Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Fungsi Hukum Dengan Anarkisme yang Sering Terjadi

Dalam Masyarakat

Oleh Agung Dwi Pratama, 1006696825

Judul : Inkonsistensi Penegakan Hukum di Indonesia

Data Publikasi : http://www.scribd.com/doc/27312396/Hukum-Inkonsistensi-


Penegakan-Hukum-Di-Indonesia-Salah (6 Nopember 2010)

Seperti yang kita ketahui, bahwa fungsi hukum adalah untuk mengatur hubungan antara
manusia yang satu dengan manusia lainnya dan hubungan antara manusia dan negara
agar segala sesuatunya berjalan dengan tertib. Indonesia adalah Negara hukum, yang
memiliki seperangkat hukum yang mengatur rakyatnya, akan tetapi mengapa seringkali
masyarakat Indonesia menunjukkan anarkismenya dalam menyikapi suatu persoalan?
Disana-sini masih sering kita jumpai tindakan anarkisme warga baik individu maupun
dalam kelompok, yang seakan mencerminkan bahwa tidak ada hukum di Negara ini.
Ada apa dengan hukum di Indonesia? Apakah hukum di Indonesia tidak berfungsi,
khususnya dalam menciptakan ketertiban di masyarakat? Pertanyaan itulah yang akan
menjadi pemicu kali ini.

Rasa keadilan serta keinginan untuk hidup lebih sejahtera merupakan keinginan dari
seluruh rakyat dimanapun dia berada. Namun apabila rakyat tidak mendapatkan sesuai
dengan apa yang dirasa menjadi haknya, disitu pasti akan muncul konflik. Konflik
merupakan hal yang lazim terjadi pada manusia, dimanapun dan siapapun orang itu.
namun yang terjadi dalam sebagian masyarakat Indonesia adalah konflik yang
mengarah pada tindakan anarkisme, yang tidak jarang menimbulkan tindakan
pengrusakan terhadap materi yang ada disekitarnya. Sebagai contoh adalah konflik antar
pelajar dari sekolah yang berbeda tumbuh menjadi tawuran yang seringkali
menimbulkan pengrusakan. Mereka seolah tidak memperdulikan adanya hukum dari
Negara yang mengatur dirinya. Perilaku anarkisme seperti itu masih sangat
mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia. Berdasarkan fungsi hukum yang ada,
perilaku tersebut seharusnya tidak terjadi, karena jika hukum memang berfungsi
sebagaimana mestinya, setiap konflik akan bisa diselesaikan tanpa mengarah pada

1
tindakan anarkisme. Dilihat dari segi fungsi hukum, perilaku anarkisme yang sering
mewarnai kehidupan rakyat Indonesia dalam menyikapi konflik memiliki beberapa
penyebab, diantaranya adalah (1) hukum belum berfungsi dalam memberikan
kepercayaan pada masyarakat akan keberadaannya, karena masyarakat meyakini bahwa
hukum lebih banyak merugikan mereka,dan sedapat mungkin dihindari. Akibatnya
masyarakat lebih sering menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri, tanpa
mempertimbangkan hukum yang ada dan tidak jarang menuju perilaku anarkisme; (2)
dalam penerapannya, hukum belum berfungsi nyata dalam mempengaruhi tindakan
masyarakat dalam menyikapi suatu persoalan, sehingga hukum tidak begitu
diperhatikan. Suatu persoalan kecil kadang menimbulkan hukuman yang sangat berat
bagi pelakunya yang diterima tanpa melalui proses pengadilan hukum. Pembakaran dan
penganiayaan pencuri sepeda motor, perampok, yang dilakukan massa merupakan
contohnya. Masyarakat menerapkan sanksi tersebut tidak atas pertimbangan rasional
mengenai jumlah kerugian yang menimpa masyarakat itu, melainkan atas dasar
kemarahan kolektif yang muncul, dan saat hukum dirasa kurang berarti. Dalam hal ini,
kebenaran menurut hukum tidak dianut sama sekali, masing-masing kelompok
menggunakan norma dan hukumnya dalam menentukan kebenaran serta sanksi bagi
pelaku yang melanggar hukum menurut versinya tersebut. Tidak diperlukan adanya
argumentasi dan pembelaan bagi si terdakwa.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa anarkisme yang terjadi
dalam masyarakat salah satunya disebabkan oleh faktor hukum yaitu hukum yang
belum berfungsi memberikan kepercayaan pada masyarakat akan keberadaannya yang
bisa menegakkan ketertiban dan hukum yang belum berfungsi nyata dalam
mempengaruhi tindakan masyarakat dalam menyikapi suatu persoalan, sehingga
masyarakat cenderung berperilaku anarkis yang tidak memperhatikan hukum.

Anda mungkin juga menyukai