Anda di halaman 1dari 1

ORANG CERDAS

Abdullah bin Umar R.A mengabarkan ; Aku sedang duduk bersama Rasulullah SAW tatkala datang seorang lelaki dari
kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rosullullah SAW, lalu berkata ;
”Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?”
Beliau menjawab; “yang paling baik akhlaknya diantara mereka”
“Mukmin manakah yang paling cerdas ?”, tanya lelaki itu lagi.
Beliau menjawab : “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah
mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas”.
(HR. Ibnu majah)
Inilah klasifikasi orang cerdas menurut Islam, sungguh maknanya sangat dalam dan diluar klasifikasi yang dibuat oleh
manusia.
Dua alasannya :
1. Kecerdasan itu menyangkut soal kemampuan menggunakan akal dalam melihat fakta dan persoalan dengan
membandingkan waktu kehidupan dunia yang singkat dan terbatas dengan kehidupan akhirat yang kekal abadi.
Secara manusiawi manusia menginginkan harta yang banyak, rumah yang besar, kehidupan yang nyaman,
kendaraan yang mewah, namun manakala dia mampu membandingkan kehidupan dunia yang sebentar maka ia
tidak akan korupsi untuk mendapat harta yang banyak, tidak menyakiti orang lain untuk hidup yang nyaman.
Inilah keputusan orang cerdas, memilih yang lebih besar, lebih luas, lebih kekal dan lebih membahagiakan.
Namun perlu ditegaskan bahwa Islam tidak identik dengan miskin, lemah, malas karena semua itu adalah ciri-ciri
orang-orang yang jahil, ketika dakwah ini membutuhkan banyak dana justru kita butuh menjadi para dermawan
yang sebanyak-banyaknya mengumpulkan harta yang halal lalu meletakkannya ditangan bukan dihati sehingga
mudah untuk berinfaq, ketika dakwah membutuhkan mobilisasi yang cepat maka seharusnya kita memiliki
kendaraan yang mampu memfasilitasinya. Pertanyaannya seberapa banyak yang kita miliki digunakan untuk
dakwah?

2. Disebut cerdas akhirat adalah dunia yang tidak terlihat oleh mata, tidak teraba oleh pancaindera. Oleh sebab itu
mereka yang meyakininya memiliki kecerdasan lebih dari orang biasa. Disini arti kecerdasan menjadi luas tidak
hanya bersifat intelektual tetapi juga humanisme. Tidak hanya sempit semata-mata dalam perhitungan
matematika, fisika dan bahasa tetapi lebih dari itu. Mereka yang meyakini sesuatu yang tidak terlihat akan
menjadi bagian dirinya di masa depan namun dia masih di dunia. Inilah sebuah kondisi orang yang cerdas, yang
mampu memherhitungkan risiko kehidupan masa ini.

Anda mungkin juga menyukai