BAB 1
PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN TUGAS GURU
1) Strategi belajar mengajar dan beberapa konsep dalam proses belajar mengajar
a. Strategi belajar mengajar : adalah cara dan urutan yang di tempuh seorang guru
dalam mengajar agar berhasil mencapai tujuan pembelajaran
l
b. Proses belajar mengajar : adalah proses komunikasi aktif antara siswa dengan
ia
guru dalam kegiatan pendidikan. Siswa melaksanakan proses belajar dan guru
Tr
melaksanakan proses mengajar yang terjadi secara bersamaan jadi terjadi
komunikasi aktif antara guru dan siswa.
c. Belajar : adalah proses aktif siswa dalam mempelajari dan memahami konsep-
3
konsep yang di kembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual
m
o !
maupun kelompok baik pria maupun wanita yang di mulai sejak ia lahir sampai
co
e
meninggal. Dan setiap individu memiliki motivasi belajar yang berbeda antara
ft.
ca t
individu yang satu dengan individu yang lain. Tergantung dari faktor kognitif
a
ns
anak tersebut.
re
d. Mengajar : adalah proses aktif guru dalam membimbing siswa untuk memahami
.s
konsep- konsep yang di kembangkan dalam proses belajar mengajar, karena salah
C
w
satu tugas guru adalah sebagai motivator kepada siswa agar menumbuhkan
w
siswanya dalam pencapaian tujuan pembelajaran bidang studi yang menjadi tanggung
jawabnya, melainkan guru juga bertugas mendidik siswanya, khususnya untuk mencapai
tujuan penyelenggaraan pendidikan yang di sebut Tujuan Pendidikan Nasional.
l
Pengalaman Belajar
ia
Tr
Perencanaan Observasi
3
Refleksi
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
Gambar 1.1
re
Siklus Belajar
.s
C
w
Penjelasan :
w
w
A. Perencanaan (Planning)
F
l
ia
C. Refleksi (Reflect)
Tr
Di laksanakan setelah kegiatan belajar mengajar, yaitu meliputi :
1) Evaluasi proses belajar mengajar, yaitu usaha umpan balik (feed back) yang di
3
lakukan secara lisan pada setiap akhir kegiatan belajar mengajar.
2) Evaluasi hasil belajar, yaitu evaluasi sub sumatif atau sumatif yang di laksanakan
m
o !
co
setiap selesai satu program pelajaran atau Program cawu.
e
ft.
ca t
a
D. Observasi ( Observs)
ns
re
Yaitu kelanjutan dari tahap refleksi, dari hasil refleksi dari hasil evaluasi yang di
lakukan, guru dapat menentukan keberhasilan siswanya, dan dengan cara diskusi guru
.s
C
dapat melakukan pengajaran remeditasi untuk mengetahui kesulitan siswanya dan sebab
w
w
kesulitan yang di alami siswanya dalam menguasai materi. Selanjutnya guru berusaha
w
F
l
ia
Guru bertindak sebagai mediator dalam mengembangkan pengetahuan para siswanya.
d) Evaluator :
Tr
Guru senantiasa menilai perkembangan anak didiknya.
e) Manajer :
3
Guru harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi sehingga berwibawa di mata
muridnya.
m
o !
co
e
ft.
sekolah, melainkan juga mempunyai tugas sebagai anggota masyarakat, antara lain
meliputi:
.s
C
a. Tugas Profesional :
w
w
b. Tugas Personal :
Guru berkewajiban untuk mendewasakan swsworang atau untuk mengarahkan ke arah
yang benar.
c. Tugas Sosial :
Tugas yang berhubungan dengan lingkungan sosial masyarakat untuk memberikan
keteladanan bagi anggota masyarakat.
BAB 2
TUJUAN-TUJUAN DALAM PENDIDIKAN
l
ia
tidak dapat di ukur seberapa besarkah keberhasilan yang telah di laksanakan..
Agar keberhasilan suatu kegiatan dapat di nilai, maka hendaknya perlu di
Tr
rumuskan tujuan secara tertulis dengan jelas dan benar. Dengan demikian orang lain pun
dapat menilai keberhasilan yang telah di lakukan seseorang. Di negara tercinta ini
3
pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan bagi warga negaranya dengan suatu
tujuan yang di rumuskan, dengan jelas. Tujuan Pendidikan tercantum dalam GBHN TAP
m
o !
co
MPR No. II/MPR/1998 yang di kenal sebagai “Tujuan Pendidikan Nasional”, yang di
e
ft.
susun berdasarkan Landasan Idiil Pancasila dan Landasan Konstitusional UUD 1945.
ca t
a
ns
re
pendidikan yang di sebut sebagai “Tujuan Institusional”, dan rumusan tujuan institusional
ini tidak boleh menyimpang dari Tujuan Pendidikan Nasional.
Tujuan Institusional perlu di jabarkan lagi ke dalam rumusan masalah yang lebih
mudah untuk di capai setelah menyelesaikan progaram pembelajaran. Rumusan tujuan
pembelajaran yang pencapaiannya setelah menyelesaikan program dalam suatu bentuk
kurikulum yang di sebut “Tujuan Kulikuler”. Tujuan kulikuler tidak boleh menyimpang
dari tujuan Institusional, dan tujuan kulikuler untuk setiap bidang studi IPA berbeda
dengan tujuan kulikuler matematika, fisika, biologi dan bidang studi lainnya. Apabila
l
ia
tujuan kulikuler semua bidang studi pada suatu lembaga pendidikan tercapai, maka
tercapai pula Tujuan Institusional lembaga pendidikan tersebut.
Tr
Tujuan kulikuler perlu di jabarkan lagi menjadi tujuan yang lebih oprasional
dalam bentuk hasil belajar yang di sebut “Tujuan Pembelajaran”. Tujuan Pembelajaran
3
harus berpedoman dan tidak boleh menyimpang dari Tujuan Kulikuler. Rumusan Tujuan
Pembelajaran yang sudah bersifat oprasional berupa hasil belajar di sebut “Tujuan
m
o !
co
Pembelajaran Umum”(TPU). Untuk dapat mengamati keberhasilan maka TPU ini perlu
e
ft.
3. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran merupakan pernyataan atau rumusan tentang keberhasilan
.s
C
belajar siswa berupa perubahan tingkah laku yang di harapkan dapat tercapai setelah
w
w
Tujuan pembelajaran baik TPU maupun TPK menyatakan perubahan tingkah laku
siswa yang di harapkan dapat terjadi setelah siswa menyelesaikan pelajaran, jadi berupa
PD
Hasil Belajar Siswa (Learning Out Come) bukan proses mengajar guru. (Teaching
Process)
l
ia
1) Pembelajar (Audience) yaitu siswa/anak didik.
2) Perilaku (Bihaviour) yaitu perubahan tingkah laku hasil belajar.
Tr
3) Materi (Content) yaitu isi materi pelajaran. Perubahan tingkah laku lain
yang di harapkan terjadi dalam rumusan TPK (bila di perlukan) adalah :
3
a) Keadaan (Condition) yaitu kondisi untuk mencapai tingkah laku hasil
belajar
m
o !
co
b) Derajar (Degree) yaitu derajat atau tingkatan perubahan tingkah laku yang
e
ft.
Untuk dapat mengingat komponen yang ada dalam rumusan TPK komponen tersebut
dapat di nyatakan dalam :
.s
C
Setiap domain dapat di klasifikasikan lagi menjadi beberapa jenjang, sebagai berikut :
1. Domain Kognitif :
a) Kemampuan ingatan (recall) sebagai jenjang C1
b) Kemampuan pemahaman (comprehension) sebagai jenjang C2
c) Kemampuan penerapan (application) sebagai jenjang C3
l
ia
d) Kemampuan analisis (analysis) sebagai jenjang C4
e) Kemampuan sintesis (syntesis) sebagai jenjang C5
Tr
f) Kemampuan evaluasi (evaluation) sebagai C6
2. Domain psikomotorik
3
a) Keterampilan berdasarkan pemahaman persepsi (perception)
m
o !
co
b) Keterampilan berdasarkan kesiagaan (set)
e
ft.
respon)
ns
re
3. Domain afektif
a) Sikap mau menerima/mengikuti (receiving/attending)
PD
BAB 3
RENCANA PEMBELAJARAN
l
Program, dan pengembangan, 2. Garis Besar Program Pengajaran, dan 3. Pedoman
ia
Pelaksanaan.
Tr
Salah satu aspek penting yang harus di pahami dan di aplikasikan dengan baik
oleh praktikan adalah pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu meliputi tiga tahap yang
saling berkaitan yaitu : penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan program
pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi dan balikan.3
m
o !
Rencana adalah suatu gagasan yang dapat membantu menciptakan hasil yang di
co
e
harapkan. Dalam rencana pembelajaran selalu terdapat komponen yang saling berkaitan
ft.
ca t
yaitu tujuan, bahan ajar, metoda atau teknik, media alat evaluasi, dan penjadwalan setiap
a
ns
mencakup lima pokok bahasan yang di tambah satu tugas individual, sebagai berikut :
C
w
l
ia
4. Model rencana pembelajaran menurut Instructional Development Institue “IDI”
Model ini menggunakan tiga tahapan poko yaitu : a) pembatasan, b)
Tr
pengembangan, c) penilaian.
5. Model rencana pembelajaran menurut PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional)
3
Model ini pernah di terapkan di Indonesia sekitar tahun 1975 sampai 1983,
m
o !
co
dengan bagan sebagai berikut.
e
ft.
ca t
a
ns
e. Pelaksanaan
Gambar 3.1
Bagan Model Pembelajaran 1975-1983
penilaian proses belajar dan hasil pembelajaran dan alokasi waktu pelaksanaannya.
Tingkat hierarki yang paling tinggi adalah GBPP sedangkan perangkat terendah adalah
rencana pembelajaran.
1. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
GBPP memuat penjabaran setiap mata pelajaran yang berisi : pengertian dan fungsi
pelajaran, tujuan pengajaran, mata pelajaran yang bersangkutan dan ruang lingkup kajian
mata pelajaran, pokok bahasan, konsep atau teman, uraian tentang keluasan dan
kelemahannya dan rambu-rambu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
l
ia
2. Analisa Materi Pelajaran (AMP)
AMP adalah hasil kegiatan yang berlangsung sejak seorang guru meneliti isi GBPP
Tr
kemudian mengkaji materi dan menjabarkannya serta mempertimbangkan penyajiannya.
Fungsi AMP sebagai acuan untuk menyusun program pengajaran yaitu program tahunan,
3
program catur wulan di program satuan mata pelajaran. AMP di susun oleh sekelompok
guru senior yang berkualifikasi dalam mata pelajaran yang bersangkutan dengan
m
o !
co
berpedoman pada Juklak yang di susun oleh Dirjen Dikdasmen.1
e
ft.
Fungsi Prota adalah sebagai acuan untuk membuat program catur wulan(Proca).
ns
re
Komponen utama dalam program ini adalah pokok bahasan dan alokasi waktunya yang di
2
kembangkan sesuai dengan kebutuhan.
.s
C
Proca adalah memuat alokasi waktu untuk satu Caturwulan. Fungsinya : a) acuan
w
F
1
Contoh format AMP dan cara pengisian di lampiran hal (45)
2
Contoh format Prota di lampiran hal (46)
3
Contoh format Proca di lampiran hal (46)
4
Contoh format PSP di lampiran hal (47)
Setelah evaluasi di laksanakan, guru wajib membuat analisis hasil ulangan harian
agar dapat di ketahui tuntas atau tidaknya kegiatan pembelajaran.5
l
ia
a.):PSP, b)RP, dan c) LKS.
2. Merumuskan tujuan
Tr
Secara umum taksonomi tujuan pembelajaran di rangkum dalam tiga kawasan
yaitu (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Tujuan pembelajaran secara umum di bagi dua
3
yaitu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
TPU tercantum dalam PSP yang bersumber dari GBPP, sedangkan TPK di rumuskan
m
o !
co
oleh praktikan dengan memperhatikan tiga aspek sebagai berikut :
e
ft.
a) Jelas
ca t
a
Rumusan TPK di anggap jelas jika di rumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat
ns
re
Rumusan TPK yang lengkap memiliki kondisi pembelajaran, sasaran audiens, perilaku
w
w
jika ada lampiran materi secara lengkap, sedangkan dalam LK di cantumkan langkah-
langkah/urutan materi dalam skenario pembelajaran. Pengorganisasian materi
pembelajaran harus di perhatikan aspek kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan
siswa, di urutkan dari yang mudah ke yang sukar(sederhana ke kompleks)
4. Skenario/strategi Pembelajaran
5
Contoh format analisis hasil ulangan harian di lampiran hal. (53)
6
Contoh format Rencana Pelajaran di lampiran hal (54)
Dalam RP dan LKS harus tertuang dengan jelas skenario pembelajaran dengan
memperhatikan aspek sebagai berikut :
Pilihan jenis kegiatan belajar harus sesuai dengan TPK dan dengan bahan ajar, waktu
serta media atau sarana yang tepat
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran harus terdiri atas pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup.
5. Pemilihan Media/Alat Bantu dan Sumber
Media atau alat bantu yang tercantum dalam RP dan LKS harus sesuai dengan
l
ia
tujuan, meteri, metoda, lingkungan dan sebaliknya memanfaatkan multi media.
6. Pengelolaan Kelas
Tr
Dalam rencana pembelajaran hendaknya tercantum rancangan pengelolaan kelas
yang meliputi : (a) penetapan alokasi waktu belajar mengajar dan (b) pilihan cara
pengorganisasian siswa.
7. Prosedur dan Persiapan Alat Evaluasi
3
m
o !
co
Dalam rencana pembelajaran, khusus dalam RP dan LKS harus tercantum jenis
e
ft.
dan prosedur penilaian. Misalnya : tes lisan, tes tertulis, tes perbuatan, baik untuk
ca t
a
8. Aspek Lain
Aspek lain yang perlu di perhatikan ialah kebersihan dan kerapihan, serta
.s
C
BAB 4
MODEL PEMBELAJARAN
l
ia
Model ini berorientasi pada usaha menciptakan kondisi terjadinya kegiatan belajar
yang efisien dengan cara memberikan penguatan atau reinforcement untuk pembentukan
Tr
perilaku tertentu.
3. Berorientasi pada pemrosesan informasi
3
Model yang berorientasi pada pemrosesan informasi ini meningkatkan pada
peningkatan kemampuan siswa dalam memproses informasi. Model yang berorientasi
m
o !
co
pemrosesan informasi menekankan kegiatan yang dapat di gambarkan sebagai berikut :
e
ft.
ca t
a
ns
re
persepsi
.s
C
Stimuli Memori
w
w
w
F
masalah
gambar 4.1
model yang berorientasi pada pemrosesan informasi teutama di gunakan untuk
mengembangkan berpikir, kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan
kreativitas dan cara berpikir dalam suatu disiplin ilmu.
Contoh model yang termasuk dalam kelompok ini adalah sebagai berikut :
l
AX = B matematik
ia
X(X-AA) = B
Tr
Menyederhanakan Membagi Mencari akar Mengalikan
rumus X(X-A) = B bilangan bilangan bilangan
eksposional eksposional eksposional
m
i variabel hasil dalam konsentrasi ion dalam larutan
o !
dalam
co
kelarutan persamaan
e
persamaan eksposiona;
hasil
ft.
ca t
kelarutan
a
ns
Gambar 4.2
w
F
2. Metode Inkuiri
Metode inkuiri bisa di capai melalui metoda ceramah atau demonstrasi/praktikum.
Dengan menggunakan model ini hasil yang di peroleh adalah pengetahuan cara berfikir,
sikap dan ketereampilan komunikasi.
Secara umum inquiri di organisasikan sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Di ajukan pertanyaan yang bertujuan memprediksi
3. Membuat hipotesis
l
ia
pengetahuan ) yang harus di kuasai siswa dalam suatu pembelajaran.
Tr
BAB 5
BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN 3
m
o !
1. Pendekatan konsep dari J. Bruner (1960)
co
e
Pendekatan ini merupakan suatu model instruktional kognitif. Pendekatan
ft.
ca t
teknik inquiri. Pendekatan inquiri adalah salah satu pendekatan yang berorientasi bahwa
re
Melalui proses inquiri orang dapat menemukan hal-hal yang baru, melalui proses
C
w
Proses Inquiri
Proses Inquiri adalah proses berpikir bila seseorang terlibat dalam kegiatan yang
meliputi :
1. Mengobservasi
2. Meramalkan
3. Merencanakan penelitian
4. Merumuskan hipotesis
5. Menginterpretasikan data
l
ia
6. Mengontrol variabel
7. Melakukan percobaan
Tr
8. Mengomunikasikan
Bagaimana rupanya?
Pernahkah anda lihat hal semacam ini?
.s
C
Bagaimana mengenalnya?
w
F
konsep pertanyaan
1. suatu persamaan reaksi merupakan singkatan Informasi apa yang di dapatkan dari suatu persaman
peristiwa kimia yang memberikan gambaran reaksi?
tentang jumlah dan macam zat yang di hasilkan
dalam suatu reaksi serta beberapa kondisi yang
terlibat
2. Asam organik dapat di buat dengan Asam-asam organik apa saja yang biasa di kenal
mengoksidasikan alkohol
l
ia
Bagaimana proses penemuan konsep-konsep itu di dapat di gambarkan sebagai berikut :
Tr
1. Indentifikasi masalah A perhatian pada suatu objek
3
m
2. Membuat satu A merumuskan hipotesis yang dapat di teliti
o !
pernyataan
co
e
tujuan(hipotesis)
ft.
ca t
3. A mengumpulkan informasi
a
Mengumpulkan data
ns
B melakukan eksperiment
re
C menyajikan data
.s
C
l
ia
suatu proses mental, yang menggunakan cara berfikir kritis, logis dan kreatif. Menurut D.
Ausubel belajar berlangsung pada struktur kognitif yang ada.
Tr
Belajar menurut D. Ausubel di klasifikasikan dalam 2 dimensi sebagai berikut:
Dimensi I : yaitu berhubungan dengan cara informasi di berikan. Ada 2 cara yaitu :
1. Melalui Penerimaan
2. Melalui Penemuan
3
m
o !
co
e
ft.
1. Belajar hafalan
2. Belajar bermakna
.s
C
w
w
Belajar bermakna terjadi apabila ada suatu proses yang mengaitkan informasi baru pada
w
F
konsep yang relevan yang ada sebelumnya pada struktur kognitif seseorang. Dalam
belajar bermakna informasi yang baru di asimilasikan pada sub sumer yang relevan yang
PD
telah ada dalam struktur kognitif, dengan kata lain belajar bermakna terjadi bila konsep
yang baru dapat di kaitkan pada konsep yang tersimpan dalam otak.
Berbeda dengan belajar hafalan proses tidak ada, melalui belajar hafalan
umumnya siswa tidak mengerti apa yang mereka pelajari. Banyak bukti yang mengatakan
bahwa dengan cara menghafal, siswa tidak bisa mengaplikasikan konsep yang di peroleh
dalam memecahkan masalah yang di hadapinya.
Perbedaan antara belajar bermakna dan belajar hafalan dapat di gambarkan
sebagai berikut :
Tabel 5.1
Perbedaan Belajar Bermakna dan Belajar Hafalan
Belajar Bermakna Hafalan
Keterkaitan konsep pada Sub
Sumer 1 2 3 1 2 3
Hasil belajar Tersimpan lebih lama Mudah hilang
Sifat aplikasi Lebih mudah di aplikasikan Susah diaplikasikan
Sifat pembelajaran Dengan di ajukan pertanyaan ----------------
kepada siswa, pencapaian konsep
l
ia
ke konsep berikutnya
Tr
Penggunaan teori Ausubel dalam pembelajaran atau biasa di sebut Pembelajaran dengan
pendekatan pengorganisasian konsep.
3
m
o !
3. Pendekatan Tingkat Perkembangan dari Piaget
co
e
Teori ini beranggapan bahwa belajar adalah merupkan pengembangan aspek
ft.
ca t
kognitif sebagai bekal untuk memecahkan persoalan yang di hadapi siswa dalam
a
ns
Perkembangan Intelektual menyangkut tiga aspek yaitu : struktur, isi, dan fungsi
.s
C
A. Struktur
w
B. Isi
PD
Isi yang di maksud adalah perilaku yang khas dari individu dalam merespon suatu
masalah yang di hadapi.
C. Fungsi
Fungsi dalam perkembangan yaitu:
1. Organisasi
2. Adaptasi
Adaptasi di lakukan mulai proses asimilasi dan akomodasi. Dalam proses asimilasi
seseorang menggunakan struktur yang sudah ada untuk memberikan respon. Sedang
dalam akomodasi seseorang memerlukan modifikasi dari struktur yang ada untuk
tujuan yang sama. Dalam proses belajar asimilasi berlangsung secara abstrak.
l
3. Oprasional konkrit 7-11 tahun
ia
4. Oprasional formal 11- ke atas
Tr
o Tingkat sensori motor (0-2 tahun)
Pada periode ini anak mengatur alamnya melalui inderanya (sensorinya) dan
motoriknya.
3
m
o Tingkat praoprasional (2-7 tahun)
o !
co
e
Anak belum dapat melakukan oprasional mental seperti menambah, mengurangi,
ft.
ca t
membagi dan mengalikan. Pada tahap ini perkembangan anak di bagi menjadi 2 yaitu :
a
o Tingkat pralogis
ns
re
Pada masa ini penalaran anak di sebut transduktif, bahkan induksi dan bukan
deduksi. Penalaran mereka bergerak dari khusus ke khusus. Penalaran mereka belum
.s
C
reversibel. Pada tahap pralogis anak sangat egosentris, anak sukar menerima pendapat
w
w
orang lain.
w
F
Anak dalam transformasi perubahan bentuk dari yang satu ke bentuk yang lainnya
o Tingkat oprasional konkrit
Pada tingkat ini anak mulai dalam tingkat perkembangan berpikir rasional.
o Tingkat oprasi formal (11 tahun ke atas)
Menurut Piaget anak diatas umur 11 tahun sudah dapat berfikir formal. Artinya
dalam periode ini ia tidak perlu berpikir dengan bantuan benda atau hal-hal yang konkrit,
ia mempunyai cara berfikir abstrak.
Karakteristik anak yang berada dalam tingkat operasi formal menurut Flavel
(1963) adalah
l
ia
4. Pendekatan Induktif – Deduktif dari Hilda Taba
Tr
Pendekatan Induktif-Deduktif data pembelajaran adalah salah satu pendekatan
yang berorientasi pada faham bahwa belajar pada dasarnya adalah pengembangan
3
intelektual. Pengembangan intelektual sesorang akan berkembang melalui dua cara:
Secara Induktif : jika teori yang di peroleh menjadi generalisasi dan faltor-faktor empiris.
m
o !
co
Dengan pendekatan Induktif orang mulai dari teori-teori kecil yang telah diuji
e
ft.
Secara Deduktif : Teori di bangun dengan dasar logis kemudian diuji berkali-kali melalui
ns
re
eksperimen yang sifatnya di tentukan oleh teori tersebut. Dalam teori semacam itu
dirumuskan sekumpulan asumsi-asumsi dasar atau potsulat-postulat dengan
.s
C
generalisasi
w
F
PD
Gambar 5.3
Cara Berpikir Deduktif
Menurut John Dewey, masalah adalah sesuatu yang di ragukan atau sesuatu yang
belum pasti. Teori ini timbul karena kurikulum pembelajaran dibuat, sedemikian yang
tujuannya sebenarnya adalah untuk memecahkan masalah yang ada dan berkaitan dengan
“keperluan serta interest” yang berkembang pada suatu waktu tertentu. Menurutnya
masalah di bagi dua kriteria yairu:
1. Masalah yang di pelajari harus sesuatu yang penting untuk masyarakat dan
perkembangan kebudayaan.
2. Masalah yang dipelajari adalah sesuatu yang penting dan relevan dengan permasalahan
l
ia
yang di hadapi siswa.
Tr
Menurut Vessen (1986) suatu masalah adalah ketidaksamaan antara dua pernyataan atau
lebih yang disampaikan kepada siswa pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.
3
Menurut Ratna Wilis (1998), pemecahan masalah adalah merupakan kegiatan yang
m
o !
co
melibatkan pembentukkan aturan-aturan tingkat tinggi.
e
ft.
ATURAN-ATURAN
w
Prasyarat
w
KONSEP-KONSEP TERDEFINISI
Prasyarat
w
F
KONSEP-KONSEP KONKRIT
Prasyarat
PD
DISKRIMINASI-DISKRIMINASI
Gambar 5.4
Tingkat kompleksitas Keterampilan
Intelektual Menurut Gagne
Proses pengembangan materi tidak terlepas dari ciri sains yang berorientasi pada
proses dan produk saja, tetapi juga berorientasi pada teknologi yang ada dan yang
diperlukan dalam masyarakat sekelilingnya.
l
ia
Pengetahuan yang didasarkan oleh rasio dan pengalaman untuk tujuan praktis dalam
kehidupan. Berkembang dalam perioda 4000 tahun sebelum masehi sampai dengan 600
Tr
tahun sebelum masehi.
Periode Ilmu Pengetahuan Mesir
3
Sejak 600 tahun sebelum masehi bangsa mesir baru mempelajari pengetahuan
sebagai ilmu. Dalam periode ini pengetahuan berkembang tidak hanya untuk kepentingan
m
o !
co
langsung atau memiliki kegunaan langsung bagi masyarakat.
e
ft.
Periode ini terjadi pada tahun 1800 sesudah masehi, ditandai dengan adanya
ns
re
Ilmu pengetahuan adalah suatu proses dimana informasi diperoleh melalui metoda
w
w
ilmiah.
w
F
Ilmu pengetahuan adalah produk, informasi yang valid yang diperoleh melalui penemuan
yang logis.
PD
Teknologi adalah penerapan ilmu sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Biasa disebut ilmu-ilmu terpakai atau “Applied Science”.
l
ia
c. IPA yang Terintegrasi dalam Matematika, Teknologi dan Lingkungan
Tr
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang tumbuh secara deduktif.
Sedangkan IPA dalam pertumbuhannya bertumpu pada fakta, yang dimulai dari tes dan
3
pengukuran atau secara induksi. Ketepatan dalam pengukuran ditentukan pada ketelitian
dalam observasi. Sistem satuan pengukuran yang telah dikembangkan adalah dan telah
m
o !
co
digunakan seluruh dunia adalah satuan Internasional(SI) yang dikembangkan dari sistem
e
ft.
Metrik.
ca t
a
perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pengamatan fungsi-fungsi fisik yang
w
w
dipengaruhi oleh faktor ketika sebelum lahir, faktor sesudah lahir dan faktor psikologis.
w
F
Proses asimilasi terjadi bila seseorang menggunakan struktur mental yang ada untuk
merespon lingkungannya dan proses struktur mentalnya untuk menghadapi suatu
masalah. Jika pada proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi antara
lingkungan dan struktur mental yang ada, terjadi keadaan yang tidak seimbang atau
disequilibrium, sebagai akibatnya akan terjadi proses akomodasi.
f. Teori Belajar Kontruktivisme
a) Pandangan belajar menurut faham kontruktivisme adalah:
b) Suatu proses dimana suatu pengetahuan diperoleh dengan jalan mengaitkan informasi
l
ia
baru kepada pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya secara individual
c) Pengetahuan baru yang beragam tergantung pada bagaimana pengetahuan itu
Tr
diperoleh
d) Internalisasi dari suatu pengetahuan terjadi bila seorang menangkap informasi baru,
3
dikaitkan dengan pengetahuan yang lama tidak cocok.
e) Belajar merupakan konteks sosial yang menstimulasi untuk mendapatkan kejelasan
m
o !
co
f) Berbahasa memberikan dorongan orang untuk berpikir
e
ft.
ca t
a
Pada dasarnya ada tiga tahap siklus belajar sebagai usaha untuk memperoleh
pengetahuan yang dibangun secara individual yaitu:
.s
C
a) Tahap eksplorasi, pada tahap ini siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
w
w
mereka sendiri
w
F
b) Tahapan pengenalan konsep, dalam tahap ini diperkenalkan konsep yang terkait pada
fenomena yang diperoleh dari tahap eksplorasi
PD
Materi yang dikembangkan berkaitan dengan kurikulum IPA yang berlaku, memiliki
keterkaitan antara Sains, Teknologi dan Masyarakat, mendorong pengembangan
keterampilan inquiri, berkaitan dengan kebutuhan peserta didik
Pembelajaran konstruktivistik
Ada kegiatan kelompok
Melalui tahap eksplorasi-pengenalan konsep-aplikasi
Ada masalah yang sesuai dengan materi perkembangan anak
l
ia
BAB 6
Tr
BEBERAPA METODA DALAM PEMBELAJARAN
1. Beberapa Metode Pembelajaran
3
Ada beberapa metode mengajar yang digunakan orang, antara lain metode
m
o !
ceramah, diskusi, eksperimen, demonstrasi, kerja kelompok, pembelajaran bebas,
co
e
pembelajaran tim dan pembelajaran wisata.
ft.
ca t
dengan baik, sebenarnya tidak pernah seorang guru menggunakan satu metode saja.
C
w
Biasanya metoda yang digunakan selalu tergabung secara simultan. Metode ceramah
w
2) Kapasitas kelas terlalu besar sehingga menyulitkan bila digunakan metode lain.
Salah satu ciri adanya metoda ceramah bermakna yaitu guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang membuat siswa berpikir. Selain guru harus mempersiapkan pertanyaan
yang akan diajukan dan guru harus mempertimbangkan dimana pertanyaan itu harus
digunakan. Metoda ceramah bermakna disebut juga metoda ekspositori untuk belajar
konsep. Metoda ekspositori dapat digunakan untuk menjelaskan konsep yang sukar untuk
dilakukan pendekatan induktif. Cara pengembangan konsep dengan metode ekspositori:
1) Pendahuluan
2) Nama konsep
3) Memberikan contoh
4) Definisi konsep
5) Memberikan pertanyaan kepada siswa
6) Pengembangan
3. Metode Eksperimen
l
ia
Fungsi dari metode eksperimen merupakan penunjang kegiatan proses belajar
untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang
Tr
dikembangakan. Keuntungan penggunaan metoda eksperimen:
Dapat memberikan gambaran yang konkrit tentang suatu peristiwa
1) Siswa dapat mengamati proses
3
2) Siswa dapat mengembangkan keterampilan inquiri
m
o !
co
3) Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah
e
ft.
4) Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran lebih efektif dan efisien
ca t
a
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara menunjukan peristiwa tertentu. Persiapan
yang dilakukan guru seperti metose eksperimen adalah membuat peta konsep yang akan
dikembangkan yang diikuti oleh:
Menentukan tujuan demonstrasi
Menyiapkan prosedur demonstrasi
Menyiapkan lembar pengamatan
Menyiapkan alat dan zat
l
ia
banyak digunakan guru bersama dengan metode lainnya. Dengan metode ini guru dapat
memberikan informasi dulu, tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan
Tr
masalahnya. Untuk memecahkan masalah tersebut dituntut kreativitas dan kemandirian
siswa.
1) Metode diskusi
3
Yang dimaksud metode diskusi adalah terlibatnya suatu kelompok belajar yang
m
o !
co
saling berinteraksi secara verbal di dalam kelas. Interaksi tersebut dapat berlangsung
e
ft.
antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Ada beberapa keuntungan
ca t
a
Metode diskusi mudah dilaksanakan tidak hanya untuk masalah yang berkaitan dengan
w
F
kebudayaan dan masalah sosial, tetapi juga dapat dilaksanakan untuk mempelajari
masalah fisika, biologi, matematika, ekonomi, sastra, bahasa, pendidikan jasmani atau
PD
dengan singkat metode diskusi dapat digunakan untuk mempelajari semua mata pelajaran
di sekolah.
2) Brainstroming
Adalah bentuk diskusi yang paling sederhana tetapi cukup efektif. Metode ini
dapat digunakan untuk jumlah siswa yang tidak tertentu, sebaiknya antara 5 sampai 15
orang dalam satu kelompok. Pelaksanaan brainstroming dilakukan melalui tahap berikut:
a. Kegiatan dimulai dengan pimpinan diskusi yang menyatakan masalah yang ingin
dibahas.
l
ia
kelompok 6 dapat diatur seperti gambar berikut:
X
Tr
X X
X X X X X
X X
X X
X
X
3 X
X
X
X
m
X X
o !
X X
co
e
X
ft.
ca t
Gambat 6.1
a
4) Tutorial
.s
mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar, kelompok biasanya terdiri dari atas 4
w
Mendorong mahasiswa untuk bertanya jika ada yang belum jelas bagi mereka
Tutorial bertujuan memberikan remidi pada kemampuan siswa dalam memahami
kemampuan dasar.
5) Tugas Kelompok
Untuk melaksanakan metode discovery kedalam kelas memerlukan kondisi
sebagai berikut:
a. Kegiatan harus ditekankan pada bahan-bahan sederhana yang dapat diperoleh dari
lingkungan rumah dan sekolah.
l
ia
orang. Setiap anggota sebaiknya sudah saling mengenal.
Biasanya merupakan dialog yang spontan
Tr
Tidak menggunakan script
Tiap episode berlangsung 5-10 menit
7) Diskusi Panel
3
m
o !
co
Merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
e
ft.
mengembangkan ide dan bertukar pendapat mengenai masalah atau issu yang sedang
ca t
a
Semua siswa yang terlibat dalam diskusi panel harus mempersiapkan diri dalam
re
memahami topik yang dibicarakan, pemahaman tentang topik itu dapat diperoleh
.s
C
dari pelajaran yang diberikan, dari buku dan film atau hasil interview yang khusus
w
w
Siswa yang berlaku sebagai panelis harus memiliki pengetahuan tentang topik
yang dibicarakan, lebih mendalalm daripada yang dimiliki oleh siswa yang bukan
PD
panelis.
Topik yang dipilih sebaiknya yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah. Topik
tersebut hendaknya dalam pemecahannya yang dapat merangsang siswa untuk
berpikir dan juga melibatkan perasaan siswa.
8) Simulasi
Adalah suatu metode dimana seorang mempertunjukan masalah, suatu kejadian,
situasi atau objek tertentu yang dibuat mirip dengan aslinya.
Clark Abt (1996) membagi metode simulasi menjadi tiga yaitu: model, latihan dan
pembelajaran mikro. Ciri-ciri:
Model: tidak aktif, dalam arti tidak langsung berinteraksi dengan yang hadir, tetapi tetap
mewakili beberapa karakteristik dari kenyataan yang ada. Contoh : globe
Latihan: suatu aktivitas yang memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi secara
fisik dan verbal
Simulasi pembelajaran : model ini semula banyak digunakan dalam bidang militer,
bussiness, kedokteran dan administrasi.
l
ia
Tahapan dalam melakukan simulasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Simulasi memerlukan orang yang mau berperan sebagai tokoh yang sebenarnya
Tr
b. Yang disimulasikan satu bagian tertentu dari suatu peristiwa pendek
c. Untuk simulasi ini perlu adanya seorang yang berlaku sebagai pengatur jalannya
3
cerita dan memilih peranan-peranan yang akan dikemukakan
d. Waktu simulasi ditentukan 5-10 menit
m
o !
co
e. Selama prodes simulasi dievaluasi terutama terhadap para pemeran
e
ft.
ca t
a
6. Metode Discovery
ns
re
menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Secara
w
w
baru yang membawa ia lebih dekat pada keseimbangan internal dan eksternal.
Penjabaran proses pencapaian konsep dengan metoda ini dilakukan melalui 4
PD
tahap, yaitu:
1) Data dikemukakan kepada siswa. Data ini boleh berbentuk kejadian, suatu benda
atau unit benda.
2) Siswa menganalisis strategi untuk mendapatkan konsep-konsep. Mulai dari
konstruksi yang luas kemudian berangsur kearah konsep yang lebih spesifik
3) Siswa menganalisis jenis-jenis konsep yang sesuai dengan umur dan pengalaman.
Tujuannya ialah untuk meningkatkan pengetahuan tentang konsep-konsep dan
bagaimana konsep itu dapat mereka gunakan.
l
ia
Menarik kesimpulan
Tr
BAB 7
KETERAMPILAN BERTANYA 3
m
o !
1. Bertanya Sebagai Indikator Berpikir
co
e
Secara garis besar, berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar.
ft.
ca t
Selain itu berpikir dianggap sebagai suatu upaya yang kompleks dan reflektif bahkan
a
ns
suatu pengalaman yang kreatif. Keterampilan berpikir dapat dikelompokan menjadi dua
re
proses mental yang dari sederhana menuju yang kompleks. Aktivitas berpikir menurut
w
F
Lawson (1979) dapat dikelompokan menjadi sepuluh aspek yang dapat dipasangkan
PD
l
ia
Pertanyaan tertutup hanya memerlukan satu atau beberapa jawaban terbatas atau
tertentu dan biasanya langsung tertuju pada suatu kesimpulan.
Tr
b. Bentuk pertanyaan terbuka (divergen)
Pertanyaan terbuka memerlukan sejumlah jawaban atau beberapa kemungkinan
3
jawaban benar yang lebih luas dan tidak terbatas seperti pada pertanyaan tertutup.
Pertanyaan terbuka memerlukan pemikiran yang lebih kritis dan kreatif. Bentuk
m
o !
co
pertanyaan dilihat dari cara pengajuan pertanyaan yang sesuai dengan kondisi siswa
e
ft.
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni pertanyaan rederecting dan pertanyaan Probing
ca t
a
kepada seorang siswa dengan tujuan memperjelas arah jawaban yang diharapkan.
Dalam mengembangkan keterampilan proses mental selama kegiatan belajar
PD
l
ia
menyesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas.
b. Penentuan waktu tunggu
Tr
Berdasarkan penelitian waktu tunggu dibedakan menjadi dua jenis, waktu tunggu
1 dan waktu tunggu 2. waktu tunggu satu sekurang-kurangnya tiga detik sedangkan
waktu tunggu 2 sekurang-kurangnya lima detik
3
m
o !
co
B. Cara Menanggapi Jawaban Siswa
e
ft.
Apabila jawaban yang diberikan siswa benar maka guru perlu memberikan
ca t
a
reinforcement berupa pujian agar siswa bersemangat dan siswa lain menjadi ternotivasi
ns
re
untuk menanggapi pertanyaan berikutnya. Apabila jawaban siswa kurang tepat atau salah,
guru jangan terburu-buru menyalahkan siswa apalagi mencemoohkannya karena dapat
.s
C
BAB 8
PD
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media dalam pembelajaran
Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha atau proses untuk menyamakan isi
(pesan) antara pemberi dan penerima. Dengan demikian komunikasi dalam pendidikan
harus berlangsung efektif dan efisien, dan persyaratan untuk itu harus diperhatikan
bahkan harus dipenuhi secara optimal. Tepatnya tiga unsur dalam komunikasi: antara
pemberi dan penerima mengenai sebuah pesan (=isi pendidikan) harus terjalin dalam
sebuah proses yang berakhir dengan si pemberi meyakini bahwa pesan yang sampai ke
penerima sama dengan pesan yang diinginkannya. Pola pembelajaran yang
memanfaatkan media pembelajaran sebagai sumber-sumber disamping guru dapat di
gambarkan sebagai berikut:
TUJUAN PENETAPAN ISI dan GURU dengan SISWA
METODA MEDIA
Gambar 8.1
Pola pembelajaran dibantu media
l
2. Klasifikasi Media
ia
Media pembelajaran harus dirancang, disusun, dan dibuat sedemikian rupa oleh
Tr
“si pemberi pesan”. Media yang diterapkan dalam suatu proses belajar mengajar
merupakan suatu karya dan digolongkan sebagai “teknologi” dalam pembelajaran.
Lazimnya, sebuah teknologi dibangun dari dua unsur, yakni perangkat lunak (soft-ware),
dan perangkat keras (hard-ware). 3
3. Fungsi dan Manfaat Media
m
o !
co
e
Media dapat difumgsikan untuk: (1) membantu memusatkan perhatian pada
ft.
ca t
pelajaran, (2) mempermudah proses belajar mengajar, (3) meningkatkan efisiensi belajar
a
ns
Berfunsinya media dalam sebuah proses atau kegiatan berarti media itu memiliki
manfaat. Manfaat media antara lain yaitu:
.s
C
w
4. Karakteristik Media
Tiap-tiap jenis media mempunyai karakteristik dan sifat-sifat khas tersendiri.
Artinya antara jenis media satu dengan yang lainnya memiliki keunggulan sekaligus
l
ia
Media apapun yang akan dipilih dan walaupun telah memperhatikan
karakteristiknya, maka keoptimalan media itu masih bergantung pada atribut berikut.
Tr
MEDIA
ATRIBUT
Cetak Model Obyek Gambar grafis Audio Video
Warna Ya Ya Ya Ya - Ya
3- dimensi
Gerak
-
-
Ya
Ya
Ya
Ya 3 -
-
-
-
-
Ya
Kontrol Siswa Siswa Siswa Dosen
m Siswa Siswa
o !
co
e
Pilhn bebas Tinggi - - Sedang Sedang Rendah
Sensoris Visual Visual Visual Visual Audio Audio-visual
ft.
ca t
Tabel 8.1
re
Pada tabel diatas, “media cetak” merupakan media yang paling umum yang dapat
w
diterapkan. Kelemahan yang tidak dapat dihindarkan dari jenis media ini adalah faktor
w
w
F
dimensi dan gerak, dan hanya mengandalkan indera pandang saja. Sedangkan “media
model” mengandung atribut yang lebih lengkap; media ini sangat membantu
PD
menkonkritkan suatu obyek yang abstrak atau berada diluar jangkauan, namun
penggunaannya sangat terbatas pada tujuan/isi dari pembelajaran.
berbagai tipe yaitu (1) bagan skematik, (2) bagan tabuler, (3) bagan lukisan, (4) bagan
petunjuk, (5) bagan pohon, (6) bagan air (flow-chart)
b. Diagram
Diagram merupakan gambar yang disederhanakan dengan menggunakan garis dan
simbol untuk menunjukkan hubungan antar komponen atau benda yang diperlukan
c. Grafik
Grafik merupakan penyajian data numerik kedalam bentuk visual. Sifat
penyajiannya bergantung kepada hubungan yang diinginkan, misalnya: kecenderungan,
l
ia
penyimpangan, perbandingan, dan keteraturan.
d. Poster
Tr
Kombinasi antara desain, warna, lambang, bentuk, dan pesan yang bermaksud
untuk menarik perhatian. Fungsinya untuk komunikasi yang efektif.
e. Buku
3
Yang dimaksud “buku” sebagai media pembelajaran dalam hal ini adalah buku
m
o !
co
paket (pegangan siswa dan pegangan guru) dan buku perpustakaan.
e
ft.
teknologi
Dapat dijadikan sumber alat bantu atau peraga oleh guru pada pembelajaran.
PD
g. Model
Model merupakan bentuk tiga dimensi yang dibuat mirip dengan benda aslinya,
atau bentuk dua dimensi. Berdasarkan pada tujuannya, model 3 dimensi dikenal: model
utuh, model irisan, model susunan, model kerja. Manfaatnya dalam pembelajaran yaitu
menkonkritkan suatu konsep atau kerja dari suatu obyek.
h. Papan Tempelo
Papan tempel merupakan tempat menempelkan pengumuman, jawaban, poster,
koran, foto, gambar, dan sejenisnya.
i. Papan Magnet
Papan magnet merupakan pengembangan dari papan tulis atau papan tempel;
dibuat dari lembaran baja yang dicat sehingga potongan magnet dapat menempel
dipermukaanya.
j. Papan Planel
Dapat dibuat dengan melapisi tripleks dengan kain planel atau dengan bahan
berbulu. Papan ini berguna karena praktis untuk mempertunjukkan tahapan, struktur, atau
susunan dari suatu proses atau obyek, dan dapat digunakan berulang-ulang.
l
ia
k. Media Pembelajaran (Alat Bantu Nonprojekted/Hard-Ware)
Saran :
Tr
Warna tidak kontras
Permukaan papan tidak mengkilap
Warna papan tulis dan dinding kelas harus sesuai
Sesuai dengan ukuran keperluan kelas.
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
BAB 9
PENGELOLAAN KELAS DAN LABOTORIUM
.s
C
w
1. Pengelolaan Kelas
w
kelas atau labotorium kimia untuk menciptakan aktivitas belajar mengajar yang kondusif
PD
dan aman.
GURU
LINGKUNGAN FISIK
(KELAS/LAB)
S S
Gambar 9.1
Bagan Interkorelasi dan Interaksi Komponen/Faktor dalam aktivitas belajar mengajar
A. Siswa
Siswa adalah sasaran aktiviatas tetapi juga siswa dapat menyebabkan terjadinya
interaksi lain yang dapat menyebabkan arah aktivitas keluar dari tujuan pembelajaran.
Beberapa karakteristik siswa diantaranya:
a) Siswa sebagai makluk individu
Sebagai makluk individual siswa memiliki pembawaan sifat individual seperti:
Fisik, meliputi; sehat, indera normal, bersih.
Latar belakang, meliputi; sosio budaya, keluarga, ekonomi, bahasa, pengetahuan.
l
ia
Sikap, meliputi; disiplin, jujur, keterbukaan, percaya diri, adaptif, motif.
Intelektual, meliputi; kecerdasan
Tr
b) Siswa sebagai anggota kelompok
Beberapa sifat siswa sebagai anggota kelompok diantaranya mencakup:
Sosial; meliputi: kerjasama, komunikatif
3
Demokratis, meliputi: menghargai pendapat orang lain, kemampuan berargumen
m
o !
co
Integratif, meliputi: tertib kelompok, kesetiakawanan
e
Latar belakang, meliputi: sosio budaya, agama.
ft.
ca t
a
B. Guru
ns
re
pengelola kelas.
w
w
Sikap, meliputi: jujur, demokratis, tegas tapi adil, disiplin, memotivasi, integratif
b) Guru sebagai pengelola
Pada kedudukan ini, guru memiliki peran dan fungsi luas, beberapa fungsi dan
peran guru itu antara lain:
Perencana Pembelajaran
Jika fungsi ini dipenuhi guru dengan benar berarti guru telah melaksanakan
perannya, dan diharapkan akan memberikan implikasi positif dalam proses pembelajaran.
Pelaksana Pembelajaran
Ini adalah fungsi dan tugas utama dan paling penting dari seorang guru.
C. Lingkungan Fisik
Beberapa hal yang berkaitan dengan lingkungan fisik adalah:
Kondisi fisik kelas, meliputi:
Ukuran kelas memenuhi persyaratan
Sarana/fasilitas kelas menunjang(kursi, meja, penerang, aliran listrik dan aliran air
Alat bantu pendidikan meliputi teknologi pendidikan yang digunakan guru dapat
berfungsi (siap pakai) secara optimal dan membantu komunikasi kelas berlangsung
l
ia
kondusif.
Alat peraga pembelajaran mencakup jenis dan tata letak seperti peralatan
Tr
demonstrasi, model, charta, gambar, dan seterusnya.
2. Pengelolaan Labotorium
3
m
Karakteristik setiap labotorium bergantung pada fungsi dan lingkup kegiatannya.
o !
co
e
1) Unsur Labotorium Kimia
ft.
a) Tata Bangunan
ns
re
Letak bangunana harus mudah dikontrol, jauh dari pemukiman dan sumber air.
b) Ukuran
.s
C
` luas lantai bergantung pada jumlah orang dan fasilitas yang terlibat dalam
w
w
kegiatan. Disarankan untuk per orang diperlukan 21/2 m2 untuk gerak, sedangkan langit-
w
F
dan peralatan kimia yang seharusnya dilengakapi dengan fasilitas lainnya seperti:
Sumber air -Ruang pembimbing
Ruang asam/almari asam -Ruang gudang
Ruang persiapan -Ruang timbang
c) Keamanan
Sistem keamanan terpadu diantaranya:
Sumber air yang selalu siap mengalir - bak cuci dan saluran buang
Kotak P3K - alat listrik dan kabel
Ventilasi - pintu keluar/masuk yang luas
l
ia
mungkin ditimbulkannya.
a. Bahan/zat kimia
Tr
Setiap zat memiliki sifat tertentu misalnya ada yang mudah bereaksi(dengan
udara, air, atau panas dan cahaya), mudah terurai, mudah terbakar, dan lain-lain. Hampir
3
semua zat kimia zat kimia adalah racun. Akibatnya ada yang seketika dapat mematikan,
m
dan ada juga akibatnya yang dirasakan setelah beberapa tahun kemudian.
o !
co
b. Alat gelas
e
ft.
Alat-alat yang terbuat dari gelas ada yang berfungsi sebagai alat ukur volume, alat
ca t
a
Instrumen kimia
Yang dimaksud instrumen kimia adalah set peralatan yang memiliki fungsi yang
.s
C
khas.
w
w
b. Tata tertib
c. Administrasi
d. Tata letak
e. Teknik penyimpanan
f. Teknik pengamanan
a) Job deskription
Pembagian tugas merupakan bagian paling penting; tugas apa dan tugas siapa
harus dinyatakan secara jelas karena hal ini berkaitan dengan dengan tugas dan tanggung
jawab.
b) Tata tertib
Tata tertib dimaksudkan untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan proses
pembelajaran atau kegiatan lain disamping untuk tujuan keselamatan dan keamanan, ada
2 jenis tata tertib yaitu tata tertib umum dan tata tertib khusus.
l
ia
c) Administrasi
Administrasi lab ditunjukan untuk memberikan informasi tentang fasilitas lab,
Tr
jenis dan jumlah kegiatan, kejadian-kejadian penting, keadaan finansil, dll.
d) Tata letak dan tata ruang
3
Syarat fisik labotorium dengan sendirinya menuntut fisik bangunan(tata letak dan tata
ruang) seperti berikut:
m
o !
co
Jauh dari bangunan lain tapi mudah dijangkau oleh transportasi
e
ft.
Memiliki sumber air tersendiri dan sumber listrik dengan pengamana khusus
ns
re
e) Teknik penyimpanan
w
F
Yang dimaksud teknik penyimpanan adalah cara mengemas dan cara menyimpan
dengan tujuan mudah dijangkau(pengambilan dan pengembalian), mudah dicari, mudah
PD
a. Limbah gas
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas beracun harus dilakukan diruang
khusus(ruang asam).
b. Limbah cair
Limbah ini biasanya cairan hasil reaksi. Limbah cairan hasil reaksi harus
diencerkan lagi kemudian dapat di alirkan pada bak pembuangan dengan air kran yang
mengalir.
c. Limbah padat
l
ia
Limbah padatan kimia ini harus dibuang pada tempat khusus yang disediakan di
lab untuk selanjutnya ditanam dalam tanah.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
Format Lampiran
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
l
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
ia
Tr
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD