Anda di halaman 1dari 4

http://www.scribd.

com/doc/51202586/Model-Pembelajaran-
Modification-of-Reciprocal

Model Pembelajaran Modification of Reciprocal Teaching


T.M.A. Ani Samadhi, 2009

Karakteristik dari model pembelajaran Modification of Reciprocal Teaching adalah:

A dialogue between student and teacher, each taking a term in the role of dialogue leader  :”
reciprocal” interactions where me person acts in response to the other structured dialogue
using four strategis : questioning, summarizing ,clarifying ,Predicting. Palinscar dan Brown

(Nuryani : 2004:18)

Bila diterjemahkan berarti bahwa karakteristik dari Modification of Reciprocal Teaching


adalah :

1. Dialog antara siswa dan guru , dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam
memimpin diskusi.
2. “ Reciprocal “ artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon
yang lain.
3. Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi yatitu
merangkum,membuat pertanyaan , mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.

Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap


apa yang sedang dipelajarinya. Menurut Resnick (dalam hendriana,2002:25) “Pembelajaran
terbalik adalah suatu kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh siswa meliputi membaca
bahan ajar yang disediakan , menyimpulkan, membuat pertanyaan , menjelaskan kembali dan
menyusun prediksi “.

Khadijah(dalam hendriana, 2002:4) berpendapat bahwa salah satu alternatif yang biasa
digunakan dalam strategi yang memberikan kesempatan  kepada siswa untuk melakukan
analisis terhadap konsep yang dibacanya melakukan langkah-langkah berupa pemecahan
masalah , menyusun pertanyaan atau menejelaskan konsep yang dipelajarinya dan
memprediksi adalah pembelajaran terbalik.

Langkah-langkah modification of reciprocal teaching adalah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan, kemudian diinformasikan kepada siswa
agar terlebih dahulu merangkum materi dan mempelajari materi di rumah.
2. Guru menjelaskan secara garis besar, kemudian siswa mempelajari lagi materi tersebut
secara mandiri.
3. Siswa diberi soal latihan yang dikerjakan secara mandiri. Guru mengoreksi hasil
pekerjaan siswa, selanjutnya mencatat sejumlah siswa yang dapat mengerjakan secara
benar dan meyakinkan.
4. Siswa dibagi dalam kelompok dengan pembagian siswa yang dapat mengerjakan secara
benar dan meyakinkan merata pada setiap kelompoknya, dengan tujuan dapat
membimbing teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan, sampai semua
teman dalam kelompoknya benar-benar dapat mengerjakan soal latihan yang
diberikan oleh guru.
5. Siswa dalam kelompok-kelompoknya mengerjakan latihan yang diberikan oleh
guru,siswa yang dapat mengerjakan secara benar dan meyakinkan membimbing
temannya.
6. Guru membahas soal latihan yang diberikan.
7. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali materi secara singkat
untuk pengembangan materi selanjutnya.
8. Guru memberi tugas/soal secara individu, termasuk memberikan soal yang mengacu
pada kemampuan siswa untuk memprediksi pengembangan materi berikutnya.
9. Siswa mengerjakan tes tertulis sebagai evaluasi belajar.
10. Guru melakukan evaluasi diri/refleksi untuk mengamati sampai di mana keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan

Slavin (dalam Hendriana ,2002,15) menjelaskan bahwa pembelajaran yang biasa digunakan
untuk bahasan yag meliputi langkah-langkah:

1. Guru membagikan wacana yang akan dipelajarinya.


2. Guru menjelaskan bahwa pada segmen awal ia akan menjadi gurunya.
3. Siswa diminta untuk membaca dalam hati bagian wacana yang disediakan.
4. Setelah siswa selesai membaca, guru memperagakan bagaimana menerangkan ,
menyusun pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi.
5. Siswa berkomentar tentang materi yang diberikan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan.
6. Pada wacana yang baru ditugaskan seorang siswa menjadi siswa guru.
7. Selanjutnya siswa guru menguasai aktivitas kelas dan memberi umpan balik pada
temannya.
8. Guru membahas soal latihan/wacana yang diberikan.
9. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali materi secara singkat
untuk pengembangan materi selanjutnya.
10. Guru memberi tugas/soal secara individu, termasuk memberikan soal yang mengacu
pada kemampuan siswa untuk memprediksi pengembangan materi berikutnya.
11. Siswa mengerjakan tes tertulis sebagai evaluasi belajar

Menurut Palinscar dan Brown (1999)

“ untuk menerapka  model Modification of Reciprocal Teaching siswa sebaiknya


dikelompokan kedalam kelompok kecil yang heterogen”. Siswa diberi kesempatan yang sama
untuk berlatih menggunakan keempat strategi dan menerima umpan balik dari anggota
kelompok lain. Guru berperan aktif dalam membimbing dan membantu siswa agar lebih
pandai menggunakan strategi tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut maka model pembelajaran Modification of Reciprocal Teaching
yang dimaksud penulis dalam penelitin ini adalah:

1. Tahap Pertama.

Guru mempersiapkan bahan ajar yang akan digunakan pada setiap pertemuan.Bahan ajar
tersebut memuat tugas–tugas menyimpulkan (merangkum) , menyusun pertanyaan dan
menyelesaikannya  dan memprediksi suatu permasalahan .Selanjutnya guru membagi siswa
kedalam kelompok-kelompok kecil sekitar 4 orang.

1. Tahap kedua
1. Guru memperagakan peran siswa sebagai guru menjelaskan hasil kesimpulan,
menyampaikan pertanyaan untuk dibahas bersama dan menyampikan hasil
prediksi dari masalah atau materi berdasarkan bahan ajar yang sedang dibahas.
2. Pada kesempatan berikutnya , siswa yang berperan sebagai guru adalah
seorang siswa dalam kelas tersebut  yang dipilih secara acak , sehingga
seluruh siswa dala kelas tersebut harus siap.

1. Tahap ketiga
1. Guru mempersiapkan LKS yang telah dipersiapkan pada tiap akhir
pembelajaran dengan maksud untuk melakukan evaluasi terhadap proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Lembar soal tersebut dikerjakan oleh siswa secara diskusi kelompok.
Selanjutnya akan dipilih seorang siswa untuk berperan aktif bersama-sama
teman-temannya membahas Lembar soal .Dalam hal ini guru sebagai pengarah
jika proses pembeajaran terhambat.
3. Kemudian guru membahas soal latihan yang diberikan

Teori Belajar yang mendukung model Modification of Reciprocal Teaching

Model Modifikation of Reciprocal Teaching (MRT) mengutamaka peran aktif siswa dalam
pembelajaran untuk membangun proses berfikir siswa sehingga siswa dapat lebih berfikir
kreatif .Hal itu sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme .menurut Supomo(Nuryani,
2003:22) prinsip konstruktivisme adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan pengalaman belajar belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang


telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan
pengetahuan
2. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar , tidak semua mengerjakan tugas
yang sama,misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3. Mengintergrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan
melibatkan pengalaman konkritmisalnya untuk memahami suatu konsep TIK melalui
kegiatan kehidupan sehari-hari.
4. Mengintergrasikan pembelajaran pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya,
misalnya inetraksi dan kerjasama antara siswa , guru dan siswa.
5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif.
6. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga TIK menjadi menarik dan
siswa rajin belajar.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang sedang belajar untuk
membangun pengetahuannya sendiri dan guru hanya menyediakan suasana belajar yang
mendukung proses konstruksi pengetahuan siswa. Berdasarkan pandangan konstruktivisme
untuk lebih mengoptimalkan model  Modification of Reciprocal Teaching kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok. Menurut Michael(Rahma.2004,26) kelompok belajar adalah
merupakan cara yang memadai , mendukung konstruksi pengetahuan individu dengan
berbagai cara dari setiap anggota kelompok tersebut .Djamaroh (2002:147) mengatakan
bahwa proses kelompok adalah usaha untuk mengelompokan siswa kedalam beberapa
kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga terciptanya kelas yang
bergairah dalam belajar. Sehingga diharapkan belajar kelompok dapat meningkatkan
pengetahuan siswa dan menjadikan belajar itu menjadi sesuatu yang menyenangkan dan
dengan diterapkannya MRT dengan cara pembagian kelompok diharapkan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa

Sumber :

Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar . Jakarta:Rineka Cipta.

Nuryani , S.(2003) .Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP


Melalui Model modifikasi Pembeljaran Terbalik (Reciprocal Teaching). Bandung:SKRIPSI
UPI (tidak diterbitkan)

Palinscar, A.(1986). Reciprocal Teaching [online]. Tersedia:


http://www.readingquest.org/strat/underline.html&prev=/search%3Fq%3DReciprocal
%2BTeaching%26hl%3Did%26sa
%3DG&usg=ALkJrhiQbAnEVrmy8unVCoOGzpidWwBwHA [11 Febuari 2009]

Dahar , R.W .(1998). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . edisi Revisi V


.Jakarta:Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai