( SAP )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu
menjelaskan komplikasi dalam persalinan
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan mengenai pengertian komplikasi kala I dan kala II
persalinan
b. Menerangkan penyebab komplikasi persalinan
c. Mengidentifikasi gejala komplikasi persalinan
d. Menjelaskan mekanisme persalinan
e. Mejelaskan penanganan persalinan
f. Menyebutkan macam-macam komplikasi persalinan
g. Menjelaskan distosia
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian komplikasi persalinan kala I dan kala II
2. Konsep dasar kelainan presentasi dan posisi
3. Konsep dasar distosia kelainan tenaga
4. Distosia kelainan alat kandungan
5. Distosia kelainan janin
6. Distosia kelainan jalan lahir
D. Evaluasi
Prosedur : Tes pada akhir perkuliahan
Jenis : Lisan
Bentuk : Tes Subjektif
Alat : Tes Buatan Dosen
E. Referensi
Manuaba, IBG.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan . Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC
Winkjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta, YBPSP
MATERI
c. Serviks konglumer
Osteum uteri internum terbuka, namun osteum uteri eksternum tidak
terbuka
d. Edema serviks
e. Serviks duplek karena kelainan kongenital
E. Distosia kelainan janin
Dalam kepustakaan tercatat ada janin yang dapat dilahirkan secara pervaginam
tetapi meninggal seberat 11,3 kg (Belcher)dan 11 kg (Moss). Dan janin yang
lahir dan hidup tercatat seberat 10,8 kg (Barnes)tetapi anak ini hanya hidup
kira-kira 11 jam saja.
1. Pertumbuhan janin yang berlebihan (bayi besar)
Janin besar adalah bila berat badan melebihi dari 4000 gram. Frekuensi
bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gr adalah 5,3 % dan
yang lebih dari 4500 gr adalah 0,4 %. Pernah dilaporkan berat bayi lahir
pervaginam 10,8-11,3 kg.
2. Hidrosefalus
Penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak sehingga kepala
menjadi besar serta ubun-ubun menjadi lebar.hidrosefalus memungkinkan
terjadinya kepala tidak masuk pintu atas panggul pada panggul yang
normal sedangkan his baik dan kepala teraba besar di atas panggul.
3. Anensefalus atau hemifalus : badan ada tetapi
pembentukan otak dan tengkorak kepala tidak ada atau terkebelakang
4. Kembar siam yaitu penyatuan dua janin kembar
5. Gawat janin
F. Distosia kelainan jalan lahir
1. Kesempitan pada pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjugata vera kurang dari 10
cm, atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Oleh karena pada panggul
sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas
panggul, maka dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami tekanan
kepala. Hal ini dapat menyebabkan inersia uteri serta lambannya
pendataran dan pembukaan serviks.
2. Kesempitan bidang tengah panggul
Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi okpitalis
posterior persistens atau presentasi kepala dalam posisi lintang tetap.
3. Kesempitan pintu bawah panggul
Apabila ukuran pintu bawah panggul lebih kecil daripada biasa, maka
sudut arkus pubis mengecil pula. Dengan distansia tuberum bersama
dengan diameter sagitalis posterior kurang dari 15 cm, timbul kemacetan
pada kelahiran janin ukuran biasa.
EVALUASI
Pertanyaan
Jawab :
Persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan dari
power, passage, passanger disebut persalinan distosia
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
PRAKTIKUM MACRO TEACHING
OLEH :
ARMI JUNIATI
NIM : 070301046
Mengesahkan
Penguji I
(Drs. H. Sutomo, M. Pd.)
Penguji II
LEMBAR PERSETUJUAN
Praktikan
(Armi Juniati)
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II