I.2 PSIKOTERAPI
Gejala-gejala gangguan schizophrenia yang kronik telah membuat situasi pengobatan di dalam
maupun di luar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) menjadi monoton dan menjemukan. Para psikiater dan
petugas kesehatan terkondisi untuk menangani schizophrenia dengan obat saja selain terapi
kejang listrik (ECT). Psikoterapi suportif, terapi kelompok, maupun terapi perilaku hampir tidak
pernah dilakukan, karena dianggap tidak akan banyak manfaatnya. Wawancara tatap muka yang
rutin dengan pasien jarang dilakukan (Wicaksana, 2000).
Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa dengan cara psikologis. beberapa
pakar psikoterapi beranggapan bahwa perubahan perilaku tergantung pada pemahaman individu
atas motif dan konflik yang tidak disadari.
I.2.1 Terapi Psikoanalisa.
Terapi Psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan konsep Freud. Tujuan psikoanalisis adalah
menyadarkan individu akan konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan yang
digunakannya untuk mengendalikan kecemasannya . Hal yang paling penting pada terapi ini
adalah untuk mengatasi hal-hal yang direpress oleh penderita. Metode terapi ini dilakukan pada
saat penderita schizophrenia sedang tidak "kambuh". Macam terapi psikoanalisa yang dapat
dilakukan, adalah Asosiasi Bebas. Pada teknik terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan
pikiran dan perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannya tanpa penyuntingan
atau penyensoran (Akinson, 1991).
Pada teknik ini, penderita disupport untuk bisa berada dalam kondisi relaks baik fisik maupun
mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita dinyatakan sudah berada dalam keadaan
relaks, maka pasien harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal. Pada
saat penderita tidur di sofa dan disuruh menyebutkan segala macam pikiran dan perasaan yang
ada di benaknya dan penderita mengalami blocking, maka hal itu merupakan manifestasi dari
keadaan over-repressi. Hal yang direpress biasanya berupa dorongan vital seperti sexual dan
agresi. Repressi terhadap dorongan agresi menyangkut figur otorotas yang selalu diwakili oleh
father dan mother figure. Repressi anger dan hostile merupakan salah satu bentuk intrapsikis
yang biasa menyebabkan blocking pada individu. Akibat dari blocking tersebut, maka integrasi
kepribadian menjadi tidak baik, karena ada tekanan ego yang sangat besar.
Menurut Freud, apabila terjadi blocking dalam proses asosiasi bebas, maka penderita akan
melakukan analisa. Hasil dari analisanya dapat menimbulkan insight pada penderita. Analisa
pada waktu terjadi blocking bertujuan agar penderita mampu menempatkan konfliknya lebih
proporsional, sehingga penderita mengalami suatu proses penurunan ketegangan dan penderita
lebih toleran terhadap konflik yang dialaminya. Seperti yang telah diungkapkan terdahulu bahwa
penderita diberi kesempatan untuk dapat mengungkapkan segala traumatic events dan keinginan-
keinginan yang direpressnya. Waktu ini disebut dengan moment chatarsis. Disini penderita diberi
kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ia rasakan , sehingga terjadi redusir terhadap
pelibatan emosi dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Dalam teknik asosiasi bebas ini,
juga terdapat proses transference, yaitu suatu keadaan dimana pasien menempatkan therapist
sebagai figur substitusi dari figur yang sebenarnya menimbulkan masalah bagi penderita.
Terdapat 2 macam transference, yaitu:
(1) transference positif, yaitu apabila therapist menggantikan figur yang disukai oleh penderita,
(2) transference negatif, yaitu therapist menggantikan figur yang dibenci oleh penderita (Fakultas
Psikologi UNPAD, 1992).
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/01/terapi-schizophrenia.html
BERI KOMENTAR
Minuman 'Tyrodep' itu merupakan minuman yang didesain oleh para peneliti dari Oxford
University dan sejumlah kalangan menyebut hasil penelitian ini merupakan sebuah terobosan
penting. Diperkirakan satu juta orang di Inggris terkena schizophrenia dan kebanyakan dari
mereka menggunakan obat antipsychotic untuk mengontrol dan mencoba mengobatinya.
Namun disadari bahwa penggunaan obat bisa menjadi penyebab dampak sampingan seperti
penyakit Parkinson dan sejumlah gejala seperti rasa sakit dan kesulitan pergerakan secara
permen pada mulut dan lidah. Bahkan dampak sampingan itu bisa mengurangi gairah sex. Tidak
heran minuman ramuan khusus 'Tyrodep' disambut sangat baik dimana asam amino pada
Tyrodep mampu mengurangi tingkat cairan kimia di otak yang disebut dengan `dopamine`.
Terlalu tingginya dopamine pada otak ini disebut-sebut sebagai penyebab sejumlah gejala
kondisi maniak yang berujung pada Schizophrenia. Professor Guy Goodwin yang menjadi kepala
tim peneliti dari Oxford University ini mengatakan Tyrodep dibuat dengan desain khusus yang
bisa digunakan untuk lebih lanjut.
"Secara konvensional Antipsychotic bisa digunakan untuk mengelola penyakit mental seperti
mania dan schizophrenia," ujar peneliti yang memperoleh dana penelitiannya dari the Wellcome
Trust. "Meski dengan melakukan pengobatan konvensional itu bisa menyebabkan dampak
sampingan."
Minuman Tyrodep yang kami kembangkan dan dilakukan dibawah pengawasan medis bisa
digunakan untuk terapi lebih lanjut," tambah Guy Goodwin. "Tyrodep mungkin bisa diterima
oleh kedua pihak, pasien dan tidak menimbulkan dampak sampingan."
Marjorie Wallace, chief executive dari The mental health charity Sane optimis minuman
Tyrodep bisa menguntungkan banyak penderita Schizophrenia. Kini profesor Goodwin dan para
peneliti lainnya dari Oxford Universitu berharap bisa mengembangkan Tyrode secara massal dan
menyebarkannya secara luas.
Salah satu timbulnya penyakit Schizophrenia menurut ahli dari Albert Einstein College of
Medicine New York adalah kegagalan pada koneksi antar jaringan otak saat penderita masih
kanak-kanak dan itu membuat ketidaknormalan seiring dengan makin meningkatnya usia.
Bahkan disejumlah kasus schizophrenia tidak menunggu sang penderita sampai beranjak dewasa.
(mydoc/tutut)
http://www.kapanlagi.com/a/tyrodep-efektif-untuk-obati-schizophrenia.html
Ginseng yang berasal dari dataran Asia menunjukkan kemungkinan yang menjanjikan untuk
membantu mengatasi gejala schizophrenia yang sangat sulit untuk diatasi.
Dalam sebuah penelitian kecil, pasien dengan schizophrenia mempunyai gejala gejala negatif
yang lebih sedikit, seperti gejala-gejala kurangnya motivasi dan penurunan ekspresi emosi berat,
yang biasa dikenal dengan "afek datar" saat mereka meminum Panax ginseng daripada dengan
mereka yang meminum placebo (obat pura-pura yang tidak mengandung apa-apa)
Schizophrenia mempunyai gejala-gejala yang digolongkan menjadi dua, yaitu gejala positif dan
gejala negatif, contohnya :
Saat ini tidak ada yang dapat menyembuhkan gejala-gejala schizophrenia ini, tetapi obat-obat
golongan antipsychotic sangat efektif untuk mereduksi apa yang disebut dokter dengan gejala
positif. Tetapi, yang paling menyebabkan gangguan dalam kehidupan bersosialisasi adalah gejala
yang negatif. Hal ini dikatakan Direktur National Institute of Mental Health, Thomas Insel,
MD.
Penelitian terhadap binatang dan di laboratorium menunjukkan Panax Ginseng menyerang target
yang sama dengan obat yang sedang dikembangkan untuk mengatasi kedua gejala schizophrenia,
hal ini dikemukakan pleh peneliti dari Kanada. Mereka meneliti ginseng Panax pada 42 pasien
schizophrenia yang terus mengalami gejala negatif walaupun mendapatkan obat antipsychotic.
Dalam penelitian para pasien dipisahkan menjadi dua group dan masing-masing diberikan Panax
ginseng dan placebo selama 8 minggu, kemudian bertukar tempat, dimana yang mendapatkan
Panax ginseng akan mendapatkan placebo untuk 8 minggu kedepan. Saat penelitian ini, pasien
tetap meminum obat antipsychotic standar.
Hasilnya menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan 50% gejala afek datar saat
mengkonsumsi dosis 200 mg ginseng dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi
placebo. Dosis yang lebih tinggi juga menurunkan gejala negatif secara signifikan, kata Simon S.
Chiu, MD, PhD, associate professor di University of Western Ontario.
Bahkan katanya, yang tidak diperkirakan adalah efek penurunan gejala ini juga berlanjut dan
bertahan walau berganti meminum placebo. Tidak ada efek samping yang lebih berat saat
meminum ginseng ini.
Bagaimanapun juga penelitian yang lebih besar dan panjang mengenai kegunaan ginseng asia ini
sangat diperlukan dan didorong untuk dilakukan. Ada signal positif bahwa fakta Panax ginseng
bekerja pada reseptor otak yang sama dengan obat antipsychotic. Semoga temuan baru ini dapat
menjadi salah satu kemajuan dalam menghadapi schizophrenia.
http://www.tanyadokter.com/newsdetail.asp?id=1000384