Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Rahayu Puji A.

NRP :1507 100 052

Lokasi Pengambilan Tanah : Belakang Gedung H ITS

Waktu pengambilan : 26 Maret 2009

No. Parasit yang Ditemukan Gambar Literatur Keterangan

1 Pergamasus sp. Tungau ganas predator


dari nematoda,
springtails, tungau
lainnya, dan juga larva
serangga yang hidup di
tanah. Tungau ini
memiliki panjang 1/25
inch.

2. Hymenolepis diminuta
Telur Hymenolepis
diminuta. Hospesnya
berupa rodensia tikus
atau mencit. Hidup di
dalam usus halus dan
keluar bersama feses.

Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis parasit yang hidup di tanah.
Percobaan menggunakan metode apung/floating. Prinsip kerja dari metode floating adalah
perbedaan berat jenis parasit dengan zat apung sehingga menyebabkan terapungnya parasit
sehingga lebih mudah melakukan penyortiran dari selain parasit yang dicari. Sampel tanah
diambil dari belakang gedung H Biologi ITS berdekatan dengan kandang mencit. Tanah
sepertinya bekas pupuk kandang yang diambil dari tempat lain. Tekstur tanah tidak
menggumpal dan kering. Ada beberapa bekas kotoran kambing yang masih terlihat namun
kering.

Tanah mula-mula dikeringkan agar mudah di ayak. Pengayakan bertujuan agar


mendapatkan partikel tanah yang lebih kecil sehingga lebih mudah dalam pengolahan sampel
karena parasit yang akan diamati berupa mikroparasit. Tanah kemudian dimasukkan pada
tabung reaksi ditambahkan aquades,diaduk untuk di sentrifuge. filtratbdisentrifuge untuk
mengendapkan parasit. Sentrifuge dilakukan dengan menambahkan aquades hingga 10ml
selama 5menit dengan kecepatan 1500 rpm. Sentrifugasi dilakukan sebanyak 5 kali dengan
yang terakhir bersama larutan gula jenuh sebagai zat apung. Sentrifugasi 1-4 dilakukan
pembuangan supernatan setelahnya untuk kemudian ditambahkan air lagi dan disentrifuge
lagi hingga jernih. Setelah disentrifuge dengan larutan glukosa tabung ditambahkan lagi
dengan larutan gula hingga penuh namun tidak sampai tumpah. Diletakkan cover glass
diatasnya dan didiamkan agar parasit naik dan menempel pada cover glass. Cover glass
diletakkan di kaca obyek dan diamati dibawah mikroskop.Larutan gula jenuh memiliki masa
jenis 1,12-1,3 atau lebih besar dari parasit. Sehingga diharapkan parasit akan terapung
dipermukaan dan ikut terangkat bersama dengan kaca penutup.
Hasil pengamatan menemukan spesies dari kelas arthropoda namun bukan termasuk
parasit pada manusia. Pergamasus sp. Merupakan jenis arthropoda yang hidup di tanah. Ia
tergolong tungau yang bersifat predator atau mikropredator. Ia memangsa nematoda,
springtails, tungau lainnya, dan juga larva serangga. Tungau ini memiliki panjang 1/25 inch.
Pada beberapa kasus ia memangsa hama tanaman sehingga dapat dikembangkan untuk
biokontrol.

Parasit yang termasuk dalam golongan insecta ini adalah sangat penting dalam
penelitian bidang ecologi, agriculture, medical dan ekonomi. Arthropoda mempunyai
cuticula yang mengandung chitine sdan hampir semua bentuk cuticula adalah eksoskeleton
yang berfungsi untuk pelindung alat dalam yang lunak, tempat melekat otot, penerus
rangsang dari luar dan mengatur penguapan cairan tubuh.. Tubuhnya beruas-ruas terdiri dari
kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala ditemukan sepasang antena sebagai indra peraba,
mandibula yang berfungsi untuk menggigit dan sepasang mata. Bagian dada (thorax)
ditemukan kaki dan sayap, sedangkan bagian perutnya beruas-ruas. Dalam proses
pertumbuhannya menjadi dewasa, arthropoda selalu melepaskan kulit atau kutikulanya dan
diganti dengan kulit baru. Proses tersebut dinamakan moulting atau ecdysis, dimana secara
fisiologis proses tersebut dikontrol oleh hormon. Pada proses pertumbuhan dari larva menjadi
dewasa serangga mengalami perubahan bentuk, proses ini disebut metamorfosis. Dimana
proses metamorfosis tersebut ada yang sempurna :telur-larva-pupa-dewasa, dengan bentuk
muda dan dewasanya berbeda. Sedangkan yang tidak sempurna: telur-larva-nympha-dewasa,
dimana bentuk muda dan dewasa hampir sama.

Berdasarkan kepentingan secara medis, arthropoda dibagi dalam beberapa golongan


yaitu:

1. Serangga penular penyakit (vektor, hospes intermedier)


2. Serangga sendiri menyebabkan penyakit (berparasit)
3. Serangga mengeluarkan toksin menyebabkan toksisitas
4. Serangga menyebabkan alergi
5. Serangga yang menyebabkan rasa jijik dan takut (entomofobia)

Cara penularan penyakit oleh insekta ini dapat secara mekanik yaitu terbawa pada
bagian luar tubuh insekta (misalnya kaki atau badan). Sedangkan penularan secara biologik
dilakukan setelah serangga menghisap agen penyakit dari tubuh hospes masuk kedalam tubuh
serangga. Penularan biologik ini ada dua bentuk yaitu:

1. Agen penyakit dapat memperbanyak diri dalam tubuh serangga disebut


siklikopropagative (Plasmodium, Trypanosoma dsb.).
2. Agen penyakit hanya berubah menjadi larva infektif dalam tubuh serangga disebut
siklikodevelopmental (wucheria, onchocerca).

(ayyaa.multiply.com/journal/item)

Selain arthropoda, parasit yang hidup di tanah dapat berupa cacing atau salah satu fase
dalam hidup cacing. Bagian dari bentuk parasit ini bisa jadi terbawa oleh angin dan jatuh di
tanah atau tanah yang terkontaminasi feces dari hewan yang terdapat parasit pada ususnya.
Parasit yang ditemukan selanjutnya adalah Hymenolepis diminuta berupa fase telur. Parasit
ini menyerang ususmencit. Lokasi tempat pengambilan sampel yang berdekatan dengan
kandang mencit memungkinkan jenis parasit ini ditemukan.
Cacing Hymenolepis tinggal di usus dari tikus dan umum di iklim hangat..
Hymenolepis biasanya ditemukan di dalam tinja dari tikus yang dikonsumsi oleh kedua
Cacing dewasa yang hidup dalam bentuk yang disebut sebagai "cysticercoid" di dalam tubuh
serangga . Manusia dan hewan menjadi terinfeksi ketika mereka dengan sengaja atau tidak
sengaja memakan bahan terkontaminasi oleh serangga. Pada manusia yang terinfeksi,
kemungkinan untuk larva dari seluruh siklus hidup cacing berada di dalam usus,
Hymenolepis diminuta menginfeksi manusia, di samping yang vektornya oleh serangga,
penyakit ini bisa menyebar secara langsung dari orang ke orang oleh telur dalam tinja. di
dinding usus dan berkembang menjadi cysticercoids dan kemudian dewasa. Infeksi ini
sebelumnya umum di tenggara Amerika Serikat, infeksi dapat bertambah buruk karena tidak
seperti dalam kebanyakan telur cacing lain, telur cacing ini bisa menetas dan berkembang
tanpa pernah meninggalkan definitif host.

Risiko infeksi manusia dari H. diminuta sangat rendah, karena hospes yang utama
adalah host tikus. Juga dikenal sebagai cacing pita tikus , H. diminuta jantan dewasa tinggal
di usus tikus.. Telur dari diminuta keluar dari tikus sabagai feses yang sering dikonsumsi
oleh serangga.. Setelah di dalam tubuh serangga, telur menjadi matang cysticercoid. Para
cacing dewasa keluar dari usus masuk ke dalam sistem peredaran darah dengan tiga pasang
hook. Di sana, mereka menjadi bentuk dewasa, bertelur dan mengulang seluruh siklus
hidupnya.

Siklus hidup H. diminuta

(www.wikipedia.com)

Anda mungkin juga menyukai