Anda di halaman 1dari 23

SETUJUKAN ANDA ???

“KESEHATAN BUKANLAH SEGALA-


GALANYA, TAPI YAKINLAH TANPA
KESEHATAN SEGALA-GALANYA
TIDAK BERARTI APA-APA”
DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)
LATAR BELAKANG

Penyakit DBD masih endemis di berbagai


daerah di Indonesia dan Kejadian Luar biasa
(KLB) masih sering terjadi.

Vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi


virusnya belum tersedia. Oleh karena itu partisipasi
masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
melalui gerakan 3M perlu ditingkatan.
PENGERTIAN DBD
 Penyakit Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit
menular berbahaya yang menyebabkan gangguan
pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan
darah (trombosit) sehingga berkurangnya zat pembeku
darah dalam plasma yang mengakibatkan perdarahan
dan dapat menimbulkan kematian. Virus lalu merusak
limpa dan hati termasuk butir-butir darah merah dan
darah putih yang mengalir ke organ tersebut.

 Turunnya jumlah darah merah menyebabkan darah


mengental sehingga pasokan oksigen serta nutrisi
makanan yang diperlukan tubuh terhambat. Sementara
itu turunnya butir darah putih otomatis menyebabkan
turunnya daya tahan tubuh.
Penyebab DBD

Demam
berdarah
dengue (DBD)
disebabkan
oleh Virus
Dengue
Virus Dengue
Cara Penularan

Demam Berdarah
Dengue (DBD)
ditularkan melalui
gigitan nyamuk
Aedes Aegypti yang
hidup didalam
dan disekitar rumah.
Ciri - Ciri Nyamuk Aedes Aegypti

1. Nyamuk Aedes Aegypti


berwarna hitam dengan
belang-belang (loreng) Putih
Pada Seluruh Tubuhnya

2. Hidup Didalam Dan Diluar


Rumah

3. Mampu Terbang Sampai 100-200 M

4. Umur nyamuk Aedes Aegypti rata-rata 2 minggu.


Tetapi sebagian diantaranya dapat hidup sampai 2-3
bulan.
(terutama jika berada dalam kondisi udara optimun
24°C - 28°C dan kelembapan 60 - 80%).
Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Dewasa
a ri 3–
2h 4h
1– ar
i

hari
2
Kepompong 5 – 7 1– Telur
hari
(PUPA) Jentik

Telur  Jentik  Kepompong  Nyamuk


Telur Nyamuk Aedes Aegypti
1. Setiap kali bertelur, nyamuk
betina dapat bertelur hingga
100 butir.

2. Telur berwarna hitam dengan


ukuran ± 0,80 mm

3. Ditempat yang kering, telur ini


dapat bertahan sampai 6 bulan

4. Telur akan menjadi jentik jika terendam air ± 2 hari


JENTIK
1. Jentik yang menetas akan tumbuh
menjadi besar yang panjangnya
0,5 - 1 Cm
2. Jentik aedes aegypti akan selalu
bergerak aktif dalam air. Geraknya
berulang-ulang dari bawah keatas permukaan air
untuk bernafas.
3. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan
permukaan air, biasanya berada di dinding tempat
penampungan air.

4. Setelah 5-7 hari jentik akan berubah menjadi kepompong


Kepompong Nyamuk
(PUPA)
1. Berbentuk seperti koma
2. Gerakannya lamban

3. Sering berada di permukaan air

4. Setelah 1 - 2 hari akan menjadi nyamuk dewasa.


Nyamuk Dewasa
• Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih.
• Aedes Aegypti Betina hidup rata-rata hanya 10 hari, masa yang cukup
untuk pertumbuhan virus dengue dalam tubuhnya.
• Darah manusia berfungsi untuk mematangkan telur agar dapat dibuahi
pada saat perkawinan. Mereka mempunyai kebiasaan menggigit berulang
kali.
• Puncak aktif nyamuk pada siang dan sore hari. (Pk 09.00-10.00 dan Pk
16.00-17.00)
• Bertelur tiga hari setelah mengisap darah di tempat yang paling disenangi
yaitu genangan air bersih dan 24 jam kemudian mengisap darah kembali
serta bertelur kembali tiga hari kemudian.
• Karena daya terbangnya dalam radius 100 - 200 m saja, ia selalu mencari
mangsa yang dekat (dalam rumah atau sekitar rumah).
Tempat Berkembang Biak
Cara Penularan
1. Virus Dengue ditularkan melalui nyamuk betina.
2. Nyamuk ini mendapatkan virus dari orang yang
sakit DBD atau orang yang tidak sakit tetapi
dalam darahnya terdapat virus dengue.
3. Virus yang terhisap akan berkembang dalam tubuh nyamuk,
termasuk kelenjar liurnya.
4. Bila nyamuk mengigit orang lain, maka virus tersebut dapat pindah
ke orang lain melalui air liurnya.
5. Bila orang yang tertular tersebut tidak memiliki kekebalan tubuh, maka
virus akan menyerang sel pembeku darah dan merusak dinding
pembuluh darah kecil / kapiler. Akibatnya terjadi perdarahan dan
kekurangan cairan.
6. Bila orang yang tertular memiliki kekebalan tubuh yang cukup, maka
virus dengue tidak berdaya sehingga orang tersebut tidak sakit.
7. Dalam darah manusia, virus dengue tersebut akan mati dalam kurun
waktu 7 hari.
Gejala / Tanda DBD
Tanda Awal
1. Mendadak panas tinggi 2 - 7 hari. Badan tampak lemah dan lesu
2. Ulu hati terasa nyeri, karena terjadi perdarahan di lambung
3. Tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk.
Ini dikarenakan telah pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit. Untuk
membedakan, pada waktu kulit direnggangkan bintik merahnya tidak
hilang.

Cara Lain
1. Uji Tourniquet positif (dipertahankan pada
pertengahan tekanan diatolik dan sistolik).

2. Trombositopenia (= 100.000 per mm3)


Gejala / Tanda DBD
Gejala Lanjutan
1. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
2. Mungkin terjadi muntah atau berak bercampur darah
3. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung kaki dan tangan dingin,
berkeringat.
4. Bila tidak segera ditolong penderita akan mengalami renjatan
(Dengue Shock Syndrome) atau nadi melemah dan tekanan darah
tak terukur, penderita bisa meninggal dunia.

Pertolongan Pertama
1. Beri minum yang banyak
2. Berikan obat penurun panas (parasetamol)
3. Segera bawa ke puskesmas atau pusat kesehatan lain
BIAYA PENGOBATAN DBD

NO PENGOBATAN BIAYA PENCEGAHA BIAYA


N
1. RAWAT INAP 100 rb/hr 3 M 0
2. TINDAKAN 200 rb/td 3 M 0
3. OBAT 100 rb 3M 0
4. RASA SAKIT ~ RASA
NYAMAN
5. RASA CEMAS ~
Cara Pemberantasan Nyamuk DBD
Ada 3 langkah pemberantasan nyamuk DBD :
1. Penyemprotan
2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
3. Larvasidasi.

Penyemprotan
Dikenal dengan istilah fogging (Malathion 4%
dicampur solar) , yaitu :
menyemprotkan racun serangga untuk
mematikan nyamuk dewasa. Tetapi tidak cukup
karena selama jentiknya tidak dibasmi, maka
nyamuk dapat berkembang biak kembali.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN dilakukan guna memberantas
jentik nyamuk.
Dikenal dengan istilah 3 M yaitu :
1. Mengurans tempat penampungan
air sekurang-kurangnya seminggu
sekali.
2. Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air.
3. Menguburkan, mengumpulkan,
memanfaatkan kembali
atau menyingkrikan barang-barang
bekas yang dapat
menampung air hujan seperti
kaleng bekas, plastik bekas,
ban bekas dll.
Larvasidasi
Larvasidasi adalah menaburkan bubuk larvasida kedalam
tempat-tempat penampungan air, terutama ditempat-tempat
yang sulit dikuras dan didaerah yang sulit air.

Cara Larvasidasi
1. Menaburkan bubuk abate
(Abatisasi) dengan takaran 10 gr
untuk 100 Liter air.
2. Menggunakan Altosid. Altosid
berbentuk seperti gula pasir
berwarna hitam. Takarannya 2,5
gr untuk 100 Liter air.
3. Menggunakan Sumilarv 0.5 G
(dbd). Penggunaannya 0,25 gram
untuk
100 Liter air.
Kewaspadaan Masyarakat
• Bila masyarakat menjumpai anggota keluarga atau tetangga
dilingkungan dengan gejala diatas segera dibawa ke Puskesmas
untuk pemeriksaan trombosit.
• Lakukan PSN dengan 3M +
• Laporan penderita penyakit dari rumah sakit dikirim ke
Puskesmas di wilayah penderita untuk dilakukan penyelidikan
epidemiologi dan Fogging
/Pengasapan.
Sistim Pengawasan Dini
• Untuk mencegah gigitan, upayakan antara lain dengan memasang
kawat nyamuk halus pada pintu, lubang jendela, dan ventilasi.
Hindari penggantungan pakaian di kamar mandi atau tempat yang
gelap. Namun yang terpenting, selalu Menjaga kebersihan
lingkungan Anda !!!.
• Masalah DBD tidak bisa di atasi secara individual. DBD bukan
masalah privat alias individual rumah tangga per rumah tangga,
DBD adalah masalah seluruh warga masyarakat.
• Ciptakan budaya bersih dilingkungan Anda.
Semoga Bermanfaat
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai