Anda di halaman 1dari 3

Bagi setiap wanita, dari proses kehamilan hingga melahirkan merupakan sesuatu

yang unik sekaligus sakral. Sehingga setiap tahapan sebisa mungkin ingin dirasakan
dan dilewati secara alami. Terutama pada saat persalinan. Hanya saja, pada kondisi
tertentu seperti yang dialami Risna, demi kebaikan ibu dan janin, jalan operasi
memang menjadi langkah yang bijaksana.

Ya, kondisi wanita berpanggul sempit memang menjadi salah satu faktor yang
menghambat kelahiran normal. Seperti yang diutarakan pula oleh Dr. Uf Bagazi,
SpOG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Brawijaya Women and Children
Hospital, Jakarta. ‘’Kondisi panggul sempit memang tidak bisa dibicarakan
secara terpisah dengan persalinan,’’ katanya. Syarat-syarat melahirkan secara
normal, lanjutnya,  selain melibatkan faktor kesehatan ibu dan janin, faktor lain
yang tak kalah menentukan adalah jalan lahir. Pada kondisi normal, jika ukuran
panggul ibu luas, maka persalinan normal dapat diprediksi berhasil. Sebaliknya, jika
jalan lahirnya sempit, tentu hal ini akan menjadi kendala.

Kondisi panggul sempit dikenal pula dengan sebutan Cephalopelvic Disproportion


(CPD). Berdasarkan data American College of Nurse Midwives (ACNM), CPD
ditemukan pada 1 dari 250 kehamilan. ‘’CPD terjadi jika kepala bayi atau
ukuran tubuh bayi lebih besar daripada luas panggul ibu. Sehingga dalam proses
persalinan, bayi tidak mungkin dapat melewati  panggul ibu,’’ demikian seperti
yang dikutip dalam situs americanpregnancy.org. Jika telah diketahui adanya kondisi
CPD, maka jalan paling aman untuk melahirkan adalah melalui bedah cesar.

Siapa yang Beresiko?


Cara paling mudah untuk memprediksi apakah seorang wanita berpanggul sempit
atau tidak, adalah melalui tinggi badannya. ‘’Wanita dengan tinggi kurang dari
145 cm berpotensi lebih tinggi untuk memiliki panggul sempit,’’ tutur dr. Uf.
Tetapi pada dasarnya jika tinggi badan kurang dari 145 cm pun, jika ukuran kepala
dan tubuh bayi kecil, misalnya seperti pada bayi lahir prematur dengan usia
kehamilan 6-7 bulan, maka persalinan normal masih dimungkinkan. Sebaliknya, jika
tinggi badan  lebih dari 145 cm pun, jika ada kondisi-kondisi tertentu, bisa saja
memiliki kendala untuk melahirkan normal. Diantara kondisi tersebut adalah :
• Ukuran kepala bayi. Jika ukuran kepala dan badan terlampau besar melebihi
ukuran jalan lahir (panggul) ibu, walaupun ibu tergolong tinggi tetap saja Anda harus
melahirkan melalui bedah sesar.

• Kelainan panggul, tipe panggul ginekoid (panggul normal wanita)  dapat
melahirkan secara vaginal sedangkan tipe panggul lain tidak dapat seperti panggul
yang tidak simetris, dan android (panggul pria)

• Kelainan letak bayi, jika posisi bayi tidak sesuai seperti yang diharapkan tentu
akan menyulitkan persalinan.

Mengukur Panggul
Waktu paling tepat untuk mengukur panggul, kata dr. Uf,  adalah saat kehamilan
berusia 36 minggu. Pada saat itu, dokter dapat menentukan kemungkinan Anda
untuk dapat  melahirkan secara normal. Pengukuran terutama menyangkut diameter
maupun luas masing-masing pintu panggul. Semakin luas panggul Anda, teorinya 
semakin mudah pula bayi keluar. Sebaliknya, semakin sempit panggulnya, maka
makin besar kemungkinan timbulnya kesulitan dalam persalinan.

Pemeriksaan dilakukan meliputi :

• Pemeriksaan Secara Klinis. Teknisnya dokter akan memasukkan dua jarinya (jari
telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang
belakang/promontorium. Setelah itu, dokter akan menghitung jarak dari tulang
kemaluan hingga promontorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul dan
pintu tengah panggul. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium
adalah 11 cm. Panggul tengah di ukur dengan cara memeriksa spina ischiadika
atau tonjolan tulang panggul yang teraba menonjol atau tidak, dan sudut tulang
kemaluan lebih dari 90 derajat dan intertuberosum lebih dari 8 cm untuk mengetahui
panggul bawah luas.

• Pemeriksaan Radiologi/ rontgen. Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu,
menggunakan alat rontgen. Hasil foto kemudian dianalisa untuk mengetahui ukuran
panggul. Mulai dari pintu atas panggul, pintu tengah panggul, dan pintu bawah
panggul.
Jadi, saat usia kandungan menginjak 36 minggu, jangan tunda untuk
memeriksakan  ukuran panggul.

Anda mungkin juga menyukai