Anda di halaman 1dari 2

Paragraf Argumentatif 

- Karangan argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar pembaca mau


mengubah pandangan dan keyakinannya kemu-dian mengikuti pandangan dan keyakinan penulis. Keberhasilan
sebuah karangan argumentasi ditentukan oleh adanya pernyataan/pendapat penulis, keseluruhan data, fakta, atau
alasanalasan yang secara langsung dapat mendukung pendapat penulis.

Keberadaan data, fakta, dan alasan sangat mutlak dalam karangan argumentasi. Bukti-bukti ini dapat berupa
benda-benda konkret, angka statistik, dan rasionalisasi penalaran penulis.

Dalam berargumentasi, unsur-unsur yang ada harus diatur secara logis dengan bentuk penalaran tertentu. Bentuk
penalaran yang ada adalah penalaran induksi dan penalaran deduksi. Penalaran induksi adalah bentuk penalaran
yang bertolak dari pernyataan khusus kemudian menarik kesimpulan secara lebih umum. Penalaran induktif tidak
boleh membuat kesimpulan yang melebihi kelayakan fakta sebagai pendukung. Penalaran deduksi adalah
penalaran yang bertolak dari pernyataan umum yang dipakai untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar
mengambil kesimpulan.

Berikut ini struktur penulisan argumentasi.


1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan permasalahan.
2. Isi

Isi karangan adalah keseluruhan uraian yang berusaha menjawab permasahan yang dikemukakan dalam
pendahuluan. Uraian isi karangan berupa pernyataan, data, fakta, contoh, atau ilustrasi yang diambil dari
pernyataan, pendapat umum, pendapat para ahli, hasil penelitian, kesimpulan yang dapat mengukuhkan bahwa
pemecahan permasalahan itu harus demikian.
3. Penutup

Penutup berupa ikhtisar atau kesimpulan. Adapun langkah-langkah dalam menulis argumentasi adalah sebagai
berikut:
1. memilih topik karangan,
2. mengumpulkan bahan,
3. menyusun kerangka karangan,
4. mengembangkan pendahuluan,
5. mengembangkan isi karangan,
6. membuat penutup karangan.
Contoh paragraf :

Contoh 1:

Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah
dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15
tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih
banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA,
kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri
kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga
semakin terlihat dimana – mana.

Contoh kalimat pertama (1) di atas adalah pernyataan/pendapat dan kalimat kedua adalah pendukung. Di samping
itu, penulis pun menjelaskan hubungan antara pernyataan/pendapat dengan fakta/ data pendukung, agar
pembaca mempunyai gambaran yang jelas tentang hal yang disampaikan. Lebih-lebih bila tulisan itu disertai data
empiris yang dapat dipercaya kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai