Anda di halaman 1dari 2

CINTA KURA-KURA

Tersebutlah salah satu kampus di Jakarta yang dikenal dengan sebutan


kampus biru. Bagi para calon mahasiswa yang ingin memasuki kampus biru ini
maka harus dapat berkompetisi dengan anak-anak di seluruh Indonesia atau
yang lebih dikenal dengan SPMB. Hidup ini bagai gelombang besar saja yang
harus dilalui atau ditempuh dengan cara menghadapi ujian, jika lulus maka
seseorang akan terus hidup namun sebaliknya jika seseorang tidak dapat lulus
maka akan mengancam kehidupannya bahikan dapart mengancam jiwanya. Dari
mulai kita diciptakan oleh Sang Maha Hidup, dari alam kandungan sampai kita
dilahirkan, masa balitra, kanak-kanak, anak kecil, remaja, dewasa, orang tua
bahkan sampai ajal menjemput semua harus kita lalui dengan goal agar dapat
meraih cita-cita yng kita impikan. Jika kita memasuki daerah kampus biru
tercinta atau bisa disebut dengan kampus rakyat semua pasti berpikiran akan
menemui para mahasiswa dan mpara mahasiswi yang memakuai tas ransel,
membawa tumpukan buku berat yang tebal bahkan teks book yang berbahasa
asing yanng ditenteng ditangan, tampak serius yang tidak pernah berkedip
jika melihat cowo or cewe ganteng didepan mata, kacamata tebal sampai
rambut kribo or klimis atau m ungkin juga botak,layaknya professor, atau
seperti layaknya kutu buku yang berkeliaran disana-sini. Yah sah-sah saja jika
berpendapat sepeti itu, wajar sekali karena memeang kampus birulah yang
terkenaal sebagai kampus yang mencetak generasi-generasi penerus bangsa
yang berkepribadiaan dislin dfan berpikiran intelektual. Namun jika kita
telusuri lebih jauh disamping banyak KB ( red : kutu buku ) ada juga
mahasiswa funky, keren, modis, samapi berpenampilan layaknya santri di
PonPes. Hehehe….ya,, tepat sekasli kita akan memasuki kampusnya pesantren
kampus biru, tempat saya merakit asa, cita dan harapan karena Allah dan
orang tua, walaupun dalam pikiran dan benak saya tidak ada sama sekali
bermimpi memasuki kampus biru or kampusnya para pejabat.hehehe…walaupun
hanya dapat menikmati pendidikan di jenjang D3 tapi ada kenikmatan
tersendiri di dalam hati bahwa memang inilah tempatku..ya saya juga ingin
bercerita sedikit tentang jenjang pendidikan D3 di kampus biru. Karena pada
tahun 1999 startus kampus biru berubagh menjadi BHMN ( badean Hukum
Milik Negara ) yang konon katanya karena kebijakan pemerintah yang semakin
ketat dan terkesan makin mempersulit masyarakat kelas bawah untuk dapat
menikmati pendidikan murah karena memang sudah sepantasnya itu
merupakan amanah wajib bagi pemerintah, maka kampus biru hanya
mendapatkan sedikit sekali dana pendidikan sehingga segala beban pendidikan
yang mahal dib ebankan seluruhnya kepada mahasiswa. Maka dqari itu kampus
biru mulai membuka jalur-jalur khusus, program D3, program Ekstensi,
porogram Profesi, program S2 maupun program S3. yang keseluruhan
program tersebut sangan menggiurkan terutama untuk mem,biayai sarana dan
prasarana pendidikan dikampus biru. Yah sudah kita lupakan saja kebijakan-
kebijakan yang ngejelimet tersebut..selama hal tersebut tidak merugikan
saya dan orang tua, maka kenapa harus dibuat susah toh semua itu memang
harus dibayar mahal, biar mahasiswanya semakin semangat dalam belajar.
Betul kan???
Kembali ke MIPA, saya salah satu mahasiswa yang beruntung bisa masuk di
jurusan D3 Farmasi. Duh senagngnya, walau hanya D3 tapi insya Allah orang
tua dapat membiayai hingga saya hingga apoterker. Orang tua saya memang
yang palng terbaik didunia, walaupun harus pontang-panting banting tulang
untuk membiayai saya kuliah, beliau tidak perbah mengeluh sedikitpun. Yang
terpenting kata beliau. Uang bukan segala-galanya sayangku, jika kita
kehilangan uang maka dapat dicari kembali, tapi jika kita kehilangan
pendidkan tidak pernah akan dapat dicari lagi. Sungguh berat kata-kata
beliau walaupun sederahana tapi syarat dengan makna.

Anda mungkin juga menyukai