Marilah tidak henti-hentinya kita bersyukur kehadirat Allah AWT. Sebab hanya dengan pertolongan-Nyalah sore ini kita dapat berkumpul bersama di ruang yang megah dan indah, untuk memperingati lahirnya pendekar bangsa, ialah Raden Ajeng Kartini. Ibu-ibu dan segenap undangan. Sebenarnya, tujuan apa yang kita capai, setiap tanggal 21 April mengadakan peringatan semacam ini? Hal ini kami ungkapkan lebih dahulu, karena suatu kegiatan yang tidak diketahui apa tujuan yang akan dicapainya, adalah merupakan hura-hura saja dan bahkan ada unsure pemborosan. Tujuan yang kita capai dari peringatan semacam ini ialah: Pertama : mengenang dan menghargai jasa-jasa R.A. kartini yang telah mempelopori pergerakan kaum wanita, dalam usaha merintis jalan menuju kea rah emansipasi wanita. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa kaum wanita pada saat itu belum mendapat tempat yang layak sebagai salah satu jenis makhluk Allah yang mulia. Kedua : akan mewarisi semangatKartini. Kami berkeyakinan, sekiranya R.A. Kartini dapat menyaksikan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kaum wanita sekarang, pasti beliau tersenyum gembira. Betapa tidak? Kaumnya ada yang menjadi presiden, ada yang menjadi menteri, ada yang menjadi Perdana menteri, ada yang menjadi Dan Ramil dan ada pula yang menjadi sopir.pendek kata dari pekerjaan yang halus sampai yang setengah halus dan yang kasar, kaum wanita selalu tidak ketinggalan. Apalagi kalau beliau masuk ruangan ini, melihat wanita yang cantik-cantik, berjarik dan berkebaya, sampai pula ada yang sulit berjalan karena jarang memakai jarit, beliau pasti akan merasakan kebahagiaan tersendiri. Ibu-ibu dan adik-adik remaja…. Dalam kesempatan ini perlu kami sampaikan contoh keteladanan R.A. Kartini, di samping keteladanan beliau sebagai perintis emansipasi wanita. Ialah, meskipun beliau menjadi wanita yang pandai/ilmuwan lantaran mendalami buku-buku milik ayahnya, tetapi beliau tetap menjunjung tinggi nasehat/dawuh pangandikan ayah dan suaminya. Hal inilah segi ayng dikagumi oleh Belanda, sehingga surat-surat beliau diabadikan untuk dijadikan pelajaran. Maka sudah pada tempatnya, kalau kita ingin bercermin kepada R.A. Kartini, sesudah kita kaum wanita memperjuangkan emansipasi wanita, dengan menuntut ilmu dan mengamalkan ilmunya diberbagai bidang pekerjaan, maka tugas utama seorang ibu sebagai pendamping suami, sebagai pendidik pertama bagi putera-puterinya, harus tidak boleh dilupakan. Sekiranya kita kaum ibu dapat melaksanakan tugas intern dalam rumah tangga dengan sebaik-baiknya, disamping itu juga ikut kiprah dalam pembangunan, Insya Allah kita akan benar-benar menjadi tiang Negara. Ibu-ibu, adik-adik remaja dan segenap hadirin… Demikianlah sekelumitsambutan kami dalam memperingati hari Kartini sore hari ini. Dengan yang sedikit ini semoga kita mampu mengambil hikmah yang besar. Sekian…