Anda di halaman 1dari 9

Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

STATISTIK :
SALAH SATU INDIKATOR UTAMA PERADABAN *

Maman A. Djauhari **

When using a statistical model,


careful attention must be given to the uncertainties in the model

Author’s adaptation from Richard Feynman’s


“On the reliability of the Challenger space shuttle”

Abstract

Todays statistics has appeared as universal language in the modern communication in


Indonesia. It has been a need of civilization such as reading and writing, and also as a
civilization indicator of a nation. This paper offers an idea that views statistics as a
soft technology that is able to bring this nation to the more civilized nation. An
example is presented as the illustration.

1. Pendahuluan Dalam acara pendirian ISF itu


telah diberikan catatan bahwa di
Atas inisiatif National kawasan Asia Timur dan Asia
Statistical Office of Korea (NSO) pada Tenggara banyak negara yang sering
bulan September 1999 di Taejon melakukan praktik statistik karet
dibentuk International Statistical (rubber statistics). Suatu julukan,
Forum (ISF). Tujuannya adalah ditujukan pula ke arah kita, yang
membangun kerja sama internasional memilukan namun harus kita terima
bidang perstatistikan sesuai dengan karena, seperti yang tampak pada kasus
“Fundamental Principles of Official IDT (Inpres Desa Tertinggal), kasus
Statistics” yang diterbitkan oleh kompensasi BBM atau BLT (Bantuan
Komisi PBB Bidang Statistik. Kerja Langsung Tunai) dan contoh-contoh
sama tersebut meliputi upaya lain, masih banyak anggota masyarakat
menginisiasi peraturan tentang yang mempraktik-kan statistik karet.
penambangan data (data mining) di Banyak yang tidak menyadari bahwa
antara anggota ISF. Pada kesempatan perilaku seperti ini disimak dunia. Kita
ini, penulis mendapat kehormatan dan tidak mungkin memperoleh
kepercayaan dari NSO untuk duduk kepercayaan masyarakat internasional
sebagai salah seorang anggota pendiri kalau data kita tidak andal atau kalau
ISF tersebut. statistik kita tidak sesuai dengan
* Sebagian besar tulisan ini telah disampaikan pada Kuliah Umum di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik,
Jakarta, 2 Februari 2007.
** Profesor Statistik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jalan Ganesa 10, Bandung 4013, Email: maman@dns.math.itb.ac.id

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 174


Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

tuntutan pergaulan masyarakat global ”sumber data dan informasi”, ”data”,


atau kalau kita dianggap ”informasi”, ”knowledge”, dan ”alat
mempraktikkan statistik karet. statistikal” Di bawah semua itu masih
“Fundamental Principles of ada dua entitas yang menjadi
Official Statistics” yang telah disebut fondasinya, yaitu ”kultur” dan
di depan pada dasarnya mencerminkan ”matematika” Ketujuh entitas tersebut
kehendak agar kebijakan dan kegiatan adalah komponen-komponen utama
perstatistikan dan hasilnya yang kita perlukan dalam mengelola
mencerminkan wajah budaya/kultur kerandoman (randomness) yang
dan tingkat peradaban yang tinggi dari muncul secara alamiah tatkala kita
masyarakat pelaksana kegiatan itu. berupaya memahami kelakuan Alam.
Kualitas kebijakan dan kualitas Kerandoman adalah suatu fenomena
kegiatan perstatistikan suatu bangsa alam yang kalau intelek manusia tidak
akan menggambarkan kualitas kultur mampu mengontrolnya dengan baik
dan peradaban serta martabat bangsa akan dapat menimbulkan kejadian
itu. Acuannya adalah norma-norma yang lantas oleh manusia disebut
pergaulan masyarakat internasional bencana alam. Kerandoman tampil
yang berbudaya intelektual. dalam bentuk variasi.
Pada Bagian 2 akan Mengelola kerandoman atau
dikemukakan mengapa bangsa yang variasi menuntut pemahaman tentang
berbudaya memerlukan statistik. konsep ketidak-pastian (uncertainty)
Selanjutnya, Bagian 3 mengemukakan yang terdapat dalam alat-alat
pandangan tentang statisik dilihat dari statistikal. Dalam praktek, ketidak-
konsep fundamental yang akan dapat pastian tersebut diukur dengan alat
menghantarkan seseorang ke matematikal yang disebut probabilitas.
perbatasan (frontier) pengembangan Alat ini terletak di dalam arsenal
ilmu statistik. Bagian 4 menyajikan analisis matematikal. Probabilitas
contoh statistik sebagai soft technology berperan mengukur kualitas alat
yang dapat memberikan ilustrasi statistikal; seberapa besar alat
bagaimana statistik harus kita produksi statistikal tersebut mengandung unsur
sebagai komoditas ekonomi yang ketidakpastian. Inilah yang dipesankan
bernilai tinggi. Bagian 5 berisi daftar di awal tulisan ini: ”When using a
beberapa masalah aktual yang statistical model, careful attention must
potensial menjadi produk berkelas be given to the uncertainties in the
dunia. Tulisan ini diakhiri dengan model”
sebuah catatan tambahan di Bagian 6. Variasi muncul di mana-mana;
pada sumber data dan informasi, dan
juga di dalam data yang terekam.
2. Mengapa statistik diperlukan Informasi yang digali dari data yang
terekam, dan knowledge yang
Berbicara tentang statistik, diperoleh dari informasi hasil
maka di dalam mental model kita, penambangan pada tumpukan data
pikiran kita, atau mind set kita, akan yang terekam, dibayang-bayangi oleh
langsung muncul entitas-entitas ketidakpastian. Oleh karena itu, tatkala
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 175
Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

berpikir tentang hal-hal tersebut, secara karya Basmadjian (1999) diterbitkan


paralel intelek manusia bekerja oleh Chapman & Hall / CRC. Jelas
memikirkan alat-alat yang diperlukan bahwa kualitas alat statistikal yang
untuk memahaminya. Untuk diproduksi ditentukan secara mutlak
mendapatkan data dari sumbernya oleh kapasitas intelek manusia pegiat
diperlukan alat. Jika sumber data dan statistik. Semua kemampuan ini, yang
informasi adalah manusia, maka alat berkembang karena hasrat untuk
yang diperlukan bukan hanya alat mampu mengelola kerandoman dan
statistikal dan alat matematikal, memahami ketidak-pastian dengan
melainkan juga alat kultural. Namun, baik, diperlukan karena tuntutan
jika sumber informasi itu bukan kultural, peradaban, dan pergaulan
manusia, maka alat yang diperlukan antar bangsa yang bermartabat.
cukup dua yang disebut pertama.
Tatkala data sudah diperoleh dari
sumbernya, maka data tersebut 3. Apa itu statistik?
merupakan pesan dari alam tentang
perilaku parsialnya sejauh yang Sejak awal paruh kedua abad
mampu ditangkap oleh intelek ke-20 dunia menyaksikan fenomena
manusia. Alam, setiap saat, global di mana statistik menjelma
memancarkan informasi dan intelek menjadi bahasa universal dalam
manusia memproduksi alat perekam pergaulan modern masyarakat
dan alat statistikal. Alat perekam itu internasional. Ia telah menjelma
dibuat untuk menangkap informasi menjadi kebutuhan peradaban seperti
alam dan mengubahnya menjadi data. halnya membaca dan menulis. Ia
Sedangkan alat statistikal dibuat untuk adalah salah satu indikator utama
mentransformasikan data menjadi peradaban sebuah bangsa. Oleh karena
informasi. Selanjutnya, melalui itu, perkuliahan modern bidang
kemampuan hermeneutikal, yakni statistika sejatinya merupakan
kemampuan menafsirkan segala perkuliahan kultural yang menekankan
sesuatu, informasi ini kepada penghormatan terhadap nilai-
ditransformasikan lagi menjadi nilai luhur kemanusiaan, norma-norma
knowledge. dan etika kehidupan, kejujuran,
Di samping kemampuan transparansi, akuntabilitas, kualitas,
membuat alat statistikal dan dan produktivitas.
kemampuan hermeneutikal, yang Statistik, secara populer, sering
diperlukan tatkala data yang terekam diartikan sebagai data atau hasil
hendak ditransformasikan menjadi hitungan berdasarkan data. Statistik
informasi dan knowledge, masih juga dapat diartikan sebagai
diperlukan kemampuan mengembang- information science yang telah teruji
kan arsenal alat-alat matematikal. keunggulannya. Melalui pengertian ini,
“There is no Applied Mathematics statistik telah diterima oleh ilmuwan
without Mathematics to Apply” dari semua bidang; mulai dari ilmuwan
Demikian tertera dalam The Art of yang bekerja pada the very hard
Modeling in Science and Engineering sciences seperti astronomi – dengan
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 176
Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

obyek penelitian yang berada amat ‘kemarahan’ Pearson. Dunia menyaksi-


jauh di luar angkasa – dan fisika kan; perlu waktu sekitar satu dekade
teoretis – dengan obyek penelitiannya sebelum ada penurunan matematikal
amat dekat namun tidak tampak seperti yang membuktikan kebenaran
atom – hingga ilmuwan yang menekuni konjektur Yule dan mengakhiri
the very soft sciences seperti seni yang perdebatan tersebut.
bergelut dengan forma-forma. Secara Perdebatan semacam itu adalah
fundamental, statistik adalah sebuah bukti kebenaran filsafat Karl Popper
fungsi terukur (measurable function). tentang kegiatan ilmiah dan filsafat
Distribusinya, yang merupakan Rene Descartes tentang alasan
kuantifikasi dari kelakuannya secara keberadaan (raison d’etre). Popper
umum, adalah ukuran (measure) yang menegaskan bahwa kegiatan ilmiah
memungkinkan orang dapat mengukur terdiri atas kegiatan verifikasi dan
besarnya ketidak-pastian (probalility). proses pemaknaan (hermeneutics).
Adapun parameter distribusi adalah Verifikasi adalah kata lain dari bukti
fungsional yang menunjukkan (proof). Namun, dalam sains, yang
karakteristik parsialnya. Pada tataran dimaksud adalah bukti matematikal
fundamental inilah statistisi atau (mathematical proof) seperti kata Paul
statistikawan bekerja untuk Valery – sastrawan dan budayawan
mengembangkan arsenal alat-alat ternama Perancis seangkatan
statistikal dan atau mencipta statistik Hadamard dan Einstein: “Aucune
yang baru. Apa itu statistisi? Itu adalah investigation humaine ne se peut
sebuah profesi. Apabila kita berpegang appeler vrai science si elle ne passe
pada definisi yang diberikan Jacques pas par demonstration mathematique
Dieudonnees tentang matematisi, maka (Tidak ada satupun penyelidikan
statistisi adalah mereka yang selama manusia yang boleh disebut sains bila
hidupnya pernah membuat statistik tidak melalui pembuktian
sebagai fungsi terukur atau teorema matematikal)” atau seperti kata Plato:
tentang statistik. “... that the reality which scientific
Pada permulaan abad ke-20 thought is seeking must be expressible
terjadi pendebatan yang sangat hebat in mathematical terms, mathematics
antara Pearson dan Yule. Saking being the most precise and definite
hebatnya, Pearson sempat sangat kind of thinking of which we are
emosional. Mereka memperdebatkan capable” Bukti matematikal adalah
derajat kebebasan (degree of freedom) raison d’etre yang merupakan spirit
statistik penguji kebebasan dua pengembangan sains. Selanjutnya,
variabel kategorik berbasis tabel tidak akan ada pengembangan sains
kontingensi berukuran r baris dan c tanpa memiliki kepekaan rasa tidak
kolom. Sejak awal Pearson puas / kecewa (dissatisfied /
menyatakan bahwa derajat disappointment) terhadap teori atau
kebebasannya adalah (rc – 1). Yule metode yang sudah ada. Dalam hal ini,
memberikan konjektur bahwa derajat lagi-lagi manusia lari mencari solusi di
kebebasan itu adalah (r – 1)(c – 1). dunia matematikal. Alfred Whitehead
Konjektur inilah yang mengundang mengatakan: “The study of
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 177
Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

mathematics is apt to commence in tingkat kompleksitas produk berpikir.


disappointment” Sayangnya, paradigma ini belum
Tahun 1997 Kuwahara tumbuh di masyarakat kita. Bahkan di
menyebutkan, dalam jurnal BioPharm: masyarakat kita tumbuh pandangan
The Applied Technologies of bahwa yang namanya rumus statistikal
Biopharmaceutical Development, atau rumus matematikal adalah sesuatu
bahwa era statistik modern dimulai yang harus dihapal dan keterampilan
pertengahan abad ke-19 tatkala Pierce menggunakannya dianggap sebagai
mengembangkan statistik untuk suatu prestasi (achievement) penting.
memisahkan data outlier dari Padahal sebenarnya yang namanya
kelompok besar data lainnya. Siapa rumus statistikal atau matematikal
Pierce? Ia adalah astronom Perancis tidak lain merupakan wujud
yang merekam data benda-benda penampakan fenomena alam dalam
angkasa dan tertantang untuk bentuk objek matematikal yang
memisahkan anomaly/outlier data berhasil diinterpretasikan oleh intelek
secara ilmiah. Mulai saat itu telah manusia. Sedangkan dalam budaya
berjuta karya dalam bidang statistik intelektual (baca: Barat), seperti
yang dimaksudkan untuk lebih dikemukakan Xenophon, filosof
memahami data outlier. Sejak saat itu Yunani kuno, “penampakan” atau
pula ilmu statistik terus berkembang “appearance” (eidos) dan “wujud”
secara eksponensial dalam ragam dan (morphe) identik dengan “beauty” atau
jumlahnya. Namun, itu bukan tanpa “indah” yang merupakan realitas
tantangan. Sebagai contoh, dalam satu ontologis. Oleh karena itulah, dalam
dekade terakhir, homo sapiens budaya tersebut, matematika adalah
berusaha keras agar mampu bentuk paling sublim dari
mengurutkan data yang berupa vektor intelektualitas manusia mengingat
di ruang berdimensi lebih dari satu. matematika dapat menjadi penghubung
Kemampuan ini diperlukan untuk dengan makna transenden. Tidaklah
menyusun teori dan metode penaksiran mengherankan bahwa dalam budaya
robust, umpamanya, bagi lokasi intelektual, matematika adalah
multivariat dan dispersi multivariat. komponen utama dalam
Contoh lain, umpamanya, hingga kini pengembangan kebudayaan dan
intelek manusia masih belum mampu peradaban.
memahami dengan baik dispersi Patut kita catat bahwa
multivariat. peradaban manusia memerlukan waktu
Masih banyak masalah statistik sekitar dua abad untuk mampu
yang unsolvable secara analitis. memahami dengan baik perilaku
Kesulitan terletak pada kompleksitas distribusi normal. Rahasia distribusi
matematikal yang sangat tinggi. Inilah normal terkuak berkat matematisi
tantangan dari segi sains dalam Perancis, Paul Levy, yang
pengembangan ilmu statistik. Padahal, memperkenalkan konsep tentang
dalam budaya intelektual, tingkat fungsi karakteristik di tahun 1920 an.
peradaban suatu bangsa diukur oleh Waktu dua abad sebenarnya tidak lama
tingkat kompleksitas cara berpikir dan bila dibandingkan dengan proses
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 178
Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

pemahaman manusia terhadap luas 4. Teknologi baru pengontrolan


lingkaran yang memerlukan waktu variabilitas proses
jauh lebih lama. Terhitung sejak
Ahmos, ilmuwan Mesir kuno pada Kegiatan perstatistikan me-
abad 18 sebelum Masehi – dengan nuntut sikap taat azas terhadap konsep
tingkat kultur dan peradaban manusia ‘berpikir statistikal’ dan penciptaan /
saat itu – intelek manusia memerlukan penerapan ‘metode statistikal’.
waktu sekitar tiga puluh lima abad Berpikir statistikal adalah suatu
untuk mengetahui luas lingkaran secara falsafah pembelajaran dan falsafah
eksak. Ini berkat kerja keras tindakan yang didasarkan pada prinsip-
matematisi Perancis, Francois Viete, di prinsip fundamental berikut:
abad ke-16. Jejak-jejak sejarah tersebut
mengindikasikan akan pentingnya 1. Proses ada di mana-mana dan
upaya menciptakan kultur dan di setiap saat. Berbagai proses
membangun peradaban yang kondusif pada umumnya saling
agar intelek manusia Indonesia berkaitan;
berkembang dengan pesat. 2. Setiap proses menimbulkan
Uraian di atas memperlihatkan variasi;
bahwa, dalam budaya intelektual, 3. Memahami variasi dan upaya
statistik adalah salah satu indikator mereduksinya adalah kunci
utama tingkat peradaban. Dengan dalam peningkatan kualitas
demikian, pendidikan statistik hidup.
sebenarnya adalah pendidikan kultural
yang: (1) menjunjung tinggi nilai-nilai Pada gambar 1 diberikan ilustrasi
luhur kultural dan norma-norma serta bagaimana konsep ‘berpikir statistikal’
etika kehidupan bermasyarakat, dan (2) dan penciptaan / penerapan ‘metode
mengutamakan kejujuran, transparansi, statistikal’ berinteraksi.
akuntabilitas, kualitas, dan Metode statistikal yang
produktivitas. Sejatinya, secara umum, diciptakan atau yang dipakai seseorang
pendidikan ditujukan untuk akan sangat tergantung kepada proses
mempersiapkan manusia agar: berpikir statistikal orang tersebut. Yang
terakhir ini terkandung dalam tiga
1. Tetap menempati posisi teratas di falsafah dasar tentang penanganan data
alam di antara semua makhluk – klasikal, Bayesian, dan analisis data
Tuhan; – dan pada kemampuan hermeneutikal.
2. Mampu berinteraksi secara
harmonis dengan alam.

dan sains telah terbukti mampu


menghantarkan manusia meraih tujuan
pertama.

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 179


Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

Falsafah Analisis Tindakan

Proses Variasi Data Knowledge

Sistem Berpikir Statistikal Metode Statistikal

Gambar 1. Skema berpikir statistikal

Tahun 2005, salah satu produk sama dengan metodologi pengujian


statistikal yang penulis buat telah hipotesis tentang homogenitas dispersi
diterbitkan dalam Journal of Quality multivariat yang dilakukan dengan
Technology, 37(1), 2005. Sejak saat menguji satu per satu secara berulang.
itu, statistik tersebut telah banyak Dengan pendekatan ini, di bawah
dipakai oleh berbagai industri di dunia. asumsi kenormalan multivariat,
Statistik itu adalah teknologi baru Montgomery menurunkan taksiran
dalam pengontrolan variabilitas proses parameter distribusi asimtotis sample
multivariat (artinya, kualitas proses generalized variance dan sampai pada
ditentukan oleh lebih dari satu titik-titik kritis lower control limit
variabel). Soft technology ini (LCL) dan upper control limit (UCL).
memberikan ilustrasi tentang Sinyal yang menunjukkan bahwa
keterkaitan antara konsep ’berpikir proses berada dalam keadaan out-of-
statistikal’ dan penciptaan/penerapan control akan muncul pada suatu sampel
’metode statistikal’ dalam upaya bila nilai sample generalized variance
pengembangan ilmu statistik. berada di luar interval (LCL, UCL).
Montgomery (1991, 1996, 2001, dan Mengamati statistik
2005) dalam bukunya yang terkenal Montgomery tersebut, timbul perasaan
dan menjadi pegangan para profesional tidak tatkala penulis menelusuri
bidang kualitas “Introduction to taksiran parameter distribusi asimtotis
Statistical Quality Control, Second – sample generalized variance yang
Fifth Editions” mengemukakan tentang diturunkan dalam keempat edisi
teknologi pengontrolan variabilitas bukunya itu. Kelas distribusinya dapat
multivariat berdasarkan beberapa buah penulis terima dengan sangat logis.
sampel independen. Metodologinya Namun taksiran parameter-

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 180


Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

parameternya terasa ganjil, rancu fundamental, tanpa kerjasama dengan


antara fenomena satu sampel dan berbagai pakar bidang sains
banyak sampel independen, sehingga fundamental, dan tanpa daya juang. Di
memberikan LCL dan UCL yang bias bawah ini disajikan beberapa masalah
dan mengakibatkan average run length aktual yang sangat potensial menjadi
(ARL) yang besar tatkala proses berada produk riset berkualitas tinggi.
dalam keadaan out-of-control. ARL
adalah alat statistikal untuk mengukur 1. Redefinisi ukuran dispersi
kualitas alat penguji hipotesis di atas; multivariat.
nilainya akan besar bila proses dalam Perhatikan masalah pengontrolan
keadaan in-control dan akan kecil variabilitas proses multivariat di
dalam keadaan out-of-control. mana kualitas proses ditentukan
Ketidak-puasan tersebut oleh banyak variabel sehingga
semakin bertambah tatkala banyak perhitungan sample generalized
literatur dan juga web sites yang variance sulit dilakukan bahkan
menggunakan LCL dan UCL yang bias dengan menggunakan komputer
tersebut. Hal inilah yang menuntun secanggih apapun pada saat ini.
penulis untuk menyusun pembuktian Dalam hal seperti ini, maka
matematikal bahwa LCL dan UCL diperlukan redefinisi ukuran
Montgomery bersifat bias dan dispersi multivariat.
selanjutnya menyajikan titik-titik kritis
LCL dan UCL yang tak bias 2. Deteksi intrusi pada sistem
(unbiased). Oleh karena itu, teknologi komputer.
pengontrolan yang dihasilkan bersifat Informasi yang masuk ke dalam
tak bias dan memiliki ARL yang jauh setiap sistem komputer secara
lebih kecil ketimbang ARL teknologi alamiah berbentuk vektor
Montgomery bila proses berada dalam berdimensi tinggi. Bagaimana
keadaan out-of-control. Pada saat in- mengontrol, hampir secara real
control, kedua teknologi itu time, bahwa informasi yang masuk
memberikan ARL yang sama. Bagi bukan informasi yang
yang berminat mempelajari membahayakan? Masalah ini
pembuktian matematikal, silakan baca membuka peluang untuk membuat
artikel penulis berjudul ”Improved statistik yang lebih baik.
Monitoring of Multivariate Process
Variability” dalam Journal of Quality 3. Penaksiran robust bagi lokasi
Technology, 37(1), 2005. dan dispersi multivariat
Masalah penaksiran robust bagi
parameter lokasi dan dispersi pada
5. Masalah terbuka (open problems) skema multivariat sangat
dibutuhkan oleh industri,
Sulit sekali melaksanakan pemerintahan, bisnis, kesehatan,
amanat Undang Undang yang dan kegiatan-kegiatan kultural
berkaitan dengan pengembangan ilmu lainnya. Namun demikian, tatkala
statistik tanpa mengembangkan riset berhadapan dengan himpunan data
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 181
Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban

berdimensi tinggi, masalah lembaga yang terkait erat dengan


tersebut masih sangat terbuka. kebijakan dan kegiatan perstatistikan
nasional, termasuk perguruan tinggi.
4. Depth function atau pengurutan Apalagi dalam penciptaan alat-alat
data multivarat statistikal yang baru dan lebih baik.
Depth function adalah fungsi yang Apa yang menghambat ?
harganya menunjukkan seberapa Penulis menduga, hambatannya antara
dalam sebuah observasi lain terletak pada daya juang yang
berdimensi lebih dari satu berada masih kurang. Daya juang para
relatif terhadap pusatnya. Fungsi ilmuwan (calon ilmuwan) di tengah
ini dibangun dalam konteks non- godaan faktor ekonomi. Ini
parametrik untuk melakukan menyangkut pilihan hidup seperti
analisis data multivariat. Masalah diungkapkan dengan bijak oleh St.
utama terletak pada bagaimana Agustinus di abad ke satu Masehi,
mendefinisikan urutan dalam yang kemudian dikumandangkan lagi
ruang vektor berdimensi lebih dari oleh Sartre, sebagai berikut: ”La vie est
satu. une series des choix” Hidup adalah
untaian pilihan-pilihan – kata meraka.
Di samping itu, perlu ada loncatan
6. Bahan refleksi perubahan paradigma dalam belajar.
Khusus kepada mahasiswa dan
Sebenarnya, Indonesia telah akademisi bidang statistik, penulis
memiliki perangkat perundang- pesankan: ”berhentilah (hanya) belajar
undangan yang baik. Namun, kita tentang statistik dan mulailah belajar
belum secara serius menanganinya. Ini memproduksi statistik”. Yang penulis
tampak, misalnya, dari pelaksanaan maksudkan dengan statistik pada pesan
Undang Undang No. 16 Tahun 1997 tersebut adalah statistik dalam
tentang Statistik yang belum optimal. pengertian fundamental.
Sebagai contoh, Pasal 1 Ayat 4 yang
menyatakan :

”Kegiatan statistik adalah


tindakan yang meliputi upaya
penyediaan dan penyebarluasan
data, upaya pengembangan ilmu
statistik, dan upaya yang
mengarah pada berkembangnya
Sistem Statistik Nasional”.

belum secara serius dilaksanakan.


Tampak nyata “pengembangan ilmu
statistik” dalam pasal itu belum di
tangani dengan serius oleh semua

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 182

Anda mungkin juga menyukai