PEDOMANPENYUNSTRAKMK759
PEDOMANPENYUNSTRAKMK759
-1-
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya Pedoman Penyusunan Rencana Strategis
Unit-Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian Keuangan adalah:
Beberapa definisi dan pengertian yang ada dalam Pedoman Penyusunan Renstra-KL
dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
1.2 Potensi dan Permasalahan
BAB IV PENUTUP
PENYUSUNAN
INDIKATOR KINERJA
Langkah I : Persiapan
1. Identifikasi isu-isu strategis atau pilihan-pilihan strategis yang akan dihadapi dalam
jangka waktu pelaksanaan Renstra,
2. Identifikasi struktur organisasi berserta tugas pokok dan fungsinya sebagai dasar
untuk melihat dan menentukan lingkup kewenangan organisasi, dan
3. Identifikasi data-data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan pengambilan
keputusan selama proses penyusunan Renstra.
Contoh:
1. Isu strategis mengenai perubahan struktur organisasi/reorganisasi dan
modernisasi kantor pelayanan.
2. Peraturan mengenai organisasi dan tata kerja.
3. Dokumen Renstra periode sebelumnya.
4. Dokumen Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah.
5. Laporan Keuangan Unit/Satker.
A. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh Unit
pada akhir periode perencanaan.
1. Visi harus dapat memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan kinerja
dan peranan organisasi,
-5-
2. Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin
diwujudkan oleh organisasi,
3. Visi harus ditetapkan secara rasional, realistis dan mudah dipahami,
4. Visi harus dirumuskan secara singkat, padat dan mudah diingat, dan
5. Visi harus dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian.
B. Misi
“Menjadi Pengelola Keuangan dan Kekayaan Negara yang Dipercaya dan Akuntabel
untuk Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”
UNIT ESELON II
Visi Misi
Biro Perencanaan dan Keuangan
Mendukung Tercapainya Perencana
a. Melaksanakan pembinaan dan penyusunan perencanaan dan
dan Pengelola Keuangan yang
penganggaran yang efektif.
Dipercaya dan Akuntabel
b. Melaksanakan pembinaan perbendaharaan secara aktif dan
berkesinambungan.
c. Melaksanakan pembinaan Sistem Akuntansi Instansi dan penyusunan
Laporan Keuangan yang akuntabel dan transparan.
Setelah Visi dan Misi ditentukan, diperlukan langkah untuk mengidentifikasi kondisi
saat ini serta prakiraan jangka menengah terkait dengan potensi dan permasalahan yang
akan dihadapi dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misi.
Bagian kondisi umum yang akan dituangkan dalam dokumen Renstra terdiri
dari:
Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Direktorat Jenderal
Bea Cukai
Sekretariat Direktorat
Jenderal
Saat ini, DJBC memiliki 10.349 pegawai yang tersebar di seluruh Indonesia, bekerja
di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Pengawasan dan Pelayanan, Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang, Pangkalan Sarana Operasi, Kantor Bantu Layanan dan Pos Pengawasan.
Komposisi pegawai DJBC terdiri atas pegawai laki-laki sejumlah 8.914 orang (86%) dan
pegawai perempuan sejumlah 1.435 (14%).
Secara garis besar komposisi pegawai DJBC per Desember 2009 dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel
Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan
Tabel
Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan
Tabel
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Realisasi dan pencapaian target penerimaan bea masuk, PE/bea keluar, dan cukai selama periode Tahun
2005-2009 adalah sebagaimana pada tabel berikut.
Pencapaian Target Penerimaan
Bea Masuk dan PE/Bea Keluar
(dalam miliaran rupiah)
T.A. Bea Masuk PE / Bea Keluar
Target Realisasi Pencapaian Target Realisasi Pencapaian
APBN-P APBN-P
2005 14.646,50 14.920,90 101,87 % 344,80 318,20 92,29 %
2006 13.583,30 12.141,65 89,39 % 418,90 1.091,08 260,46 %
2007 14.417,60 16.699,44 115,83 % 3.042,34 4.238,15 139,31 %
2008 15.820,90 22.761,31 143,87 % 11.158,30 13.546,47 121,40 %
2009* 16.123,50 17.861,13 110,78 % 1.399,60 560,73 40,06 %
)
* Sumber Data Ditjen Perbendaharaan sampai dengan 28 Desember 2009 &
Target Bea Masuk Tidak termasuk Nilai BM DTP Sebesar Rp2 Triliun
Pencapaian Target Penerimaan Cukai
(dalam miliaran rupiah)
T.A. Cukai
Target APBN-P Realisasi Pencapaian
2005 32.244,80 33.256,28 103,14 %
2006 38.522,60 37.772,13 98,05 %
2007 42.034,70 44.627,88 106,17 %
2008 45.717,50 51.251,67 112,11 %
2009* 54.545,00 46.670,31 85,56 %
*) Sumber Data Ditjen Perbendaharaan sampai dengan 28 Desember 2009
Adapun peraturan perundangan di bidang kepabeanan dan cukai yang telah diselesaikan adalah--UU
Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan; dan, UU Nomor 39
Tahun 2007 tentang Perubahan UU Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.
Aspirasi masyarakat sangat dibutuhkan sebagai sarana evaluasi dan monitoring kemajuan
layanan yang telah diberikan oleh DJKN. Hasil aspirasi masyarakat dapat digunakan untuk
meningkatkan kebutuhan barang publik, layanan publik, dan regulasi DJKN. Untuk menjaring aspirasi
masyarakat dilakukan survei kepuasan pengguna jasa.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan di lingkungan Kementerian Keuangan, pada
tahun 2007, Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Universitas Indonesia melakukan survei
opini kepuasan pelanggan. Hasil survei menujukkan bahwa untuk Unit Eselon I DJKN, sebagian besar
responden (67, 90%) menyatakan puas; 22,22% responden menyatakan cukup puas dan 9,88%
menyatakan tidak puas terhadap layanan yang diberikan yang diberikan oleh DJKN.
- 12 -
B. Identifikasi Potensi dan Permasalahan
Contoh:
Potensi dan Permasalahan di bidang Penerimaan Pajak
Dari hasil pelaksanaan program mapping, profiling, dan benchmarking menunjukkan masih
terdapat potensi meningkatkan penerimaan pajak secara signifikan, berupa belum optimalnya tax
coverage ratio, dimana masih banyaknya potensi Wajib Pajak yang belum terdaftar, serta
rendahnya tax compliance Wajib Pajak yang sudah terdaftar. Meningkatnya kepercayaan
masyarakat kepada DJP, antara lain terlihat dari antusias masyarakat dalam mengikuti program
sunset policy, juga merupakan potensi penerimaan pajak.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan perpajakan adalah adanya potential loss
penerimaan perpajakan dalam jangka pendek. Masalah lainnya adalah adanya pembatasan oleh
Undang-Undang Perpajakan dalam pemberian insentif/fasilitas perpajakan. Apabila Undang-
Undang APBN dijadikan dasar pemberian fasilitas perpajakan, permasalahan yang timbul adalah
umur Undang-Undang APBN tersebut yang hanya satu tahun dan sering menimbulkan kontroversi.
Selain itu permasalahan lain adalah perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM, sarana
dan sistem TI yang belum memadai, database pajak masih terbatas karena sumber data eksternal
belum dapat dioptimalkan, penegakan hukum yang masih lemah, serta koordinasi dan harmonisasi
pelaksanaan tugas yang menyangkut administrasi dan peraturan.
- 13 -
Contoh :
PETA STRATEGI
BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN
VISI :
MENDUKUNG TERCAPAINYA PERENCANA DAN PENGELOLA KEUANGAN YANG DIPERCAYA DAN AKUNTABEL
Stakeholder/Customers
kementerian
•BAPPENAS
Keuangan yang
•BPK Optimal STRATEGI UNIT
• DPR ORGANISASI
SJ1-4
Peningkatan Kualitas
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan
Anggaran
Internal Process
SJ1-2 SJ1-3
Peningkatan Peningkatan
Perspective
Kualitas Kualitas
Perencanaan dan Pelaksanaan
Penganggaran Anggaran
SJ1-5 SJ1-8
Learning
PROGRAM
Kegiatan 1
Rencana Aksi 1.1
Rencana Aksi 1.2
Kegiatan 2
Rencana Aksi 2.1
Rencana Aksi 2.2
Dst...
- 17 -
PENJELASAN
1. Unit eselon I
Untuk indikator program dan kegiatan sekurang-kurangnya sama dengan
indikator program dan kegiatan sebagaimana dituangkan dalam Renstra
Kementerian Keuangan tahun 2010-2014.
1. Relevant, indikator terkait secara logis dan langsung dengan tugas institusi,
serta realisasi strategi institusi.
- 18 -
C. Target Kinerja
1. Unit eselon I
Untuk rencana aksi kegiatan eselon II, disusun mengacu pada peta strategi
(strategy map) unit eselon II (Depkeu-Two) di perspektif internal business process.
Untuk rencana aksi kegiatan eselon III, disusun mengacu pada business process
unit eselon III yang bersangkutan.
3. Unit instansi vertikal (tidak termasuk unit instansi vertikal setingkat eselon II)
Rencana aksi disusun mengacu pada business process unit eselon dibawahnya.
- 19 -
Tujuan Program dan Kegiatan menggunakan Tujuan Program dan Kegiatan sesuai
unit organisasi pelaksana sebagaimana dituangkan dalam Renstra Kementerian
Keuangan tahun 2010-2014 yang ditetapkan dengan KMK Nomor 40/KMK.01/2010
tanggal 29 Januari 2010.
- 20 - CONTOH:
Direktorat Jenderal
MATRIKS KINERJA UNTUK TAHUN 2010-2014 Kekayaan Negara
UNIT ORGANISASI: DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PROGRAM Terselenggaranya pengelolaan 1. Jumlah Penerimaan Negara dan Penerimaan Kembali DIREKTORAT
PENGELOLAAN KEKAYAAN kekayaan negara, penyelesaian (recovery) yang berasal dari Pengeluaran Pembiayaan JENDERAL
pengurusan Piutang Negara dan APBN KEKAYAAN
NEGARA, PENYELESAIAN
NEGARA
PENGURUSAN PIUTANG NEGARA pelayanan Lelang yang - Biaya Administras Pengurusan Piutang Negara 67,70M 40,29M
DAN PELAYANAN LELANG profesiona, tertib, tepat guna, - Bea Lelang 44,04M 61,04M
dan optimal serta mampu - Pembiayaan APBN 350M 135M
membangun citra baik bagi 2. Jumlah penyelesaian piutang negara dan pelayanan
stakeholder. lelang
- Piutang Negara yang Dapat Diselesaikan (PNDS) 770M 627,17M
- Pokok Lelang 3,15M 4,35M
3. Persentase penyelesaian permohonan pengelolaan 68% 87,8M
kekayaan Negara,termasuk pemanfaatan asset idle
4. Persentase BMN yang disertifikasi - 90% Terkait K/L dan BPN
surat dari DJKN
kepada K/L Bulan
Oktober 2008
mengenai penyediaan
anggaran untuk
sertifikasi BMN belum
mendapat respon K/L
5. Persentase penyelesaian pengelolaan dan 60% 100%
penatausahaan Kekayaan Negara Dipisahkan
6. Jumlah penyelesaian berkas Kekayaan Negara Lain- 1.770 400
lain.
7. Indeks Kepuasan pengguna jasa 80 85
8. Nilai kekayaan negara yang diutilisasi 934M 79
- 21 -
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kegiatan Terselenggaranya pelayanan 1. Jumlah formulasi / pembaruan peraturan 4 3 DIREKTORAT
Perumusan kebijakan, lelang yang professional, tertib, perundangan di bidang lelang LELANG
standardisasi,bimbingan teknis, tepat guna dan optimal serta 2. Jumlah Penerimaan Negara dari Bea Lelang 44,04M 61,04M
evaluasi dan pengawasan mampu membangun citra baik 3. Jumlah Frekuensi Lelang 15.437 18,763
pelaksanaan lelang bagi stakeholder 4. Jumlah Pokok Lelang 3,15T 4,35T
5. Rata-rata persentase realisasi janji pelayanan Quick 80% 85%
Win
Rencana Aksi
6. Indeks kepuasan pengguna jasa 80 85
a. Melakukan penyusunan,
7. Persentase penyelesaian izin operasional Balai Lelang 100% 100%
penyempurnaan, dan pengkajian
8. Persentase pengangkatan Pejabat Lelang Kelas II 100% 100%
kebijakan yang berkualitas serta
9. Persentase pertumbuhan pelaksanaan lelang 5% 5%
menjamin kepastian hukum di
bidang lelang
b. Meningkatkan pemahaman
masyarakat dan lembaga/instansi
pemohon lelang di bidang lelang
c. Pengembangan balai lelang dan
profesi pejabat lelang
d. Meningkatkan monitoring laporan
dan bimbingan teknis
- 22 -
CONTOH:
MATRIKS KINERJA UNTUK TAHUN 2010-2014 KANWIL DJKN
UNIT ORGANISASI: KANWIL DJKN XIV DJKN DENPASAR
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PROGRAM Terselenggaranya pengelolaan 1. Jumlah Penerimaan Negara dan Penerimaan Kembali Direktorat Jenderal
Pengelolaan Kekayaan Negara, kekayaan negara, (recovery) yang berasal dari Pengeluaran Pembiayaan Kekayaan Negara
Penyelesaian Pengurusan Piutang penyelesaian pengurusan APBN
Negara dan Pelayanan Lelang piutang negara dan pelayanan - Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara 67,70 M 40,29 M
lelang yang profesional, tertib, - Bea Lelang 44,04 M 61,04 M
tepat guna, dan optimal serta - Pembiayaan APBN 350 M 135 M
mampu membangun citra 2. Jumlah penyelesaian piutang negara dan pelayanan
baik bagi stakeholder. lelang
- Piutang Negara yang dapat Diselesaikan (PNDS) 770 M 627,17 M
- Pokok Lelang 3,15 T 4,35 T
3. Persentase penyelesaian permohonan pengelolaan 68% 87,8%
Kekayaan Negara, termasuk pemanfaatan asset idle
4. Persentase Barang Milik Negara yang disertifikasi - 90% Terkait K/L dan BPN
surat dari DJKN kepada
K/L bulan Oktober
2008 mengenai
penyediaan anggaran
untuk sertifikasi BMN
belum mendapat respon
K/L
5. Persentase penyelesaian pengelolaan dan 60% 100%
penatausahaan Kekayaan Negara yang Dipisahkan
6. Jumlah penyelesaian berkas Kekayaan Negara Lain-lain 1770 400
7. Indeks kepuasan pengguna jasa 80 85
8. Nilai kekayaan negara yang diutilisasi 934 M 793 M
- 23 -
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Terselenggaranya pengelolaan 1. Jumlah Penerimaan Negara Kantor Wilayah XIV
Kegiatan Kekayaan Negara, penyelesaian - Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara 1,849 M 1,427 M DJKN Denpasar
1. Pengelolaan Kekayaan Negara, pengurusan Piutang Negara, dan - Bea Lelang 2,235 M 3,097 M (diisi nama Kanwil)
penyelesaian Pengurusan Piutang pelayanan lelang yang 2. Jumlah Penyelesaian Piutang Negara dan pelayanan
Negara dan pelayanan lelang di profesional, tertib, tepat guna, lelang
wilayah kerja Kanwil XIV DJKN dan optimal serta mampu - Piutang Negara yang Dapat Diselesaikan (PNDS) 21,014 M 30,725 M
Denpasar (diisi nama Kanwil) membangun citra baik bagi - Pokok Lelang 164,075 M 223,272 M
stakeholder di wilayah kerja 3. Persentase pemberian bimbingan teknis dan penelaahan 100% 100%
Kanwil XIV DJKN Denpasar (diisi permasalahan di bidang Kekayaan Negara, penilaian,
nama Kanwil) Piutang Negara, lelang, dan hukum
4. Persentase penyelesaian permohonan pengelolaan 70% 87,80%
Rencana Aksi Kekayaan Negara
a. Mengelola kekayaan negara 5. Persentase laporan hasil penilaian yang dapat 100% 100%
dengan efektif dan efisien diselesaikan sesuai dengan standar penilaian
Terkait K/L dan BPN
b. Melaksanakan penilaian dengan 6. Persentase BMN yang disertifikasi - 90%
Kontrak Kinerja
tepat waktu dan berkualitas Menkeu dengan
c. Melaksanakan pengurusan Presiden (selesai
piutang negara dengan optimal November 2011)
d. Meningkatkan lelang sebagai
sarana jual beli 7. Penyelesaian inventarisasi dan penilaian terhadap 70% -
e. Melakukan monitoring dan Barang Milik Negara serta koreksi neraca
evaluasi kepatuhan dan layanan 8. Rata-rata persentase realisasi janji pelayanan Quick Win 80% 85%
hukum yang efektif 9. Persentase penyelesaian permohonan penilaian aset 100% 100%
f. Meningkatkan edukasi 10. Nilai Kekayaan Negara yang diutilisasi 21,5 M 21,5 M
masyarakat dan pelaku ekonomi 11. Indeks kepuasan pengguna jasa 80 80
di bidang pengelolaan pelaku 12. Jumlah sistem aplikasi yang digunakan 14 15
ekonomi di bidang pengelolaan 13. Jumlah pegawai yang mengikuti diklat 70 76
Kekayaan Negara, Piutang 14. Persentase penyerapan DIPA 85% 90%
- 24 -
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Negara, dan Lelang
g. Memanfaatkan sistem informasi
yang terintegrasi di lingkungan
kantor wilayah
h. Memberikan masukan untuk
penyempurnaan dan pembuatan
rumusan peraturan yang
berkualitas
i. Memberikan dukungan
pembentukan SDM yang
berintegritas dan berkompetensi
tinggi
j. Memberikan dukungan
pembangunan sistem TIK yang
terintegrasi
k. Mengelola anggaran dengan
optimal
- 25 -
CONTOH:
MATRIKS KINERJA UNTUK TAHUN 2010-2014 BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN
UNIT ORGANISASI: BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PROGRAM 1. Terwujudnya tata kelola yang 1. Rasio realisasi dari janji layanan quick win ke pihak 100% 100% SEKRETRAIAT
DUKUNGAN MANAJEMEN DAN baik dan kualitas layanan dan eksternal JENDERAL
PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS dukungan yang tinggi pada - Penyelesaian PMK/KMK
LAINNYA DEPARTEMEN semua Eselon I di - Tercapainya implementasi pengadaan barang/jasa
KEUANGAN Departemen Keuangan secara elektronik (e-Procurement) di lingkungan
2. Tingkat kepercayaan Departemen Keuangan dan lembaga pemerintah non
stakesholders (internal dan kementerian/sekretariat lembaga tinggi
eksternal) yang tinggi negara/komisi negara/komisi pemerintah
- Penyelesaian ijin akuntan publik dan penilai publik 82.5% 85%
2. Tingkat kompetensi karyawan untuk jabatan tematik (JPM 70%) (JPM 75%)
3. Persentase penyelesaian SOP 100% 100%
4. Service Level Agreement (SLA) Index 93% 94%
Kegiatan 1. Efektifitas penyusunan 1. Kualitas Laporan Keuangan Departemen Keuangan Wajar Dengan Wajar Tanpa BIRO
Koordinasi penyusunan rencana rencana program yang tepat (Opini dari BPK) Pengecualian/ Pengecualian/ PERENCANAAN
sasaran WDP (LKKL 2009) WTP (LKKL 2013) DAN KEUANGAN
kerja, pembinaan dan pengelolaan
anggaran 2. Tingkat kepercayaan 2. Persentase realisasi belanja terhadap pagu 85% >90%
stakeholder yang tinggi (Realisasi Th. 2009) (Realisasi Th. 2013)
dalam pembinaan
pengelolaan keuangan negara 3. Menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahunan berdasarkan Tahunan Tahunan
Rencana Aksi target yang ditetapkan pada Renstra dengan
a. Menyusun Renstra Kementerian melaksanakan monev melalui LAKIP
b. Menyusun Rencana Kerja 4. Meningkatkan kompetensi SDM Akuntansi melalui Terlaksana Terlaksana
Kementerian pelatihan Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan November 2011 November 2011
c. Menyusun Anggaran Pendapatan Pemerintah (PPAKP) dan menempatkannya sesuai
dan Belanja Kementerian kebutuhan
- 26 -
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
d. Melaksanakan bimbingan
Perbendaharaan
e. Menyusun Laporan Keuangan
Tingkat Kementerian/Lembaga
- 27 - CONTOH:
KPKNL
MATRIKS KINERJA UNTUK TAHUN 2010-2014
UNIT ORGANISASI: KPKNL ... (diisi nama KPKNL)
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PROGRAM Terselenggaranya pengelolaan 1. Jumlah Penerimaan Negara dan Penerimaan Kembali DIREKTORAT
PENGELOLAAN KEKAYAAN kekayaan negara, penyelesaian (recovery) yang berasal dari Pengeluaran Pembiayaan JENDERAL
pengurusan Piutang Negara dan APBN KEKAYAAN
NEGARA, PENYELESAIAN
NEGARA
PENGURUSAN PIUTANG NEGARA pelayanan Lelang yang - Biaya Administras Pengurusan Piutang Negara 67,70M 40,29M
DAN PELAYANAN LELANG profesiona, tertib, tepat guna, dan - Bea Lelang 44,04M 61,04M
optimal serta mampu - Pembiayaan APBN 350M 135M
membangun citra baik bagi 2. Jumlah penyelesaian piutang negara dan pelayanan
stakeholder. lelang
- Piutang Negara yang Dapat Diselesaikan (PNDS) 770M 627,17M
- Pokok Lelang 3,15M 4,35M
3. Persentase penyelesaian permohonan pengelolaan 68% 87,8M
kekayaan Negara,termasuk pemanfaatan asset idle Terkait K/L dan BPN
4. Persentase BMN yang disertifikasi - 90% surat dari DJKN kepada
K/L Bulan Oktober
2008 mengenai
penyediaan anggaran
untuk sertifikasi BMN
belum mendapat respon
K/L
5. Persentase penyelesaian pengelolaan dan 60% 100%
penatausahaan Kekayaan Negara Dipisahkan
- 28 -
TARGET UNIT
PROGRAM/ TUJUAN PROGRAM/
INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN ORGANISASI
KEGIATAN/ RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2014
PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kegiatan Terselenggaranya pelayanan 1. Jumlah Penerimaan Negara KPKNL ....
Pengelolaan Kekayaan Negara, lelang yang professional, tertib, - Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara 112 juta 73,48 juta (diisi nama KPKNL)
penyelesaian pengurusan Piutang tepat guna dan optimal serta - Bea Lelang 190 juta 272,64 juta
Negara, dan pelayanan lelang mampu membangun citra baik 2. Jumlah Penyelesaian Piutang Negara dan pelayanan
KPKNL .... (diisi nama KPKNL) bagi stakeholder di wilayah kerja lelang
KPKNL ... (diisi nama KPKNL) - Piutang Negara yang Dapat Diselesaikan (PNDS) 1.14 M 775,93 juta
- Pokok Lelang 9,5 M 13,44 M
Rencana Aksi
3. Persentase pemberian bimbingan teknis dan penelaahan 100% 100%
a. Melakukan pelayanan prima
permasalahan di bidang Kekayaan Negara, penilaian,
b. Meningkatkan pemahaman
Piutang Negara, lelang, dan hukum
masyarakat dan pelaku bidang
4. Persentase laporan hasil penilaian yang dapat 100% 100%
ekonomi di bidang pengelolaan
diselesaikan sesuai dengan standar penilaian
kekayaan negara, piutang negara dan Terkait K/L dan BPN
5. Persentase BMN yang disertifikasi - 90%
lelang Kontrak Kinerja (selesai
c. Meningkatkan efisiensi dan november 2011)
efektivitas pengelolaan kekayaan
6. Penyelesaian inventarisasi dan penilaian terhadap 70% -
negara, piutang negara dan lelang
Barang Milik Negara serta koreksi neraca
d. Melakukan pengawasan dan
7. Rata-rata persentase realisasi janji pelayanan Quick Win 85% 85%
pengendalian kegiatan
e. Mewujudkan good governance di
lingkungan KPKNL
f. Pemanfaatan sistem informasi yang
terintegrasi di lingkungan KPKNL
- 29 -
BAB III
PENETAPAN RENSTRA
Sesuai dengan KMK 40 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan,
Renstra Unit ditetapkan dengan keputusan pimpinan Unit Organisasi tersebut dan
disampaikan kepada pimpinan di atasnya. Berikut ini, beberapa contoh keputusan pimpinan
Unit Organisasi tentang Rencana Strategis.
- 30 -
CONTOH 1
TENTANG
SEKRETARIS JENDERAL,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pada Diktum KETIGA dan Diktum
KETUJUH Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014, perlu
menetapkan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
2010-2014
MEMUTUSKAN:
- 2-
KETIGA : Keputusan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Maret 2010
SEKRETARIS JENDERAL,
ttd
MULIA P. NASUTION
NIP 195108271976031001
- 32 - CONTOH 2
TENTANG
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pada Diktum KETIGA dan Diktum
KETUJUH Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014, dan Keputusan
Sekretaris Jenderal Nomor 38/SJ/2010 tentang Rencana Strategis Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian
Keuangan Tahun 2010-2014.;
MEMUTUSKAN:
KEDUA : Renstra Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan berlaku untuk periode 5 (lima)
tahun terhitung mulai tahun 2010 sampai dengan 2014.
- 33 -
a
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN
-2-
KETIGA : Salinan Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan ini disampaikan
kepada:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
ttd
SAMSUAR SAID
NIP 060034705