Pertemuan 11: Pengantar Ilmu Komunikasi (3 SKS)
Pertemuan 11: Pengantar Ilmu Komunikasi (3 SKS)
MODUL
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI (3
SKS)
Oleh : Agustina Zubair, M.Si.
POKOK BAHASAN
Komunikasi Antar pribadi
DESKRIPSI
Pokok bahasan komunikasi antar pribadi membahas mengenai definisi, yaitu perspektif
komponen, perspektif pengembangan dan perspektif relasional serta membahas fungsi
dan efektivitas komunikasi antar pribadi
Salah satu prinsip dasar komunikasi adalah manusia tidak bisa tidak
berkomunikasi. Tiada hari bahkan detik waktu dari kehidupan manusia yang dilewati
tanpa berkomunikasi, terutama komunikasi yang terjadi antara dua orang. Dengan
berkomunikasi manusia dapat mencapai tujuan yaitu :
yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi antar pribadi. Nilai, keyakinan, sikap dan
perilaku kita banyak dipengaruhi oleh komunikasi antar pibadi dibandingkan dengan
media massa.
Meskipun ada yang berpendapat bahwa sebagain besar informasi yang ada
berasal dari media massa, tetapi informasi dari medi massa tersebut sering dibicarakan
dan diinternalisasi melalui interaksi antarpribadi. Bahan obrolan kita dengan teman,
tetannga dan keluarga seringkali diambil dari berita-berita dan acara-acara media massa
(surat kabar, majalah, radio dan tV). Hal ini memperlihatkan bahwa melalui komunikasi
antarpribadi, kita sering membicarakan kembali hal-hal yang telah disajikan media
massa. Namun demikian, pada kenyataannya, niali keyakinan, sikap dan perilaku kita
banyak dipengaruhi oleh komunikasi antarpribadi dibandingkan dengan media massa
dan pendidikan formal.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Sebagian besar waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antar pribadi
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
Tentunya kita tidak ingin hidup sendiri dan terisolasi dari masyarakat, tetapi kita
ingin merasakan dicintai dan disukai serta menyayangi dan menyukai orang lain.
Dengan kata lain, kita tidak ingin membenci dan dibenci orang lain. Oleh karenanya,
banyak waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antarpribadi bertujuan untuk
menciptakan dan memelihara hubungan ssosial dengan orang lain. Hubungan demikian
membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih
positif tentang diri kita sendiri.
6. Membantu
Dengan menceritakan masalah kita pada orang lain. Maka akan mendorong
orang lain membantu memecahkan masalah kita. Psikiater, psikolog klinik dan ahli
terapi adalah contoh-contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain.
Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antarpribadi.
Demikian pula kita sering memberikan berbagai nasihat dan saran pada teman-teman
kita yang sedang menghadapi suatu persoalan dan berusaha untuk menyelesaikan
persoalan tersebut. Contoh-contoh ini memperlihatkan bahwa tujuan dari pross
komunikasi antarpribdi adalah membantu orang lain.
Tujuan-tujuan komunikasi antarpribadi yang diuraikan diatas dapat dilihat dari 2
perspektif, yaitu: Pertama, tujuan-tujuan ini dapat dilihat sebagai faktor-faktor motivasi
atau sebagai alasan-alasan mengapa kita terlibat dalam komuniaksi antarpribadi.
Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kita terlibat dalam komunikasi
antarpribadi untuk memperoleh kesenangan, untuk membantu orang lain, untuk
mengubah sikap dan dan perilaku seseorang. Kedua, tujuan-tujuan ini dapat dipandang
sebagai hasil efek umum dari komunikasi antarpribadi. Dengan demikian kita dapat
mengatakan bahwa sebagi suatu hasil dari komunikasi antarpribadi, kita dapat
mengenal diri kita sendiri , membuat hubungan lebih bermakna dan memperoleh
pengetahuan tentng dunia luar.
penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan
berbagai efek dan umpan balik.
a. Pengirim-penerima
Komunikasi antar pribadi tidak dapat terjadi pada diri sendiri, ada peran pengirim
pesan dan ada peran penerima pesan. Komunikasi antar pribadi berkaitan
dengan manusia. Komunikasi antar pribadi terjadi di antara dua orang atai
diantara sekelompok kecil orang.
b. Encoding-decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan. Sebaliknya, tindakan untuk
menginterpretasikan dan memahami pesan yang diterima disebut decoding.
Fungsi encoding dan decoding dilakuikan oleh setiap pelaku komunikasi antar
pribadi.
c. Pesan-pesan
Pesan-pesan bisa berbentuk verbal (kata-kata) atau non verbal (gerakan, simbol)
atau gabungan antara bentuk verbal dan non verbal.
d. Saluran
Berfungsi sebagai jembatan yangmenghubungkan pengirim dan penerima
informasi. Dalam komunikasi antar pribadi lazimnya pelaku komuniksi bertemu
tatap muka.
e. Gangguan (Noise)
Seringkali terjadi pesan-pesan yang diterima berbeda dengan pesan yang
dikirimkan karena adanya gangguan saat berlangsungnya komunikasi.Gangguan
fisik (berisik, cuaca panas atau dingin), gangguan psikologis (emosi, perbedaan
nilai dan persepsi), gangguan semantik (Kerancuan dalam kata-kata, perbedaan
arti kata).
f. Umpan balik
Kita mengetahui penerima pesan mnegrti atau tidak pesan yang kita kirimkan
adalah melalui umpan balik yang dikirimkannya.
g. Konteks
Ada 3 dimensi konteks dalam proses komunikasi yaitu dimensi fisik (tempat,
lokasi), sosial psikologis (status hubungan, peranan, norma dan budaya) dan
temporal (pesan khusus yang sesuai dengan rangkaian kejadian-kejadian
komunikasi).
i. Akibat (efek)
Komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik pada salah satu pelaku atau
keduanya. Akibat yang terjadi bisa merupakan akibat yang negatif maupun akibat
yang positif.
2. Perspektif Pengembangan
Menurut perspektif ini, Komunikasi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu
dari yang bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal atau intim.
Definisi ini membedakan komunikasi impersonal dengan interpersonal
berdasarkan tiga faktor:
a. Prediksi-prediksi berdasarkan data psikologis. Interaksi antar pribadi yang
dilakukan oleh para pelaku didasarkan pada prediksi mereka tentang data
psikologis orang lain. Artinya dalam KAP seseorang memprediksikan orang lain
menurut ciri-ciri khas atau hal-hal spesifik dari orang tersebut. Sedangkan dalam
interaksi impersonal kita memandang orang lain menurut data kultural dan
sosiologis.
b. Interaksi-interaksi yang berdasarkan pada pengetahuan. Dalam situasi antar
pribadi, kita tidak hanya dapat memprediksikan bagaimana seseorang akan
bertindak, tetapi juga dapat menjelaskan perilaku orang tersebut.
c. Interaksi berdasarkan pada aturan-aturan yang ditentukan sendiri.
jelas di antara mereka. Melalui komunikasi antar pribadi, hubungan diantara dua orang
dapat dibentuk.
Ke-tiga definisi komunikasi antar pribadi semuanya berguna untuk menjelaskan
tentang komunikasi antar pribadi, meskipun setiap definisi memberikan penekanan yang
sedikit berbeda.
Satu hal yang perlu ditambahkan disini, bahwa empati berbeda dengan simpati.
Simpati berarti seseorang mempunyai perasaan terhadap orang lain. Misalkan Anda,
tidak lupus ujian. Dalam simpati, saya hanya merasa kasihan dan cedí. Sedangkan
dalam empati, saya berusaha untuk ikut serta merasakan apa yang dirasakan dan
dialami Anda.
Mungkin yang paling sulit dari sifat-sifat komunikasi hádala mencapai kemampuan
untuk berempati terhadap pengalaman orang lain. Karena dalam empati, seseorang
sebaiknya tidak melakukan penialian terhadap perilaku orang lain dan harus dapat
mengetahui perasaan, kesukaan, nilai, sikap dan perilkau orang lain.
3. Perilaku Suportif
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku
suportif. Artinya, seseorang dalam menghadapi statu masalah tidak bersikap bertahan
(defensif). Keterbukaan dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak
suportif. Menurut Jack R Gibb menyebutkan 3 perilaku yang menimbulkan perilaku
suportif yakni deskriptif, spontanitas dan profesionalisme. Sebaliknya dalam perilaku
defensif ditandai dengan sifat-sifat: evaluasi, strategi dan kepastian.
a. Deskriptif
Suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap suportif dibanding dengan
suasana evaluatif. Artinya, orang yang memilki sifat ini lebih banyak meminta informasi
atau deskripsi tentang suatu hal. Dalam suasana seperti ini ,biasanya orang tidak
merasa dihina atau ditantang, tetapi merasa dihargai. Sedangkan orang ynag memiliki
sifat evaluatif cenderung menilai dan mengecam orang lain dengan menyebutkan
kelemahan-kelemahan perilakunya. Biasanya kata-kata yang diguankan hádala goblok,
ngawur, tidak pernah becus dan sebagainya. Sifat semacam ini cenderung membuat
orang mebjadi bersikap mempertahankan diri. Namur demikian, hal ini bukan berarti
bahwa semua komunikasi evaluatif akan menimbulkan tanggapan bertahan. Kadangkala
seseorang yang sudah mengetahui watak orang lain yang bersikap evaluatif, ia akan
menanggapinya sebagai sesuatu yang wajar.
b. Spontanitas
Orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka dan terus
terang tentang apa yang difikirkannya. Biasanya orang seperti itu akan ditanggapi
dengan cara yang sama ,terbuka dan terus terang.
c. Provisionalisme
Seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memilki sikap berfikir, sifat
terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia
menerima pendapat orang lain, bila memang pendapatnya keliru. Orang yang memilki
sifat ini tidak ngotot dengan pendapatnya sendiri. Sebaliknya, orang yang memiliki sifat
kepastian, merasa bahwa ia tahu tentang segala sesuatu dan yakin bahwa pendapatnya
adalah yang paling benar.
4. Perilaku positif
Komunikasi antarpribadi akan efektif kita memiliki perilkau positif.Sikap positif
dalam komunikasi antarpribadi menunjuk paling tidak pada 2 aspek, yaitu: pertama,
komunikasi antarpribadi akan berkembang bila ada pandangan positif terhadap diri
sendiri. Kedua, mempunyai perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi
komunikasi.
5. Kesamaan
Kesamaan dalam komunikasi antarpribadi ini mencakup dua hal. Pertama,
kesamaan bidang pengalaman diantara para pelaku komunikasi. Artinya, komunikasi
antarpribadi umumnya akan lebih efektif bila para pelakunya mempunyai nilai, sikap,
perilaku dan pengalaman yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa ketidaksamaan tidaklah
komunikatif. Tentu saja dapat, Namur demikian komunikasi mereka lebih sulit dan perlu
lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dibandingkan dengan kedua belah pihak
yang mempunyai kesamaan-kesamaan. Sebagai contoh, Anda akan lebih mudah
membicarakan istilah-istilah komunikasi dengan teman dari jurusan Komunikasi
dibandingkan berbicara dengan teman dari jurusan Kedokteran.
Kedua kesamaan dalam percakapan diantara para pelaku komunikasi,
memberi pengertian bahwa dalam komunikasi antarpribadi harus ada kesamaan dalam
hal mengirim dan menerima pesan. Sebagai contoh, bila seseorang berbicara terus dan
orang lain mendengar terus, tentunya komuniaksi antarpribadi kurang efektif. Namur
demikian, pada situasi tertentu seseorang dapat berbicara lebih banyak. Misalkan,
orang tua memberi nasehat pada anaknya atau teman Anda mengungkapkan masalah
yang dialaminya. Dalam kasus ini orang tua dan teman Anda akan lebih banyak
berbicara. Tetapi, kasus-kasus semacam itu merupakan suatu fungís dari situasi
komunikasi dan bukan merupakan falta bahwa seseorang adalah lebih banyak berbicara
dan yang lebih banyak mendengar.
memiliki sifat semacam ini akan menggunakan pesan-pesan verbal dan non verbal
secara konsiten pula. Mengontrol dan menjaga interaksi denagn maksud untuk
memuaskan kedua belah pihak, yang ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran dan
arah pembicaraan secara konsisten.
4. Perilaku Ekspresif
Perilaku ekspresif memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-
sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain. Perilaku ekspresif ini hampir sama
dengan keterbukaan, mengekspresikan tanggung jawab terhadap perasaan dan pikiran
seseorang, terbuka pada orang lain dan memberikan umpan balik yang relevan.
Keterlibatan sungguh-sungguh dalam interaksi dengan orang lain, yang
diekspresikan secara verbal dan non-verbal.