Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sofia Rosalina

NIM : 0810440278
Kelas : Agribisnis E

PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN


PERTANIAN

Perkembangan peran dan posisi kaum perempuan sejak masa lampau


hingga saat ini telah menempatkan perempuan sebagai mitra yang sejajar dengan
kaum pria. Perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai bidang.
Perempuan mempunyai tanggungjawab yang sama terhadap kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi majunya pembangunan negara ini
termasuk didalamnya peran dalam bidang pembangunan pertanian. Perempuan
sebagai sumberdaya insani yang cukup besar jumlahnya saat ini, merupakan
subyek pembangunan yang cukup handal. Mereka adalah kekuatan potensial
bangsa yang hadir dalam jumlah yang tidak hanya besar, tetapi juga berimbang
jumlahnya dengan kaum pria. Keberadaan perempuan tidak dapat diabaikan,
karena kenyataan menunjukkan bahwa daya tahan fisik perempuan melebihi kaum
pria yakni sekitar 64 tahun bagi perempuan dan 63 tahun bagi pria.
Salah satu peran perempuan yang hakiki, yang fundamental adalah sebagai
ibu rumah tangga dan ibu dari putra-putri dalam fungsi sebagai pendidik utama dan
pertama. Penelaahan kerja perempuan tidak terlepas dari sosialisasi peran
perempuan yang sangat kompleks. Disamping berperan sebagai istri, sebagai ibu,
sebagai pengatur rumah tangga, sebagai tenaga kerja perempuan, juga berperan
sebagai anggota masyarakat dan manusia pembangunan.
GBHN menekankan bahwa pembinaan peran perempuan sebagai mitra
sejajar pria tetap harus memperhatikan kodrat, harkat serta martabat perempuan.
Selain itu, kebijakan yang ditempuh selama ini menekankan untuk terus
dikembangkannya iklim social budaya yang mendukung perempuan agar dapat
menciptakan dan memanfaatkan seluas-luasnya kesempatan mengembangkan
kemampuan melalui peningkatan pengetahuan, keahlian dan keterampilan.
Sedangkan pertanian sendiri adalah salah satu sector paling besar dan
berperan sangat dominan dalam membangun bangsa ini merupakan sector yang
secara absolute sampai saat ini masih tetap dan akan terus berperan penting
sebagai salah satu factor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi nasional
termasuk pembangunan ekonomi wilayah Banten, karena 60% lebih masyarakat
Banten bermata pencaharian atau menggantungkan hidupnya pada kegiatan usaha
pertanian. Menurut Aida Hubeis, 1993 Pelaksanaan pembangunan pertanian ini
akan berhasil jika semua sumberdaya manusia dalam hal ini tidak hanya pria, tetapi
juga perempuan yang jumlahnya sekitar 78% dari seluruh penduduk perempuan
Indonesia yang tinggal dipedesaan dan lebih dari setengahnya memperoleh nafkah
hidup dari sector pertanian.
Sosok perempuan yang diharapkan saat ini adalah sosok yang mampu
membuat atau menciptakan keluarga yang progresif dan militant dalam arti penuh
daya juang, yaitu melalui :

a. Memperkokoh kehidupan beragama dan beriman terutama lewat pendidikan


keluarga,

b. Mengembleng elang perjuangan yang tangguh untuk mengantisipasi segala


macam tantangan dan kejutan dimasa-masa mendatang,

c. Tidak meningkari atau melanggar kodrat kewanitaan selaku perempuan, supaya


tidak dilecehkan oleh kaum pria dan orang luar.

d. Meningkatkan profesionalisme dengan jalan terus menerus belajar, menambah


pengetahuan, pengalaman dan kemahiran teknis dan manajemen social,

e. Menjadikan anak jaman atau Kartini morern dengan adabtabilitas ilmiah dan
teknis yang tinggi untuk menghadapi tantangan era globalisasi, kapitalisme
modern dan komersialisasi yang sudah mulai terasa saat ini, serta

f. Menyusun strategi organisasional modern, dengan jalan membentuk organisasi


perempuan yang kokoh, solid, terintegrasi untuk memperjuangkan hak-hak
wanita dalam persamaan untuk berkembang dan maju dalam segala bidang
termasuk dibidang pertanian.
Pentingnya peranan perempuan dalam pembentukan keluarga sakinah,
keluarga yang memiliki kondisi kebahagian dan kesejahteraan yang
berkeseimbangan lahiriah, bathiniah dan social. Pernyataan tentang perempuan ini
adalah wujud pengakuan dan kepercayaan masyarakat terhadap potensi,
kemampuan dan kiprah peran perempuan. Peran perempuan sekarang ini sudah
terlihat nyata dalam berbagai bidang, mereka telah banyak yang berpendidikan
tinggi, mereka tak canggung dalam berjuang di masyarakat menurut bakat dan
kemampuannya masing-masing. Insinyur pertanian sebagaian besar adalah
perempuan, jadi sangatlah besar peran perempuan dibidang pembangunan
pertanian diberbagai daerah, dengan memposisikan dirinya sebagai pembuat
lapangan kerja dibidang pertanian, sebagai motivator, dinamisator dan regulator
dibidang pertanian baik yang bergerak di swasta maupun di pemerintahan.
Upaya yang dilakukan oleh kaum perempuan dalam meningkatkan perannya
dalam membangun pertanian diberbagai daerah juga adalah sebagai pembaharu
pembangunan pertanian. Tekad dan kerja keras perempuan dalam berupaya ikut
membangun pertanian yaitu dengan memberdayakan lahan yang ada baik lahan
pekarangan maupun lahan kebun lainnya untuk meningkatkan gizi keluarga maupun
meningkatkan pendapatan keluarganya.
Semakin luas lahan pekarangan yang dimiliki seseorang, semakin tinggi keinginan
untuk mengadopsi teknologi pertanian yang diintroduksikan kepadanya. Ini adalah
untuk meningkatkan Diversifikasi Pangan dan Gizi (DPG) keluarga sebagai salah
satu tujuan dalam memanfaatkan lahan pekarangan dipedesaan.
Program DPG adalah kegiatan pelaksanaan pengelolaan pemanfaatan lahan
pekarangan/pertanian yang terdiri dari kegiatan persiapan dan pengelolaan lahan.
Kegiatan persiapan terdiri dari penentuan lokasi, penentuan peserta, dan
pembentukan kelompok tani perempuan/wanita tani. Kegiatan pelaksanaan
pengelolaan lahan terdiri dari pengadaan paket, distribusi paket, pelaksanaan paket
bergulir dan pemanfaatan hasil.
Program ini adalah solusi kaum perempuan untuk ikut memikirkan
pembangunan pertanian di Indonesia termasuk kaum perempuan di Banten ini.
Keterlibatan semua pihak sangat diharapkan agar kekuatan kelembagaan yang
merupakan milik kaum perempuan (Kelompok Wanita Tani misalnya) dapat berjalan
dengan baik sesuai harapan kita semua. Peran ini akan menciptakan keuntungan
ganda karena disatu sisi kaum perempuan dapat memenuhi kebutuhan pangan dan
gizi keluarga dan ikut membantu meringankan keluarganya dalam menambahkan
pendapatan keluarga juga disisi lain ikut membangun pembangunan pertanian di
daerahnya.
Pemberdayaan pekarangan dengan system ini adalah sebagai salah satu
upaya kaum perempuan dalam meningkatkan perannya dalam membangun dunia
pertanian kita, dan ini merupakan langkah yang sangat strategis untuk memperbaiki
kondisi masyarakat kita yang sebahagian besar masih kekurangan gizi.
Peran perempuan untuk ikut meringankan beban suami dalam memperoleh
penambahan pendapatan adalam suatu tugas yang mulia. Pekarangan yang luas
hendaknya dapat dimanfaatkan oleh kaum perempuan untuk ditamani dengan
berbagai tanaman sayuran, tanaman obat dan bumbu-bumbuan maupun buah-
buahan untuk meningkatkan pangan dan gizi keluarga, termasuk memelihara ternak.
Intensifikasi Pekarangan sebagai salah satu langkah kaum perempuan dalam
memberdayakan dirinya dalam bidang pertanian yaitu dengan menggalakkan
pemanfaatan pekarangan untuk ditanami dengan berbagai macam tanaman
sayuran, obat-obatan, tanaman bumbu dan pemeliharaan ternak.
Tanaman bayam, kacang panjang, kangkung, mentimun, tomat, sawi, kacang
panjang, mangga, jeruk, sirih, kumis kucing, kencur, sereh, kunyit, memelihara
ayam, bebek, kolam ikan dan sebagainya adalah jenis tanaman yang sangat cocok
dikembangkan oleh kaum perempuan tersebut.
Program yang dirintis oleh kaum ibu ini juga dalam rangka ikut mendukung
program makanan tambahan bagi anak-anaknya. Tersedianya berbagai macam
tanaman sayuran dan buah dipekarangan adalah sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan makanan dan gizi bagi tubuh karena mempengaruhi :

a. perkembangan jasmanin dan rohani;

b. daya ingat terutama pada anak-anak;

c. daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

Sebagai salah satu peran perempuan dalam membangun pembangunan


pertanian yaitu dengan ikut berperan dalam menciptakan program-program yang
mengarah pada pemberdayaan perempuan dengan meluncurkan program
diversifikasi pangan dan gizi yaitu program yang berupaya meng-intensifikasi
pekarangan sebagai salah satu gerakan ketahanan pangan keluarga dan
masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan ini.
Niat yang tulus, kerja yang ikhlas dalam membangun keluarga adalah hal
yang sangat baik, karena bagaimana pun perempuan adalah tiang keluarga,
sehingga menciptakan keluarga yang sakinah, keluarga yang memiliki kesejahteraan
dengan keseimbangan dunia dan akhirat. Itulah tugas pokok perempuan, namun
disisi lain mereka dapat membuat sesuatu untuk mendukung dan menggapai tugas
mulia diatas misalnya ikut berperan nyata dalam membangun pembangun pertanian
dengan terus menambah pengetahuan, skill dan pengalaman adalah sangat mulia
dan kemandirian seorang perempuan dapat terlihat dengan kelas.
Ciri-ciri perempuan yang mempunyai kemandirian ini sangat terlihat karena
memiliki :
1. Kompetensi diri,
2. Konsistensi,
3. Kreativitas,
4. Komitmen, dan
5. Adanya kendali diri.

Jadi dengan kualitas pribadi yang baik, maka perempuan akan lebih menyadari dan
memahami dirinya, mampu mengarahkan dirinya, dan mewujudkan dirinya tanpa
kehilangan kodratnya dan Insya Allah mampu berbicara banyak dalam membangun
pembangunan pertanian bangsa ini, serta bagaimanapun tantangan era-globalisasi
yang kita hadapi kita tidak akan terlibas.

Anda mungkin juga menyukai