Anda di halaman 1dari 6

TUGAS GEOKIMIA

UNSUR – UNSUR LOGAM

Disusun oleh :
Fadlillah Rumanda L2L009081

PROGAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
OKTOBER 2010
Logam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Kristal gallium

Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur
kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan
kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal
adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi
dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik,
garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam
dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut
semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah
nonlogam.

Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam


banyak terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah
aluminium, tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink.

Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik,


sementara nonlogam biasanya rapuh (untuk nonlogam padat), tidak
mengkilap, dan insulator.

Dalam bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut


semua unsur yang lebih berat daripada helium.

Daftar isi
[sembunyikan]
 1 Paduan logam
 2 Penggunaan Logam
 3 Logam mulia
 4 Logam berat
 5 Referensi

 6 Lihat pula

[sunting] Paduan logam


Paduan logam merupakan pencampuran dari dua jenis logam atau lebih
untuk mendapatkan sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih baik.
Contoh paduan logam yang populer adalah baja tahan karat yang merupakan
pencampuran dari baja (Fe) dengan Krom (Cr).

[sunting] Penggunaan Logam


Umumnya, logam bermanfaat bagi manusia, karena penggunaannya di
bidang industri, pertanian, dan kedokteran.[1] Contohnya, merkuri yang
digunakan dalam proses klor alkali.[1] Proses klor alkali merupakan proses
elektrolisis yang berperan penting dalam industri manufaktur dan pemurnian
zat kimia.[1] Beberapa zat kimia yang dapat diperoleh dengan proses
elektrolisis adalah natrium, kalsium, magnesium, aluminium, tembaga, seng,
perak, hidrogen, klor, fluor, natrium hidroksida, kalium dikromat, dan kalium
permanganat.[1] Proses elektrolisis larutan natrium klorida tersebut
merupakan proses klor-alkali. Elektrolisis larutan NaCl menghasilkan natrium
hidroksida di katode (kutub positif) dan gas klor di anode (kutub negatif).[1]
Pada industri angkasa luar dan profesi kedokteran dibutuhkan bahan yang
kuat, tahan karat, dan bersifat noniritin, seperti aloi titanium.[1] Sebagian jenis
logam merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi
biokimiawi.[1] Pada zaman dahulu, logam tertentu, seperti tembaga, besi, dan
timah digunakan untuk membuat peralatan, perlengkapan mesin, dan
senjata.[1]

[sunting] Logam mulia


Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya yang
biasa dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, perunggu dan platina.
Logam-logam tersebut memiliki warna yang bagus, tahan karat, lunak dan
terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam. Emas dan perak memiliki sifat
penghantar listrik yang sangat baik sehingga banyak dipakai untuk melapisi
konektor-konektor pada perangkat elektronik.
[sunting] Logam berat
Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih,
dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya
bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh.
Beberapa di antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen).
Demikian pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat tinggi
dianggap tidak layak konsumsi.

Kasus-kasus pencemaran lingkungan menyebabkan banyak bahan pangan


mengandung logam berat berlebihan. Kasus yang populer adalah sindrom
Minamata, sebagai akibat akumulasi raksa (Hg) dalam tubuh ikan konsumsi.

Di Indonesia, pernah dilaporkan bahwa ikan-ikan di Teluk Jakarta juga


memiliki kandungan raksa yang tinggi. Udang dari tambak Sidoarjo pernah
ditolak importir dari Jepang karena dinilai memiliki kandungan kadmium (Cd)
dan timbal (Pb) yang melebihi ambang batas. Diduga logam-logam ini
merupakan dampak buangan limbah industri di sekitarnya. Kakao dari
Indonesia juga pernah ditolak pada lelang internasional karena dinilai
memiliki kandungan Cd di atas ambang batas yang diizinkan. Cd diduga
berasal dari pupuk TSP yang diberikan kepada tanaman di perkebunan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Logam

Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3,
terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai
7 (Miettinen, 1977). Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan
merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi
terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim,
sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif. Gugus karboksilat (-COOH) dan
amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam berat. Kadmium, timbal, dan tembaga
terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses transpormasi melalui
dinding sel. Logam berat juga mengendapkan senyawa fosfat biologis atau
mengkatalis penguraiannya (Manahan, 1977).

Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat
terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut merkuri
(Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt
(Co) (Sutamihardja dkk, 1982). Menurut Darmono (1995) daftar urutan toksisitas
logam paling tinggi ke paling rendah terhadap manusia yang mengkomsumsi ikan
adalah sebagai berikut Hg2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ > Cr2+ Sn2+ >
Zn2+. Sedangkan menurut Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup (1990) sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok,
yaitu :

a. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn.
b. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co.
c. Bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe.
Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap
kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan
manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat ( PPLH-IPB, 1997;
Sutamihardja dkk, 1982) yaitu :

1.Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan


keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan).

2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan
membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut.

3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari


konsentrasi logam dalam air. Disamping itu sedimen mudah tersuspensi karena
pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali logam yang dikandungnya ke
dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar potensial dalam skala
waktu tertentu.
Logam berat masih termasuk golongan logam-logam dengan kriteria-kriteria yang
sama dengan logam-logam yang lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang
dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam tubuh organisme
hidup. Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk dalam tubuh, meski dalam
jumlah agak berlebihan biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk
terhadap tubuh karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat
oksigen. Sedangkan unsur logam berat baik itu logam berat beracun yang
dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah
berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis
tubuh.

Niebor dan Richardson menggunakan istilah logam berat untuk menggantikan


pengelompokan ion-ion logam ke dalam kelompok biologi dan kimia (bio-kimia).
Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan
juga dengan unsur oksigen atau disebut juga dengan oxygen-seeking metal.

2. Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan
unsur nitrogen dan atau unsur belerang (sulfur) atau disebut juga nitrogen/sulfur
seeking metal.

3. Logam antara atau logam transisi yang memiliki sifat khusus sebagai logam
pengganti (ion pengganti) untuk logam-logam atau ion-ion logam.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1921262-logam-berat/

Anda mungkin juga menyukai