Jauhilah Sikap Sombong
Jauhilah Sikap Sombong
Sombong Dalam Pengertian Bahasa : Menghargai diri sendiri secara berlebihan (Kebanggaan diri yang
berlebihan)
Sombong Dalam pengertian syar’i :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺱ
ﺎ ﹺﻂ ﺍﻟﻨ
ﻤ ﹸ ﻭ ﹶﻏ ﻖ ﺤ
ﺮ ﺍﹾﻟ ﺑ ﹶﻄ ﺮ ﺒﻜ ﺍﹾﻟ
“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)
ﻦ ﺘ ﹾﻜﹺﺒﺮﹺﻳﺴ
ﻤ ﺐ ﺍﹾﻟ
ﺤ
ﻳ ﻪ ﻟﹶﺎ ﻧِإ
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)
ﻦ ﺘ ﹾﻜﹺﺒﺮﹺﻳﺴ
ﻤ ﺐ ﺍﹾﻟ
ﺤ
ﻳ ﻪ ﻟﹶﺎ ﻧ ﹺﺇ
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)
Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ﺘ ﹾﻜﹺﺒ ﹴﺮﺴ
ﻣ ﻅ
ﺍﺟﻮ ﺘ ﱟﻞﻋ ﺑﻠﹶﻰ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﹸﻛ ﱡﻞ ﺎ ﹺﺭ ﻗﹶﺎﻟﹸﻮﺍﻫ ﹺﻞ ﺍﻟﻨ ﻢ ﹺﺑﹶﺄ ﺮ ﹸﻛ ﺧﹺﺒ ﹶﺃﻟﹶﺎ ﹸﺃ
“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi
kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no.
2853).
Jauhilah Sikap Sombong
Dosa Pertama Iblis
Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah
berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari
tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud
kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir)
Jauhilah Sikap Sombong
Hakekat Kesombongan
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda:
ﻪ ﻌﹸﻠ ﻧﻭ ﺎﺴﻨ
ﺣ ﻪ ﺑﻮ ﻳﻜﹸﻮ ﹶﻥ ﹶﺛ ﺐ ﹶﺃ ﹾﻥ
ﺤ ﻳ ﺟ ﹶﻞ ﺮ ﺟ ﹲﻞ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ ﺭ ﺒ ﹴﺮ ﻗﹶﺎ ﹶﻝﻛ ﻦ ﻣ ﺓ ﺭ ﻣﹾﺜﻘﹶﺎ ﹸﻝ ﹶﺫ ﻪ ﻲ ﹶﻗ ﹾﻠﹺﺒﻦ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﻓ ﻣ ﻨ ﹶﺔﺠ
ﺧ ﹸﻞ ﺍﹾﻟ ﺪ ﻳ ﻟﹶﺎ
ﺱ
ﺎ ﹺﻂ ﺍﻟﻨ
ﻤ ﹸ ﻭ ﹶﻏ ﻖ ﺤ ﺮ ﺍﹾﻟ ﺑ ﹶﻄ ﺮ ﺒﻜ ﺎ ﹶﻝ ﺍﹾﻟﺠﻤ
ﺐ ﺍﹾﻟ ﺤ ﻳ ﻴ ﹲﻞﺟﻤ ﻪ ﻨ ﹰﺔ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﱠﻠﺴ ﺣ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji
sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju
dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab,“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai
keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR.
Muslim no. 91)
An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu
menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran”
(Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi)
Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap
makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas
dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang
lain”.
Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau
menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan
orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih
dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin)
Jauhilah Sikap Sombong
Sombong Terhadap al Haq (Kebenaran)
Sombong terhadap al haq adalah sombong terhadap kebenaran, yakni dengan tidak
menerimanya. Setiap orang yang menolak kebenaran maka dia telah sombong disebabkan
penolakannya tersebut. Oleh karena itu wajib bagi setiap hamba untuk menerima
kebenaran yang ada dalam Kitabullah dan ajaran para rasul ‘alaihimus salaam.
Orang yang sombong terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia telah kafir dan
akan kekal di neraka. Ketika datang kebenaran yang dibawa oleh rasul dan
dikuatkan dengan ayat dan burhan, dia bersikap sombong dan hatinya menentang sehingga
dia menolak kebenaran tersebut. Hal ini seperti yang Allah terangkan dalam firman-Nya:
ﻮ ﻫ ﻪ ﻧﷲ ﹺﺇ
ِ ﻌ ﹾﺬ ﺑﹺﺎ ﺘﺳ ﻪ ﻓﹶﺎ ﻐﻴ ﻟﺎﻢ ﹺﺑﺒﺎﻫﺮ ﻣ ﺒﻛ ﻢ ﹺﺇ ﱠﻻ ﻫ ﻭ ﹺﺭﺻﺪ
ﻲﻢ ﺇﹺﻥ ﻓ ﻫ ﺎﻥ ﹶﺃﺗ ﺳ ﹾﻠﻄﹶﺎ ﻴ ﹺﺮﻐ ﷲ ﹺﺑ
ِ ﺕﺍ
ﺎﻲ ﺀَﺍﻳﺩﻟﹸﻮ ﹶﻥ ﻓ ﺎﻳﺠ ﻦ ﻳ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﱠﻟﺬ
{56} ﲑ ﺼ ﺒﻊ ﺍﹾﻟ ﻴﺴﻤ ﺍﻟ
“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang
sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan)
kesombongan yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah
perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mnedengar lagi Maha Melihat” (QS.
Ghafir:56)
Adapun orang yang sombong dengan menolak sebagian al haq yang tidak sesuai dengan
hawa nafsu dan akalnya –tidak termasuk kekafiran- maka dia berhak mendapat hukuman
(adzab) karena sifat sombongnya tersebut.
Maka wajib bagi para penuntut ilmu untuk memiliki tekad yang kuat mendahulukan
perkataan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas perkataan siapa pun. Karena pokok
kebenaran adalah kembali kepadanya dan pondasi kebenaran dibangun di atasnya, yakni
dengan petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Jauhilah Sikap Sombong
Sikap seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh
sebagaimana firman Allah‘Azza wa Jalla:
ﻪ ﻮﹶﻟﺭﺳ ﻭ ﷲ
َ ﺺﺍ
ﻌ ﹺ ﻳ ﻦﻭﻣ ﻢ ﻫ ﻣ ﹺﺮ ﻦ ﹶﺃ ﻣ ﺮ ﹶﺓ ﻴﺨ
ﻢ ﺍﹾﻟ ﻬ ﻳﻜﹸﻮ ﹶﻥ ﹶﻟ ﺍ ﺃﹶﻥﻣﺮ ﻪ ﹶﺃ ﻮﹶﻟﺭﺳ ﻭ ﷲ
ُ ﻰ ﺍﺔ ﹺﺇﺫﹶﺍ ﹶﻗﻀ ﻨﻣ ﺆ ﻣ ﻭ ﹶﻻ ﻣﻦﹴ ﺆ ﻤ ﻟ ﺎﻛﹶﺎ ﹶﻥﻭﻣ
{36} ﺎﻣﺒﹺﻴﻨ ﻼ ﹰﻻ ﺿﹶ ﺿ ﱠﻞ ﺪ ﹶﻓ ﹶﻘ
“Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang
urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)
ﻮﺍﺴﱢﻠﻤ
ﻳﻭ ﺖ
ﻴﻀ
ﻤﺎ ﹶﻗ ﻣ ﺎﺮﺟ ﺣ ﻢ ﺴ ﹺﻬ
ِ ﻲ ﺃﹶﻧ ﹸﻔﻭﹾﺍ ﻓﺠﺪ
ﻳ ﹺ ﻢ ﹶﻻ ﻢ ﹸﺛ ﻬ ﻨﻴﺑ ﺮ ﺠ
ﺷ ﺎﻴﻤﻙ ﻓ ﻮﺤ ﱢﻜﻤ
ﻳ ﻰﺣﺘ ﻮ ﹶﻥﻣﻨ ﺆ ﻳﻚ ﻻﹶ
ﺑﺭ ﻭ ﻼ
ﹶﻓ ﹶ
{65} ﺎﻴﻤﺴﻠ ﺗ
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya” (QS. An Nisaa’: 65)
Sombong Terhadap Makhluk
Bentuk kesombongan yang kedua adalah sombong terhadap makhluk, yakni dengan
meremehkan dan merendahkannya. Hal ini muncul karena seseorang bangga dengan dirinya
sendiri dan menganggap dirinya lebih mulia dari orang lain. Kebanggaaan terhadap diri
sendiri membawanya sombong terhadap orang lain, meremehkan dan menghina mereka,
serta merendahkan mereka baik dengan perbuatan maupun perkataan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻢ ﻠﺴ
ﻤ ﻩ ﺍﹾﻟ ﺎﺮ ﹶﺃﺧ ﻘ ﺤ
ﻳ ﺮ ﹶﺃ ﹾﻥ ﺸ
ﻦ ﺍﻟ ﻣ ﺉ
ﹺﺮ ﹴﺐ ﺍﻣ
ﺴ ﹺ
ﺤ
ﹺﺑ
“Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim”
(H.R. Muslim 2564). (Bahjatu Qulubill Abrar, hal 195)
Di antara bentuk kesombongan terhadap manusia di antaranya adalah sombong dengan
pangkat dan kedudukannya, sombong dengan harta, sombong dengan kekuatan dan
kesehatan, sombong dengan ilmu dan kecerdasan, sombong dengan bentuk tubuh, dan
kelebihan-kelebihan lainnya. Padahal Pada hakekatnya manusia tidak memiliki apa-apa,
lantas mengapa dia harus sombong terhadap orang lain?
Jauhilah Sikap Sombong
Mengganti Sikap Sombong dengan Tawadhu’
Kebalikan dari sikap sombong adalah sikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap inilah yang merupakan
sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-
Nya:
ﺎﺳﻠﹶﺎﻣ ﻫﻠﹸﻮ ﹶﻥ ﻗﹶﺎﻟﹸﻮﺍ ﺎﻢ ﺍﹾﻟﺠ ﻬ ﺒﺎ ﹶﻃﻭﹺﺇﺫﹶﺍ ﺧ ﺎﻮﻧ ﻫ ﺽ
ﺭ ﹺ ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻮ ﹶﻥﻤﺸ ﻳ ﻦ ﻳﻤ ﹺﻦ ﺍﱠﻟﺬ ﺣ ﺮ ﺩ ﺍﻟ ﺎﻋﺒ ﻭ
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas
muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)