Anda di halaman 1dari 23

NAJEMEN TANAMAN PERKEBUNAN KHU

Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Salah satu minuman non


alkoholik paling umum di
konsumsi orang di seluruh
dunia
Aromanya harum dan dapat
memberikan rangsangan
penyegar pada tubuh manusia
Sebagai bahan citra rasa,
obat-obatan dan antiseptik

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Kopi
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Kopi
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Perkembangan Budidaya Kopi di Indonesia
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Dari tahun 1699 hampir 1,75 abad


kopi arabika mendominasi kopi
Indonesia

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Perkembangan Budidaya Kopi di Indonesia

Hemeleia vastatrix

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Perkembangan Budidaya Kopi di Indonesia
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Hemeleia vastatrix
Perkembangan Budidaya Kopi di Indonesia
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Tinggal 10% kopi arabika


yang selamat

Hemeleia vastatrix

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Perkembangan Budidaya Kopi di Indonesia
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Ditanami dengan
kopi robusta

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Fakultas Pertanian
Universitas Jambi
Tahun 1995 dari seluruh produksi kopi
Indonesia kurang lebih 93% jenis Robusta
dan 7% jenis Arabika Perkembangan
Produksi dan
Pasar Internasional 73 – 76 % jenis Ekspor Kopi
arabika Indonesia

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Perkebunan kopi
rakyat di kuala
tungkal

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

Perkebunan kopi
rakyat di
pergunungan

Hak Disain Ir. Dede Martino, 2006


BATASAN (KONSEP) KEGIATAN
• Rehabilitasi tanaman kopi, adalah segala usaha untuk membangun kembali
suatu blok pertanaman kopi melalui tindakan-tindakan rejuvinasi (batang dan
cabang) dan penyulaman (individual dan sistimatis).
• Rejuvinasi adalah suatu tindakan untuk memudakan kembali organ-organ atau
batang tanaman dalam tujuan untuk mengembalikan ke arah pertumbuhan
yang baik dengan sasaran akhir produksi yang lebih tinggi.
• Penyulaman, adalah tindakan mengisi kembali ternpat-ternpat kosong akibat
dari matinya pohon kopi yang telah ditanam terdahulu, apabila dilakukan
terhadap satu atau lebih pohon kopi dengan tidak teratur.
• Penyulaman sistimatis, adalah penyulaman yang dilakukan larik demi larik
apabila dilakukan perlarikan atau pembagian-pembagian dari blok pertanaman
tertentu.
• Peremajaan (replanting), adalah tindakan menanam kembali suatu blok utuh
(luasan tertentu) bekas pertanaman kopi dengan tanaman kopi.
• Intensifikasi adalah suatu kegiatan penambahan input berupa tehnologi, sarana
produksi dan modal untuk meningkatkan produksi per Ha.
MANAJEMEN
PEMBIBITAN TANAMAN
KOPI
PENGADAAN BAHAN TANAMAN
Tanaman kopi dpt diperbanyak dgn 2 cara;
 Sexual (generatif) yaitu denga biji
 Asexual (vegetatif) yaitu dengan bagian-bagian selain biji.

Jenis Bahan Tanaman


 Robusta

- Semaian (berasal dari benih propelegitim)


Skala besar : BP 42 x BP 358 propeligitim dan sebaliknya
BP 42 x SA 24 idem
BP 42 x SA 34 idem

- Klonal (Bahan Tanaman berupa entres,


dilaksanakan secara sambung atau stek)
Skalabesar : BP 42, BP 234, BP 254,BP 288,
BP 358, BP 409 dan SA237
Skalakecil : SA 13, SA203, dan SA 333
 Arabica (bahan tananam berupa benih kopi)
- Lini S 795, S 288 (untuk ketinggian tempat 50 m dpl).
- AB 3, AB 4 (untuk ketinggian 700 m dpl).

 Arabusta (masih dalam penelitian).


 Jenis-jenis lokal
 Batang bawah (berasal dari benih):
Illegitim — Klon yaitu induknya diketahui dari klon
tertentu sedang bapaknya tidak diketahui.
- BP 42 illegitim
- SA 109 illegitim
- Rob BGN 124-01 illegrbitim

Sumber Bibit/Benih :
 Bbrp PTP
 Dinas Perkebunan Daerah/BPP daerah
 BPP Jember.
Pemilihan Induk/Sumber bahan tanaman
 Untuk benih.
Benih yang ditanam langsung, harus berasal dari benih
propelegitim yaitu benih dari kebun biklonal murni dari anjuran
skala besar (terisolir dari kebun kopi campuran minimal sejauh 150
m) dan hanya sampai keturunan pertama (F1).

 Benih untuk batang bawah.


Diambil dari pohon klon BP 42, SA 109 dan Rob BGN 124 -01
(sebagai induknya).

 Klon skala besar/kecil.


Bahan tanaman berupa entres yang berasal dari kebun entres atau
kebun produksi, asal klonnya diketahui dengan jelas.
 Klon lokal (diperbanyak sec. vegetatif dgn sambung atau stek)
1) produksi tinggi dan kontinyu minimal 4 x panen berturut-turut,
2) sehat, dan 3) habitus baik.
Pembuatan Benih
 Berasal dari buah-buah kopi yang normal, sehat dan tepat masak.
 Kulit dan daging buah dibuang (hand pulper).
 Lendir biji dibuang (digosok dengan abu dapur dan dicuci).
 Benih segar mengandung kadar air + 50%, harus langsung dideder.

Pesemaian (Primary Nursery).


Syarat-syarat Tempat :
 Tanah subur, gembur bebas nematoda dan cendawan akar.
 Tata udara, tata air, baik dan topografi datar
 Dekat dengan sumber air
 Dekat dengan tempat pembibitan.
 Dalam daerah pertanaman.
 Mudah untuk melakukan pengawasan.
Pelaksanaan Pesemaian.
 Tanah pesemaian tidak boleh dicampur dengan abu
dapur.
 Tanam diolah sedalam ± 35 cm dan dibersihkan dari
rumput, akar-akar dan sisa tanaman.
 Tanah diratakan.
 Bedengan-bedengan dibuat dengan lebar maksimum
1,20 m, diantara bedengan dibuat jalan selebar 30 cm.
 Lapisan teratas bedengan diberi lapisan pasir setebal +_
5 cm. me-rata dan agar tidak turun diberi penahan dari
papan atau bambu
Pelaksanaan Pesemaian.
 Tanah pesemaian tidak boleh dicampur dengan abu
dapur.
 Tanam diolah sedalam ± 35 cm dan dibersihkan dari
rumput, akar-akar dan sisa tanaman.
 Tanah diratakan.
 Bedengan-bedengan dibuat dengan lebar maksimum
1,20 m, diantara bedengan dibuat jalan selebar 30 cm.
 Lapisan teratas bedengan diberi lapisan pasir setebal +_
5 cm. me-rata dan agar tidak turun diberi penahan dari
papan atau bambu
atap daun tebu,
lalang, kelapa dan
sebagainya.

1.2 – 1,5 m

1 – 1,3 m
lapisan pasir
Bedengan

1,2 m
Gambar. Bedengan pesemaian
 Bedengan disiram secukupnya agar lapisan tanah
pesemaian mantap
 Biji kemudian disemai dengan posisi tertelungkup
sedalam 0,5 cm dengan jarak 2,5 x 5 cm.
 Setiap hari disiram secukupnya, jangan sampai
tergenang.
 Agar keadaan tetap lembab, bedengan ditutup dengan
jerami/alang-alang tipis dan merata.
 Setelah 5 - 6 minggu akan mencapai stadium serdadu.
Bibit dapat dipindahkan ke pembibitan pada stadium
kepelan 2 - 3 bulan sejak penyemaian.
Pembibitan (Secondary Nursery).
Syarat-syarat tempat : Sama dengan syarat-syarat tempat
untuk pesemaian.

Pembibitan dapat ditempatkan :


 bedengan tanah Langsung atau dalam kantong-kantong

plastik (seperti tercantum dalam Tabel)


 Kantong plastik untuk pembibitan sebaiknya berwarna

hitam, tetapi apabila tidak memungkinkan dapat dipakai


kantong plastik transparan dengan perlakuan khusus.

Anda mungkin juga menyukai