. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa “…, jika
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Edisi Revisi V,
Cet. Ke-12, h. 108
2
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Jakarta: CV. Alfabeta, 2003), Cet. Ke-10, h. 91
20
jumlah objeknya besar, maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih”.3
1. Observasi
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlansung secara
keterangan-keterangan, dalam hal ini yang diwawancarai adalah kepala sekolah, guru
bidang studi aqidah akhlak dan guru lainnya yang dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan.
3. Dokumentasi
21
4. Angket
pertanyaan yang terdapat dalam angket berkisar pada permasalahan yang dibahas
dalam skripsi ini. Adapun jumlah item pertanyaan dalam angket adalah sebanyak 25
Sugiono bahwa “jumlah angket yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan”.6
f
P = X 100%
N
4
Ibid, hal. 206
5
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet.
Ke-5, h. 65
6
Sugiono, op. cit. h. 164
22
P = Angka persentase.7
maka penulis menentukan skala persentase sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Tabel 1
SKALA PERSENTASE
NO PERSENTASE PENAFSIRAN
1. 100% Seluruhnya
5. 50% Separuhnya
9. 0% Tidak ada
7
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), Cet.
Ke-11, h. 40
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada awalnya MAN 11 Lebak Bulus adalah MAN 1 Filial Mampang Prapatan
yang berdiri pada tahun 1983, dimana pada waktu itu MAN 1 Filial Mampang
Muta’alimin” sampai dengan tahun 1996 + 13 tahun. Kemudian pada kurun waktu
itu, Pemerintah Daerah (PEMDA) dalam hal ini Kanwil Departemen Agama Propinsi
DKI Jakarta mencarikan tempat yang sekarang ini ditempati, yaitu MAN 11 Lebak
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Ilmu Pengetahuan dibidang Agama
(IMTAQ).
a. Keadaan Guru
Kepala Sekolah MAN 11 Jakarta, bahwa keberadaan guru pada MAN 11 Jakarta
24
Tabel 2
Keadaan Guru
PEND.
NO NAMA GURU JABATAN STATUS
TERAKHIR
1. Drs. H. U. Effendi Halba SL. IAIN Kep. Sekolah Tetap
2. Dra. Hj. Mardiyah SL. IAIN Guru Tetap
3. Drs. Sahrudin SL. IKIP Guru Tetap
4. Drs. Asy’ari SL. IAIN Guru Tetap
5. Dra. Hj. Ade Karmanah SL. IAIN Guru Tetap
6. Ahmad Latif Sueb, BA. SL. IAIN Guru Tetap
7. Dra. Hj. Siti Atiah SL. IAIN Guru Tetap
8. Dra. Hj. Nurmina Naenggolan SL. IAIN Guru Tetap
9. Drs. Sodri SL. IAIN Guru Tetap
10. Drs. Zaenal Abidin, M.Pd. S2.UHAMKA Guru Tetap
11. Sulistiowati, S.Pd. SL. IKIP Guru Tetap
12. Oktavizani SM. IKIP Guru Tetap
13. Anaverta Dinamarti, S.Ag. SL. IAIN Guru Tetap
14. Drs. Hanapi SL. IAIN Wakabidsis Tetap
15. Drs. Abidin SL. IAIN Guru Tetap
16. Naning Syarfiningsih, S.Pd. SL. IKIP Guru Tetap
17. Oktavizani NR, S.Pd. SL. IKIP Guru Tetap
18. Drs. Maryanto SL. IKIP Guru Tetap
19. Drs. Amir Kodir SL. IAIN Guru Tetap
20. Dra. Hj. Asnidar Meuraksa SL. IAIN Guru Tetap
21. Rosmalina, S.Pd. SL. UNJ Guru Tetap
22. Mohammad Yasin, S.Pd. SL. UHAMKA Wakabidkur Tetap
23. Sri Husniyahwati, S.Ag. SL. IAIC Guru Tetap
24. Ratri Sugesti Sumatra Dewi, S. Pd. SL. UNILA Guru Tetap
25. Nuraini, S.Ag. SL. STAIA Guru Tetap
26. Darmadi, S.Pd. SL. IKIP Guru Tetap
27. Hj. Masturoh, S.Ag. SL. IAIN Guru Tetap
28. Dra. Vivi Hafizah SL. IKIP Guru Tidak Tetap
29. Dra. Zubaidah SL. IKIP Guru Tidak Tetap
30. Syafriyatno D3. IKIP Guru Tidak Tetap
31. H. Ahmad Kamil, BA. SM. UAJ Guru Tidak Tetap
32. Tuti Janatun, S.Pd. SL. UNESA Guru Tidak Tetap
25
b. Keadaan Siswa
Tabel 3
Keadaan Siswa
BULAN
NO KELAS JULI AGUST. SEP. OKT.
L P JM L P JM L P JM L P JM
1 X. 1 6 19 25 6 19 25 6 19 25 6 18 25
2 X. 2 11 14 25 11 14 25 11 14 25 11 14 25
3 X. 3 11 14 25 11 14 25 11 14 25 11 14 25
JUMLAH 28 47 75 28 47 75 28 47 75 28 46 75
4 XI. 1 IPA 3 17 20 3 17 20 3 17 20 3 17 20
5 XI. IPS I 14 18 32 14 18 32 14 18 32 14 18 32
6 XI. IPS II 17 14 21 17 14 21 17 14 21 17 14 21
JUMLAH 34 49 73 34 49 73 34 49 73 34 49 73
7 3 IPA 12 20 32 12 20 32 12 20 32 12 20 32
8 3 IPS 19 18 37 19 18 37 19 18 37 19 18 37
JUMLAH 31 38 69 31 38 69 31 38 69 31 38 69
TOTAL 93 134 217 93 134 217 93 134 217 93 133 216
BULAN
NO KELAS NOP. DES. JAN. FEB.
L P JM L P JM L P JM L P JM
1 X. 1 6 18 25 6 18 25 6 18 25 6 18 25
2 X. 2 11 14 25 11 14 25 11 14 25 11 14 25
3 X. 3 11 14 25 11 14 25 11 14 25 11 14 25
JUMLAH 28 46 75 28 46 75 28 46 75 28 46 75
4 XI. 1 IPA 3 17 20 3 17 20 3 17 20 3 17 20
5 XI. IPS I 14 18 32 14 18 32 14 18 32 14 18 32
6 XI. IPS II 17 14 21 17 14 21 17 14 21 17 14 21
JUMLAH 34 49 73 34 49 73 34 49 73 34 49 73
3 IPA 12 20 32 12 20 32 12 20 32 12 20 32
8 3 IPS 19 18 37 19 18 37 19 18 37 19 18 37
JUMLAH 31 38 69 31 38 69 31 38 69 31 38 69
TOTAL 93 133 216 93 133 216 93 133 216 93 133 216
26
Tabel 3
(Lanjutan)
BULAN
NO KELAS MARET APRIL MEI
L P JM L P JM L P JM
1 X. 1 6 18 25 6 18 25 6 18 25
2 X. 2 11 14 25 11 14 25 11 14 25
3 X. 3 11 14 25 11 14 25 11 14 25
JUMLAH 28 46 75 28 46 75 28 46 75
4 XI. 1 IPA 3 17 20 3 17 20 3 16 20
5 XI. IPS I 14 18 32 14 18 32 14 18 32
6 XI. IPS II 17 14 21 17 14 21 17 14 21
JUMLAH 34 49 73 34 49 73 34 48 73
7 3 IPA 12 20 32 12 20 32 12 20 32
8 3 IPS 19 18 37 19 18 37 19 18 37
JUMLAH 31 38 69 31 38 69 31 38 69
TOTAL 93 133 216 93 133 216 93 132 216
a. Laboratorium Biologi
b. Laboratorium Bahasa
c. Laboratorium Komputer
d. Perpustakaan
e. Musik Gambus
h. Bangku Belajar
i. Kursi Belajar
27
k. Ruang Guru
n. Mushala
5. Struktur Organisasi
Tabel 4
Struktur Organisasi
Kepala Sekolah
Drs. H. Ujang Effendi Halba
Koordinator BP/BK Koordinator KBK dan Bhs. Inggris Pembina KIR Pembina Lab. IPA
H. A. Kamil, BA. Mohammad Yasin, S.Pd. Drs. Amir Kodir Sulistiowati, S.Pd.
Guru Pemb. Komputer Koord. Perpustakaan Pem. Paskibra/PMR Pem. Or. Pr.
Piket Betty Indriasari, S. Kom. Drs. H. Zaenal Abidin, M.Pd. Khairul Sani Syafriatno
Wali Kelas
28
B. Deskripsi Data
maka penulis menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh. Untuk
penelitian, maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses perubahan data
dari intrumen penelitian (angket) menjadi tabel-tabel (persentase). Untuk lebih jelas
Tabel 5
a. Senang 55 100
1 b. Kurang senang 0 0
c. Tidak senang 0 0
JUMLAH 55 100%
menyenangi pelajaran aqidah akhlak, adalah siswa yang menyatakan senang (100%),
29
siswa yang menyatakan kurang senang (0%), dan siswa yang menyatakan tidak
senang (0%). Maka analisa data pada tabel 5 di atas, bahwa seluruh siswa MAN 11
Lebak Bulus Jakarta menyenangi pelajaran aqidah akhlak, tidak ada siswa yang
Tabel 6
JUMLAH 55 100%
pelajaran aqidah akhlak adalah, pelajarannya mudah dipahami (43,6%), cara guru
mengajarnya enak (54,5%), dan nilai ulangannya selalu bagus (1,9%). Maka analisa
data pada tabel 6 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus
menyenangi pelajaran aqidah akhlak disebabkan cara guru mengajarnya enak, dan
pelajarannya mudah dipahami, dan sedikit sekali siswa yang menyenangi pelajaran
30
Tabel 7
Metode pengajaran yang sering digunakan guru dalam pengajaran aqidah akhlak
JUMLAH 55 100%
Data pada tabel 7 di atas menyebutkan, bahwa metode pengajaran yang sering
digunakan guru dalam pengajaran aqidah akhlak, adalah metode ceramah (32,7%),
metode diskusi (63,6%), metode penugasan (3,7%). Maka analisa data pada tabel 7 di
atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan guru lebih
sering menggunakan metode diskusi dalam pengajaran aqidah akhlak, sebagian kecil
siswa menyatakan bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam
pengajaran aqidah akhlak, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan bahwa guru
Tabel 8
Suasana kelas berjalan dengan tenang ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan
metode ceramah
31
NO. ALTERNATIF JAWABAN F %
a. Tenang 13 23,6
JUMLAH 55 100%
berjalan dengan tenang ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah,
adalah siswa yang menyatakan tenang (23,6%), siswa yang menyatakan kurang
tenang (72,7%), dan siswa yang menyatakan tidak tenang (3,7%). Maka analisa data
pada tabel 8 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan
suasana kelas berjalan kurang tenang ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan
metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan bahwa suasana kelas berjalan
dengan tenang, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan bahwa suasana kelas
Tabel 9
Suasana kelas tetap terkendali ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode
diskusi
5 a. Terkendali 22 40
32
Tabel 9
(Lanjutan)
b. Kurang terkendali 33 60
5
c. Tidak terkendali 0 0
JUMLAH 55 100%
tetap terkendaali ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, adalah
siswa yang menyatakan terkendali (40%), siswa yang menyatakan kurang terkendali
(60%), dan siswa yang menyatakan tidak terkendali (0%). Maka analisa data pada
tabel 9 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan
suasana kelas kurang terkendali ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan
metode diskusi, hampir separuh siswa menyatakan bahwa suasana kelas tetap
terkendali, dan tidak ada siswa yang menyatakan bahwa suasana kelas berjalan tidak
terkendali .
Tabel 10
Siswa dapat menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh guru ketika
6 a. Jelas 30 54,5
33
Tabel 10
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh guru ketika pelajaran aqidah
akhlak disampaikan dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan jelas
(54,5%), siswa yang menyatakan kurang jelas (45,5%), dan siswa yang menyatakan
tidak jelas (0%). Maka analisa data pada tabel 10 di atas, bahwa lebih dari separuh
siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan dapat menangkap dengan jelas apa yang
disampaikan oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode
ceramah, hampir separuh siswa menyatakan kurang jelas dan tidak ada siswa yang
Tabel 11
Siswa turut berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan
metode diskusi
34
Tabel 11
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode
diskusi, adalah siswa yang menyatakan berperan aktif (52,7%), siswa yang
menyatakan kurang berperan aktif (40%), dan siswa yang menyatakan tidak berperan
aktif (7,3%). Maka analisa data pada tabel 11 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa
MAN 11 Lebak Bulus menyatakan turut berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak
disampaikan guru dengan metode diskusi, hampir separuh siswa menyatakan kurang
berperan aktif dan sedikit sekali siswa yang menyatakan tidak berperan aktif.
Tabel 12
Guru memberikan dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah
35
Tabel 12
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan
(89,1%), siswa yang menyatakan kurang memberikan dorongan (9,1%), dan siswa
yang menyatakan tidak memberikan dorongan (1,8%). Maka analisa data pada tabel
12 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan guru
memberikan dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah akhlak
disampaikan dengan metode ceramah, sedikit sekali siswa yang menyatakan guru
Tabel 13
Guru aqidah akhlak menggunakan metode ceramah ketika materi yang disampaikan
cukup banyak
36
Tabel 13
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
akhlak menggunakan metode ceramah ketika materi yang disampaikan cukup banyak,
menggunakan (7,3%). Maka analisa data pada tabel 13 di atas, bahwa sebagian besar
sebagian kecil siswa menyatakan guru selalu menggunakan dan sedikit sekali siswa
Tabel 14
Siswa mendengarkan pendapat temannya dengan baik ketika pelajaran aqidah akhlak
37
Tabel 14
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
dengan baik (67,3%), siswa yang menyatakan kurang mendengarkan dengan baik
(32,7%), dan siswa yang menyatakan tidak mendengarkan dengan baik (0%). Maka
analisa data pada tabel 14 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus
mendengarkan dengan baik, dan tidak ada siswa yang tidak mendengarkan dengan
baik.
Tabel 15
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan
38
Tabel 15
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
kesempatan untuk bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan
metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan diberi kesempatan (98,2%), siswa
yang menyatakan kurang diberi kesempatan (1,8%), dan siswa yang menyatakan
tidak diberi kesempatan (0%). Maka analisa data pada tabel 15 di atas, bahwa hampir
bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah,
sedikit sekali siswa yang menyatakan kurang diberi kesempatan dan tidak ada siswa
Tabel 16
Jawaban atau pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran
39
Tabel 16
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran aqidah akhlak
disampaikan dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan dapat diterima
(52,7%), siswa yang menyatakan kurang dapat diterima (47,3%), dan siswa yang
menyatakan tidak dapat diterima (0%). Maka analisa data pada tabel 16 di atas,
bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan jawaban atau
pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran aqidah akhlak
disampaikan dengan metode diskusi, hampir separuh siswa yang menyatakan kurang
dapat diterima secara logis dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dapat diterima
secara logis.
Tabel 17
Pertanyaan siswa dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak
40
NO. ALTERNATIF JAWABAN F %
JUMLAH 55 100%
dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan
metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan cukup jelas (85,5%), siswa yang
menyatakan kurang jelas (12,7%), dan siswa yang menyatakan tidak jelas (1,8%).
Maka analisa data pada tabel 17 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak
Bulus menyatakan pertanyaan mereka dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran
menyatakan kurang jelas, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan tidak jelas.
Tabel 18
Siswa dapat menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran aqidah
akhlak
41
Tabel 18
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran aqidah akhlak, adalah
siswa yang menyatakan dapat menyimpulkan dengan baik (40%), siswa yang
menyatakan kurang dapat menyimpulkan dengan baik (58,2%), dan siswa yang
menyatakan tidak dapat menyimpulkan dengan baik (1,8%). Maka analisa data pada
tabel 18 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan
siswa kurang dapat menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran
aqidah akhlak, hampir separuh siswa dapat menyimpulkan dengan baik, dan sedikit
Tabel 19
Siswa dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik setelah guru menyampaikan
42
Tabel 19
(Lanjutanan)
JUMLAH 55 100%
menyimpulkan isi ceramah dengan baik setelah guru menyampaikan pelajaran aqidah
akhlak dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan dapat menyimpulkan
dengan baik (40%), siswa yang menyatakan kurang dapat menyimpulkan dengan baik
(56,4%), dan siswa yang menyatakan tidak dapat menyimpulkan dengan baik (3,6%).
Maka analisa data pada tabel 19 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11
Lebak Bulus menyatakan siswa kurang dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik
setelah guru menyampaikan pelajaran aqidah akhlak dengan metode ceramah, hampir
separuh siswa dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik, dan sedikit sekali siswa
Tabel 20
Siswa merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah
a. Senang 35 63,6
16
b. Kurang senang 19 34,5
43
Tabel 20
(Lanjutan)
JUMLAH 55 100%
senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, adalah siswa
yang menyatakan senang (63,6%), siswa yang menyatakan kurang senang (34,5%),
dan siswa yang menyatakan tidak senang (1,9%). Maka analisa data pada tabel 20 di
atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan merasa senang
apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa
menyatakan kurang senang, dan sedikit sekali siswa yang mengatakan tidak senang.
Tabel 21
Siswa merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi
a. Senang 38 69,1
JUMLAH 55 100%
44
Data pada tabel 21 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa merasa
senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi, adalah siswa
yang menyatakan senang (69,1%), siswa yang menyatakan kurang senang (27,3%),
dan siswa yang menyatakan tidak senang (3,6%). Maka analisa data pada tabel 21 di
atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan merasa senang
apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi, sebagian kecil siswa
menyatakan kurang senang, dan sedikit sekali siswa yang mengatakan tidak senang.
Tabel 22
Penyebab siswa senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan
metode ceramah
JUMLAH 55 100%
belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah, adalah
siswa yang menyatakan karena gurunya menarik (5,5%), siswa yang menyatakan
karena belajarnya santai (72,7%), dan siswa yang menyatakan karena senang
mendengarkan ceramah (21,8%). Maka analisa data pada tabel 22 di atas, bahwa
sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka senang
45
belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah adalah
gurunya menarik.
Tabel 23
Penyebab siswa senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan
metode diskusi
JUMLAH 55 100%
belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode diskusi, adalah
siswa yang menyatakan karena terlatih berfikir kritis (16,4%), siswa yang
sama (32,7%). Maka analisa data pada tabel 23 di atas, bahwa lebih dari separuh
siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka senang belajar aqidah
46
akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode diskusi adalah karena mereka
Tabel 24
Penyebab siswa tidak senang ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru
c. Bosan 35 63,6
JUMLAH 55 100%
Data pada tabel 24 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa tidak senang
ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah, adalah
siswa yang menyatakan karena penampilan guru tidak menarik (0%), siswa yang
menyatakan karena penjelasan guru sulit difahami (36,4%), dan siswa yang
menyatakan bosan (63,6%). Maka analisa data pada tabel 24 di atas, bahwa sebagian
besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka tidak senang belajar
aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah adalah karena
47
bosan, sebagian kecil siswa meyatakan karena penjelasan guru sulit difahami, dan
tidak ada siswa yang menyatakan karena penampilan guru tidak menarik.
Tabel 25
Penyebab siswa tidak senang ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru
JUMLAH 55 100%
Data pada tabel 25 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa tidak senang
ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi, adalah
siswa yang menyatakan karena pembicaraan peserta diskusi sering menyimpang dari
topik bahasan (29,1%), siswa yang menyatakan karena pemimpin diskusi tidak dapat
memimpin diskusi dengan baik (29,1%), dan siswa yang menyatakan pendapat yang
dikemukakan peserta diskusi sering tidak logis (41,8%). Maka analisa data pada
tabel 25 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan
penyebab mereka tidak senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya
dengan metode diskusi adalah karena pendapat yang dikemukakan peserta diskusi
48
sering tidak logis, sebagian kecil siswa menyatakan karena pembicaraan peserta
diskusi sering menyimpang dari topik bahasan, dan sebagian kecil lagi siswa
menyatakan karena pemimpin diskusi tidak dapat memimpin diskusi dengan baik.
Tabel 26
Prestasi siswa semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru
c. Menurun 0 0
JUMLAH 55 100%
semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode
ceramah, adalah siswa yang menyatakan semakin meningkat (27,3%), siswa yang
menyatakan tetap saja (72,7%), dan siswa yang menyatakan menurun (0%). Maka
analisa data pada tabel 26 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus
menyatakan prestasi siswa tetap saja ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru
dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan semakin meningkat, dan
49
Tabel 27
Prestasi siswa semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru
c. Menurun 2 3,7
JUMLAH 55 100%
semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode
diskusi, adalah siswa yang menyatakan semakin meningkat (41,8%), siswa yang
menyatakan tetap saja (54,5%), dan siswa yang menyatakan menurun (3,7%). Maka
analisa data pada tabel 27 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak
Bulus menyatakan prestasi siswa tetap saja ketika pelajaran aqidah akhlak
Tabel 28
Metode pengajaran yang lebih disukai diantara metode ceramah dan metode diskusi
50
NO. ALTERNATIF JAWABAN F %
JUMLAH 55 100%
pengajaran yang lebih disukai diantara metode ceramah dan metode diskusi dalam
kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak, adalah siswa yang menyatakan saya lebih
menyukai metode ceramah daripada metode diskusi (21,8%), siswa yang menyatakan
saya lebih menyukai metode diskusi daripada metode ceramah (41,8%), dan siswa
yang menyatakan saya meyukai metode ceramah sama dengan metode diskusi
(36,4%). Maka analisa data pada tabel 28 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN
11 Lebak Bulus menyatakan metode pengajaran yang lebih disukai diantara metode
ceramah dan metode diskusi dalam kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak adalah
mereka lebih menyukai metode diskusi daripada metode ceramah, sebagian kecil
siswa menyatakan mereka menyukai metode ceramah sama dengan metode diskusi,
dan sebagian kecil lagi menyatakan mereka lebih menyukai metode ceramah daripada
metode diskusi.
51
Tabel 29
Prestasi aqidah akhlak siswa dengan adanya metode ceramah dan diskusi
JUMLAH 55 100%
Data pada tabel 28 di atas menyebutkan, bahwa prestasi siswa pada mata
pelajaran aqidah akhlak dengan adanya metode ceramah dan diskusi, adalah siswa
yang menyatakan prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak
diajarkan dengan metode ceramah daripada dengan metode diskusi (12,7%), siswa
yang menyatakan prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak
diajarkan dengan metode diskusi daripada dengan metode ceramah (40%), dan siswa
yang menyatakan prestasi saya pada mata pelajaran aqidah akhlak sama saja, baik
diajarkan dengan metode ceramah maupun diajarkan dengan metode diskusi (47,3%).
Maka analisa data pada tabel 28 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN 11 Lebak
Bulus menyatakan prestasi mereka pada mata pelajaran aqidah akhlak sama saja, baik
52
diajarkan dengan metode ceramah maupun diajarkan dengan metode diskusi, hampir
separuh lagi menyatakan prestasi mereka semakin meningkat ketika pelajaran aqidah
akhlak diajarkan dengan metode diskusi daripada dengan metode ceramah, dan
aqidah akhlak diajarkan dengan metode ceramah daripada dengan metode diskusi.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
ceramah dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak
Lebak Bulus Jakarta Selatan adalah metode ceramah dan metode diskusi.
Meskipun penggunaan metode ceramah dan metode diskusi tidak secara tuntas
dapat mencapai tujuan yang diharapkan, namun kedua metode tersebut cukup
akhlak.
dalam pengajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan. Hal ini
terlihat dari prestasi mereka lebih meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak
B. Saran-Saran
terutama dalam hal metodologi pengajaran aqidah akhlak, perlu kiranya penulis
memberikan sumbangan pikiran agar MAN 11 Lebak Bulus lebih baik lagi mutu
54
1. Kepala sekolah hendaknya memberikan pengawasan yang melekat kepada guru-
baik dengan orang tua siswa dan masyarakat lainnya sehingga masyarakat
tersebut.
baik dalam menggunakan metode ceramah maupun metode diskusi dan metode-
metode yang lain, sehingga siswa mudah menerima pengajaran aqidah akhlak
dengan baik.
4. Hendaknya para siswa menyadari, bahwa belajar adalah kewajiban bagi setiap
muslim laki-laki dan perempuan, oleh karena itu para siswa hendaknya belajar
55
DAFTAR PUSTAKA
Aceh, Abu Bakar, Mutiara Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1959, Cet. Ke-1.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002, Cet. Ke-1.
Arsyad, Maidar G., dan Mukti U.S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1991, Cet. Ke-2.
AS., Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Press, 1992, Cet. Ke-1.
Daradjat, Zakiah, Prof. Dr., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, 1995, Cet. Ke-1.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1.
Miskawaih, Ibn, Abu Ali Ahmad, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. Helmi
Hidayat, Bandung: Mizan, 1994.
Musthofa, Ahmad, Akhlak Tashawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1999, Cet. Ke-1.
Penyusun, Tim, Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2002, Cet. Ke-3.
Rifa’i, Moh. dkk., Aqidah Akhlak, Semarang: CV. Wicaksana, 1994, Jilid 1.
56
Shalahuddin, Mahfudz, dkk., Metodologi Pendidikan Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1986.
Sudijono, Anas, Prof. Drs., Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2001, Cet. Ke-11.
Sugiono, Prof. Dr., Metode Penelitian Administrasi, Jakarta: CV. Alfabeta, 2003, Cet.
Ke-10
Sukadi, Drs., Guru Powerful Guru Masa Depan, Bandung: Kolbu, 2006, Cet. Ke-1
Zuhairini, H., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1983,
Cet. Ke-8.
57