Anda di halaman 1dari 32

Anggota :

Adiyatma (2009-043-017)
Vicky Febriana (2009-043-025)
Kevin Joseph Syauta (2009-043-029)
Silvia Amalia Simanto (2009-043-034)
Yanti Yosefi (2009-043-035)
Sri Wulandari (2009-043-108)
 Eksperimentasi adalah sesuatu yang hakiki
dalam proses desain.

 Untuk mengubah suatu bentuk kerekayasaan


yang baru menjadi suatu konsep awal
diperlukan uji materi yang dilakukan dengan
cara penerapan teknik-teknik eksperimental
secara formal.
 Dari semua ciri yang ada dapat dikatakan bahwa praktek
kerekayasaan dapat dilihat sebagai eksperimen.
 Alasannya :
1. Dalam setiap proyek yang dilakukan dengan separuh tidak
tahu ada sebuah ketidakpastian. Rekayasawan tidak bisa
menunggu semua fakta yang relevan untuk memulai
pekerjaannya. Dengan demikian rekayasawan dapat
menyelesaikan pekerjannya dengan bekal pengetahuan yang
terbatas tentang hukum-hukum ilmiah dari alam dan
masyarakat.
2. hasil dari rekaya pada umumnya bersifat tidak pasti. Dalam
dunia rekayasa, seringkali tidak diketahui pasti bagaimana
hasil akhirnya. Contohnya: Waduk yang bagus tidak berfungsi
sebagaimana mestinya seperti bocor atau hancur dan
merusak ekosistem disekitarnya.
3.Rekayasa yang efektif tergantung dari pengetahuan
yang diperoleh dari produk yang telah jadi untuk
menyempurnakannya lagi menjadi lebih baik untuk
kedepannya. Kesimpulannya: agar keberhasilan
didapat terus menerus, maka harus ada pengetahuan
baru yang didapat.

 Dari alasan-alasan tersebut maka kita harus belajar


dari masa lalu.

 contohnya: Pada bulan Juni 1966, sebagian jembatan


Milford runtuh. Pada saat yang sama dilakukan
pembangunan jembatan yang sama pula di
Melbourne, Australia dan jembatan tersebut pun
runtuh. Ini merupakan contoh bahwa tidak adanya
pembelajaran dari runtuhnya jembatan Milford.
 Dari penelaahan atas perbedaan antar
rekayasa dengan eksperimen standar
membantu kita untuk memikirkan tanggung
jawab moral dari setiap pihak yang terlibat
dalam kerekayasaan.
 Eksperimen kontrol meliputi pemilihan
anggota untuk dua kelompok secara acak.
 Dimana salah satu anggota kelompok diberi

perlakuan eksperimental yang khusus.


 Sedangkan kelompok yang satu merupakan

kelompok kontrol.
 Dalam kerekayasaan praktek seperti ini tidak

dapat diterapkan. oleh karena itu,


kerekayasaan tidak dapat disamakan dengan
proses eksperimental.
 Hal ini disebabkan karena pada proses
rekayasa melibatkan manusia dimana klien
dan konsumenlah yang memilih produk dan
merekalah yang menjadi pihak control. Oleh
karena itu, sulit untuk menetapkan partisipan
secara acak dari berbagai kelompok.
 Dari segi ini juga dapat dikatakan bahwa
rekayasa sama seperti uji medis atas obat
dan teknik baru pada subjek manusia.

 sebelum subjek diikut sertakan dalam


eksperimen harus diberikan informasi
secukupnya mengenai eksperimen yang akan
dilakukan.
 Dengan tujuan subjek eksperimen dapat
mengetahui dan meyetujui keuntungan dan
kerugian yang akan ditanggung. Karena saat
ini keselamatan adalah yang utama.

 Informed consent meliputi dua unsur yaitu


pengetahuan dan sukarelawan. Subjek tidak
hanya mengetahui informasi tetapi juga dapat
menyetujui tanpa paksaan.
 Makna informed consent dalam arti luas atau
yang oleh sebagia orang disebut valid
consent dapat didefinisikan oleh beberapa
kondisi berikut:
1. Persetujuan itu diberikan dengan sukarela

2. Persetujuan itu diberikan atas daasar


informasi yang diminta, yang disampaikan
kepada mereka dalam bentuk yang dapat
mereka pahami.
3. Pihak yang memberi persetujuan merupak
orangyang berkompeten untuk memproses
informasi itu dan mengambil keputusan yang
rasional.

 Untuk situasi-situasi dimana subjek bukan


dalam bentuk seorang individu kami usulkan
dua persyaratan berikut :

1. Informasi yang mungkin dibutuhkan seorang


pribadi yang rasional, yang dinyatakan dalam
bentuk yang dapat dipahami, hendaknya telah
disebarluaskan terlebih dahulu.
2. Persetujuan subjek diberikan secara
perwakilan oleh kelompok yang secara
kolektif mewakili berbagai macam subjek
seperti kepentingan, keprihatinan, dan
kemungkinan dalam menghadapi resiko.
 Eksperimen ilmiah dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan.

 Sedangkan proyek kerekayasaan merupakan


eksperimen yang tidak mesti didesain untuk
menghasilkan banyak pengetahuan.
 Apakah tanggung jawab rekayasawan
terhadap masyarakat?

 Melihat bahwa kerekayasaan sebagai suatu


eksperimen social tidak dengan sendirinya
menjawab pertanyaan ini.

 Rekayasawan hanya menjadi fasilitator


dimana mereka juga berbagi tanggung jawab
dengan pihak manajemen, dan masyarakat.
 Dari sudut rekayasa sebagai eksperimental
social, sifat-sifat umum manakah yang terdapat
pada rekayasawan yang bertanggung jawab
secara moral?

1. Kehati-hatian
Dengan karakter moral yang penuh kehati-hatian
dimaksudkan agar orang lebih peka terhadap
rentang nilai moral dan tanggung jawab yang
lengkap, yang relevan pada situasi tertentu dan
kesediaan untuk mengembangkan ketrampilan
dan mencurahkan segala usaha yang dibutuhkan
untuk mencapai baik mungkin antara berbagai
pertimbangan tersebut.
2. Informasi relevan
Tidak hanya kehai-hatian tetapi juga
memerlukan informasi yang relavan. setiap
orang harus sepenuhnya menggeluti
konteks pekerjaannya agar pekerjaan
tersebut layak disebut sebagai aktivitas
yang memiliki bobot moral.
3. Otonomi moral
Seseorang memiliki hak secara moral pada
saat ia bertindak atas dasar perilaku dan
prinsip moralnya sendiri. Akan tetapi,
keyakinan dan sikap moral harus dipegang
atas dasar refleksi kritis dan bukan hanya
diambil secara pasif dari kesepakatan
khusus dalam masyarakat, organisasi, atau
suatu kelompok.
4. Kemampuan bertanggung jawab
Manusia yang bertanggung jawab akan
dapat menerima tanggung jawab moral atas
segala tindakannya.
 Konsumen menuntut layanan yang aman karena
tidak ingin terancam dan dirugikan.
 Karena itu kita harus membayar untuk itu.
 Permasalahan: apa yang kita anggap aman,
belum tentu aman menurut orang lain.
 Keselamatan absolute dalam arti tingkat
keselamatan yang memuaskan semua orang atau
kelompok dalam segala macam kondisi, tidak
pernah tercapai. Untuk itu yang ingin dibahas
adalah konsep keselamatan.
 Konsep keselamatan

- Keselamatan adalah dengan menguraikan


gagasan yang subjektif itu menurut
terminology manapun yang dapat diterima
orang.

- Menurut William W. Lowrance, “ Sesuatu


disebut aman bila resikonya dinilai masuh
dapat diterima.
 Namun pengertian konsep ini kurang dapat
diterima dengan beberapa alasan :

1. Contoh kasus:
Kita membeli pemanggang roti yang sedang
obral. Pada awal kita menerima resiko yang
dapat diterima dan aman. Tapi pada saat kita
mengalaminya, kita mulai berfikir bahwa alat
tersebut tidak aman dan beresiko.
2. Contoh kasus:
kita secara irasional memandang bahwwa
air yang mengandung fluoride berbahaya
bagi kesehatan manusia dan resiko tidak
dapat diterima jika dikaitkan dengan
definisi keselamatan menurut Lowrance.
Tapi menurut definisi keselamatan yang
menurut kita mengatakan bahwa air itu
sepenuhnya aman.
 Dari kasus yang telah ada, intinya adalah kita
harus memiliki acuan yang objektif yang
memungkinkan kita menentukan apakah
penilaian kita tentang keselamatan baik atau
tidak.

 Sesuatu adalah aman (sampai tingkat


tertentu) bagi seorang atau kelompok
tertentu bila, dengan pengandaian bahwa
mereka sepenuhnya menyadari resikonya
serta mengekspresikan nilai-nilai mereka
yang paling mapan, mereka mengganggap
resiko tersebut dapat diterima (sampai pada
tingkat tertentu).
 Resiko
- kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak
diharapkan atau sesuatu yang merugikan.

- Rowe mengatakan bahwa “potensi


terealisasikan konsekuensi yang tidak
diharapkan dari kejadian-kejadian yang akan
datang.

- Dengan berkembangnya teknologi,


masyarakat semakin sadar akan resiko
teknologis.
 Akseptibilitas resiko

- Dari pengertian keselamatan menurut


Lowrance, Rowe juga mengatakan bahwa
‘Suatu resiko dapat diterima bila mereka yang
terkena pada umumnya tidak lagi
mengkhawatirkannya. Kekwatiran yang
dimaksud ergantung dari bagaiman resiko itu
ditangkap.
 Voluntarisme dan control
- Yang dimaksud disini adalah dimana
seseorang secara sukarela melakukan
sesuatu yang telah ia ketahui resikonya.

- Contohnya: John dan Ann dimana mereka


tinggal di kawasan pabrik kimia dan memang
disitulah mereka mampu untuk tinggal.
Mereka harus bersedia menghirup polusi
udara dan tanah yang mengandung limbah.
 Efek informasi terhadap pengkajian resiko

- Cara penyampaian informasi yang dibutuhkan


untuk pengambilan keputusan sangat
mempengaruhi persepsi terhadap resiko.

- Contohnya; Keluarga Smith tidak memperdulikan


perlunya menggunakan sabuk pengaman ketika
berkendaraan karena mereka mengatakan bahwa
probabilitas kecelakaan akan sangat rendah.
Akan tetapi jika informasi tentang kecelakaan
dijelaskan lebih lanjut dan mendetail maka
keluarga Smith akan lebih menyadari resiko yang
akan terjadi.
 Resiko yang berkaitan dengan pekerjaan

- Contoh kasus pada John dan Ann dimana


mereka bekeerja digalangan kapal yang
rentan terhadap penyakit asbestosis. Akan
tetapi ia tidak mempermasalahkan hal
tersebut dengan alasan bahwa ia dibayar. Ini
juga menunjukkan bahwa rekayasawan tidak
dapat melakukan desain apapun terhadapa
situasi kerja jika hanya satu orang pekerja
yang mengeluh terhadap kondisi kerja yang
buruk.
 Pelajaran bagi rekayasawan

- Rekayasawan menghadapi dua problema dalam


kaitannya dengan konsepsi public tentang
keselamatan:
1. sikap yang terlalu optimistic bahwa hal-hal yang
sudah biasa, yang belum pernah merugikan,
yang dapat kita control tidak benar-benar
membawa resiko.

2. ketakutan yang dirasakan orang-orang ketika


melihat suatu kecelakaan yang merugikan orang
yang dikenal meskipun menurut statistic
kecelakan jarang tejadi.
 Keselamatan mutlak absolute tidak mungkin
tercapai dan untuk setiap penyempurnaan
dalam keselamatan yang berkaitan dengan
produk yang direkayasa sering disertai
dengan kenaikan biaya produksi.

 Pengetahuan tentang resiko


- Orang mengira bahwa pengalaman dan data
historis sudah dapat memberikan informasi
yang bagus tenang keselamatan produk-
produk standar.
 Ketidak pastian dalam desain

- Tidak ada resiko yang sengaja dirancang


dalam suatu produk.

- Resiko terjadi karena adanya ketidak pastian


yang dihadapi oleh seorang rekayasawan.

- Contohnya: pada runtuhnya jembatan kayu


ketika kontigen angkatan perang Napoleon
menyebranginya. ini merupakan resiko yang
terjadi karena adanya ketidak pastian yang
dihadapi oleh seorang rekayasawan.
 Uji keselamatan

- Pada awalnya dibahas mengenai semua hal


yang mengandalkan pengalaman. Namun
kebanyakan rekayasawan tidak menceritakan
pengalaman yang dialaminya kepada
rekayasawan lainnya. Salah satu cara untuk
mendapatkan keselamatan adalah dengan
pengujian. Dengan kondisi tertentu,
pengujian dapat menjadi sumber informasi
yang berharga terlebih bila pengujian materi
atau produk dilakukan sampai rusak.

Anda mungkin juga menyukai