Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker paru adalah pembunuh nomor satu diantara pria di USA. Namun begitu, kanker
paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar dari pada wanita disbanding dengan
pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling umum kematian
akibat kanker pada wanita. Pada hamper 70% pasien kanker paru mengalami
penyebaran ke tempat limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Sebagai
akibat, angka survival pasien kanker paru adalah rendah. Bukti-bukti yang menunjukan
bahwa karsinoma cenderung untuk timbul di jaringan parut sebelumnya (tuberculosis,
fibrosis) dalam paru. Kebanyakan kasus kanker paru dapat dicegah jika merokok di
hilangkan.

KANKER PARU ( KARSINOMA BRONKOGENIK)

Lebih dari 90 % tumor paru primer merupakan tumor ganas, dan sekitar 95 % tumor
ganas ini termasuk karsinoma bronkogenik. Bila kita menyebut kanker paru maka yang
dimaksud adalah karsinoma bronkogenik karena sebagian tumor ganas primer system
pernapasan bawah bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronkus.

Meskipun pernah dianggap sebagai suatu bentuk keganasan yang sering terjadi,
insidensi kanker paru di negara industri telah meningkat sampai tahap epidemik sejak
tahun 1930. Sebagian statistik yang mengejutkan itu disebutkan pada bagian awal
bagian ini. Kanker paru sekarang ini telah menjadi penyebab kematian akibat kanker
pada wanita dan laki_laki. Insidensi tertinggi terjadi pada usia antara 55-65 tahun.
Peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tingginya kebiasaan merokok kretek
yang sebenarnya sebagian besar dapat dihindari.

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 1


BAB II
KANKER PARU

1. Pengertian
Kanker adalah penyakit yang berhubungan dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan sel yang tidak terkontrol. Tidak terlokalisasi atauu menyebar,
massanya jamak dan pertumbuhannya tidak terbatas kadang-kadang besar.

Paru-paru merupakan tempat pernapasan utama pada manusia.

2. Etiologi

Meskipun etiologi karsinoma bronkogenik yang sebenarnya belum diketahui,


tetapi ada tiga faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan
insidensi penyakit ini : merokok, bahaya industri, dan polusi udara. Dari faktor-
faktor ini merokok agaknya mempunyai peranan yang paling penting, yaitu 85 %
dari seluruh kasus (Van Houtte,2001). Banyak bukti statistik yang menunjukan
adanya hubungan antara perokok karakter berat dengan timbulnya kanker paru.

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 2


Tiga peneliti prospektif yang melibatkan hampir 200.000 laki-laki berusia 50- 69
tahun yang diteliti selama 44 bulan yang menyatakan bahwa di antara mereka
yang merokok angaka kematian akibat kanker paru per 100.000 orang adalah
3,4 di antara laki-laki yang tidak merokok, 59,3 di antara mereka yang merokok
10 sampai 20 batang sehari, dan 217,3 di antara mereka yang merokok 40
batang atau lebih dalam sehari. Mereka yang berhenti merokok untuk seterusnya
akan memiliki resiko kanker paru sama dengan mereka yang tidak merokok,
yaitu setelah orang itu berhenti merokok selama 15 tahun.

Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif,
atau menghisap rokok yang dihembuskan orang oleh lain di ruangan tertutup,
dengan resiko terjadinya kanker paru. Beberapa peneliti menunjukan bahwa
pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi menghisap asap dari orang lain,
resiko mendapatkan kanker paru meningkat dua kali. Kematian akibat kanker
paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetepi pengaruhnya kecil dibandingkan
dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih
banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti
statistik juga menyebutkan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan di kelas
tingkat sosial ekonomi paling rendah dan berkurang pada mereka yang kelasnya
lebih tinggi. Hal ini dapat dijelaskan dari kenyataan ini menjelaskan bahwa
kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan
tempat pekerjaan mereka, tempat udara kemungkinan besar tercemar oleh
polusi. Suatu karsinogen (bahan yang dapat menimbulkan kanker) yang
ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4
benzpiren.

Faktor lain yang dapat berperan dalam peningkatan risiko terjadinya kanker paru
makanan dan kecenderungan familial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
perokok yang makanannya rendah vitamin A memiliki risiko yang lebih besar
untuk terjadinya kanker paru. Fakta-fakta ini menyatakan bahwa walaupun
merokok jelas berperan utama dalam peningkstsn insidensi kanker paru, tetapi
merokok bukan satu-satunya factor. Infeksi kronik; polusi udara dari kendaraan

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 3


bermotor dan industry; pekerjaan yang menyebabkan kontak dengan zat
karsinogen; dan factor makanan, factor keluarga, dan mungkin juga factor-faktor
lain yang belum diketahui.

3. Patologi

Kanker paru primer biasanya diklasifikasikan menurut jenis histologisnya,


semuanya memilki riwayat alami dan respon terhadap pengobatan yang
berbeda-beda. Walaupun terjadi lebih dari 1 lusin jenis kanker paru primer,
namun kanker bronkogenik merupakan 95% dari seluruh kanker paru.

Karsinoma bronkogenik biasanya dibagi menjadi Kanker paru sel kecil ( small
cell lung cancer, SCLC) dan kanker paru sel tidak-kecil ( non small cell lung
cancer, NSCLC) untuk menentukan terapi. Termasuk didalam golongan kanker
paru sel tidak-kecil adalah epidermoid, adenokkarsinoma, tipe-tipe sel besar,
atau campuran dari ketiganya. Pada umumnya, SCLC terutama ditangani
dengan kemoterapi, dengan atau tanpa radiasi, sedangkan NSCLC jika pada
saat diagnosis terlokalisasi, diatasi dengan reseksi bedah. Perkiraan frekuensi
dari berbagai tipe histology adalah sebagai berikut; epidermoid 30%,
adenokarsinoma 33%, karsinoma sel besar 18%. Sembilan puluh persen dari
seluruh tipe karsinoma bronkogenik adalah perokok, dan 10% sisanya yang
bukan perokok menderita kanker paru yang biasanya berupa adenokarsinoma
( Minna, 1998).

Karsinoma sel skuamosa ( epidermoid), merupakan tipe histolik karsinoma


bronkogenik yang paling sering ditemuka, berasal dari permukaan epitel
bronkus. Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan
menonjol ke bronki besar. Karsinoma sel skuamosa sering kali di sertai batuk
dan hemoptisis akibat iritasi atau ulserasi, pneumonia, dan pembentukan asbes
akibat obstruksi dan infeksi sekunder. Karena tumor ini cenderung agak lamban
dalam bermetastasis, maka pengobatan dini dapat memperbaiki prognosis.

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 4


Adenokarsinoma, (sesuai dengan namanya) memperlihatkan susunan selular
seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mucus. Kebanyakan jenis tumor
ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang-kadang dapat dikaitkan
dengan jaringan perut local pada paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi sering
kali meluas ke pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan sering
bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala-gejala.

Karsinoma sel bronchial alveolar, merupakan subtype adenokarsinoma yang


jarang ditemukan, dan yang berasal dari epitel alveolus atau bronkiolus
terminalis. Secara mikroskopis, tampak kelompok-kelompok alveolus yang
dibatasi oleh sel-sel jernih penghasil mucus, dan terdapat banyak sputum
mukoid. Prognosisnya buruk kecuali kalau dilakukan pembuangan lobus yang
terserang pada saat penyakit masih dini. Adenokarsinoma adalah satu-satunya
tipe histology kanker paru yang tidak mempunyai ikatan jelas dengan merokok.

Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat
buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel
ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang lebih jauh.

Karsinoma sel kecil, seperti tipe sel skuamosa, biasanya terletak ditengah di
sekitar percabangan utama bronki. Tidak seperti kanker paru yang lain, jenis
tumor ini timbul dari sel-sel kulchitsky, komponen normal epitel bronkus. Secara
mikroskopis, tumor ini terbentuk dari sel-sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat
dan sitoplasma sedikit. Sel-sel ini sering menyerupai biji oat, sehingga diberi
nama karsinoma sel oat. Karsinoma sel kecil memiliki waktu pembelahan yang
tercepat dan prognosis terburuk dibandingkan dengan semua karsinoma
bronkogenik. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe halus, demikian
pula dengan penyebaran hematogen ke organ-organ distal, sering dijumpai.
Sekitar 70% dari semua pasien memiliki bukti-bukti penyakit yang ekstensif pada
saat diagnosis, dan angka kelangsungan hidup 5 tahun lebih kecil dari 5%.

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 5


4. Faktor-faktor risiko
Beragam faktor telah dikaitkan dengan terjadinya kanker paru : asap tembakau,
perokok kedua (perokok pasif), polusi udara, radon, dan masukan vitamin A yang
tidak adektuat.

Asap Tembakau. Pengguna tembakau menyebabkan lebih dari satu setiap 6


kematian di Amerika Serikat akibat penyakit paru dan kardiovaskular; merokok
ini merupakan penyebab kematian dan penyakit tunggal yang dapat dicegah di
negara ini (Healty people 2000,1990). Kanker paru adalah sepuluh kali lebih
umum terjadi pada perokok dibanding pada bukan perokok. Risiko ditentukan
dengan riwayat jumlah merokok dalam tahun (jumlah rokok yang digunakan
setiap hari dikali jumlah tahun merokok). Selain itu semakin muda individu
memulai merokok, makin besar resiko terjadi kanker paru. Faktor lain yang juga
dipertimbangkan jenis rokok yang dihisap ( kandungan tar, filter vs tidak berfiler).

Perokok Kedua. perokok pasif telah diidentifikasi sebagai penyebab yang


mungkin dari kanker paru pada bukan perokok. Dengan kata lain individu yang
secara involunter terpanjan pada asap tembakau dalam lingkungan yang dekat
(mobil, gedung) beresiko terhadap terjadinya kanker paru. Opini publik telah
mengarah ke berbagai kampanye untuk melarang merokok pada tempat- tempat
umum seperti restoran, kantor, dan pesawat udara.

Polusi Udara. Berbagai karsinogen telah diidentifikasikan dalam atmosfir,


termasuk sulfur, emisi kendaraan bermotor dan polutan dari pengolahan dan
pabrik. Bukti-bukti menunjukan bahwa insiden kanker paru lebih besar pada
daerah perkotaan sebagai akibat penumpukan polutan dan emisi kendaraan
bermotor.

Pemajanan okupasi. Pemajanan kronik terhadap karsinogen industrial, seperti


arsenik, asbestos, gas mustrad, krom, asap oven untuk memasak, nikel, minyak
dan radiasi telah dikaitkan tentang terjadinya kanker paru. Hukum telah dibuat
untuk mengendalikan pemanjanan terhadap elemen tersebut di tempat kerja.

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 6


Radon. Radon adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau yang ditemukan
pada tanah dan bebatuan. Selama bartahun- tahun, gas ini dikaitkan dengan
pertambangan uranium tetapi sekarang diketahui bahwa gas tersebut dapat
menyusup ke dalam rumah melalui bebatuan di dasar tanah. Sekarang, kadar
radon yang tinggi ( lebih besar dari 4 pikocuri/ L), telah dikaikan dengan
terjadinya kanker paru. Pemilik rumah diharuskan untuk memeriksa kadar radon
di rumah mereka dan untuk mengatur ventilasi khusus jika kadarnya tingi.

Vitamin A. Riset membuktikan bahwa ada hubungan antara diet rendah


masukan vitamin A dan terjadinya kanker paru. Telah menjadi postular bahwa
vitamin A berkaitan dengan pengaturan diferensiasi sel.

Faktor-faktor lain. yang mempunyai kaitan dengan kanker paru predisposisi


genetik dan penyakit pernapasan lain yang mendasari seperti, PPOM dan
tuberkulosis. Kombinasi faktor-faktor risiko, terutama merokok sangat
meningkatkan terjadinya kanker paru.

5. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat
diketahui dan seringkali dikacaukan dengan gejala dari kondisi yang kurang
serius. Tanda dan gejala mungkin tidak kelihatan sampai penyakit telah
mencapai tahap lanjut.

 Batuk pada perokok yang terus menerus atau menjadi hebat


 Batuk pada bukan perokok yang menetap sampai dengan lebih dari
dua minggu
 Dada, bahu atau nyeri punggung yang tidak berhubungan terhadap nyeri
akibat batuk yang terus menerus
 Perubahan warna pada dahak
 Meningkatnya jumlah dahak
 Dahak berdarah
kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 7
 Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma
 Radang yang kambuh
 Sulit bernafas
 Nafas pendek
 Serak
 Suara kasar saat bernafas

Selain dari itu juga barangkali tanda-tanda dan gejala-gejala disebabkan oleh
penyebaran kanker paru pada bagian tubuh lainnya. Tergantung pada organ-
organ yang dirusak.

 Kelelahan kronis
 Kehilangan nafsu makan
 Sakit kepala, nyeri tulang, sakit yang menyertainya
 Retak tulang yang tidak berhubungan dengan luka akibat kecelakaan
 Gejala-gejala pada saraf (seperti: cara berjalan yang goyah dan
atau kehilangan ingatan sebagian)
 Bengkak pada leher dan wajah
 Kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.

6. Pemeriksaan fisik

Dokter terkadang tidak mendapatkan kelainan pada pemeriksaan fisis penderita


kanker paru staging awal penyakitnya. Hal itu disebabkan tumor masih dengan
volume kecil dan belum menyebar sehingga tidak menimbulkan gangguan di
tempat lain. Pada kasus dengan staging lanjut akan dapat ditemukan kelainan
tergantung pada gangguan yang ditimbulkan oleh tumor primer atau
penyebarannya. Kelainan yang didapat tergantung letak dan besar tumor
sehingga menimbulkan gangguan. Kanker paru juga dapat menyebabkan
timbulnya tumpukan cairan di rongga pleura atau menekan pembuluh darah balik

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 8


(vena), dll. Kelainan yang dapat ditemukan berkaitan penyebaran kanker,
misalnya benjolan di leher, ketiak. Tidak jarang juga pasien datang dengan
kelumpuhan akibat penyebaran di otak atau tulang belakang (vetebra).

Pemeriksaan

Ditemukannya jenis sel (histologis) kanker adalah syarat utama untuk


mengatakan seseorang menderita kanker dan selanjutnya dapat ditentukannya
staging (tingkatan) penyakitnya secepat mungkin untuk menentukan pengobatan
terbaik. Penting diingat tidak semua jenis pemeriksaan harus dilakukan pada
pasien tetapi berdasarkan kondisi umum dan penyakit pada saat datang ke
dokter. Dokter akan selalu meminta persetujuan pasien dan keluarganya untuk
setiap pemeriksaan yang dilakukan. Pada kondisi umum yang buruk terkadang
dokter akan memutuskan memberi pengobatan sebelum diagnosis pasti muncul,
misal pasien datang dengan sesak napas yang hebat dan muka/leher dan
lengan bengkak karena tumor menekan pembulu darah balik (sindrom vena kava
superior) atau nyeri yang hebat terutama jika kanker telah merusak tulang.

7. Pengobatan

Sasaran penatalaksanaan adalah untuk memberikan penyembuhan, jika


memungkinkan. Pengobatan tergantung pada tipe sel, tahap penyakit, dan status
fisiologi pasien. Secara umum, pengobatan dapat mencakup pembedahan,
terapi radiasi, kemoterapi dan imunoterapi, yang digunakan secara terpisah atau
dalam kombinasi.

Pembedahan.

Reseksi bedah adalah metoda yang lebih dipilih untuk pasien dengan tumor
setempat tanpa adanya penyebarab metastastik dan mereka yang fungsi jantung
paru yang baik. Tiga tipe reseksi paru mungkin dilakukan: lobektomi (satu lobus
paru diangkat), lobektomi sleeve (lobus yang mengalami kanker diangkat dan
segmen bronkus besar direseksi), dan pneumonektomi (pengangkatan seluruh
paru).

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 9


Terapi radiasi

Terapi radiasi dapat menyembuhkan pasien dalam presentasi yang kecil. Terapi
radiasi ini sangat bermanfaat dalam pengendalian neoplasma yang tidak dapat
disereksi tetapi yang responsive terhadap radiasi. Terapi radiasi biasanya adalah
toksik bagi jaringan normal di dalam bidang radiasi. Komplikasi radiasi termasuk
esofagitis, pneumonitis, dan radiasi fibrotis paru, yang dapat merusak kapasitas
ventilasi dan difusi serta secara signifikan mengurangi ketersediaan paru.
Radiasi juga dapat mempengaruhi jantuung.

Kemoterapi

Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk


menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasis luas, dan
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi. Kemoterapi memberikan peredaan,
terutama nyeri, tetapi kemoterapi tidak menyembuhkan dan jarang dapat
memperpanjang hidup. Kemoterapi bermanfaat dalam mengurangi gejala-gejala
tekanan dari kanker paru dan dalam mengobati metastasis otak, medulla
spinalis, dan pericardium.

Targeted therapy

Pada banyak kondisi pasien tidak dapat memenuhi syarat untuk dilakukan
pembedahan, radioterapi atau kemoterapi maka dapat ditawarkan pemberian
obat golongan baru dengan mekanisme kerja yang telah teruji dikenal dengan
istilah targeted therapy. Obat golongan ini diberikan 1x perhari dengan cara
diminum. Sampai saat ini anjuran penggunaan targeted therapy untuk kanker
paru adalah sebaiknya setelah kemoterapi diberikan kecuali pada kasus kasus
pilihan terapi utama tidak dapat dilakukan.

Terapi lain

Dengan berbagai alasan banyak pasien kanker paru memilih obat alternatif yang
belum teruji dan bukan standar untuk pengobatan kanker paru. Jika diputuskan
itu pilihan pasien dan keluarga anjurannya adalah pasien tetap kontroil ke dokter
spesialis parunya agar dapat dipantau efek samping obat obatan yang
digunakan dan dapat memutuskan kapan obat obat alternatif itu tidak bermanfaat
dan sebaiknya dihentikan.

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 10


CATATAN PENTING

 Pengobatan kanker paru bukan hanya tergantung pada jenis dan staging
tetapi pada kondoisi umum pasien. Dapat terjadi semua memenuhi syarat
kecuali kondosi umum maka dokter tidak akan memberikan pilihan terapi
apapun lagi.

 Pengobatan lain yang diberikan adalah obat obat penghilang gejala taua
simptomatis, obat obatn itu sebaiknya dengan resep dokter spesilais yang
merawat karena menerlukan perubahan sesuai kondosi pasien.

 Selama pengobatan standar pasien sangat dianjurkan memakan dengan


komposisi seimbang karena tidak ada larangan khusus untuk itu kecuali
karena penyakit lain. Mengkonsumsi vitamin, banyak sayuran dan buahan
dalah baik sekali.

8. Pencegahan Kanker Paru

Cara utama untuk seseorang mengurangi risiko terkena kanker paru adalah
berhenti merokok. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun
lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena
kanker paru. Usaha pencegahan kanker lainnya adalah dengan menjaga daya
tahan tubuh melalui pola hidup sehat (olahraga teratur, tidur cukup, hidup bebas
stress serta pola makan sehat), dan makan suplemen secara teratur.
Baru-baru ini (Juni 2009) kita dikejutkan dengan hasil penelitian penelitian terkini
yang memberikan adanya bukti-bukti yang kuat beta karotene (yang terkandung
dalam kebanyakan multivitamin) dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru.

Bila Anda seorang perokok aktif menahun, atau tergolong beresiko tinggi (GRT)

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 11


terkena kanker, Typhonium Plus® merupakan ramuan herbal yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh. Typhonium flagelliforme (nama lain : Keladi
Tikus/Rodent Tuber/Laoshu Yu) sendiri merupakan tanaman herbal yang
memiliki khasiat sebagai agen detoksifikasi yaitu membersihkan racun dalam
tubuh, melancarkan berkemih, membersihkan sistem pencernaan serta
mengembalikan vitalitas tubuh yang hilang.

ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa 1

Pertukaran, kerusakan gas yang berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.

Tujuan

Kebutuhan suplai oksigen dapat terpenuhi setelah dilakukan tindakan


keperawatan.

Kriteria hasil

Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA


dalam rentang normal.

Intervensi

a. Catat frekuansi, kedalaman dan kemudahan napas


b. Pertahankan kepatenan jalan napas pasien
c. Ubah posisi pasien sesering mungkin
d. Bantu latihan napas
e. Berikan oksigen tambahan
f. Kaji respon pasien terhadap aktivitas.

Implementasi

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 12


a. Mencatat frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernapas
b. Mempertahankan kepatenan jalan napas pasien
c. Mengubah posisi pasien sesering mungkin
d. Membantu latihan napas
e. Memberikan oksigen tambahan
f. Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas.

Evaluasi

Kebutuhan suplai oksigen terpenuhi

Diagnosa 2

Bersihan jalan napas, tak efektif yang berhubungan dengan kelelahan

Tujuan

Napas tak efektif tidak akan terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kriteria hasil

Menunjukan potensi jalan napas, dengan cairan sekret mudah dikeluarkan, bunyi
napas jelas, dan pernapasan tak bising.

Intervensi

a. Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas dan adanya sekret


b. Bantu pasien untuk napas dalam efektif dan batuk dengan posisi
duduk tinggi dan menekan daerah insisi.
c. Observasi jumlah sputum
d. Kaji nyeri dan obati dengan dosis rutin.

Implementasi

a. Mengauskultasi dada untuk karakter bunyi napas dan adanya sekret

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 13


b. Membantu pasien untuk napas dalam efektif dan batuk dengan posisi
duduk tinggi dan menekan daerah insisi.
c. Mengobservasi jumlah sputum
d. Mengkaji nyeri dan obati dengan dosis rutin.

Evaluasi

Bunyi napas normal

Diagnosa 3

Nyeri yang berhubungan dengan adanya selang dada

Tujuan

Nyeri tidak lagi terjadi setelah terjadi tindakan keperawatan

Kriteria hasil

Nyeri hilang, tampak rileks dan tidur dengan baik.

Intervensi

a. Kaji pernyataan verbal


b. Catat kemungkinan penyebab nyeri patofisiologi dan psikologi
c. Evaluasi keefektifan pemberian obat
d. Berikan tindakan kenyamanan
e. Bantu aktivitas perawatan diri
f. Berikan analgesic rutin sesuai indikasi

Implementasi

a. Mengkaji pernyataan verbal


b. Mencatat kemungkinan penyebab nyeri patofisiologi dan psikologi
c. Mengevaluasi keefektifan pemberian obat
d. Memberikan tindakan kenyamanan

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 14


e. Membantu aktivitas perawatan diri
f. Memberikan analgesic rutin sesuai indikasi

Evaluasi

Nyeri dapat teratasi

Diagnosa 4

Ketakutan yang berhubungan dengan ancaman atau perubahan status


kesehatan

Tujuan

Ketakutan dapat teratasi dengan adanya tindakan keperawatan

Kriteria hasil

Menunjukan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak rileks
atau istirahat.

Intervensi

a. Evaluasi tingkat kepahaman pasien


b. Berikan kesempatan untuk tanya jawab dengan jujur.
c. Catat perilaku yang menunjukkan penerimaan situasi.
d. Libatkan orang terdekat dalam perencanaan perawatan.

Implementasi

a. Mengevaluasi tingkat kepahaman pasien


b. Memberikan kesempatan untuk Tanya jawab dengan jujur
c. Mencatat perilaku yang menunjukkan penerimaan situasi
d. Melibatkan orang terdekat dalam perencanaan keperawatan.

Evaluasi

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 15


Ketakutan dapat diatasi.

Diagnosa 5

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya daya ingat

Tujuan

Kurangnya pengetahuan dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kriteria hasil

Melakukan perubahan pola hidup, berpartisipasi dalam proses belajar

Intervensi

a. Kuatkan penjelasan ahli bedah


b. Berikan informasi khusus individu
c. Identifikasi gejala
d. Anjurkan menghentikan aktivitas yang menyebabkan kelemahan
e. Bantu dorong inspeksi insisi
f. Anjurkan mandi dengan air hangat
g. Kaji kebutuhan nutrisi/cairan.

Implementasi

a. Menguatkan penjelasan ahli bedah


b. Memberikan informasi khusus individu
c. Mengidentifikasi gejala
d. Menganjurkan berhenti aktivitas yang menyebabkan kelelahan
e. Membantu mendorong inspeksi insisi
f. Menganjurkan mandi dengan air hangat
g. Mangkaji kebutuhan nutrient/cairan

Evaluasi

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 16


Kurang pengetahuan dapat diatasi.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan : Kanker adalah penyakit yang berhubungan dengan proses pertumbuhan


dan perkembangan sel yang tidak terkontrol. Kanker paru merupakan jenis kanker yang
paling sulit diobati, banyak diderita laki-laki dewasa ( usia > 40 tahun) dan
perokok.Secara khusus dikatakan paru adalah tempat tubuh mengambil darah bersih
(kaya O2) dan tempat pencucian darah yang berasal dari seluruh tubuh( banyak
mengandung CO2) sebelum ke jantung untuk kembali diedarkan ke seluruh
tubuh.Faktor utama keberhasilan untuk program berhenti merokok adalah niat dan
diikuti dengan bantuan lingkungan sekitarnya agar usaha itu berhasil dengan sukses.
Hasilnya uji coba kemopreventif masih belum telralu mengembirakan berbeda denngan
program berhenti merokok yang secara nyata telah menurunkan jumlah penderita
kanker paru laki laki di Amerika karena meningkatnya jumlah orang yang berhenti
merokok.

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 17


Daftar Pustaka

 Burnner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8


vol.1.Jakarta: EGC.
 Syilvia A. Price, Lorraine M. Wilson.2006.Patofisiologi konsep klinis
proses-proses penyakit vol2. Jakarta: EGC
 Maryunani, anik. 2010. Kamus Keperawatan.Jakarta: Trans Info Media.
 Marilynn E. Doenges dkk.2002. Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:
EGC
 http://kankerparu.org/main/index.php?
option=com_content&task=view&id=19&Itemid=33 Senin, 12 Maret,
2007 oleh: Siswono

 Ferlay J, Bray F, Pisani P and Parkin DM. GLOBOCAN 2002: Cancer


Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide. IARC CancerBase No. 5,
Version 2.0, Lyon: IARC Press, 2004.
 Boyle P and Ferlay J, Cancer incidence and mortality in Europe, 2004.
Annal Oncol (2005):16;481–488
 http://www.lungcancercoalition.org/cancer_facts.html
 Rozengurt E. Autocrine loops, signal transduction, and cell cycle
abnormalities in the molecular biology of lung cancer. Curr Opin Oncol
(1999) 11(2):116-22
 www.cancerhelp.org.uk
 www.macmillan.org.uk
 http://www.cancer.gov/cancer_information/cancer_type/lung/
 http://kanker.roche.co.id/kanker_paru.php

kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 18


kelompok 8, AKPER ANDAKARA JAKARTA Page 19

Anda mungkin juga menyukai