Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


PENYULUHAN KESEHATAN
Pokok bahasan : Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
Hari, tanggal : Jumat, 18 Maret 2011
Waktu Pertemuan : 30 menit
Tempat : Poli Hamil RSU DR. Soetomo Surabaya
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien di Poli Hamil RSU DR.
Soetomo Surabaya

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga
pasien mampu melaksanakan perawatan pada pasien dengan Diabetes
Mellitus Pregestasional (DMP).
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta mampu:
1. Mengetahui pengertian Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
2. Mengatahui faktor penyebab Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
3. Mengatahui klasifikasi Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
4. Mengetahui tanda dan gejala Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik Diabetes Mellitus Pregestasional
(DMP)
6. Mengetahui komplikasi Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
7. Mengetahui penatalaksanaan Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)

B. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien di Poli Hamil RSU DR Soetomo Surabaya
C. Materi
Pokok Bahasan: Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
2. Faktor penyebab Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
3. Klasifikasi Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
4. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
5. Pemeriksaan diagnostik Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
6. Komplikasi Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
7. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)

D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Flipchart
2. Leaflet

F. Setting
1. Setting kegiatan penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 18 Maret Mempersiapkan peserta, Peserta menyiapkan diri
2011, alat, dan pemateri. di tempat penyuluhan.
08.00 –
08.05 WIB
Pelaksanaan 18 Maret Pembukaan acara oleh Mendengarkan
2011, moderator. pembukaan yang
08.05 – disampaikan moderator.
08.10 WIB
18 Maret Penyampaian materi oleh Mendengarkan dan
2011, pemateri : memberikan umpan balik
08.10 –  Pengertian Diabetes terhadap materi yang
08.20 WIB Mellitus Pregestasional disampaikan.
(DMP)
 Faktor penyebab
Diabetes Mellitus
Pregestasional (DMP)
 Klasifikasi Diabetes
Mellitus Pregestasional
(DMP)
 Tanda dan gejala
Diabetes Mellitus
Pregestasional (DMP)
 Pemeriksaan
diagnostik Diabetes
Mellitus Pregestasional
(DMP)
 Komplikasi Diabetes
Mellitus Pregestasional
(DMP)
 Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus
Pregestasional (DMP)
18 Maret Sesi tanya jawab dan - Mengajukan
2011, evaluasi hasil yang pertanyaan mengenai
08.20 – dipandu oleh moderator. materi yang kurang
08.30 WIB dipahami.
- Menjawab pertanyaan
yang diajukan.

18 Maret Penutup oleh


Penutup 2011, moderator
08.30 WIB

2. Setting tempat penyuluhan


Keterangan :
: Penyuluh
: Fasilitator
: Observer
: Moderator
: Peserta penyuluhan
: LCD/Flipcart

G. Pengorganisasian
Moderator : Lailil Fatkuriyah
Penyaji : Anis Ika N.
Observer : Sukma Sekar Sari
Fasilitator : Widia Yuniarti
Maran Aud
Pembimbing Klinik : Tutik Indarti, Amd. Keb
Pembimbing Akademik : Retnayu Pradanie, S.Kep, Ns

H. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Semua peserta hadir dalam kegiatan
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa program
pendidikan profesi Ners bekerja sama dengan pihak Poli Hamil RSU DR
Soetomo Surabaya
- Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
b. Evaluasi Proses
- Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri
- Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
- Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
- Moderator, penyuluh, observer, fasilitator, dan peserta mampu
menjalankan fungsi dan perannya dengan baik
c. Evaluasi Hasil
- Peserta memahami materi yang telah disampaikan
- Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri
MATERI PENYULUHAN DIABETES MELLITUS PRAGESTASIONAL
(DMP)
1. Definisi Diabetes Mellitus Pragestasional (DMP)
Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP) adalah diabetes mellitus yang terjadi
sebelum konsepsi dan umumnya diklasifikasikan menjadi tipe 1 (tergantung
insulin) atau tipe 2 (tidak tergantung insulin) (google search, 2010).
Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP) adalah diabetes yang memang sudah
diketahui sebelumnya dan kemudian hamil (ww.rosfanty wordpress.com).
Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP) adalah diabetes yang sebenarnya
sudah diidap sebelumnya namun baru diketahui saat hamil (WHO, 1980).

2. Etiologi Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)


Diabetes mellitus pregestasional memiliki etiologi yang heterogen dimana
berbagai lesi pada pankreas dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi
determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas diabetes
mellitus pregestasional. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi
Diabetes Melitus Pregestasional yaitu:
1. Kelainan sel beta pankreas, bekisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel
beta melepas insulin
2. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah sel beta antara lain agen yang
menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan gula dan karbohidrat diproses
secara berlebihan, obesitas, dan kehamilan
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel-sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta
oleh virus
4. Kelainan reseptor insulin. Pada pasien obesitas terjadi gangguan kepekaan
jaringan terhadap insulin yang terdapat pada membran sel yang responsive
terhadap insulin
3. Klasifikasi Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
1. DM Tipe 1 (IDDM= Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Merupakan kasus genetik yang pada umumnya dimiliki sejak kecil dan
memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah. Ditandai oleh
penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik , imunologi, dan
mungkin pula lingkungan (misalnya infeksi virus) diperkirakan turut
menimbulkan destruksi sel beta.
2. DM Tipe 2 (NIDDM= Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Pada diabetes tipe II tertdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Resistensi insulin
pada diabet tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel dengan demikian
insulin menjadi tidak efektif utuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan. Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita berusia lebih dari
30 tahun dan obesitas.

3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)


Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang
tinggi. Jika kadar gula darah melebihi 160-180 mg/dl maka glukosa akan
dikeluarkan mellaui air kemih. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Pregestasional
(DMP) adalah sebagai berikut :
a. Poliuria
Jika kadar glukosa darag tinggi, ginjal akan membuang air tambahan untuk
mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Ginjal menghasilkan air
kemih dalam jumlah berlebihan sehingga penderita sering berkemih dalam
jumlah banyak.
b. Polidipsi
Polidipsi sebagai kompensasi dari sering berkemih karena tubuh banyak
kehilangan cairan maka tubuh akan member sinyal rasa haus, selain itu kadar
glukosa darah yang tinggi menyebbakan darah semakin pekat maka tubuh
membutuhkan mekenisme pengencer dari air minum.
c. Polifagi
Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih sehingga penderita
mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasi hal ini,
penderita seringkali merasa lapar yang luar biasa sehingga banyak makan.
d. Mudah lelah
Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual, dan berkurangnya
ketahanan tubuh selama melakukan olahraga. Penderita diabetes yang gula
darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.
e. Ketoasidosis
Pada penderita diabetes tipe I, terjadi suatu keadaan yang disebut dengan
ketoasidosis diabetikum. Meskipun kadar gula darah di dalam darah tinggi
tetapi sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin
sehingga sel-asel ini mengambil energi dari sumber lain. Sumber untuk
energi berasal dari lemak tubuh. Sel lemka dipecah dan menghasilkan keton
yang merupakan senyawa kimia beracun yang menyebbakan darh menjadi
racun (ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa
haus dan berkemih berlebihan, mual, muntah, lelah, dan nyeri perut
(terutama pada anak-anak). Pernapasan menjadi dalam dan cepat karena
tubuh berusaha memperbaiki keasaman darah).

4. Pemeriksaan Diagnostik Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)


Di Poli Hamil RSU Dr. Soetomo, pemeriksaan TTGO (Tes Toleransi GlukosA
Oral) diberikan kepad klien dengan kehmailan > 20 minggu. Pemeriksaannya
adalah sebagai berikut:
1. TTGO tanpa puasa, klien diberi glukosa 50 gr dan air mineral 250 ml lalu 1
jam kemudian dilakukan pengambilan darah pada klien. Hasil normal glukosa
darah tidak >135 g/dl. Jika glukosa darah >135 mg/dl diulang TTGO 2 (TTGO
100 gr)
2. TTGO 110 gr, klien puasa dari pukul 22.00 WIB lalu dilalukan pengambilan
darah pertama pada klien pukul 08.00 WIB. Hasil glukosa darah tidak boleh
>95 mg/dl.
Kemudian klien diberi glukosa100 gr dan minum air 250 ml. Satu jam
kemudian dilakukan pengambilan darah kedua, hasil tidak boleh >180 mg/dl.
Dua jam kemudian dilakukan pengambilan darah ketiga, hasil tidak boleh
>155 mg/dl. Tiga jam kemudian dilakukan pengambilan darah keempat, hasil
tidak boleh >140 mg/dl.
Jika dari hasil keempat pengambilan darah pada TTGO 100gr ada 2 yang
meningkat, maka klien dirujukke poli endokrin untuk mendapat terapi insulin
sesuai dengan nilai glukosa darah klien. Kemudian klien juga harus ke poli
gizi untuk pengaturan diet, lalu ke poli mata untuk pemeriksaan adanya
glaukoma. Yang terakhir klien harus ke poli jantung karena komplikasi dari
diabetes mellitus salah satunya adalah hipertensi.
3. Satu bulan kemudian setelah klien mendapat terapi insulin, dilakukan
pemeriksaan glukosa darah 2 jam postprandial dimana ketentuannya adalah
klien puasa terlebih dahulu pukul 22.00 WIB lalu pukul 08.00 dilakukan
pengambilan darah dan hasil tidak boleh >120 mg/dl. Kemudian klien diminta
untuk makan dan minum setelah 2 jam dilakukan pengambilan darah dimana
hasil tidak boleh >140 mg/dl

5. Komplikasi Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)


Komplikasi maternal bisa dibagi lagi selama kehamilan, selama persalinan dan
selama nifas serta kompilkasi berat juga dapat terjadi pada janin.
1. Selama kehamilan
a. Abortus
b. Pre eklampsia
c. Hidramnion. Hal ini disebabkan plasenta yang besar, adanya malformasi
kongenital dan poliuria janin akibat hiperglikemia
2. Selama persalinan
a. Persalinan memanjang akibat bayi yang besar
b. Distosia bahu
c. Meningkatnya tindakan opertaif
d. Ruptura jalan lahir
3. Selama nifas
a. Perdarahan postpartum
b. Sepsis purpuralis akibat penurunan sistem ketahan tubuh pada klien DMP
c. Meningkatnya morbiditas maternal
4. Pengaruh terhadap janin
a. Makrosomia
Dari hasil penelitian,didapatkan bahwa hiperinsulinemia bertanggung jawab
pada peningkatan lemak tubuh janin sehingga janin berukuran besar.
Persalinan pervaginam harus dpertimbangkan mengingat besarnya resiko
terjadinya distosia bahu.
b. Kematian Janin dalam Rahim
Kadar glukosa maternal yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya
janin mati dalam rahim. Janin yang terpapar hiperglikemi cenderung
mengalami asfiksia dan asidosis walaupun mekanisme yang pasti belum
jelas. Tetapi, diduga ketoasidosis mempunyai hubungan yang erat dengan
matinya janin. Hiperinsulinemia yang terjadi pada janin akan meningkatkan
kecepatan metabolism dan keperluan oksigen bagi janin.
c. Sindroma gawat nafas
Hipeerinsulinemia mengganggu pengaruh kematangan paru dari kortisol
akibat terhambatnya produksi surfaktan.
d. Malformasi Kongenital
Malformasi kongenital merupakan salah satu penyebab utama dari mortalitas
prenatal pada kehamilan diabetes. Dari percobaan lainnya, bahwa
hiperglikemia dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada yolk sac,
gangguan metabolisme mio-inositol, dan bersama-sama dengan defisiensi
asam arakhidonat ditemukan dapat menyebabkan defek kongenital.
e. Abnormalitas Metabolisme Neonatus
Hiperinsulinemia akan menekan glukoneogenesis dan glikogenolisis janin.
f. Gangguan Neurobehavioral
Ketonuria maternal khususnya bila manifest pada trimester III dihubungkan
dengan rendahnya IQ dan gangguan neuropsikiatri.
6. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Pregestasional (DMP)
1. Antepartum
a. Diet
Penyuluhan gizi merupakan landasan utama dalam pelaksanaan yang
bertujuan untuk mmberiakn zat gizi yang diperlukan bagi ibu dan janin,
mengendalikan kadar glukosa darah ibu, mencegah ketoasidosis akibat
kelaparan.
Menurut Lokakarya LIPI/NAS, penderita diabet dengan berat badan rata-rata
cukup diberi 1200-1800 kalori sehari selama kehamilan atau 30kkal/kg/hari.
b. Olahraga
Pada wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika olahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Efek olah raga pada kadar
glukosa mulai muncul setelah 4 minggu berolahraga.
c. Insulin
Menurut Owen, dkk (1995) terapi insulin diberikan pada wanita diabetes
apabila glukosa darah puasa 105 mg/dl menetap setelah terapi diet. Terapi
obat pengendali glukosa darah oral pada ibu hamil dengan diabet tidak
direkomendasikan oleh ADA/ACOG karena obat-obatan tersebut dapat
menembus plasenta, merangsang pankreas janin, dan menyebabkan
hiperinsulinemia pada janin.
d. Pemantauan Glukosa Darah secara Mandiri
Pemantauan glukosa darah ini dibutuhkan untuk terapi insulin yang efektif
dan biasanya hala ini dilakukan 4 kali sehari yaitu setelah bangun tidur dan
setelah makan.
2. Intrapartum
Selama persalinan dan proses melahirkan kadar glukosa darah dipantau
sekurang-kurangnya setiap 2 jam auntuk mempertahankan kadar glukosa darah
100 mg/dl atau kurang. Kadar glukosa dalam rentang ini menurunkan tingkat
keparahan hipoglikemia pada neonates. Cairan intravena yang mengandung
glukosa tidak diberikan dalam bentuk bolus kepada klien diabetes mellitus pada
kehamilan walaupun cairan tersebut digunakan sebagai cairan rumatan.
3. Postpartum
Kadar glukosa darah ibu harus diperhatikan secara periodik karena kadar
glukosa darah yang tinggi akan menetap setelah persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2001). Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Jakarta: EGC.
Ismail, (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Diabetes Mellitus.
www.health.com. Tanggal akses 12 Maret 2011.
Rosfanty, (2010). Diabetes Mellitus pada Kehamilan.www.rusfantywordpress.com.
Tanggal akses 12 Maret 2011.
Wilkinson, (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC. Jakarta:EGC.
-------, (2010). Diabetes Mellitus Gestasional. www.guideline.gov. Tanggal akses 12
Maret 2011.

Anda mungkin juga menyukai