Anda di halaman 1dari 13

Pertemuan

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


11
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA

MODUL
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI (3
SKS)
Oleh : Agustina Zubair, M.Si.

POKOK BAHASAN
Komunikasi Antar pribadi

DESKRIPSI
Pokok bahasan komunikasi antar pribadi membahas mengenai definisi, yaitu perspektif
komponen, perspektif pengembangan dan perspektif relasional serta membahas fungsi
dan efektivitas komunikasi antar pribadi

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mampu
menjelaskan perspektif komunikasi antar pribadi yaitu perspektif komponensial,
perspektif pengembangan dan perspektif relasional.

1. Sasa Djuarsa Sendjaja,Ph.D., dkk, Pengantar Komunikasi, Pusat penerbitan


Universitas terbuka, 2003
2. Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Rosda karya, 2007
3. Joseph A.Devito, Komunikasi antar manusia, professional Books, 1997
2

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

TUJUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Salah satu prinsip dasar komunikasi adalah manusia tidak bisa tidak
berkomunikasi. Tiada hari bahkan detik waktu dari kehidupan manusia yang dilewati
tanpa berkomunikasi, terutama komunikasi yang terjadi antara dua orang. Dengan
berkomunikasi manusia dapat mencapai tujuan yaitu :

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain


Komunikasi antar pribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk
memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita pada orang
lain, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih
mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Komunikasi antar pribadi juga akan
mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain.
Melalui komunikasi antarpribadi kita juga belajar tentang bagaimana dan
sejauhmana kita harus membuka diri pada orang lain. Dalam arti bahwa kita tidak harus
dengan serta merta menceritakan latar belakang kehidupan kita pada setiap orang.
Selain itu komunikasi antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap dan perilaku
orang lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.

2. Mengetahui Dunia Luar


Komunikasi antaer pribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan
kita secara baik yakni tentang obyek, kejadian-kejadian orang lain. Banyak informasi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
3

yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi antar pribadi. Nilai, keyakinan, sikap dan
perilaku kita banyak dipengaruhi oleh komunikasi antar pibadi dibandingkan dengan
media massa.
Meskipun ada yang berpendapat bahwa sebagain besar informasi yang ada
berasal dari media massa, tetapi informasi dari medi massa tersebut sering dibicarakan
dan diinternalisasi melalui interaksi antarpribadi. Bahan obrolan kita dengan teman,
tetannga dan keluarga seringkali diambil dari berita-berita dan acara-acara media massa
(surat kabar, majalah, radio dan tV). Hal ini memperlihatkan bahwa melalui komunikasi
antarpribadi, kita sering membicarakan kembali hal-hal yang telah disajikan media
massa. Namun demikian, pada kenyataannya, niali keyakinan, sikap dan perilaku kita
banyak dipengaruhi oleh komunikasi antarpribadi dibandingkan dengan media massa
dan pendidikan formal.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Sebagian besar waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antar pribadi
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
Tentunya kita tidak ingin hidup sendiri dan terisolasi dari masyarakat, tetapi kita
ingin merasakan dicintai dan disukai serta menyayangi dan menyukai orang lain.
Dengan kata lain, kita tidak ingin membenci dan dibenci orang lain. Oleh karenanya,
banyak waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antarpribadi bertujuan untuk
menciptakan dan memelihara hubungan ssosial dengan orang lain. Hubungan demikian
membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih
positif tentang diri kita sendiri.

4. Mengubah sikap dan perilaku


Dalam komunikasi antarpribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan
perilaku orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita mempersuasi orang lain. Kita
ingin seseorang memilih suatu acar tertentu, mencoba makanan baru, membeli suatu
barang, mendengarkan musik tertentu, membaca buku, menonton bioskop, berfikir
dalam cara tertentu percaya bahwa sesuatu benar atau salah, dan sebagainya.
Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui
komunikasi antarpribadi.

5. Bermain dan mencari hiburan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
4

Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan.


Berceritera dengan teman tentang kegiatan diakhir pekan, membicarakan olahraga,
menceritakan kejadian-kejadian lucu dan pembicaraan-pembicaraan lain yang hampir
sama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan.
Seringkali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi
yang demikian perlu dilakukan, karena bisa memberi suasana yang lepas dari
keseriusan, keteganagn, kejenuhan dan sebagainya.

6. Membantu
Dengan menceritakan masalah kita pada orang lain. Maka akan mendorong
orang lain membantu memecahkan masalah kita. Psikiater, psikolog klinik dan ahli
terapi adalah contoh-contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain.
Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antarpribadi.
Demikian pula kita sering memberikan berbagai nasihat dan saran pada teman-teman
kita yang sedang menghadapi suatu persoalan dan berusaha untuk menyelesaikan
persoalan tersebut. Contoh-contoh ini memperlihatkan bahwa tujuan dari pross
komunikasi antarpribdi adalah membantu orang lain.
Tujuan-tujuan komunikasi antarpribadi yang diuraikan diatas dapat dilihat dari 2
perspektif, yaitu: Pertama, tujuan-tujuan ini dapat dilihat sebagai faktor-faktor motivasi
atau sebagai alasan-alasan mengapa kita terlibat dalam komuniaksi antarpribadi.
Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kita terlibat dalam komunikasi
antarpribadi untuk memperoleh kesenangan, untuk membantu orang lain, untuk
mengubah sikap dan dan perilaku seseorang. Kedua, tujuan-tujuan ini dapat dipandang
sebagai hasil efek umum dari komunikasi antarpribadi. Dengan demikian kita dapat
mengatakan bahwa sebagi suatu hasil dari komunikasi antarpribadi, kita dapat
mengenal diri kita sendiri , membuat hubungan lebih bermakna dan memperoleh
pengetahuan tentng dunia luar.

DEFINISI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Definisi komunikasi antar pribad dapat dilihat dari tiga perspektif yaitu
1. Perspektif komponensial
Perspektif yang memahami komunikasi antar pribadi dengan melihat
komponen-komponennya. Komunikasi antar pribadi merupakan proses pengiriman dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
5

penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan
berbagai efek dan umpan balik.
a. Pengirim-penerima
Komunikasi antar pribadi tidak dapat terjadi pada diri sendiri, ada peran pengirim
pesan dan ada peran penerima pesan. Komunikasi antar pribadi berkaitan
dengan manusia. Komunikasi antar pribadi terjadi di antara dua orang atai
diantara sekelompok kecil orang.

b. Encoding-decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan. Sebaliknya, tindakan untuk
menginterpretasikan dan memahami pesan yang diterima disebut decoding.
Fungsi encoding dan decoding dilakuikan oleh setiap pelaku komunikasi antar
pribadi.

c. Pesan-pesan
Pesan-pesan bisa berbentuk verbal (kata-kata) atau non verbal (gerakan, simbol)
atau gabungan antara bentuk verbal dan non verbal.

d. Saluran
Berfungsi sebagai jembatan yangmenghubungkan pengirim dan penerima
informasi. Dalam komunikasi antar pribadi lazimnya pelaku komuniksi bertemu
tatap muka.

e. Gangguan (Noise)
Seringkali terjadi pesan-pesan yang diterima berbeda dengan pesan yang
dikirimkan karena adanya gangguan saat berlangsungnya komunikasi.Gangguan
fisik (berisik, cuaca panas atau dingin), gangguan psikologis (emosi, perbedaan
nilai dan persepsi), gangguan semantik (Kerancuan dalam kata-kata, perbedaan
arti kata).

f. Umpan balik
Kita mengetahui penerima pesan mnegrti atau tidak pesan yang kita kirimkan
adalah melalui umpan balik yang dikirimkannya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
6

g. Konteks
Ada 3 dimensi konteks dalam proses komunikasi yaitu dimensi fisik (tempat,
lokasi), sosial psikologis (status hubungan, peranan, norma dan budaya) dan
temporal (pesan khusus yang sesuai dengan rangkaian kejadian-kejadian
komunikasi).

h. Bidang pengalaman (field of experiences)


Komunikasi bisa menjadi lebih efektif bila para pelaku yang terlibat dalam
komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.

i. Akibat (efek)
Komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik pada salah satu pelaku atau
keduanya. Akibat yang terjadi bisa merupakan akibat yang negatif maupun akibat
yang positif.

2. Perspektif Pengembangan
Menurut perspektif ini, Komunikasi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu
dari yang bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal atau intim.
Definisi ini membedakan komunikasi impersonal dengan interpersonal
berdasarkan tiga faktor:
a. Prediksi-prediksi berdasarkan data psikologis. Interaksi antar pribadi yang
dilakukan oleh para pelaku didasarkan pada prediksi mereka tentang data
psikologis orang lain. Artinya dalam KAP seseorang memprediksikan orang lain
menurut ciri-ciri khas atau hal-hal spesifik dari orang tersebut. Sedangkan dalam
interaksi impersonal kita memandang orang lain menurut data kultural dan
sosiologis.
b. Interaksi-interaksi yang berdasarkan pada pengetahuan. Dalam situasi antar
pribadi, kita tidak hanya dapat memprediksikan bagaimana seseorang akan
bertindak, tetapi juga dapat menjelaskan perilaku orang tersebut.
c. Interaksi berdasarkan pada aturan-aturan yang ditentukan sendiri.

3. Perspektif dilihat dari hubungannya


Dalam pandangan ini, komunikasi antar pribadi didefinisikan sebagai
komunikasi yang terjadi di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
7

jelas di antara mereka. Melalui komunikasi antar pribadi, hubungan diantara dua orang
dapat dibentuk.
Ke-tiga definisi komunikasi antar pribadi semuanya berguna untuk menjelaskan
tentang komunikasi antar pribadi, meskipun setiap definisi memberikan penekanan yang
sedikit berbeda.

2. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi dari Perspektif


Humanistik
Perspektif ini menekankan keterbukaan, empati, perilaku suportif dan kesamaan.
Pada umumnya sifat-sifat ini akan membantu interaksi menjadi lebih berarti, jujur,
memuaskan. Pendekatan ini berasal dari psikologi humanistic yang dinyatakan oleh
Abraham Maslow, Gordon Alport dan Carl Rogers. Berikut adalah uraian mengenai
1. Keterbukaan
Sifat keterbukaan paling tidak menunjukkan ada 2 aspek tentang komunikasi antar
pribadi. Aspek pertama, dan mungkin yang paling jelas yaitu bahwa kita harus terbuka
pada orang-orang yang berinteraksi pada kita. Hal ini ini tidak berarti bahwa
kita harus dengan serta merta menceritakan semua latar belakang tentang kehidupan
kita. Namun yang penting ada kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah
umum. Dari sini orang lain akan mengetahui pendapat, pikiran dan gagasan
kita.Sehingga aspek komunikasi akan mudah dilakuakan.
Aspek kedua dari keterbukaan menunjukkan pada kemauan kita untuk
membertikan tanggapan tehadap orang lain dengan jujur dan terus terang dengan
segala sesuatu yang dikatakannya. Demikian pula sebaliknya, kita ingin orang lain untuk
memberikan tanggapan secara jujur dan terbuka tentang segala sesuatu yang ia
katakan.Disini keterbukaan diperlukan dengan cara memberi tanggapan secara spontan
dan tanpa dalih terhadap komunikasi dan umpanbalik orang lain. Tentunya, hal ini tidak
dapat dengan mudah dilakukan dan dapat menimbulkan keslahpahaman orang lain
seperti marah atau tersinggung.
2. Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan
atau posisi orang lain. Dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun
intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Dengan
empati seseorang berusaha melihat dan merasakan seperti apa yang dilihat dan
dirasakan orang lain.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
8

Satu hal yang perlu ditambahkan disini, bahwa empati berbeda dengan simpati.
Simpati berarti seseorang mempunyai perasaan terhadap orang lain. Misalkan Anda,
tidak lupus ujian. Dalam simpati, saya hanya merasa kasihan dan cedí. Sedangkan
dalam empati, saya berusaha untuk ikut serta merasakan apa yang dirasakan dan
dialami Anda.
Mungkin yang paling sulit dari sifat-sifat komunikasi hádala mencapai kemampuan
untuk berempati terhadap pengalaman orang lain. Karena dalam empati, seseorang
sebaiknya tidak melakukan penialian terhadap perilaku orang lain dan harus dapat
mengetahui perasaan, kesukaan, nilai, sikap dan perilkau orang lain.

3. Perilaku Suportif
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku
suportif. Artinya, seseorang dalam menghadapi statu masalah tidak bersikap bertahan
(defensif). Keterbukaan dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak
suportif. Menurut Jack R Gibb menyebutkan 3 perilaku yang menimbulkan perilaku
suportif yakni deskriptif, spontanitas dan profesionalisme. Sebaliknya dalam perilaku
defensif ditandai dengan sifat-sifat: evaluasi, strategi dan kepastian.
a. Deskriptif
Suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap suportif dibanding dengan
suasana evaluatif. Artinya, orang yang memilki sifat ini lebih banyak meminta informasi
atau deskripsi tentang suatu hal. Dalam suasana seperti ini ,biasanya orang tidak
merasa dihina atau ditantang, tetapi merasa dihargai. Sedangkan orang ynag memiliki
sifat evaluatif cenderung menilai dan mengecam orang lain dengan menyebutkan
kelemahan-kelemahan perilakunya. Biasanya kata-kata yang diguankan hádala goblok,
ngawur, tidak pernah becus dan sebagainya. Sifat semacam ini cenderung membuat
orang mebjadi bersikap mempertahankan diri. Namur demikian, hal ini bukan berarti
bahwa semua komunikasi evaluatif akan menimbulkan tanggapan bertahan. Kadangkala
seseorang yang sudah mengetahui watak orang lain yang bersikap evaluatif, ia akan
menanggapinya sebagai sesuatu yang wajar.
b. Spontanitas
Orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka dan terus
terang tentang apa yang difikirkannya. Biasanya orang seperti itu akan ditanggapi
dengan cara yang sama ,terbuka dan terus terang.
c. Provisionalisme

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
9

Seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memilki sikap berfikir, sifat
terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia
menerima pendapat orang lain, bila memang pendapatnya keliru. Orang yang memilki
sifat ini tidak ngotot dengan pendapatnya sendiri. Sebaliknya, orang yang memiliki sifat
kepastian, merasa bahwa ia tahu tentang segala sesuatu dan yakin bahwa pendapatnya
adalah yang paling benar.
4. Perilaku positif
Komunikasi antarpribadi akan efektif kita memiliki perilkau positif.Sikap positif
dalam komunikasi antarpribadi menunjuk paling tidak pada 2 aspek, yaitu: pertama,
komunikasi antarpribadi akan berkembang bila ada pandangan positif terhadap diri
sendiri. Kedua, mempunyai perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi
komunikasi.
5. Kesamaan
Kesamaan dalam komunikasi antarpribadi ini mencakup dua hal. Pertama,
kesamaan bidang pengalaman diantara para pelaku komunikasi. Artinya, komunikasi
antarpribadi umumnya akan lebih efektif bila para pelakunya mempunyai nilai, sikap,
perilaku dan pengalaman yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa ketidaksamaan tidaklah
komunikatif. Tentu saja dapat, Namur demikian komunikasi mereka lebih sulit dan perlu
lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dibandingkan dengan kedua belah pihak
yang mempunyai kesamaan-kesamaan. Sebagai contoh, Anda akan lebih mudah
membicarakan istilah-istilah komunikasi dengan teman dari jurusan Komunikasi
dibandingkan berbicara dengan teman dari jurusan Kedokteran.
Kedua kesamaan dalam percakapan diantara para pelaku komunikasi,
memberi pengertian bahwa dalam komunikasi antarpribadi harus ada kesamaan dalam
hal mengirim dan menerima pesan. Sebagai contoh, bila seseorang berbicara terus dan
orang lain mendengar terus, tentunya komuniaksi antarpribadi kurang efektif. Namur
demikian, pada situasi tertentu seseorang dapat berbicara lebih banyak. Misalkan,
orang tua memberi nasehat pada anaknya atau teman Anda mengungkapkan masalah
yang dialaminya. Dalam kasus ini orang tua dan teman Anda akan lebih banyak
berbicara. Tetapi, kasus-kasus semacam itu merupakan suatu fungís dari situasi
komunikasi dan bukan merupakan falta bahwa seseorang adalah lebih banyak berbicara
dan yang lebih banyak mendengar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
10

Dalam hubungan antarpribadi yang ditandaidengan kesamaan,


ketidaksepakatan dan konflik dilihat sebagai upaya unik memahami perbedaan yang tak
daapt terelakkan. Ketidaksepakatan dipandang sebagai cara-cara pemecahan masalah.
2.Efektivitas Komunikasi Antarpribadi dari Perspektif Pragmatis
Perspektif pragmatis atau perilaku , menekankan manajemen interaksi
,kebersamaan, dan sifat-sifat umum yang membantu mencapai berbagai tujuan yang
dinginkan dalam komunikasi antar pribadi. Paul Watziawick,William Ledered dan Don
Jakson.Adapun sifat-sifat yang ada dalam hal ini yaitu:
1. Bersikap Yakin
Komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila seseorang mempunyai
keyakinan diri. Dalam hal ini bahwa seseorang tidak merasa malu,gugup aatu gelisah
menghadapi orang lain. Dalam berbagai situasi komunikasi, orang yang mempunyai
sifat semacam ini akan bersikap luwes dan tenang baik secara verbal maupun
nonverbal. Tidak mempunyai perasaan amlu dan gelisah dalam menghadapi orang lain,
tetapi mempunyai rasa percaya diri yang besar dan bersikap luwes dalam berbagai
situasi komunikasi.
2. Kebersamaan
Seseorang bisa meningkatkan efectivitas komunikasi antarpribadi dengan
orang lain bila ia bisa membawa rasa kebersamaan. Orang yang memiliki sifat ini, bila
berkomunikasi dengan orang lain akan memperhatikan dan merasakan kepentingan
orang lain.
Sikap kebersamaan ini dapat dikomunikasikan baik melalui komunikasi yang
sifatnya verbal maupun nonverbal. Secara verbal kita bisa melihat bahwa orang yang
mempunyai sifat ini dalam berkomunikasi selalu mengikut sertakan dirinya dengan
orang lain dengan istilah seperti kita, memanggil nama seseorang, memfokuskan pada
ciri khas orang lain,memberikan umpan balik yang relevan dan segera, serta
menghargai pendapat orang lain secara non verbal, orang yang memilki sifat ini akan
berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata, menggunakan gerakan-gerakan
seperti tersenyum, mengangukkan kepala dan sebagainya.
3. Manajemen Interaksi
Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan
menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak, sehingga tidak seorang
pun merasa diabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran dan arah
pembicaraan secara consisten. Dan biasanya, dalam berkomunikasi oarng yang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
11

memiliki sifat semacam ini akan menggunakan pesan-pesan verbal dan non verbal
secara konsiten pula. Mengontrol dan menjaga interaksi denagn maksud untuk
memuaskan kedua belah pihak, yang ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran dan
arah pembicaraan secara konsisten.
4. Perilaku Ekspresif
Perilaku ekspresif memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-
sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain. Perilaku ekspresif ini hampir sama
dengan keterbukaan, mengekspresikan tanggung jawab terhadap perasaan dan pikiran
seseorang, terbuka pada orang lain dan memberikan umpan balik yang relevan.
Keterlibatan sungguh-sungguh dalam interaksi dengan orang lain, yang
diekspresikan secara verbal dan non-verbal.

5. Orientasi pada Orang Lain


Seringkali dalam berkomunikasi kita berorientasi pada diri kita sendiri, yaitu
dengan membicarakan tentang diri kita sendiri, pengalaman kita sendiri, kepentingan
kita sendiri dan keinginan kita sendiri.
Untuk mencapai efectivitas komunikasi, seseorang harus memilik sifat yang
berorientasi pada orang lain. Artinya adalah kemampuan seseorang untuk beradaptasi
dengan orang lain slama berkomuniaksi antarpribadi. Tentunya, dalam hal ini seseorang
harus mampu melihat perhatian dan kepentingan orang lain. Selain itu, orang yang
memiliki sifat ini harus mampu merasakan situasi dan interaksi dari sudut pandang
orang lain serta menghargai perbedaan orang lain dalam menjelaskan suatu hal.
Orang lain memiliki sifat ini, akan berkomunikasi dengan menggunakan pesan-
pesan verbal maupun non-verbal. Secara verbal, perhatian pada orang lain diperlihatkan
melalui komentar, seperti: saya mengerti, oh ya, bagus! Sedangkan secara non-verbal,
diperlihatkan dengan memfokuskan kontak mata, tersenyum, anggukan kepala dan
sebagainya.Kemampuan seseorang untuk beradaptasi pada prang lain selama interaksi,
dengan menunjukkan perhatian, kepentingan dan pendapat orang lain.
Pace dan Boren dalam analisis khususnya menambahkan bahwa hubungan
antar pesona akan berhasil jika melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan.
2.Menetapakan dan menegaskan identitas anda dalam hubungan dengan orang lain
tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
12

3.Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan


kebingungan,kesalahpahaman, penyimpangan atau perubahan lainnya yang disengaja.
4.Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap bertahan
atau menghentikan proses.
5.Membantu orang-orang lainnya untuk mengembankan gaya hubungan persona dan
antar pesona yang efektif.
6.Ikut serta dalam interaksi sosial informal tanpa terlibat dalam muslihat atau gurauan
atau hal-hal lainnya yang mengganggu komunikasi yang menyenangkan.
Pace,Boren dan Peterson 1975 juga menambahkan hubungan antar pesona
juga menjadi lebih baik bila kedua belah pihak melakukan hal-hal seperti:
1.Menyampaikan perasaan secara langsung dan dengan cara yang hangat dan
ekspresif.
2.Menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan pribadi mereka melalui
penyingkapan diri (self-discluosere).
3.Menyampaikan pemahaman yang positif, hangat kepada satu sama lainnya dengan
memberikan respon-respons ynag relevan dan penuh pengertian.
4.Bersikap tulus kepada satu sama lainnya dengan menunjukkan sikap menerima
secara verbal maupun nonverbal.
5.Selalu menyampaikan pandangan positif tanpa syarat terhadap satu sama lainnya
melalui respon-respons yang tidak menghakimi dan ramah.
6.Berterus terang mengapa menjadi sulit atau bahkan mustahil untuk sepakat satu sama
lainnya dalam perbincangan yang tidak menghakimi, cermat,jujur dan membangun.
Dari sinilah serta dengan menerpakan prinsip-prinsip seperti ini lah setidaknya
ada pencairan suasana sehingga masing-masing pihak akan tahu apa sebenarnya yang
sedang terjadi antara pihak manajemen perusahaan dengan karyawan. Masing-masing
pihak harus pintar dan kreatif dalam memahami setiap persolan sehingga komunikasi
dan pemecahannya dapat dijalankan secara efektif dan efisien dan solusi masalah juga
dapat tercapai khususnya dari pihak manajemen jika ingin karyawannya
menguntungkan ketika mereka berada dalam organisasi yang mereka pimpin.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
13

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Agustina Zubair M.Si


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Anda mungkin juga menyukai