STATISTIK : SALAH SATU INDIKATOR UTAMA PERADABAN *
Maman A. Djauhari **
When using a statistical model,
careful attention must be given to the uncertainties in the model
Author’s adaptation from Richard Feynman’s
“On the reliability of the Challenger space shuttle”
Abstract
Todays statistics has appeared as universal language in the modern communication in
Indonesia. It has been a need of civilization such as reading and writing, and also as a civilization indicator of a nation. This paper offers an idea that views statistics as a soft technology that is able to bring this nation to the more civilized nation. An example is presented as the illustration.
1. Pendahuluan Dalam acara pendirian ISF itu
telah diberikan catatan bahwa di Atas inisiatif National kawasan Asia Timur dan Asia Statistical Office of Korea (NSO) pada Tenggara banyak negara yang sering bulan September 1999 di Taejon melakukan praktik statistik karet dibentuk International Statistical (rubber statistics). Suatu julukan, Forum (ISF). Tujuannya adalah ditujukan pula ke arah kita, yang membangun kerja sama internasional memilukan namun harus kita terima bidang perstatistikan sesuai dengan karena, seperti yang tampak pada kasus “Fundamental Principles of Official IDT (Inpres Desa Tertinggal), kasus Statistics” yang diterbitkan oleh kompensasi BBM atau BLT (Bantuan Komisi PBB Bidang Statistik. Kerja Langsung Tunai) dan contoh-contoh sama tersebut meliputi upaya lain, masih banyak anggota masyarakat menginisiasi peraturan tentang yang mempraktik-kan statistik karet. penambangan data (data mining) di Banyak yang tidak menyadari bahwa antara anggota ISF. Pada kesempatan perilaku seperti ini disimak dunia. Kita ini, penulis mendapat kehormatan dan tidak mungkin memperoleh kepercayaan dari NSO untuk duduk kepercayaan masyarakat internasional sebagai salah seorang anggota pendiri kalau data kita tidak andal atau kalau ISF tersebut. statistik kita tidak sesuai dengan * Sebagian besar tulisan ini telah disampaikan pada Kuliah Umum di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, 2 Februari 2007. ** Profesor Statistik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesa 10, Bandung 4013, Email: maman@dns.math.itb.ac.id
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 174
Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban
tuntutan pergaulan masyarakat global ”sumber data dan informasi”, ”data”,
atau kalau kita dianggap ”informasi”, ”knowledge”, dan ”alat mempraktikkan statistik karet. statistikal” Di bawah semua itu masih “Fundamental Principles of ada dua entitas yang menjadi Official Statistics” yang telah disebut fondasinya, yaitu ”kultur” dan di depan pada dasarnya mencerminkan ”matematika” Ketujuh entitas tersebut kehendak agar kebijakan dan kegiatan adalah komponen-komponen utama perstatistikan dan hasilnya yang kita perlukan dalam mengelola mencerminkan wajah budaya/kultur kerandoman (randomness) yang dan tingkat peradaban yang tinggi dari muncul secara alamiah tatkala kita masyarakat pelaksana kegiatan itu. berupaya memahami kelakuan Alam. Kualitas kebijakan dan kualitas Kerandoman adalah suatu fenomena kegiatan perstatistikan suatu bangsa alam yang kalau intelek manusia tidak akan menggambarkan kualitas kultur mampu mengontrolnya dengan baik dan peradaban serta martabat bangsa akan dapat menimbulkan kejadian itu. Acuannya adalah norma-norma yang lantas oleh manusia disebut pergaulan masyarakat internasional bencana alam. Kerandoman tampil yang berbudaya intelektual. dalam bentuk variasi. Pada Bagian 2 akan Mengelola kerandoman atau dikemukakan mengapa bangsa yang variasi menuntut pemahaman tentang berbudaya memerlukan statistik. konsep ketidak-pastian (uncertainty) Selanjutnya, Bagian 3 mengemukakan yang terdapat dalam alat-alat pandangan tentang statisik dilihat dari statistikal. Dalam praktek, ketidak- konsep fundamental yang akan dapat pastian tersebut diukur dengan alat menghantarkan seseorang ke matematikal yang disebut probabilitas. perbatasan (frontier) pengembangan Alat ini terletak di dalam arsenal ilmu statistik. Bagian 4 menyajikan analisis matematikal. Probabilitas contoh statistik sebagai soft technology berperan mengukur kualitas alat yang dapat memberikan ilustrasi statistikal; seberapa besar alat bagaimana statistik harus kita produksi statistikal tersebut mengandung unsur sebagai komoditas ekonomi yang ketidakpastian. Inilah yang dipesankan bernilai tinggi. Bagian 5 berisi daftar di awal tulisan ini: ”When using a beberapa masalah aktual yang statistical model, careful attention must potensial menjadi produk berkelas be given to the uncertainties in the dunia. Tulisan ini diakhiri dengan model” sebuah catatan tambahan di Bagian 6. Variasi muncul di mana-mana; pada sumber data dan informasi, dan juga di dalam data yang terekam. 2. Mengapa statistik diperlukan Informasi yang digali dari data yang terekam, dan knowledge yang Berbicara tentang statistik, diperoleh dari informasi hasil maka di dalam mental model kita, penambangan pada tumpukan data pikiran kita, atau mind set kita, akan yang terekam, dibayang-bayangi oleh langsung muncul entitas-entitas ketidakpastian. Oleh karena itu, tatkala Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 175 Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban
berpikir tentang hal-hal tersebut, secara karya Basmadjian (1999) diterbitkan
paralel intelek manusia bekerja oleh Chapman & Hall / CRC. Jelas memikirkan alat-alat yang diperlukan bahwa kualitas alat statistikal yang untuk memahaminya. Untuk diproduksi ditentukan secara mutlak mendapatkan data dari sumbernya oleh kapasitas intelek manusia pegiat diperlukan alat. Jika sumber data dan statistik. Semua kemampuan ini, yang informasi adalah manusia, maka alat berkembang karena hasrat untuk yang diperlukan bukan hanya alat mampu mengelola kerandoman dan statistikal dan alat matematikal, memahami ketidak-pastian dengan melainkan juga alat kultural. Namun, baik, diperlukan karena tuntutan jika sumber informasi itu bukan kultural, peradaban, dan pergaulan manusia, maka alat yang diperlukan antar bangsa yang bermartabat. cukup dua yang disebut pertama. Tatkala data sudah diperoleh dari sumbernya, maka data tersebut 3. Apa itu statistik? merupakan pesan dari alam tentang perilaku parsialnya sejauh yang Sejak awal paruh kedua abad mampu ditangkap oleh intelek ke-20 dunia menyaksikan fenomena manusia. Alam, setiap saat, global di mana statistik menjelma memancarkan informasi dan intelek menjadi bahasa universal dalam manusia memproduksi alat perekam pergaulan modern masyarakat dan alat statistikal. Alat perekam itu internasional. Ia telah menjelma dibuat untuk menangkap informasi menjadi kebutuhan peradaban seperti alam dan mengubahnya menjadi data. halnya membaca dan menulis. Ia Sedangkan alat statistikal dibuat untuk adalah salah satu indikator utama mentransformasikan data menjadi peradaban sebuah bangsa. Oleh karena informasi. Selanjutnya, melalui itu, perkuliahan modern bidang kemampuan hermeneutikal, yakni statistika sejatinya merupakan kemampuan menafsirkan segala perkuliahan kultural yang menekankan sesuatu, informasi ini kepada penghormatan terhadap nilai- ditransformasikan lagi menjadi nilai luhur kemanusiaan, norma-norma knowledge. dan etika kehidupan, kejujuran, Di samping kemampuan transparansi, akuntabilitas, kualitas, membuat alat statistikal dan dan produktivitas. kemampuan hermeneutikal, yang Statistik, secara populer, sering diperlukan tatkala data yang terekam diartikan sebagai data atau hasil hendak ditransformasikan menjadi hitungan berdasarkan data. Statistik informasi dan knowledge, masih juga dapat diartikan sebagai diperlukan kemampuan mengembang- information science yang telah teruji kan arsenal alat-alat matematikal. keunggulannya. Melalui pengertian ini, “There is no Applied Mathematics statistik telah diterima oleh ilmuwan without Mathematics to Apply” dari semua bidang; mulai dari ilmuwan Demikian tertera dalam The Art of yang bekerja pada the very hard Modeling in Science and Engineering sciences seperti astronomi – dengan Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 176 Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban
obyek penelitian yang berada amat ‘kemarahan’ Pearson. Dunia menyaksi-
jauh di luar angkasa – dan fisika kan; perlu waktu sekitar satu dekade teoretis – dengan obyek penelitiannya sebelum ada penurunan matematikal amat dekat namun tidak tampak seperti yang membuktikan kebenaran atom – hingga ilmuwan yang menekuni konjektur Yule dan mengakhiri the very soft sciences seperti seni yang perdebatan tersebut. bergelut dengan forma-forma. Secara Perdebatan semacam itu adalah fundamental, statistik adalah sebuah bukti kebenaran filsafat Karl Popper fungsi terukur (measurable function). tentang kegiatan ilmiah dan filsafat Distribusinya, yang merupakan Rene Descartes tentang alasan kuantifikasi dari kelakuannya secara keberadaan (raison d’etre). Popper umum, adalah ukuran (measure) yang menegaskan bahwa kegiatan ilmiah memungkinkan orang dapat mengukur terdiri atas kegiatan verifikasi dan besarnya ketidak-pastian (probalility). proses pemaknaan (hermeneutics). Adapun parameter distribusi adalah Verifikasi adalah kata lain dari bukti fungsional yang menunjukkan (proof). Namun, dalam sains, yang karakteristik parsialnya. Pada tataran dimaksud adalah bukti matematikal fundamental inilah statistisi atau (mathematical proof) seperti kata Paul statistikawan bekerja untuk Valery – sastrawan dan budayawan mengembangkan arsenal alat-alat ternama Perancis seangkatan statistikal dan atau mencipta statistik Hadamard dan Einstein: “Aucune yang baru. Apa itu statistisi? Itu adalah investigation humaine ne se peut sebuah profesi. Apabila kita berpegang appeler vrai science si elle ne passe pada definisi yang diberikan Jacques pas par demonstration mathematique Dieudonnees tentang matematisi, maka (Tidak ada satupun penyelidikan statistisi adalah mereka yang selama manusia yang boleh disebut sains bila hidupnya pernah membuat statistik tidak melalui pembuktian sebagai fungsi terukur atau teorema matematikal)” atau seperti kata Plato: tentang statistik. “... that the reality which scientific Pada permulaan abad ke-20 thought is seeking must be expressible terjadi pendebatan yang sangat hebat in mathematical terms, mathematics antara Pearson dan Yule. Saking being the most precise and definite hebatnya, Pearson sempat sangat kind of thinking of which we are emosional. Mereka memperdebatkan capable” Bukti matematikal adalah derajat kebebasan (degree of freedom) raison d’etre yang merupakan spirit statistik penguji kebebasan dua pengembangan sains. Selanjutnya, variabel kategorik berbasis tabel tidak akan ada pengembangan sains kontingensi berukuran r baris dan c tanpa memiliki kepekaan rasa tidak kolom. Sejak awal Pearson puas / kecewa (dissatisfied / menyatakan bahwa derajat disappointment) terhadap teori atau kebebasannya adalah (rc – 1). Yule metode yang sudah ada. Dalam hal ini, memberikan konjektur bahwa derajat lagi-lagi manusia lari mencari solusi di kebebasan itu adalah (r – 1)(c – 1). dunia matematikal. Alfred Whitehead Konjektur inilah yang mengundang mengatakan: “The study of Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 177 Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban
mathematics is apt to commence in tingkat kompleksitas produk berpikir.
disappointment” Sayangnya, paradigma ini belum Tahun 1997 Kuwahara tumbuh di masyarakat kita. Bahkan di menyebutkan, dalam jurnal BioPharm: masyarakat kita tumbuh pandangan The Applied Technologies of bahwa yang namanya rumus statistikal Biopharmaceutical Development, atau rumus matematikal adalah sesuatu bahwa era statistik modern dimulai yang harus dihapal dan keterampilan pertengahan abad ke-19 tatkala Pierce menggunakannya dianggap sebagai mengembangkan statistik untuk suatu prestasi (achievement) penting. memisahkan data outlier dari Padahal sebenarnya yang namanya kelompok besar data lainnya. Siapa rumus statistikal atau matematikal Pierce? Ia adalah astronom Perancis tidak lain merupakan wujud yang merekam data benda-benda penampakan fenomena alam dalam angkasa dan tertantang untuk bentuk objek matematikal yang memisahkan anomaly/outlier data berhasil diinterpretasikan oleh intelek secara ilmiah. Mulai saat itu telah manusia. Sedangkan dalam budaya berjuta karya dalam bidang statistik intelektual (baca: Barat), seperti yang dimaksudkan untuk lebih dikemukakan Xenophon, filosof memahami data outlier. Sejak saat itu Yunani kuno, “penampakan” atau pula ilmu statistik terus berkembang “appearance” (eidos) dan “wujud” secara eksponensial dalam ragam dan (morphe) identik dengan “beauty” atau jumlahnya. Namun, itu bukan tanpa “indah” yang merupakan realitas tantangan. Sebagai contoh, dalam satu ontologis. Oleh karena itulah, dalam dekade terakhir, homo sapiens budaya tersebut, matematika adalah berusaha keras agar mampu bentuk paling sublim dari mengurutkan data yang berupa vektor intelektualitas manusia mengingat di ruang berdimensi lebih dari satu. matematika dapat menjadi penghubung Kemampuan ini diperlukan untuk dengan makna transenden. Tidaklah menyusun teori dan metode penaksiran mengherankan bahwa dalam budaya robust, umpamanya, bagi lokasi intelektual, matematika adalah multivariat dan dispersi multivariat. komponen utama dalam Contoh lain, umpamanya, hingga kini pengembangan kebudayaan dan intelek manusia masih belum mampu peradaban. memahami dengan baik dispersi Patut kita catat bahwa multivariat. peradaban manusia memerlukan waktu Masih banyak masalah statistik sekitar dua abad untuk mampu yang unsolvable secara analitis. memahami dengan baik perilaku Kesulitan terletak pada kompleksitas distribusi normal. Rahasia distribusi matematikal yang sangat tinggi. Inilah normal terkuak berkat matematisi tantangan dari segi sains dalam Perancis, Paul Levy, yang pengembangan ilmu statistik. Padahal, memperkenalkan konsep tentang dalam budaya intelektual, tingkat fungsi karakteristik di tahun 1920 an. peradaban suatu bangsa diukur oleh Waktu dua abad sebenarnya tidak lama tingkat kompleksitas cara berpikir dan bila dibandingkan dengan proses Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 178 Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban
pemahaman manusia terhadap luas 4. Teknologi baru pengontrolan
lingkaran yang memerlukan waktu variabilitas proses jauh lebih lama. Terhitung sejak Ahmos, ilmuwan Mesir kuno pada Kegiatan perstatistikan me- abad 18 sebelum Masehi – dengan nuntut sikap taat azas terhadap konsep tingkat kultur dan peradaban manusia ‘berpikir statistikal’ dan penciptaan / saat itu – intelek manusia memerlukan penerapan ‘metode statistikal’. waktu sekitar tiga puluh lima abad Berpikir statistikal adalah suatu untuk mengetahui luas lingkaran secara falsafah pembelajaran dan falsafah eksak. Ini berkat kerja keras tindakan yang didasarkan pada prinsip- matematisi Perancis, Francois Viete, di prinsip fundamental berikut: abad ke-16. Jejak-jejak sejarah tersebut mengindikasikan akan pentingnya 1. Proses ada di mana-mana dan upaya menciptakan kultur dan di setiap saat. Berbagai proses membangun peradaban yang kondusif pada umumnya saling agar intelek manusia Indonesia berkaitan; berkembang dengan pesat. 2. Setiap proses menimbulkan Uraian di atas memperlihatkan variasi; bahwa, dalam budaya intelektual, 3. Memahami variasi dan upaya statistik adalah salah satu indikator mereduksinya adalah kunci utama tingkat peradaban. Dengan dalam peningkatan kualitas demikian, pendidikan statistik hidup. sebenarnya adalah pendidikan kultural yang: (1) menjunjung tinggi nilai-nilai Pada gambar 1 diberikan ilustrasi luhur kultural dan norma-norma serta bagaimana konsep ‘berpikir statistikal’ etika kehidupan bermasyarakat, dan (2) dan penciptaan / penerapan ‘metode mengutamakan kejujuran, transparansi, statistikal’ berinteraksi. akuntabilitas, kualitas, dan Metode statistikal yang produktivitas. Sejatinya, secara umum, diciptakan atau yang dipakai seseorang pendidikan ditujukan untuk akan sangat tergantung kepada proses mempersiapkan manusia agar: berpikir statistikal orang tersebut. Yang terakhir ini terkandung dalam tiga 1. Tetap menempati posisi teratas di falsafah dasar tentang penanganan data alam di antara semua makhluk – klasikal, Bayesian, dan analisis data Tuhan; – dan pada kemampuan hermeneutikal. 2. Mampu berinteraksi secara harmonis dengan alam.
dan sains telah terbukti mampu
menghantarkan manusia meraih tujuan pertama.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 179
Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban
Falsafah Analisis Tindakan
Proses Variasi Data Knowledge
Sistem Berpikir Statistikal Metode Statistikal
Gambar 1. Skema berpikir statistikal
Tahun 2005, salah satu produk sama dengan metodologi pengujian
statistikal yang penulis buat telah hipotesis tentang homogenitas dispersi diterbitkan dalam Journal of Quality multivariat yang dilakukan dengan Technology, 37(1), 2005. Sejak saat menguji satu per satu secara berulang. itu, statistik tersebut telah banyak Dengan pendekatan ini, di bawah dipakai oleh berbagai industri di dunia. asumsi kenormalan multivariat, Statistik itu adalah teknologi baru Montgomery menurunkan taksiran dalam pengontrolan variabilitas proses parameter distribusi asimtotis sample multivariat (artinya, kualitas proses generalized variance dan sampai pada ditentukan oleh lebih dari satu titik-titik kritis lower control limit variabel). Soft technology ini (LCL) dan upper control limit (UCL). memberikan ilustrasi tentang Sinyal yang menunjukkan bahwa keterkaitan antara konsep ’berpikir proses berada dalam keadaan out-of- statistikal’ dan penciptaan/penerapan control akan muncul pada suatu sampel ’metode statistikal’ dalam upaya bila nilai sample generalized variance pengembangan ilmu statistik. berada di luar interval (LCL, UCL). Montgomery (1991, 1996, 2001, dan Mengamati statistik 2005) dalam bukunya yang terkenal Montgomery tersebut, timbul perasaan dan menjadi pegangan para profesional tidak tatkala penulis menelusuri bidang kualitas “Introduction to taksiran parameter distribusi asimtotis Statistical Quality Control, Second – sample generalized variance yang Fifth Editions” mengemukakan tentang diturunkan dalam keempat edisi teknologi pengontrolan variabilitas bukunya itu. Kelas distribusinya dapat multivariat berdasarkan beberapa buah penulis terima dengan sangat logis. sampel independen. Metodologinya Namun taksiran parameter-
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 180
Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban
parameternya terasa ganjil, rancu fundamental, tanpa kerjasama dengan
antara fenomena satu sampel dan berbagai pakar bidang sains banyak sampel independen, sehingga fundamental, dan tanpa daya juang. Di memberikan LCL dan UCL yang bias bawah ini disajikan beberapa masalah dan mengakibatkan average run length aktual yang sangat potensial menjadi (ARL) yang besar tatkala proses berada produk riset berkualitas tinggi. dalam keadaan out-of-control. ARL adalah alat statistikal untuk mengukur 1. Redefinisi ukuran dispersi kualitas alat penguji hipotesis di atas; multivariat. nilainya akan besar bila proses dalam Perhatikan masalah pengontrolan keadaan in-control dan akan kecil variabilitas proses multivariat di dalam keadaan out-of-control. mana kualitas proses ditentukan Ketidak-puasan tersebut oleh banyak variabel sehingga semakin bertambah tatkala banyak perhitungan sample generalized literatur dan juga web sites yang variance sulit dilakukan bahkan menggunakan LCL dan UCL yang bias dengan menggunakan komputer tersebut. Hal inilah yang menuntun secanggih apapun pada saat ini. penulis untuk menyusun pembuktian Dalam hal seperti ini, maka matematikal bahwa LCL dan UCL diperlukan redefinisi ukuran Montgomery bersifat bias dan dispersi multivariat. selanjutnya menyajikan titik-titik kritis LCL dan UCL yang tak bias 2. Deteksi intrusi pada sistem (unbiased). Oleh karena itu, teknologi komputer. pengontrolan yang dihasilkan bersifat Informasi yang masuk ke dalam tak bias dan memiliki ARL yang jauh setiap sistem komputer secara lebih kecil ketimbang ARL teknologi alamiah berbentuk vektor Montgomery bila proses berada dalam berdimensi tinggi. Bagaimana keadaan out-of-control. Pada saat in- mengontrol, hampir secara real control, kedua teknologi itu time, bahwa informasi yang masuk memberikan ARL yang sama. Bagi bukan informasi yang yang berminat mempelajari membahayakan? Masalah ini pembuktian matematikal, silakan baca membuka peluang untuk membuat artikel penulis berjudul ”Improved statistik yang lebih baik. Monitoring of Multivariate Process Variability” dalam Journal of Quality 3. Penaksiran robust bagi lokasi Technology, 37(1), 2005. dan dispersi multivariat Masalah penaksiran robust bagi parameter lokasi dan dispersi pada 5. Masalah terbuka (open problems) skema multivariat sangat dibutuhkan oleh industri, Sulit sekali melaksanakan pemerintahan, bisnis, kesehatan, amanat Undang Undang yang dan kegiatan-kegiatan kultural berkaitan dengan pengembangan ilmu lainnya. Namun demikian, tatkala statistik tanpa mengembangkan riset berhadapan dengan himpunan data Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 181 Statistik : Salah Satu Indikator Utama Peradaban
berdimensi tinggi, masalah lembaga yang terkait erat dengan
tersebut masih sangat terbuka. kebijakan dan kegiatan perstatistikan nasional, termasuk perguruan tinggi. 4. Depth function atau pengurutan Apalagi dalam penciptaan alat-alat data multivarat statistikal yang baru dan lebih baik. Depth function adalah fungsi yang Apa yang menghambat ? harganya menunjukkan seberapa Penulis menduga, hambatannya antara dalam sebuah observasi lain terletak pada daya juang yang berdimensi lebih dari satu berada masih kurang. Daya juang para relatif terhadap pusatnya. Fungsi ilmuwan (calon ilmuwan) di tengah ini dibangun dalam konteks non- godaan faktor ekonomi. Ini parametrik untuk melakukan menyangkut pilihan hidup seperti analisis data multivariat. Masalah diungkapkan dengan bijak oleh St. utama terletak pada bagaimana Agustinus di abad ke satu Masehi, mendefinisikan urutan dalam yang kemudian dikumandangkan lagi ruang vektor berdimensi lebih dari oleh Sartre, sebagai berikut: ”La vie est satu. une series des choix” Hidup adalah untaian pilihan-pilihan – kata meraka. Di samping itu, perlu ada loncatan 6. Bahan refleksi perubahan paradigma dalam belajar. Khusus kepada mahasiswa dan Sebenarnya, Indonesia telah akademisi bidang statistik, penulis memiliki perangkat perundang- pesankan: ”berhentilah (hanya) belajar undangan yang baik. Namun, kita tentang statistik dan mulailah belajar belum secara serius menanganinya. Ini memproduksi statistik”. Yang penulis tampak, misalnya, dari pelaksanaan maksudkan dengan statistik pada pesan Undang Undang No. 16 Tahun 1997 tersebut adalah statistik dalam tentang Statistik yang belum optimal. pengertian fundamental. Sebagai contoh, Pasal 1 Ayat 4 yang menyatakan :
”Kegiatan statistik adalah
tindakan yang meliputi upaya penyediaan dan penyebarluasan data, upaya pengembangan ilmu statistik, dan upaya yang mengarah pada berkembangnya Sistem Statistik Nasional”.
belum secara serius dilaksanakan.
Tampak nyata “pengembangan ilmu statistik” dalam pasal itu belum di tangani dengan serius oleh semua
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 182