Anda di halaman 1dari 4

Sejarak Kabah

Interior Di Dalam Kabah

Kabah adalah bangunan suci Muslimin yang terletak di kota Mekah didalam
Masjidil Haram. Ia merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau
arah shalat bagi umat Islam diseluruh dunia. Selain itu, merupakan bangunan
yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.

Kabah berbentuk bangunan kubus yang berukuran 12 x 10 x 15 meter. Kabah


disebut juga dengan nama Baitullah atau Baitul Atiq (rumah tua) yang dibangun
dan dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada
di Mekah atas perintah Allah. Kalau kita membaca Al-Qur’an surah Ibrahim ayat
37 yang berbunyi, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanam-tanaman didekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka
dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Interior Ka'bah

kalau kita membaca ayat diatas, kita bisa mengetahui bawah Kabah
telah ada sewaktu Nabi Ibrahim AS menempatkan istrinya Hajar dan
bayi Ismail di lokasi tersebut. Jadi Kabah telah ada sebelum Nabi
Ibrahim AS menginjakan kakinya di Mekah.

Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun, pada saat itu
beliau belum diangkat menjadi Rasul, bangunan ini direnovasi kembali
akibat banjir yang melanda kota Mekah pada saat itu. Sempat terjadi
perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan
kembali Hajar Aswad namun berkat hikmah Rasulullah perselisihan itu
berhasil diselesaikan tanpa kekerasan, tanpa pertumpahan darah, dan
tanpa ada pihak yang dirugikan.

Banjir Di Ka'bah

Pada zaman Jahiliyyah sebelum diangkatnya Rasulullah SAW menjadi Nabi


sampai kepindahannya ke kota Madinah, Kabah penuh dikelilingi dengan patung-
patung yang merupakan Tuhan bangsa
Arab, padahal Nabi Ibrahim AS yang
merupakan nenek moyang bangsa Arab
mengajarkan tidak boleh
mempersekutukan Allah, tidak boleh
menyembah Tuhan selain Allah yang
Tunggal, tidak ada yang menyerupai-Nya
dan tidak beranak dan diperanakkan. Setelah pembebasan kota Mekah, Kabah
akhirnya dibersihkan dari patung-patung tanpa kekerasan dan tanpa pertumpahan
darah.

Kunci Ka'bah

Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah sebagai
pemegang kunci Kabah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh
pemerintahan, baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman
bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawwiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah,
Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah
kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekah dan Madinah.

Pada zaman Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS pondasi bangunan Kabah terdiri atas dua pintu dan letak pintunya
terletak diatas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Namun ketika renovasi Kabah akibat
bencana banjir pada saat Rasulullah SAW berusia 30 tahun dan sebelum diangkat menjadi Rasul, karena merenovasi
Kabah sebagai bangunan suci harus menggunakan harta yang halal dan bersih, sehingga pada saat itu terjadi kekurangan
biaya. Maka bangunan kabah dibuat hanya satu pintu serta ada bagian Kabah yang tidak dimasukkan kedalam bangunan
Kabah yang dinamakan Hijir Ismail yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi Kabah. Saat itu pintunya
dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya. Karena suku Quraisy merupakan suku
atau kabilah yang sangat dimuliakan oleh bangsa Arab.

Gambar Denah Ka'bah

Karena agama Islam masih baru dan baru saja dikenal, maka Nabi SAW mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali
Kabah sehingga ditulis dalam sebuah hadits perkataan beliau:

“Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan Aku turunkan pintu Kabah dan dibuat dua pintunya
serta dimasukkan Hijir Ismail kedalam Kabah”, sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.”

Jadi kalau begitu Hijir Ismail termasuk bagian dari Kabah. Makanya dalam bertawaf kita diharuskan mengelilingi Kabah
dan Hijir Ismail. Hijir Ismail adalah tempat dimana Nabi Ismail AS lahir dan diletakan di pangkuan ibunya Hajar.

Ketika masa Abdurahman bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan Kabah dibuat sebagaimana perkataan Nabi
SAW atas pondasi Nabi Ibrahim AS. Namun karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa
daerah Syam, terjadi kebakaran pada Kabah akibat tembakan pelontar (Manjaniq) yang dimiliki pasukan Syam. Sehingga
Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Kabah berdasarkan bangunan hasil
renovasi Rasulullah SAW pada usia 30 tahun bukan berdasarkan pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim AS. Dalam
sejarahnya Kabah beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan umur bangunan.

Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk
merenovasi kembali kabah sesuai dengan pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi SAW, namun segera dicegah
oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan masalah
khilafiyah oleh penguasa sesudah beliau dan bisa mengakibatkan bongkar pasang Kabah. Maka sampai sekarang ini
bangunan Kabah tetap sesuai dengan renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang

Hajar Aswad

Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu yang dalam agama Islam dipercaya berasal dari
surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim AS.
Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh
jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga
akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma wangi yang unik dan
ini merupakan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Dan
pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh disisi luar Kabah sehingga
mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad
merupakan sunah Nabi SAW. Karena beliau selalu menciumnya setiap saat
bertawaf. Dan sunah ini diikuti para sahabat beliau dan Muslimin.

Makam ibrahim

Maqam Ibrahim AS

Makam Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim AS sebagaimana banyak orang


berpendapat. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak disebelah timur
Kabah. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan oleh Allah
dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu Nabi Ibrahim
AS berdiri disaat beliau membangun Kabah bersama sama puteranya Nabi Ismail
AS. Dari zaman dahulu batu itu sangat terpelihara, dan sekarang ini sudah
ditutup dengan kaca berbentuk kubah kecil. Bekas kedua tapak kaki Nabi
Ibrahim AS yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih
nampak dan jelas dilihat orang.

Multazam

Multazam

Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Kabah berjarak kurang lebih
2 meter. Dinamakan Multazam karena dilazimkan bagi setiap muslim untuk
berdoa di tempat itu. Setiap doa dibacakan di tempat itu sangat diijabah atau
dikabulkan. Maka disunahkan berdoa sambil menempelkan tangan, dada, dan pipi
ke Multazam sesuai dengan hadist Nabi SAW yang diriwayatkan sunan Ibnu
Majah dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash.

Anda mungkin juga menyukai