Anda di halaman 1dari 8

riday, March 7, 2008

Kuliah I: Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal,
bekerja, berbuat sesuatu.

Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini

baru dari segi etimologi (asal usul kata).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang

pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi

baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur

permodalan operasinya serta memasarkannya.

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan

Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

a. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan

kemampuan kewirausahaan.

b. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada

upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan

produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih

besar.

Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan

sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan

kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang


wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari Bahasa
Perancis yang diterjemahkan secara harfiah adalah perantara, diartikan sebagai sikap dan
perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karsa serta karya atau mampu
menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi
maksimal .

Stoner, James: kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi-lahan kerja,


tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru.
Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis
lain.

Kewirausahaan berbeda dengan manajemen. Paul H. Wilken menjelaskan bahwa kewirausahaan


mencakup upaya mengawali perubahan dalam produksi, sedangkan manajemen mencakup
koordinasi proses produksi yang sudah berjalan.

Faktor-faktor psikologi

Pada pertengahan 1980-an Thomas Begley dan David P. Boyd mempelajari literatur psikologi mengenai
kewirausahaan. Mereka menemukan 5 dimensi :

1. Kebutuhan untuk berprestasi. Wirausahawan mempunyai kebutuhan untuk


berprestasi yang tinggi: Need for achievement sangat tinggi.

2. Letak kendali : individu mengendalikan hidup mereka sendiri- bukan


keberuntungan atau nasib

3. Toleransi terhadap resiko : wirausahawan yang bersedia mengambil resiko


memperoleh hasil yang lebih besar daripada orang yang tidak mau ambil resiko

4. Toleransi terhadap keragu-raguan

5. Tingkah laku tipe A : ambisius, energik.

SUMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial

1. Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan pekerjaan baru dalam ekonomi.


Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagi wirausahawan misalnya :
permintaan pelayanan sektor jasa meledak

2. Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak


barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.

3. Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru:


Komputer digital,mesin fotokopi, laser, power steering.

4. Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar internasional menyediakan


peluang kewirausahaan.

Misalnya : Steve Jacobs dan Steve Wozniak membalik pasar komputer dengan Apple
Computer

« WHAT IS WRONG A BODY ART ?


BIDANG KEWIRAUSAHAAN »

PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Posted by Teddy Wirawan Trunodipo pada Agustus 4, 2009

DOWNLOAD MATERI

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal,
bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini
baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha
adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta
memasarkannya.

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara
kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang
dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang yang membawa
sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang
menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan pada orang yang
membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah proses
mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu
yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko social, dan akan menerima
reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.

Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni :
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya.
Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang
akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar
fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang
akan timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi
berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau
kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya
dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.

Dari beberapa konsep yang ada pada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut
( Suryana,2003 : 13) yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi,
1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase)
dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan
sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai
tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang
lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.

KERANGKA BERPIKIR TENTANG KEWIRAUSAHAAN


A. POLA TANGGAPAN
1. KARAKTERISTIK PERORANGAN
2. KARAKTERISTIK KELOMPOK SOSIAL

B. POLA PELUANG
1. KEBUTUHAN EKONOMI
2. KEMAJUAN TEKNOLOGI
PERILAKU WIRAUSAHA
1. Mendirikan
2. Mengelola
3. Mengembangkan
4. Melembagakan

Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan: ” Kewirausahaan adalah
semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak
dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan
menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan
inovasi serta kemampuan manajemen.”

CIRI-CIRI WIRAUSAHAAN ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT :


A. Berjiwa keras dalam bekerja
B. Mandiri
C. Cerdas dalam menciptakan dan meraih peluang bisnis
D. Jujur, hemat dan disiplin
E. Mampu berfikir dan bertindak bijak
F. Tangguh dan berani mengambil resiko
G. Kreatif dan produkstif
H. Inovatif
I. Berperilaku antisipatif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungannya
J. Bersifat melayani pelanggan untuk memuhi kepuasannya.

UNTUK MENJADI SEORANG WIRAUSAHA ADA BEBERAPA PRASYARAT YANG


HARUS DIPENUHI ANTARA LAIN :
A. Memiliki kemampuan modal yang kuat untuk berkarya dengan semangat kemandiriannya
B. Mampu memecahkan masalah dalam amengambil keputusan
C. Memiliki keberanian mengambil resiko
D. Mempunyai keingan yang kuat untuk belajar, dan bertindak inovatif kreatif
E. Bekerja keras, tekun dan teliti dan tidak pernah merasa puas
F. Mampu menghasilkan karya baru yang berlandaskan etika bisnis yang sehat.
FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN
KEGAGALAN BERWIRAUSAHA
Posted by Teddy Wirawan Trunodipo pada Agustus 31, 2009

Seseorang ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal yaitu : berhasil dalam
mengembangkan usahanya atau gagal sama sekali dalam usahanya.

Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:

1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya
pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak
dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-
orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya
usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena
meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja
karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.
2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan
dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat
mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada
kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual
dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha
yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan
manajerial dan strategi yang dibuat.
3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali
kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit
majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan
semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas
yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah
pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik.
Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan
alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah
baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan
harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik” sehingga
perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena
rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang
belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi
atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam
melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.
5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat
menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka
tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan
tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter,
strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
6. Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku
dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan
baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki
kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan
kerugian akan terjadi.
7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng
yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu
perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang
berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi
mati begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-
angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan
teknologi.
8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi
organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan
memperlambat laju kinerga organsiasi.
9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam
berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan
tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau
perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang
cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi
adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis
yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah
cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal.
10. Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar
belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan
inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak
pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat
berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang
telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar.

Potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan:


1. Pendapatan yang tidak menentu
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama
4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap

Keuntungan berwirausaha:
1. Otonomi
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
3. Kontrol finansial

Kerugian berwirausaha:
1. Pengorbanan personal
2. Beban tanggungjawab
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal

Langkah Menuju Keberhasilan


1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
2. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
3. Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya
4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang
terkait dengan kepentingan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai