Anda di halaman 1dari 8

Laboratorium Mikropaleontologi

FORAMINIFERA BENTOS

Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada
benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang
menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Material
penyusun test merupakan agglutinin, arenaceous, khitin, gampingan.

Foraminifera benthonik sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri,
karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ekologi dari foraminifera benthonic ini adalah :

- Kedalaman laut

- Suhu/temperature

- Salinitas dan kimia air

- Cahaya matahari yang digunakan untuk fotosintesis

- Pengaruh gelombang dan arus (turbidit, turbulen)


- Makanan yang tersedia
- Tekanan hidrostatik dan lain-lain.

Nama : Grasita Widyaningsih

Nim : 111.080.182

Plug : 9
Laboratorium Mikropaleontologi

- Faktor salinitas dapat dipergunakan untuk mengetahui perbedaan tipe dari lautan yang
mengakibatkan perbedaan pula bagi ekologinya. Streblus biccarii adalah tipe yang hidup pada
daerah lagoon dan daerah dekat pantai. Lagoon mempunyai salinitas yang sedang karena
merupakan percampuran antara air laut dengan air sungai.

Foraminafera benthos yang dapat digunakan sebagai indikator lingkungan laut secara umum
(Tipsword 1966) adalah : 
- Pada kedalaman 0 – 5 m, dengan temperatur 0-27 derajat celcius, banyak dijumpai genus-
genus Elphidium, Potalia, Quingueloculina, Eggerella, Ammobaculites dan bentuk-bentuk
lain yang dinding cangkangnya dibuat dari pasiran.
- Pada kedalaman 15 – 90 m (3-16º C), dijumpai genus Cilicides, Proteonina, Ephidium,
Cuttulina, Bulimina, Quingueloculina dan Triloculina. 
- Pada kedalaman 90 – 300 m (9-13oC), dijumpai genus Gandryna, Robulus, Nonion,
Virgulina, Cyroidina, Discorbis, Eponides dan Textularia.
- Pada kedalaman 300 – 1000 m (5-8º C), dijumpai Listellera, Bulimina, Nonion,
Angulogerina, Uvigerina, Bolivina dan Valvulina

Nama : Grasita Widyaningsih

Nim : 111.080.182

Plug : 9
Laboratorium Mikropaleontologi

Macam-macam genus dari foraminifera benthos yang sering dijumpai :

Genus Ammobaculites Chusman 1910

Termasuk famili Lituolidae, dengan cirri-ciri test pada awalnya terputar, kemudian menjadi
uniserial lurus, komposisi test pasiran, aperture bulat dan terletak pada puncak kamar akhir.
Muncul pada karbon resen.

Genus Amondiscus Reuses 1861

Termasuk famili Ammodiscidae dan ciri – ciri test monothalamus, terputar palnispiral,
kompisisi test pasiran, aperture pada ujung lingkaran. Muncul Silur – Resent.
Genus Amphistegerina d’ Orbigny 1826
Famili berbentuk lensa, trochoid, terputar involut, pada ventral terlihat surture bercabang tak
teratur, komposisi test gampingan, berpori halus, aperture kecil pada bagian ventral kecil
pada bagian ventral 

Genus Bathysiphon Sars 1972

Termasuk famili Rhizamminidae dengan test silindris, kadang – kadang lurus,


monothalamus, komposisi test pasiran, aperture di puncak berbentuk pipa. Muncul Silur –
Resent.

Genus Bolivina

Termasuk famili Buliminidae dengan test memanjang, pipih agak runcing, beserial,
komposisi gampingan, berposi aperture pada kamar akhir, kadang berbentuk lope, muncul
Kapur – Resent.

Genus d’ Orbigny 1826

Termasuk famili Buliminidae, test memanjang, umunya triserial, berbentuk kamar sub
globular, komoposisi gampingan berpori.

Genus Cibicides Monfort 1808

Nama : Grasita Widyaningsih

Nim : 111.080.182

Plug : 9
Laboratorium Mikropaleontologi

Termasuk famili Amonalidae, dengan cirri – cirri test planoconvex rotaloid, bagian dari
dorsal lebih rata, komposisi gampingan berpori kasar, aperture di bagian ventral, pemukaan
akhir sempit dan memanjang.

Genus Decalina d’ Orbigny 1826

Termasuk famili Lageridae, dengan ciri – ciri test pilythalamus, uniserial, curvilinier, suture
menyudut, komposisi test gampingan berpori halus, aperture memancar, terletak pada ujung
kamar akhir.

Genus Elphidium Monfort 1808

Termasuk famili Nonionidae dengan ciri – cirri test planispiral, bilateral simetris, hampir
seluruhnya involute, hiasan suture bridge dan umbilical, komposisi test gampingan berpori,
aperture merupakan sebuah lubang/lebih pada dasar pemukaan kamar akhir.

Genus Nodogerina Chusman 1927

Termasuk famili Heterolicidae, degan test memanjang, kamar tersusun uniserial lurus,
kompisi test gampingan berpori halus, aperture terletak di puncak membulat mempunyai
leher dan bibir. Muncul Kapur – Resen.

Genus Nodosaria Lamark 1812

Termasuk famili Lagenidae degan test lurus memajang, kamar tersusun uniserial, suturenya
tegak lurus, terhadap sumbu, pada pemulaaan agak bengkok kemudian lurus, komposisi
gampingan berpori, aperture di puncak berbentuk radier, muncul Karbon – Resent.

Genus Nonion Monfort 1888

Termasuk famili Nonionidae dengan test cenderung involute, bagian tepi membulat,
umumnya dijumpai umbilical yang dalam, komposisi gampingan berpori , aperture
melengkung pada kamar akhir. Muncul Yura – Resent.

Genus Rotalia Lanmark 1804

Nama : Grasita Widyaningsih

Nim : 111.080.182

Plug : 9
Laboratorium Mikropaleontologi

Umumnya suture menebal pada bagian dorsal, bagian ventral suturenya tertekan ke dalam,
komposisi test gampingan berpori, aperture pada bagian ventral membuka dari umbilical
pinggir.

Genus Saccamina M. Sars 1869

Termasuk famili Sacanidae degan test globular, komposisi test dari material kasar, biasanya
oleh khitin berwarna coklat, aperture di puncak umumnya degan leher. Muncul Silur –
Resent. 

Genus Textularia Derance 1824

Termasuk famili Textularidae test memanjang kamar tersusun biserial, morfologi kasar,
komposisi pasiran, aperture sempit memanjang pada permukaan kamar akhir. Muncul Devon
– Resent. 

Genus Uvigerina d’ Obigny 1826

Termasuk famili uvigeridae degan test fusiform, kamar triserial, komposisi berpori, aperture
di ujung dengan leher dan bibir. Muncul Eosen – Resent.

Nama : Grasita Widyaningsih

Nim : 111.080.182

Plug : 9
Laboratorium Mikropaleontologi

Aplikasi Foraminifera

Masalah – masalah Geologi yang menghubungkan dengan umur suatu batuan sampai
sekarang masih mempergunakan foraminifera planktonik di samping juga mengunakan
metode – metode lain yang lebih teruji dan lebih tepat.
Penentuan kisaran umur dengan mengunakan foraminifera planktonik, dilakukan degan
langkah – langkah sebagai berikut :
a. Mengenalisa fosil foraminifera palakton dari suatu batuan sampai ke tingkat spesiesnya.
b. Mempergunakan acuan Blow (1969) dalam penetuan kisaran umum dari fosil foram
plankton yang telah diamati dan dianalisa.

Nama : Grasita Widyaningsih

Nim : 111.080.182

Plug : 9
Laboratorium Mikropaleontologi

c. Menetukan kisaran umur fosil foram plankton yang muncul akhir dan umur yang punah
awal.
d. Maka umur batuan yang didapatkan merupakan suatu range dari hasil nomor C

SUMBER

www.docstoc.com › Education › College

paleontologi3b.blogspot.com/

en.wikipedia.org/wiki/Foraminifera

www.foraminifera.eu/

www.scribd.com/doc/30189788/Protozoa
www.scribd.com/doc/31142591/Mikro-Makro-Paleontologi-Selesai
singgihafifaputra.blogspot.com/2010/07/ordo-foraminifera.html
laporanp.blogspot.com/2010/02/bab-i-pendahuluan-1_07.html
www.uajy.ac.id › Penelitian › Jurnal
Nama : Grasita Widyaningsih

Nim : 111.080.182

Plug : 9
Laboratorium Mikropaleontologi

geologistherdi.wordpress.com/2010/10/02/pengertian/
jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id...
data.ictcenter-purwodadi.net/sumber_belajar/.../ordo%20foraminifera.pptx
118.98.163.253/download/view.php?file=53...foraminifera.ppt
www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg09117.html -
www.ucmp.berkeley.edu/foram/foramintro.html

www.ucl.ac.uk/GeolSci/micropal/foram.html

foraminifera.net/
www.bowserlab.org/foraminifera/forampage2.htm
bprc.osu.edu/foram/whatarefor.htm -
www.microscopy-uk.org.uk/mag/artnov98/bdforam3.html
books.google.co.id/books?id=gc8RAAAAIAAJ...
www.physorg.com/news203796948.html

Nama : Grasita Widyaningsih

Nim : 111.080.182

Plug : 9

Anda mungkin juga menyukai